posisi rata2
() () ()
Besar||
Arah
Contoh:
() (
) ( )
dengan()merupakanpersamaan vector posisi
Untuk t=2s
() (
) ( )
() = (5,5) vektor posisi dalam bentuk koordinat dengan
||
Arah
Persamaan Vektor kecepatan
kecepatan rata2
Merupakanturunandaripersamaanvektorposisi
v=
dengan
dan
Besar||
Contoh:
() (
) (
)
V(t)=
) (
)]
V(t)= (
) ()
Untuk t=2
V(t)= (3
) + (6 )
V(t)= 4 + 12
||
Arah
()
Persamaan Vektor percepatan
percepatan rata2
Merupakanturunandaripersamaanvektorkecepatan
v=
dengan
Besar||
Contoh:
() (
) (
)
V(t)=
) (
) ]
V(t)=(
) (
)
a(t)=
) (
) ]
a(t)=( ) (
)
Untuk t=1
a(t)=( ) (
)
a(t)=
||
Arah
)
b. Menentukan kecepatan dan percepatan dengan metode turunan/deferensial
Menentukan besaran kecepatan dengan metode turunan
v=
dengan
dan
Besar||
Arah
Menentukan besaran kecepatan dengan metode turunan
Contoh:
Diketahui vektor posisi suatu benda r= (
) (
)dengan t dalamsekondan r
dalam meter, tentukan persamaan kecepatan dan besar kecepatan mobil pada t=3
Persamaan kecepatan, v=
) (
)]
V= ((
) ()
kecepatan mobil pada t=3s
V(t=3)=()
(()] ()] =
Besar||
=
Arah
)
Menentukan besaran percepatan dengan metode turunan
Merupakan turunan dari persamaan vektor posisi
v=
dengan
Besar||
,
Arah,
Menentukan besaran percepatan dengan metode turunan
Contoh:
Vektor posisi suatu benda, r=
) (
)
tdalamsekondan r dalam meter, tentukan percepatan benda pada t=1s
V=
) (
) ]
V= ( ) (
)
a=
[ ( ) (
) ]
a= ()
a(t=1)=
||
||
()
= 28 m/
c. Menentukan kecepatan, posisi dengan metode integral
Menentukan besaran KECEPATAN dengan metode integral
V=
vo= kecepatanawal
Misalkan persamaanpercepatan a= 2+5t padasaat t=0, kecepatanpartikel 2m/s
danberadapadaposisi 4m, tentukankecepatanpada t=2s
v=2 +
v= 2 + 2t +
v=2+2t+
v(t=2)= 2+2
v(t=2)= 18 m/s
Menentukan besaran POSISI dengan metode integral
x=
xo= jarakawal
Misalpersamaanpercepatan a= 2+5t padasaat t=0, kecepatanpartikel 2m/s danberadapadaposisi
4m, tentukanposisipada t=3s
v=2 +
v= 2 + 2t +
v=2+2t+
X=4+
X= 4 + 2t +
X=4+2t+
X(t=3)= 4+2(3) +
)
X(t=3)=73 m
BAB III
PEMBAHASAN
1. Sistem navigasi autopilot menggunakan konsep kinematika gerak
Kita mengambil contoh perhitungan kinematika gerak pada autopilot transportasi udara
yaitu pesawat.
A. Height Control
Tinggi dikendalikan dengan mengubah sikap pitch pesawat, hanya sebagaidijelaskan.
Lemparan tingkat perintah loop batin yang disediakan oleh tingkat lapangan gyro umpan balik
memungkinkan cepat dan baik teredam respon yang akan dicapai oleh pitch
sikap perintahautopilot lingkaran. Seperti disebutkan sebelumnya, sebuah lapangan
perintah sistem kontrol penerbangan tingkat FBW sangat membantu integrasi autopilot.Lemparan
Sikap perintah respons loop jauh lebih cepat daripada ketinggian lingkaran respon-fraksi detik
dibandingkan dengan beberapa detik. Fungsi transfer loop terbuka dari loop tinggidalam
pendekatan fakta bahwa dari integrator sederhana pada frekuensi lumayan
bawah bandwidth dari lapangan lingkaran perintah sikap.
Keuntungan kesalahan tinggi,K
H
(ataugearing) dipilih sehingga frekuensi dimana gain loop
terbuka adalah sama dengan kesatuan(0dB) jauh di bawah bandwidth lapangan sikap loop untuk
memastikan respons loop ketinggianyang stabil dan baik teredam . (Desain autopilot loop
dijelaskan secara lebih rinci pada contoh bekerja di bagian berikutnya).Lemparan Sikap loop
bandwidth sehingga menentukan bandwidth loop tinggi sehingga pentingnya mencapai tanggapan
sikap pitch cepat dapat dilihat.
Fungsi transfer dari jalur penerbangan kinematika diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Komponen vertikal dari vektor kecepatan pesawat adalah
V
T
= sin
F
= H
Dimana
F
adalah sudut jalur penerbangan, yaitu kecenderungan kecepatan vektor V
T
terhadap
horizontal.
