Syok adalah keadaan dimana suplai oksigen tidak mencukupi kebutuhan oksigen tubuh. Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi karena penurunan volume darah dalam sistem sirkulasi.
Etiologi Perdarahan : trauma, perdarahan saluran cerna, perdarahan internal non traumatik ( diseksi aorta, perdarahan kehamilan ektopik), perdarahan pervaginam Non perdarahan o Saluran cerna (muntah, diare, fistula) o Poliuria ( diuretik, diabetes insipidus, glukosuria) o Evaporasi ( demam, hipertemia) o Perpindahan cairan internal ke rongga ketiga
Disfungsi organ multifel yang dapat berkembang menjadi gagal organ multpe
Kebocoran Hivopolemia - Edema intestial - Compliance jantung Mediator Inflamasi Aktivasi sistem imun Kerusakan Sel Fibronolisis reperfusi Koagulopati konsumtif -Penurunan Cardiak Qutput - Hipoperfusi Hipoksia -Disregulasi simpatis/ aktivasi sistem neuro-endokrin -- Aktivasi dan fungsi endotel Statis/ Trombosis Mikrovaskular Apoptosis jejas pd sel Klasifikasi Syok Hipovolemik Manifestasi Kelas I Kelas II Kelas III kelas IV Klinis Kehilangan <750 750-1500 1500-2000 >2000 Cairan ( mL) % Vol cairan <15 15-30 30-40 >40 Yg hilang Frek . Nadi <100 >100 >120 >140 (x/m) Tek darah Normal Normal menurun menurun Pengisian normal menurun menurun menurun Kapiler (dtk) Frek. Nafas (x/m) normal 20-30 30-40 distres Urin(mL/jam) >30 20-30 5-15 20 Kesadaran agak gelisah gelisah bingung letargi
Diagnosis Gejala: akral dingin, capillari refill time (CRT) meningkat, diaforesis, kolaps vena, cemas, takikardia, takipnea, oliguria, hipotensi ortostatik, hipotensi, hingga penurunan kesadaran. Tatalaksana 1. Selenggarakan ABC, Beri oksigen. Pasang jalur Infus 2. Resusitasi cairan intravena dengan kristaloid (mis: RL 20 cc/ kg BB dalam 20-30 menit. 3. Atasi penyebab , bila penyebab adalah perdarahan berikan transfusi darah (whole blood atau PRC) dan atasi sumber perdarahan 4. Vasopresor jarang diperlukan bila syok hipovolemik. Penatalaksanaan umum Tujuan utama tatalaksana syok adalah mengembalikan oksigenasi dan suplai substrat yang adekuat ke sel secepat mungkin dan meningkatkan utilasi oksigen dan metabolism sel. Nilai keadaan ABCDE pasien (Airway, Breathing, Circulation, Diability, Exposure), deteksi keadaan syok dan jenis syok, dan aktifkan tim resusitasi (menyiapkan obat-obat dan alat-alat resusitasi termasuk defibrilator). Lakukan look, listen and feel tidak lebih dari 10 detik, bila terdapat henti jantung atau pasien tidak bernafas normal segera lakukan basic life support (BLS) dimulai dengan kompresi dada yang kemudian dikombinasi dengan bantuan pernafasan termasuk intervensi pada proses pernafasan seperti intubasi endotrakeal
Segera dapatkan akses vaskuler, paling baik dilakukan dengan memasukkan dua kateter intravena ukuran besar ( minimal 16 G) sebelum mempertimbangkan jalur vena sentral. Loading cairan cepat disesuaikan dengan penilaian awal jenis syok. Pada syok hipovolemik dapat diberika 2-3 liter cairan kristaloid dalam 20-30 menit. Nilai segera tanda vital setelah loading cairan. Bila tanda vital stabil, lakukan definite workup. Bila tanda vital belum stabil (Tekanan darah sistolik < 90 mmHg dan frekuensi nadi masih > 120 kali per menit), sebaiknya dilakukan pemasangan kateter vena sentral.
Bila tekanan vena sentral meningkat mengindikasikan disfungsi jantung atau tamponade. Bila tekanan vena sentral < 15 dan tanda vital belum stabil, resusitasi cairan dapat dilanjutkan dengan kristaloid + darah/komponennya untuk mencapai hematokrit 30 dan tekanan vena sentral 15. Bila tanda vital tidak membaik atau bahkan terjadi pemburukan asidosis setelah melanjutkan resusitasi cairan, dianjurkan untuk memasang kateter arteripulmonalis untuk tatalaksana selanjutnya.
