Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
Bells palsy merupakan paresis nervus fasialis perifer yang penyebabnya
tidak diketahui (idiopatik). Sir Charles Bell (1821) adalah orang yang pertama
meneliti beberapa penderita dengan a!ah asimetrik" se!ak itu semua kelumpuhan
n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebut Bell#s palsy.
Biasanya penderita mengetahui kelumpuhan fasialis dari teman atau
keluarga atau pada saat ber$ermin atau sikat gigi%berkumur. &ada saat penderita
menyadari baha ia mengalami kelumpuhan pada a!ahnya" maka ia mulai
merasa takut" malu" rendah diri" mengganggu kosmetik dan kadangkala !ianya
tertekan terutama pada anita dan pada penderita yang mempunyai profesi yang
mengharuskan ia untuk tampil di muka umum. Seringkali timbul pertanyaan
didalam hatinya" apakah a!ahnya bisa kembali se$ara normal atau tidak.
'ehabilitasi medik pada penderita Bells palsy diperlukan dengan tu!uan
membantu memperlan$ar vaskularisasi" pemulihan kekuatan otot(otot fasialis dan
mengembalikan fungsi yang terganggu akibat kelemahan otot(otot fasialis
sehingga penderita dapat kembali melakukan aktivitas ker!a sehari(hari dan
bersosialisasi dengan masyarakat.
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Bells palsy adalah suatu kelumpuhan saraf fasialis perifer yang bersifat
unilateral" penyebabnya tidak diketahui (idopatik) bersifat akut dan dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan. Bells &alsy adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat
proses non(supuratif" non(neoplastik" non(degeneratif primer maupun sangat
mungkin akibat edema !inak pada bagian nervus fasialis di foramen
stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut" yang mulainya akut
dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Bells palsy adalah disfungsi nervus fa$ialis" saat saraf ini ber!alan di
dalam $analis fa$ialis) kelainan ini biasanya unilateral. *okasi disfungsi
menentukan aspek fungsional nervus fa$ialis yang tidak beker!a. &embengkakan
saraf di dalam $analis fa$ialis menekan serabut(serabut saraf) keadaan ini
menyebabkan hilangnya fungsi saraf sementara dan menimbulkan tipe paralisis
fa$ialis loer motor neuron.
+stilah Bells Palsy biasanya digunakan untuk kelumpuhan nervus
facialis !enis perifer yang timbul se$ara akut" yang penyebabnya belum diketahui"
tanpa adanya kelainan neurologik lain. &ada sebagian besar penderita Bells Palsy
kelumpuhannya akan sembuh" namun pada beberapa diantara mereka
kelumpuhannya sembuh dengan meninggalkan ge!ala sisa.
Anatomi
,ervus fa$ialis (saraf kranial -++) merupakan $ampuran saraf motorik dan
sensorik. ,ervus fa$ialis mempunyai tiga nukleus. (1) nukleus motorik utama"
(2) nukleus parasimpatis" dan (/)nukelus sensorik.

3
,ervus 0a$ialis terdiri dari dua nu$leus motoris di batang otak" yang
terdiri dari.
(1) ,u$leus 1otorik Superior yang bertugas menerima impuls dari gyrus
presentralis kortek serebri kedua belah sisi kanan(kiri dan mengirim serabut(
serabut saraf ke otot(otot mimik di dahi dan orbikularis o$$uli.
(2) ,u$leus 1otoris +nferior yang bertugas menerima impuls hanya
dari gyrus presentralis dari sisi yang berlaanan dan mengirim serabut(serabut
saraf ke otot(otot mimik bagian baah dan platisma.
Perjalanan Nervus Facialis
,ervus fa$ialis memiliki radiks motorik dan sensorik. Serabut radiks
motorik mula(mula ber!alan ke posterior mengelilingi sisi medial nukleus
abdusens. Selan!utnya" serabut(serabut ini mengelilingi nukleus di baah
$olli$ulus fa$ialis di lantai ventri$ular 2uartus. 3khirnya" ber!alan ke anterior
dan mun$ul dari batang otak.
