Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

BENDUNG BENTENG









OLEH
NAMA : SURYANI
NIM : G111 12 907
KELAS : C
KELOMPOK : 10
ASISTEN : Rezki Ayu Soraya


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Pinrang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Kabupaten ini terletak 185 km dari Makassar arah utara yang
berbatasab dengan Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, luas
wilayah 1.961,77 km dan berpenduduk sebanyak 347.684 jiwa. Kabupaten
Pinrang sebagai salah satu wilayah sentra pengembangan padi BOSOWA SIPILU
(Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu) di Sulawesi Selatan).
Asal Muasal Pemberian nama pinrang ada beberapa versi cerita yang
berkembang di masyarakat Pinrang sendiri, Pinrang berasal dari bahasa bugis
yaitu kata "benrang" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa",
hal ini disebabkan oleh karena pada awal pembukaan daerah Pinrang yang
tepatnya saat ini di pusat kota kabupaten Pinrang, masih berupa daerah rendah
yang sering tergenang dan berawa.
Selain itu, disebabkan oleh karena suatu ketika Raja Sawitto yang bernama
La Paleteang, bebas dari pengasingan dari kerajaan Gowa berkat bantuan To
barani pole' Kassadisambut gembira oleh rakyatnya, namun mereka terheran-
heran karena wajah sang raja berubah dan mereka berkata "pinra bawangngi
tappana puatta pole Gowa"yang artinya berubah saja mukanya Tuan Kita dari
Gowa, maka setelah itu rakyat mulai menyebut daerah tersebut sebagai Pinra yang
artinya berubah kemudian berubah penyebutan menjadi Pinrang.
Kabupaten Pinrang, cikal bakalnya berasal dari Onder Ofdeling Pinrang
yang berada di bawah afdeling Pare-Pare. yang merupakan gabungan empat
kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja yaitu KASSA,
BATULAPPA, SAWITTO, dan SUPPA yang sebelumnya adalah anggota
konfederasi kerajaan Massenrengpulu(Kassa dan Batulappa) dan Ajatappareng
(Suppa dan Sawitto), ini merupakan bagian dari adu domba Kolonial untuk
memecah persatuan di Sulawesi Selatan.
Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda.
Bendungan ini dibangun pada tahun 1939, dimana pada awalnya hanya sebuah
survey pada induk bendungan Benteng oleh Ir. Frama tahun 1927. Bendungan ini
mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir. H. M Verway.
Bendungan Benteng yang dibangun dalam masa pemerintahan kolonial Belanda
tersebut, sampai sekarang masih berfungsi. Bahkan masih merupakan bendungan
andalan untuk mengairi persawahan sampai seluas lebih 60.000 ha, meliputi
persawahan sekitar 27.000 ha di Kabupaten Pinrang dan sekitarnya 40.000 ha di
daerah tetangganya, yaitu Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) Bendungan
Benteng terletak di Kecamatan Patampanua, 20 km arah utara kota Pinrang.
Memerlukan perjalanan 20 menit melalui jalan darat.
Luas Tanam padi dicapai pada akhir tahun 2009 seluas 89.751 ha dengan
produksi sebesar 640.115 Ton GKG, berarti Produktivitas yang dicapai adalah
69.15 Kw/Ha. Produksi yang dicapai tahun 2007 sebesar 640.115 Ton GKG setara
dengan 424.249 ton beras, maka pada akhir tahun 2009 Kabupaten Pinrang
mencapai surplus sebesar 200 ribu ton lebih. Semuanya itu tidak lepas dari andil
Bendungan Benteng ini yang senantiasa mengairi daerah persawahan meskipun
dalam keadaan musim kemarau. Sebagai illustrasi bahwa Bendungan ini, Pada
posisi Piennsakll (bukaan pintu air) 45 cm, pelayanan air sudah mencapai debet
air 28.5444 m3/detik.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk dilaksanakan praktikum untuk
memberi informasi kepada praktikan tentang bendungan benteng tersebut.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sejarah mengenai
Bendungan dan fungsi dari Bendungan Benteng tersebut.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada
mahasiswa agar dapat lebih memahami manfaat dari Bendungan tersebut terhadap
beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Selatan.













II. METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 November 2013, Pukul
15.00-17.00 WITA. Di Bendungan Benteng, Desa Benteng, Kecamatan
Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
2.2. Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum yaitu di Desa Benteng, Kecamatan Patampanua,
Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.







III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel 1. Saluran Induk

NO SALURAN KABUPATEN DISALURI DIAIRI
(MAX)

1.

Pekkabata


Polmas

Mamasa

5.445 Ha

2.

Sawitto

Pinrang

Pinrang

39.000 Ha

3.