Kateter kandung kencing dipasang untuk memudahkan penilaian produksi urin. Penggantian volume yang memadai seharusnya menghasilkan keluaran urine minimal sekitar 0.5-1 cc/kg berat badan/jam. Dekompresi lambung dengan NGT dapat mengurangi risiko aspirasi dan komplikasi akibat dilatasi lambung lainnya. Kalau kateter intravena telah terpasang, diambil contoh darah untuk jenis dan crossmatch, pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
PENATALAKSANAAN KHUSUS SYOK HIPOVOLEMIK Instabilitas hemodinamik yang berlanjut pada keadaan syok hipovolemik menunjukkan bahwa syok belum sepenuhnya teratasi dan atau terdapat kehilangan darah atau cairan signifikan yang berlanjut. Kehilangan darah yang berlanjut dengan hemoglobin yang turun dibawah 10 g/dl harus segera diatasi dengan transfusi darah.pada keadaan ini pemberian whole blood dapat dilakukan.
Pada keadaan hipovolemia yang berat dan berlanjut dukungan obat- obat inotropik mungkin dibutuhkan untuk menjadi performans vertrikular yang adekuat setelah volume darah dikembalikan ke nomal Keberhasilan resusitasi juga memerlukan dukungan fungsi respirasi. Suplementasi oksigen harus diberikan, dan intubasi endoktrakeal mungkin perlu untuk menjaga oksigenasi arterial. Kerusakan organ target setelah resusitasi syok hemoragik biasanya lebih rendah dibandingkan pada keadaan syok septik kemungkinan akibat aktivasi respons inflamasi yang lebih rendah dibandingkan pada keadaan syok septik.
RESPON TERHADAP PEMBERIAN CAIRAN AWAL
Respon cepat Respon sementara Tanpa respon Tanda vital Kembali ke normal Perbaikan sementara tensi dan nadi kembali turun Tetap abnormal Dugaan kehilangan darah Minimal (10% - 20%) Sedang, masih ada (20%-40%) Berat (> 40 %) Kebutuhan kristaloid Sedikit Banyak Banyak Kebutuhan Darah Sedikit Sedang- banyak segera Persiapan darah Type specific dan crossmatch
Type specific
Emergenci Operasi Mungkin Sangat mungkin Hampir pasti Kehadiran dini ahli bedah perlu perlu perlu SYOK ANAFILAKTIK
Definisi Syok adalah keadaan dimana suplai oksigen tidak mencukupi kebutuhan oksigen tubuh Syok anafilaksis merupakan syok yg terjadi akibat reaksi hipersensitifitas tipe I yg diperantarai oleh IgE, sehingga menyebabkan : 1. Hipotensi akibat vasodilatasi vaskular perifer 2. Depresi miokard 3. Bradikardia 4. Penurunan relatif volume intravaskular dan peningkatan permeabilitas vaskular.
@ Epidemoilogi Manifestasi syok anafilaktik merupakan 30 % dari kasus anafilaktik @ ETIOLOGI M akanan (khususnya kacang, telur, ikan, kerang, susu sapi Antibiotik (khususnya penisilin) Anestetik Insulin dan Hormon lain Antitoktin Darah atau produk darah Sengatan atau gigitan serangga Lebah, Tawon, semut. Gigitan ular Lateks Imunoterapi terhadap alergi
Klasifikasi Klasifikasi beratnya syok berdasarkan manifestasi ( pasien BB 70 kg ) lihat tabel 1. Klasifikasi Syok Hivopolemik ) Diagnosis Manifestasi dapat timbul sebagai fase akut atau fase lambat yg terjadi setelah 1-8 jam paparan alergen Mata: gatal, lakrimasi, eritema, konjungtiva, edema, periorbit. Kulit: gatal, kemerahan, urtikaria angioedema Karviovaskular: hipotensi takikardia, aritrmia, henti jantung Pernafasan: sesak, stridor, mengi, gangguan menelan, edema paru Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen Neurologis: ansietas, presinkop, sinkop, kejang.
Tatalaksana 1. Selenggarakan ABC. Beri oksigen. Pasang jalur infus 2. Adrenalin (1:1000 ): I ml dalam 500 mL naCI dengan kecepatan 0.5-2 mL/ min atau 1-4 ug/ min via jalur sentral 3. Cairan: NaCi, RL, koloid untuk mengisi volume intravaskular 4. Difenhidramin IV: 1,25 mg/ kg, maks 50 mg 5. Kortikosteroid IV: dektametason 10 mg atau metil prednisonlon 50 mg tiap 6 jam selama 24-48 jam. ALUR LING.docx TERIMA KASIH