'adiks sensorik (nervus intermedius) dibentuk oleh pro$esus $entralis
sel(sel unipolar ganglion geni$ulatum. 'adiks ini !uga mengandung serabut
eferen parasimpatis postganglionik dari nuklei parasimpatis. 4edua radiks
nukleus fasialis mun$ul dari permukaan anterior otak antara pons dan medula
oblongata. 'adiks tersebut ber!alan ke lateral di dalam fossa $ranii posterior
bersama nervus vestibulo$o$hlearis" kemudian masuk ke meatus a$usti$us
internus di pars petrosa ossis temporalis. 5i baah meatus" nervus memasuki
$analis fa$ialis dan ber!alan ke lateral melalui telinga dalam. 4etika men$apai
dinding medial $avum timpani" nervus melebar membentuk ganglion
sensorium geni$ulatum dan membelok ta!am ke arah belakang di atas
promontorium. 5i dinding posterior $avum timpani" nervus fa$ialis membelok
ke baah pada sisi medial aditus antrum mastoideum" turun di belakang
pyramis" dan keluar dari foramen stylomastoideum.
4
5alam per!alanan nervus fa$ialis memberikan $abang .
(1) Dari ganglion genikulatum mengirimkan serabut saraf melalui ganglion
sfenopalatinum sebagai saraf petrosus superfisialis mayor yang akan
menu!u glandula lakrimalis.
(2) Cabang lain dari ganglion genikulatum adalah saraf petrosus superficialis
minor yang melalui ganglion otikum membaa serabut sekreto(motorik ke
kelen!ar parotis.
(/) 5ari nervus facialis pars vertikalis" memberikan $abang($abang .
(a) Saraf stapedius yang mensarafi m.stapedius. 4elumpuhan saraf ini
menyebabkan hiperakusis.
(b) Saraf korda timpani yang menu!u 6 lidah bagian depan dan berfungsi
sensorik untuk perasaan lidah (rasa asam" asin dan manis). Selain itu
saraf korda timpani !uga mempunyai serabut yang bersifat sekreto(
motorik yang menu!u ke kelen!ar liur submaksilaris dansublingualis.
Distriusi Nervus Facialis
,ukleus motorik mempersarafi otot(otot ekspresi a!ah" mus$ulus auri$ularis"
stapedius" venter posterior mus$ulus digastri$us" dan mus$ulus sylohyoideus.
,ukleus salivatorius superior mempersarafi glandula submandibularis dan
sublingualis serta glandula nasales dan palatinae. ,ukleus lakrimalis
mempersarafi glandula lakrimalis. ,ukleus sensorik menerima serabut(serabut
penge$ap dari dua pertiga anterior lidah" dasar mulut" dan palatum.
Lesi Nervus Facialis
Bagian nukleus fa$ialis yang mengendalikan otot(otot a!ah bagian atas
menerima serabut kortikonuklearis dari kedua hemispherium $erebri sehingga
lesi yang mengenai upper motor neuron hanya menyebabkan paralisis otot(otot
a!ah bagian baah. 3kan tetapi" pasien dengan lesi pada nukleus motorius
n.fa$ialis atau nervus fa$ialisnya sa!a(yaitu lesi loer motor neuron(semua otot
a!ah pada sisi lesi akan lumpuh. 4elopak mata baah dan sudut mulut akan
5
turun. 7al ini dikarenakan bagian nukleus yang mempersarafi otot(otot a!ah
baigan baah hanya menerima serabut kortikonuklear dari hemispherium
$erebri sisi yang berlaanan.
Etiolo!i
&enyebabnya tidak diketahui" tetapi diduga ter!adi pembengkakan pada
saraf a!ah sebagai reaksi terhadap infeksi virus" penekanan atau berkurangnya
aliran darah.
3da beberapa teori yang mengemukakan tentang penyebab Bells
Palsy antara lain sebagai berikut.
a) 8eori Infeksi Virus Herpes Zoster
Salah satu penyebab mun$ulnya Bells Palsy adalah karena adanya infeksi
virus herpes oster. Herpes osterhidup didalam !aringan saraf. 3pabila
radang herpes oster ini menyerang ganglion genikulatum! maka dapat
melibatkanparalisis pada otot(otot a!ah sesuai area persarafannya.