Rappang

Sidrap

Sidrap

17.000 Ha

Elevasi mata air maksimal pada Bendung Benteng, berkisar maksimal
22,50 meter dari permukaan laut. Pada Bendung Benteng terdapat Debit andalas
225 meter dari permukaan laut dan Debit terpakai 75 meter dari permukaan laut.
Acuan memberikan air kesetiap areal yang ada sekitar 1,5 L/d/Ha. Kedalaman
saluran Bendung Benteng 6 meter dan 8,5 meter. Bendung Benteng elevasi
percunya ditempati dan pintu 14 dan tinggi daun pintu 7,75 selebihnya dihitung
dari atas karena elevasi bangunannya 24,50.
3.2. Pembahasan
3.2.1 Sejarah bendungan Benteng
Bendung Benteng merupakan Bendung Gerak dibangun dengan "system
coupure" yang terletak dikelurahan Benteng, Kecamatan Patampanua, Kabupaten
Pinrang berjarak 13 km sebelah utara pusat kota Pinrang atau 196 km dari kota
Makassar. Nama Bendung Benteng diambil dari nama kampung dimana bendung
itu dibangun yaitu Kampung Benteng.
Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda.
Bendungan ini dibangun pada tahun 1939, dimana pada awalnya hanya sebuah
survey pada induk bendungan Benteng oleh Ir. Frama tahun 1927. Bendungan ini
mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir. H. M Verway.
Bendungan Benteng yang dibangun dalam masa pemerintahan kolonial
Belanda tersebut, sampai sekarang masih berfungsi. Bahkan masih merupakan
bendungan andalan untuk mengairi persawahan sampai seluas lebih 60.000 ha,
meliputi persawahan sekitar 27.000 ha di Kabupaten Pinrang dan sekitarnya
40.000 ha di daerah tetangganya, yaitu Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap)
Bendungan Benteng terletak di Kecamatan Patampanua, 20 km arah utara kota
Pinrang. Memerlukan perjalanan 20 menit melalui jalan darat. Bendung Benteng
dikontruksikan bangunannya oleh Ir.Freymer dan dibangun pada tahun 1939, dan
Bendung benteng tersebut sudah berumur 73 tahun.
3.2.2 Mekanisme Pengairan
Bendungan benteng terdapat dua jenis saluran, yaitu (1) Saluran tertutup
dengan menggunakan Pipa dan (2) Saluran terbuka berbentuk trapesium sehingga
air yang mengalir terus-menerus dengan skala banyak, seperti Ruak yang ada di
sebelah kiri. Bendung Benteng ada dua Ruak yaitu Ruak bagian kanan dan bagian
kiri, bagian kanan itu berfungsi sebagai bantuan kebutuhan air untuk PLN dan
PDAM, sedangkan, bagian kiri berfungsi sebagai irigasi pada sawah-sawah yang
ada disekitar bendungan dan juga sebagai air minum untuk wilayah disekitar
bendungan diairi.
Saluran induk Rappang melayani luas sawah fungsional 2,198 ha
(kabupaten Pinrang) 15,885 ha (kabupaten Sidrap) dan 2,147 ha (kabupaten
Wajo). Total luas fungsional 20,230 ha. Tahapan yang harus dilakukan dalam
pembangunan pengairan yang dikenal dengan SIDLACOM (Survey,
Investigation, Design, Land Aquasition Construction, Operation and
Maintenance), begitu pula dalam pembangunan Bendung Benteng sebagai berikut.
a. Survey, dilaksanakan pada tahun 1927 oleh Ir. S. Fremer
b. Desain, dilaksanakan pada tahun 1933 oleh Ir. S. Fremer
c. Pembangunan, dimulai pada tahun 1936 oleh Ir. H.M. Verwey
Terdapat tiga Saluran diantaranya adalah sebagai berikut.
Saluran induk artinya saluran pembawa mulai dari intek pengambilan sampai
bangunan pengatur.
Saluran Sekunder yaitu saluran yang mengambil pada saluran Induk.
Saluran Tersier yaitu saluran yang mengambil pada saluran sekunder.
Pendistribusian oleh tiga buah saluran induk yaitu saluran pekkabata diairi
maksimal 5.445 Ha untuk yang disalurkan pada kabupaten Polmas, saluran
Sawitto sendiri seluas 39.000 Ha yang mengaiiri kabuapten pinrang itu sendiri,
saluran Rappang diairi seluas maksimal 17.000 Ha untuk kabupaten sidrap itu
sendiri. Bendung Benteng memiliki lima sumber mata air, yaitu sungai Mamasa
yang terletak di mamasa sendiri, sungai Saddang yang terletak di kabupaten Tana
Toraja, sungai Baruppu yang juga terletak di Tana Toraja, sungai Matallo
terletak di Kabupaten Enrekang dan yang terakhir sungai Matuppu terletak di
Kabupaten Enrekang.
Jumlah hidrologi Barru-Tator 46 termasuk curah hujan dan air. Bangunan
ukur yang ada di Kabupaten Rappang memakai Penturimeter, di Kabupaten
Sawitto memakai Rum degruter, sedangkan di Pekkabata memakai Bendung
Kurung. Ketiga Kabupaten tersebut bangunan ukur yang dipakai untuk
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pada Bendungan,
terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak dan Bendung tetap. Bendung gerak
yaitu bendung yang dapat diatur permukaan airnya dengan cara apabila elevasi
mata airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka pintunya dibuka, dengan melewati dua
arah yaitu atas dan bawah. Apabila airnya lewat atas maka pintu diturunkan, pintu
itu dinamakan pintu Roming. Dan bila airnya lewat bawah, maka pintunya
dinaikkan, pintu tersebut dinamakan pintu Sorong. Sedangkan Bendung tetap
yaitu Bendung yang menerima apa yang datang itu yang melimpah. Apabila air
yang datang lebih besar, maka hal tersebut akan meluap disekitarnya.
3.2.3 Sistem Pengoperasian bendungan
Bendung dapat diartikan dengan meninggikan elevasi muka air, sedangkan
bendungan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan air kebeberapa wilayah. Pada Bendungan, terdapat dua Bendung
yaitu Bendung gerak dan Bendung tetap. Bendung gerak yaitu bendung yang
dapat diatur permukaan airnya dengan cara apabila elevasi mata airnya lebih dari
22,50 m dpl, maka pintunya dibuka, dengan melewati dua arah yaitu atas dan
bawah. Apabila airnya lewat atas maka pintu diturunkan, pintu itu dinamakan
pintu Roming. Dan bila airnya lewat bawah, maka pintunya dinaikkan, pintu
tersebut dinamakan pintu Sorong. Sedangkan Bendung tetap yaitu Bendung yang
menerima apa yang datang itu yang melimpah. Apabila air yang datang lebih
besar, maka hal tersebut akan meluap disekitarnya. Pada pembagunan Bendungan
Benteng itu, permasalahan yang muncul adalah masalah operasional dan
kekurangan air. Kekurangan air bukan masalah yang berat dikarenakan masalah
ini masih dapat diasumsikan oleh jaringan sehingga pembuatan bendungan bisa
dilanjutkan dengan baik.
Perencanaan Bendungan itu ada tiga yaitu :
1) Kondisi Geologi
2) Topografi
3) Sumber mata air
Apabila Bendungan dibangun dengan areal, maka akan tergenang wilayah
sekitanya. Mekanisme keamanan pada Bendung Benteng yaitu di back up
terhadap 721 dengan Polres Patampanua. Selama Bendung ini didirikan,
Bendungan tersebut aman karena adanya petugas keamanan. Pemeliharaan alat
dilakukan dengan dua cara yaitu automatic dan manual. Automatic dilakukan
pengontrolan, sedangkan Manual dilakukan dengan cara memakai rumus. Tindak
lanjut yang dilakukan apabila terjadi pendangkalan, akan diterjunkan langsung
anggota untuk gotong royong dan apabila anggota tidak mampu maka prosedur
pemeliharaan Bendungan dilakukan pendataan dengan cara pendataan atau
menyurat ke pusat.



IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Bendung Benteng mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir.H.
M Verway dan diresmikan pada tahun 1939.
2) Bendung Benteng didistribusikan oleh tiga saluran induk yaitu saluran
pekkabata yang disalurkan pada Kabupaten Polmas dan diairi maksimal 5.445
Ha, saluran Sawitto, dimana disalurkan pada Kabupaten Pinrang dan diairi
Maksimal 39.000 Ha, saluran Rappang ini menyaluri Kabupaten Sidrap dan
diairi maksimal 17.000 Ha.
3) Pada Bendungan, terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak dan Bendung
tetap. Bendung gerak yaitu bendung yang dapat diatur permukaan airnya
dengan cara apabila elevasi mata airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka
pintunya dibuka, dengan melewati dua arah yaitu atas dan bawah,Sedangkan
Bendung tetap yaitu Bendung yang menerima apa yang datang itu yang
melimpah.
4) Pemeliharaan alat dilakukan dengan dua cara yaitu automatic dan manual.
4.2. Saran
Sebaiknya pada saat praktek di lapangan, pemaparan mengenai bendungan
tersebut dapat diperlihatkan bagian-bagian yang penting agar praktikan dapat
lebih memahami tentang penjelasan yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Berbagai hasil penelitian. https://foursquare.com/v/bendung-
benteng-kabupaten-pinrang/4c5a3133b1aa9c7444350c49. Diakses pada
tanggal 8 Desember 2013.
Danusaputro, 1978. Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Makassar).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pinrang. Diakses pada tanggal 8
Desember 2013.
Departemen Pekerjaan Umum Sekretariat Jenderal Pusat Pendidikan dan
Pelatihan. Modul : Operasi dan Pemeliharaan Irigasi, Kode:
FA060100K009, Diklat Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik
Pengairan Tingkat Ahli.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar
Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang.
Holdgate, 1979. Bendungan Benteng Kabupaten Pinrang. http://aksamian-
four.blogspot.com/2011/12/bendungan-benteng.html. Diakses pada
tanggal 8 Desember 2013
Nurdiana, 2012. Bendungan Benteng dan Sejarah Kabupaten Pinrang.
http://nurdianax.blogspot.com/2012/10/bendungan-benteng-dan-sejarah-
kabpinrang.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013
Sthamdaeka Saputri, 2012. Sejarah terbentuknya suatu Bendungan Benteng.
http://hamidaeka.blogspot.com/2012/09/bendungan-benteng.html. Diakses
pada tanggal 8 Desember 2013.



LAMPIRAN (Foto)

Anda mungkin juga menyukai