F =
Dimana adalah sudut pitch pesawat dan sudut insiden,
V
T
U, kecepatan maju pesawat dan
F
diasumsikan sudut kecil. Karenanya
H
U (
- )
Demikian
H = U (
) dt
B. Heading Control Autopilot
Fungsi mode kontrol judul autopilot adalah untuk secara otomatis mengarahkan pesawat
sepanjang arah set tertentu. Percepatan sentripetal adalah
g tan = U
dimana bank angle pesawat, U adalah kecepatan maju pesawat dan merupakan laju
perubahan pos.
Oleh karena itu, untuk sudut bank kecil >> =
C. Kinematika Jalur Penerbangan
Hubungan matematis antara jalur penerbangan vektor kecepatan dan penyimpangan
sudut dari pesawat dari sinar bimbingan, atau 'kesalahan beam' pada dasarnya sama untuk pesawat
lateral dan vertikal. Hubungan ini berasal di bawah ini karena mereka merupakan dasaruntuk
kedua localiser dan glide slope kontrol loop.
F
adalah sudut antara jalur penerbangan vektor kecepatan V
T
dan sumbu referensi
spasialyang dipilih. Dalam kasus bimbingan vertikal, sumbu referensi adalahsumbu horisontal.
Dalam kasus lateral, sumbu referensi adalah garis tengah landasan pacu.
B
adalah sudut antara garis tengah balok bimbingan dan sumbu referensi yang dipilih.
Dalam kasus vertical
B
= 2,5
0
nominal dan dalam kasus lateralis
B
= 0. Dari Gambar 8.8,
dapat dilihat bahwa komponen dari jalur penerbangan vektor kecepatannormal terhadap garis
pandang sama dengan V
T
sin (
B
-
F
), yaitu U (
B
-
F
) sebagai V
T
U
Tingkat rotasi garis pandang demikian sama dengan U (
B
-
F
)/R dimana R adalah
kisarankemiringan pesawat dari pemancar dan
B
= 0
= U (
B
-
F
)/R
dan
= I
(
B
-
F
)dt
D. Perhitungan Jarak
Untuk melakukan perhitungan jarak dengan DME dapat dilakukan dengan cara, jarak
antara pesawat dengan ground stasiun dapat dihitung dengan rumus: R= c (T-t)
Dimana: R= Jarak pesawat terbang ke stasiun DME darat (NM) 1NM= 1850 m
c= Cepat rambat pulsa radio (3x 10
8
m/s)
T= Waktu yang diperlukan untuk perjalanan bolak-balik antara sinyal
interogator(penanya/pemeriksa) dan sinyal jawaban
t= Penundaan singkat pengiriman sinyal jawaban(50s)
Contoh Soal :
Berapakah jarak pesawat terbang dengan stasiun DME darat jika waktu yangdiperlukan untuk
perjalanan bolak-balik antara sinyal interogator adalah 7,467 x 10
-5
s?
Penyelesaian:
*) R= . 3x 10
8
(7,467x 10
-5
5x 10
-5
)
*) R= 2 NM (nautic miles) = 3700 m
BAB IV
KESIMPULAN
Navigasi penerbangan dan pelayaran selalu menggunakan vektor untukkeperluan itu.
Peralatan navigasi membutuhkan perhitungan vektoris yang sudahdikalibrasikan
dengan alat ukur sehingga menghasilkan keluaran manual atau digital.Keluaran itu
dapat dibaca pada pada alat ukur yang menera besar dan arah secara bersamaan,
sehingga bermanfaat bagi orang yang memantaunya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/199200092/Makalah-Fismat-FIX disusun oleh Nurela, Lantip,
Hutomo [diakses 22/7/14]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pilot_otomatis [diakses 22/7/14]
http://nurfadli-chemeng.blogspot.com/2012/02/cara-kerja-sistem-autopilot.html penulis Nur Fadli
[diakses 22/7/14]
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Pemosisi_Global [diakses 22/7/14]
http://www.scribd.com/doc/228731139/Bab-8-Autopilot [diakses 11/8/14]
http://otomotif.kompas.com/read/2013/04/30/7845/ALA.Menjaga.Mobil.Tidak.Ngelantur.dari.Jal
ur penulis Kompas [diakses 11/8/14]
http://www.amazine.co/22743/apa-itu-cruise-control-cara-kerja-cruise-control-pada-mobil/
penulis Bumbata [diakses 11/8/14]
http://www.tau-sejarah.blogspot.com/2013/05/sejarah-peluru-kendali-dan-awal.html [diakses 11
Agustus 2014]
http://www.brahmos.com/content.php?id=10&sid=8 [diakses 11 Agustus 2014]
http://inventors.about.com/library/inventors/blmissileballastic.htm [diakses 11 Agustus 2014]
http://irvjustbelieve.blogspot.com [diakses 22/7/14] IRV-
http://id.wikipedia.org/wiki/Pilot_otomatis [diakses 22/7/14]
http://www.anneahira.com/cara-kerja-rudal.htm [diakses 11/8/14] -Anneahira-
http://wisnudarjonotu.blogspot.com/2009/01/navigasi-udara.html [diakses 22/7/14] -Wisnu darjonotu-
http://nurfadli-chemeng.blogspot.com/2012/02/cara-kerja-sistem-autopilot.html [diakses 22/7/14] -
Nurfadli-
http://portal.paseban.com/popular_science/123392/peluru-kendali [diakses 22/7/14] -