9enis herpes oster yang menyebabkan kelemahan pada otot(otot a!ah ini
sering dikenal dengan Sindroma "amsay#Hunt atau Bells Palsy.
b) 8eori Iskemia Vaskuler
1enurut teori ini" ter!adinya gangguan sirkulasi darah di kanalis falopii"
se$ara tidak langsung menimbulkan paralisis pada nervus facialis.
4erusakan yang ditimbulkan berasal dari tekanan saraf perifer terutama
berhubungan dengan oklusi dari pembuluh darah yang mengaliri saraf
6
tersebut" bukan akibat dari tekanan langsung pada sarafnya. 4emungkinan
terdapat respon simpatis yang berlebihan sehingga ter!adi spasme arterioral
atau statis vena pada bagian baah dari $analis fasialis" sehingga
menimbulkan oedema sekunder yang selan!utnya menambah kompresi
terhadap suplai darah" menambah iskemia dan men!adikan parese nervus
fa$ialis.
$) 8eori herediter
8eori herediter mengemukakan baha Bells Palsy yang disebabkan
karena faktor herediter berhubungan dengan kelainan anatomis pada canalis
facialis yang bersifat menurun.
d) &engaruh udara dingin
:dara dingin menyebabkan lapisan endotelium dari pembuluh darah leher
atau telinga rusak" sehingga ter!adi proses transdusi (proses mengubah dari
suatu bentuk kebentuk lain) dan mengakibatkan foramen stilomastoideus
bengkak. $ervus facialis yang meleati daerah tersebut ter!epit sehingga
rangsangan yang dihantarkan terhambat yang menyebabkan otot(otot a!ah
mengalami kelemahan atau lumpuh.
Patofisiolo!i
3papun sebagai etiologi Bells palsy" proses akhir yang dianggap
bertanggung!aab atas ge!ala klinik Bells palsy adalah proses edema yang
selan!utnya menyebabkan kompresi nervus fasialis. ;angguan atau kerusakan
pertama adalah endotelium dari kapiler men!adi edema dan permeabilitas kapiler
meningkat" sehingga dapat ter!adi kebo$oran kapiler kemudian ter!adi edema pada
!aringan sekitarnya dan akan ter!adi gangguan aliran darah sehingga ter!adi
hipoksia dan asidosis yang mengakibatkan kematian sel. 4erusakan sel ini
mengakibatkan hadirnya en<im proteolitik" terbentuknya peptida(peptida toksik
dan pengaktifan kinin dan kallikrein sebagai han$urnya nukleus dan lisosom. 9ika
dibiarkan dapat ter!adi kerusakan !aringan yang permanen.
7
"ejala
8er!adi se$ara tiba(tiba
8er!adi kelemahan pada otot(otot a!ah (kelemahan otot yang ter!adi bisa
ringan sampai berat" tetapi biasanya pada satu sisi a!ah).
1erasakan nyeri di belakang telinga.
1ati rasa" atau merasakan ada beban berat di daerah a!ah " meskipun
sebetulnya sensasi di a!ah adalah normal.
4arena bersifat perifer" maka penderita mengalami kesulitan dalam
menutup mata pada sisi yang terkena" mempengaruhi sekresi air liur" air
mata" atau mempengaruhi rasa penge$apan di lidah.
8anda dan ge!ala klinis pada Bells Palsy menurut (%husid"1=8/) adalah.
a) *esi diluar foramen stilomastoideus. 1un$ul tanda dan ge!ala sebagai
berikut . mulut tertarik ke sisi mulut yang sehat" makanan terkumpul di
antara gigi dan gusi" sensasi dalam pada a!ah menghilang" tidak ada
lipatan dahi dan apabila mata pada sisi lesi tidak tertutup atau tidak
dilindungi maka air mata akan keluar terus(menerus.
b) *esi di canalis facialis dan mengenai nervus korda timpani. 8anda dan
ge!ala sama seperti pen!elasan pada poin diatas" ditambah dengan
hilangnya keta!aman penge$apan lidah 6 bagian anterior dan salivasi di
sisi lesi berkurang. 7ilangnya daya penge$apan pada lidah menun!ukkan
terlibatnnyanervus intermedius" sekaligus menun!ukkan lesi di daerah
antara pons dan titik di mana korda timpani bergabung dengan nervus
facialis di canalis facialis.
$) *esi yang tinggi dalam canalis facialis dan mengenaimuskulus stapedius.
8anda dan ge!ala seperti pen!elasan pada kedua poin diatas" ditambah
dengan adanya hiperakusis(pendengaran yang sangat ta!am).
d) *esi yang mengenai ganglion genikuli. 8anda dan ge!ala seperti
pen!elasan pada ketiga poin diatas" disertai dengan nyeri dibelakang dan
didalam liang telinga dan dibelakang telinga.
8
e) *esi di meatus akustikus internus. 8anda dan ;e!ala sama seperti
kerusakan pada ganglion genikuli" hanya sa!a disertai dengan timbulnya
tuli sebagai akibat terlibatnya nervus vestibulocochlearis.
f) *esi di tempat keluarnya nervus facialis dari pons. 8anda dan ge!ala
sama seperti di atas disertai tanda dan ge!ala terlibatnya nervus trigeminus!
nervus abducens! nervus vestibulococlearis! nervus accessorius dan
nervus hypoglossus.
Dia!nosa
5iagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa serta beberapa pemeriksaan fisik"
dalam hal ini yaitu pemeriksaan neurologis.
3namnesa .
o Biasanya timbul se$ara mendadak" penderita menyadari adanya
kelumpuhan pada salah satu sisi a!ahnya pada aktu bangun
pagi" ber$ermin atau saat sikat gigi%berkumur atau diberitahukan
oleh orang lain%keluarga baha salah satu sudutnya lebih rendah.
o 'asa nyeri
o 8idak bisa menutup mata dengan sempurna
o >talgia (nyeri pada telinga)
o 7iperakusis (sensitifitas berlebihan terhadap suara)
o ;angguan atau kehilangan penge$apan.
o 'iayat peker!aan dan adakah aktivitas yang dilakukan pada
malam hari di ruangan terbuka atau di luar ruangan.
o 'iayat penyakit yang pernah dialami oleh penderita seperti
infeksi saluran pernafasan" otitis" herpes" dan lain(lain.
9
&emeriksaan .
&emeriksaan neurologis ditemukan paresis ,.-++ tipe perifer. ;erakan
volunter yang diperiksa" dian!urkan minimal .
o 1engerutkan dahi
o 1eme!amkan mata
o 1engembangkan $uping hidung
o 8ersenyum
o Bersiul
o 1engen$angkan kedua bibir
Bells palsy hampir selalu unilateral. ;ambaran klinis dapat berupa hilangnya
semua gerakan volunter pada kelumpuhan total. &ada sisi a!ah yang terkena"
ekspresi akan menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan menghilang. Bila
penderita disuruh untuk meme!amkan matanya maka kelopak mata pada sisi yang
lumpuh akan tetap terbuka (disebut lagoftalmus) dan bola mata berputar ke atas
(phenomena Bell). 4arena kedipan mata berkurang maka akan ter!adi iritasi oleh
debu dan angin" sehingga menimbulkan epifora. 5alam mengembungkan pipi
terlihat baha pada sisi yang lumpuh tidak mengembung. 5isamping itu makanan
$enderung terkumpil diantara pipi dan gusi yang lumpuh. Selain kelumpuhan
seluruh otot a!ah sesisi" tidak didapati gangguan lain yang mengiringnya" bila
paresisnya benar(benar bersifat Bells palsy.
10
Skala :;> 0+SC7 untuk mengevaluasi kema!uan motorik penderita
Bells palsy.
SKALA UGO FISCH
5inilai kondisi simetris atau asimetris antara sisi sehat dan sisi sakit pada
? posisi .
&osisi ,ilai &ersentase (@)
A" /A" BA" 1AA
Skor
+stirahat 2A
1engerutkan dahi 1A
1enutup mata /A
8ersenyum /A
Bersiul 1A
8otal
&da ' pola penilaian yaitu(
1. Sub!e$tive ;lobal Cvaluation" dimana penderita sendiri yang diminta
menilai dirinya (mengamati a!ah dengan $ermin)
2. >b!e$tive ;lobal Cvaluation" atau &hysi$ians ;lobal Cvaluation
/. &hysi$ians 5etailed Cvaluation
Penilaian persentase .
A @ . asimetris komplit" tidak ada gerakan volunter.
/A @ . simetris" poor%!elek" kesembuhan yang ada
lebih dekat ke asimetris komplit daripada simetris normal.
11
BA @ . simetris" fair%$ukup" kesembuhan parsial yang
$enderung ke arah normal.
1AA@ . simetris" normal%komplit.
1isalnya dalam menutup mata nilai fair (BA@)" maka didapat BA@D/A
point E 21 point. 4emudian ke(? penilaian di!umlahkan. &ada keadaan normal
nilai yang didapat adalah 1AA. 1akin besar nilai yang didapat maka prognosis
neurologis maupun fungsional akan lebih baik.
Dia!nosa Klinis # 5itegakkan dengan adanya paresis ,.-++ perifer dan bukan
sentral. :mumnya unilateral
Dia!nosa To$i% #
*etak *esi
4elainan
motorik
;angguan
penge$apan
;angguan
pendengaran
7iposekresi
saliva
7iposekresi
lakrimalis
&ons(meatus
akustikus internus
F F
F
tuli%hiperakusis
F F
1eatus akustikus
internus(ganglion
genikulatum
F F
F
7iperakusis
F F
;anglion
genikulatum(,.
Stapedius
F F
F
7iperakusis
F (
,.stapedius($horda
tympani
F F F F (
Chorda tympani F F ( F (
+nfra $horda tympani(
sekitar foramen
stilomastoideus
F ( ( ( (
Dia!nosa etiolo!i # Sampai saat ini etiologi Bells palsy yang !elas tidak
diketahui.
12
Pemeri%saan Penunjan!
:ntuk mengeklusikan Bells &alsy dari diferential diagnosis di atas dapat
ditentukan dari riayat per!alanan penyakit" hasil pemeriksaan 'ontgen" C8(S$an"
1'+ dan elektrofisiologi.
:!i kepekaan saraf )nerve e*citability test+
&emeriksaan ini membandingkan kontraksi otot(otot a!ah kiri G kanan
setelah diberi rangsang listrik. &erbedaan rangsang lebih /"? m3
menun!ukkan keadaan patologik dan !ika lebih 2A m3 menun!ukkan
kerusakan it fasialis ireversibel.
:!i konduksi saraf )nerve conduction test+
&emeriksaan untuk menentukan dera!at denervasi dengan $ara mengukur
ke$epatan hantaran listrik pada n. fasialis kiri dan kanan.
Clektromiografi
&emeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otot(
otot a!ah.
:!i fungsi penge$ap 2%/ bagian depan lidah
pemeriksaan fungsi penge$ap dengan $ara sederhana yaitu rasa manis
(gula)" rasa asin dan rasa pahit (pil kina).
,lektrogustometri membandingkan reaksi antara sisi yang sehat dan yang
sakit dengan stimulasi listrik pada 2%/ bagian depan lidah terhadap rasa
ke$ap pahit atau metalik. ;angguan rasa ke$ap pada B& menun!ukkan
letak lesi n. fasialis setinggi khorda timpani atau proksimalnya.
:!i S$hirmer
&emeriksaan ini menggunakan kertas filter khusus yang diletakkan di
belakang kelopak mata bagian baah kiri dan kanan. &enilaian
berdasarkan atas rembesan air mata pada kertas filter)berkurang atau
mengeringnya air mate menun!ukkan lesi n. fasialis setinggi ggl.
genikulatum
H C8 SC3,%1'+
13
Tatala%sana
8erapi medikamentosa.
o &emberian kortikosteroid (perdnison dengan dosis IA (JA mg%hari
per oral atau 1 mg%kgBB%hari selama / hari" diturunkan perlahan(
lahan selama B hari kemudian)" dimana pemberiannya dimulai
pada hari kelima setelah onset penyakit" gunanya untuk
meningkatkan peluang kesembuhan pasien. 5asar dari pengobatan
ini adalah untuk menurunkan kemungkinan ter!adinya kelumpuhan
yang sifatnya permanen yang disebabkan oleh pembengkakan
nervus fasialis di dalam kanal fasialis yang sempit.
o &enggunaan obat( obat antivirus . 3$y$lovir (IAA mg selama 1A
hari) dapat digunakan dalam penatalaksanaan Bells palsy yang
dikombinasikan dengan prednison atau dapat !uga diberikan
sebagai dosis tunggal untuk penderita yang tidak dapat
mengkonsumsi prednison.&enggunaan 3$y$lovir akan berguna !ika
diberikan pada / hari pertama dari onset penyakit untuk men$egah
replikasi virus.
8erapi operatif . 8indakan bedah dekompresi masih kontroversi.
8erapi non(medikamentosa
Sesuai dengan konsep rehabilitasi medik yaitu usaha gabungan terpadu
dari segi medik" sosial dan kekaryaan" maka tu!uan rehabilitasi medik pada
Bells palsy adalah untuk mengurangi%men$egah paresis men!adi
bertambah dan membantu mengatasi problem sosial serta psikologinya
agar penderita tetap dapat melaksanakan aktivitas kegiatan sehari(hari.
&rogram(program yang diberikan adalah program fisioterapi" okupasi
terapi" sosial medik" psikologi dan ortotik prostetik" sedang program
peraat rehabilitasi dan terapi i$ara tidak banyak berperan.
14
&e'ailitasi me(i% $a(a $en(erita Bell)s Pals*
'ehabilitasi medik menurut K7> adalah semua tindakan yang ditun!ukan
guna mengurangi dampak $a$at handi$ap serta meningkatkan kemampuan
penyandang $a$at mengenai intergritas sosial.
8u!uan rehabilitasi medik adalah.
1. 1eniadakan keadaan $a$at bila mungkin
2. 1engurangi keadaan $a$at sebanyak mungkin
/. 1elatih orang dengan sisa keadaan $a$at badan untuk dapat hidup dan
beker!a dengan apa yang tertinggal.
Pro!ram Fisiotera$i
&emanasan
o &emanasan superfisial dengan infra red.
o &emanasan dalam berupa -hort.ave Diathermy atau /icro.ave
Diathermy.
Stimulasi listrik
8u!uan pemberian stimulasi listrik yaitu menstimulasi otot untuk
men$egah%memperlambat ter!adi atrofi sambil menunggu proses
regenerasi dan memperkuat otot yang masih lemah. 1isalnya dengan
faradisasi yang tu!uannya adalah untuk menstimulasi otot" reedukasi dari
aksi otot" melatih fungsi otot baru" meningkatkan sirkulasi serta
men$egah%meregangkan perlengketan. 5iberikan 2 minggu setelah onset.
*atihan otot(otot a!ah dan massage a!ah
*atihan gerak volunter otot a!ah diberikan setelah fase akut. *atihan
berupa mengangkat alis tahan ? detik" mengerutkan dahi" menutup mata
dan mengangkat sudut mulut" tersenyum" bersiul%meniup (dilakukan
didepan ka$a dengan konsentrasi penuh). 1assage adalah manipulasi
15
sitemik dan ilmiah dari !aringan tubuh dengan maksud untuk
perbaikan%pemulihan. &ada fase akut" Bells palsy diberi gentle massage
se$ara perlahan dan berirama. ;entle massage memberikan efek
mengurangi edema" memberikan relaksasi otot dan mempertahankan tonus
otot.1"/ Setelah leat fase akut diberi 5eep 4neading 1assage sebelum
latihan gerak volunter otot a!ah. 5eep 4neading 1assage memberikan
efek mekanik terhadap pembuluh darah vena dan limfe" melan$arkan
pembuangan sisa metabolik" asam laktat" mengurangi edema"
meningkatkan nutrisi serabut(serabut otot dan meningkatkan gerakan
intramuskuler sehingga melepaskan perlengketan.11 1assage daerah
a!ah dibagi I area yaitu dagu" mulut" hidung dan dahi. Semua gerakan
diarahkan keatas" lamanya ?(1A menit.
Pro!ram Tera$i +%u$asi
&ada dasarnya terapi disini memberikan latihan gerak pada otot a!ah.
*atihan diberikan dalam bentuk aktivitas sehari(hari atau dalam bentuk
permainan. &erlu diingat baha latihan se$ara bertahap dan melihat
kondisi penderita" !angan sampai melelahkan penderita. *atihan dapat
berupa latihan berkumur" latihan minum dengan menggunakan sedotan"
latihan meniup lilin" latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di depan
$ermin.
16
Pro!ram Sosial ,e(i%
&enderita Bells palsy sering merasa malu dan menarik diri dari pergaulan
sosial. &roblem sosial biasanya berhubungan dengan tempat ker!a dan
biaya. &etugas sosial medik dapat membantu mengatasi dengan
menghubungi tempat ker!a" mungkin untuk sementara aktu dapat beker!a
pada bagian yang tidak banyak berhubungan dengan umum. :ntuk
masalah biaya" dibantu dengan men$arikan fasilitas kesehatan di tempat
ker!a atau melalui keluarga. Selain itu memberikan penyuluhan baha
ker!a sama penderita dengan petugas yang meraat sangat penting untuk
kesembuhan penderita.
Pro!ram Psi%olo!i%
:ntuk kasus(kasus tertentu dimana ada gangguan psikis amat menon!ol"
rasa $emas sering menyertai penderita terutama pada penderita muda"
anita atau penderita yang mempunyai profesi yang mengharuskan ia
sering tampil di depan umum" maka bantuan seorang psikolog sangat
diperlukan.
Pro!ram +rtoti% - Prosteti%
5apat dilakukan pemasangan LMN plester dengan tu!uan agar sudut mulut
yang sakit tidak !atuh. 5ian!urkan agar plester diganti tiap 8 !am. &erlu
diperhatikan reaksi intoleransi kulit yang sering ter!adi. &emasangan LMN
plester dilakukan !ika dalam aktu / bulan belum ada perubahan pada
penderita setelah men!alani fisioterapi. 7al ini dilakukan untuk men$egah
teregangnya otot <ygomati$us selama parese dan men$egah ter!adinya
kontraktur.
E(u%asi .Home Program/
4ompres hangat daerah sisi a!ah yang sakit selama 2A menit
17
1assage a!ah yang sakit ke arah atas dengan menggunakan tangan dari
sisi a!ah yang sehat
*atihan tiup lilin" berkumur" makan dengan mengunyah disisi yang sakit"
minum dengan sedotan" mengunyah permen karet
&eraatan mata .
o Beri obat tetes mata (golongan artifial tears) /D sehari
o 1emakai ka$amata gelap seaktu bepergian siang hari
o Biasakan menutup kelopak mata se$ara pasif sebelum tidur
BAB III
KESI,PULAN

Bells &alsy (B&) adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non(
supuratif" non(neoplastik" non(degeneratif primer maupun sangat mungkin
akibat edema !inak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus
atau sedikit proksimal dari foramen tersebut" yang mulainya akut dan dapat
sembuh sendiri tanpa pengobatan.
18

Bells palsy hampir selalu unilateral. ;ambaran klinis dapat berupa


hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total. &ada sisi a!ah
yang terkena" ekspresi akan menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan
menghilang. Bila penderita disuruh untuk meme!amkan matanya maka
kelopak mata pada sisi yang lumpuh akan tetap terbuka (disebut lagoftalmus)
dan bola mata berputar ke atas (phenomena Bell). 4arena kedipan mata
berkurang maka akan ter!adi iritasi oleh debu dan angin" sehingga
menimbulkan epifora. 5alam mengembungkan pipi terlihat baha pada sisi
yang lumpuh tidak mengembung. 5isamping itu makanan $enderung
terkumpil diantara pipi dan gusi yang lumpuh. Selain kelumpuhan seluruh
otot a!ah sesisi" tidak didapati gangguan lain yang mengiringnya" bila
paresisnya benar(benar bersifat Bells palsy.

:ntuk men$apai keberhasilan dalam tu!uan rehabilitasi yang efektif dan


efisien maka diperlukan tim rehabilitasi medik yang terdiri dari dokter"
fisioterapi" okupasi terapis" ortotis prostetis" ahli i$ara" psikolog" petugas
sosial medik dan peraat rehabilitasi medik. Sesuai dengan konsep
rehabilitasi medik yaitu usaha gabungan terpadu dari segi medik" sosial dan
kekaryaan" maka tu!uan rehabilitasi medik pada Bells palsy adalah untuk
mengurangi%men$egah paresis men!adi bertambah dan membantu mengatasi
problem sosial serta psikologinya agar penderita tetap dapat melaksanakan
aktivitas kegiatan sehari(hari. &rogram(program yang diberikan adalah
program fisioterapi" okupasi" so$ial medik" psikolog dan ortotik prostetik"
sedang program peraatan pesaat rehabilitasi dan terapi i$ara tidak
banyak berperan.
19
DAFTA& PUSTAKA
3ngliadi *S" Sengkey *" ;essal 9" dkk.2AAJ. "ehabilitasi /edik Pada Bells
Palsy. Dalam( Ilmu 0edokteran 1isik dan "ehabilitasi. /anado( Bagian
Ilmu 0edokteran 1isik dan "ehabilitas B23 "-3P Prof. dr. ". D.
0andou410 3$-"&5" hal. I2(I=.
Committee of &hysi$al 8herapy &roto$ols >ffi$e of &hysi$al 8herapy 3ffairs
1inistry of 7ealth. 2AAB. Physical 5herapy /anagement 1acial $erve
Paralysis. 4uait.
5!amil M" 3 Bas!iruddin. &aralisis Bell. 2AA=. Dalam( Harsono! ed. 0apita selekta
neurologi) Mogyakarta. ;ad!ah 1ada :niversity &ress. hal 2=B(/AA.
20
5illingham 8'. 2A11. ,lectrodiagnostic /edicine II( %linical ,valuation and
1indings. In( Braddom "2 et al Physical /edicine and "ehabilitation. 6
th
ed. Clsevier Saunders. &hiladelphia) &. 2A=.
Sabirin 9. Bells &alsy. 5alam . 7adinoto dkk. 1==A. 7angguan 7erak. Cetakan +.
Semarang . 0akultas 4edokteran :niversitas 5iponegoro" hal.1B1(81.
Sidharta &. 2AAB. Bells Palsy. Dalam 5ata Pemeriksaan 0linis dan $eurologi.
,disi ke#8. 9akarta. 5ian 'akyat.
Singhi &" 9ain -. Bells &alsy in Children. Seminar in &ediatri$ ,eurotology.2AA/)
1A(I). 28=(=B).
Snell 'S. 2AAJ. $euroanatomi 0linik 3ntuk /ahasis.a 0edokteran edisi 9.
9akarta. &enerbit Buku 4edokteran C;C.
8aylor 5C. 2A1/. Bells Palsy. (http.%%emedi$ine.meds$ape.$om%arti$le%11IJ=A/(
overvieOa2aabJb2b/).
8eiDeira *9. 2AA8. Physical 5herapy for Bells Palsy )Idiopathic 1acial
Paralysis+. 5he %ochrane %ollaboration. &ublished by 9ohnKiley G Sons"
*td.
8hamrinsyam. 2AAB. Penilaian Dera:at 0ekuatan ;tot 1asialis. Dalam (
5hamrinsyam dkk. Bells Palsy. Surabaya . :nit 'ehabilitasi 1edik 'S:5
5r. Soetomo%04 :,3+'" hal. /1(I=).
-rabe$ 98" Coker ,9. 3$ute &aralysis of 0a$ial ,erve in. Bailey B9" 9ohnson 98"
,eland S5" editors. Head<$eck-urgery#;tolaryngology.6th ,d.
*ippin$ott Killiams G Kilkins) 8eDas) 2AAJ. &. 21/=(?I.

Anda mungkin juga menyukai