Anda di halaman 1dari 4

Lidyawati Mulyo

Maria Lisa

PEMERIKSAAN LUKA



Penting bagi semua dokter untuk memeriksa semua luka secara hati-hati dan mendeskripsikan dengan lengkap
dan tepat.


LAW ON WOUNDING

Istilah wound dan injury tidak dibedakan dalam hukum, kecuali pada wound, kulit harus ditembus, jadi
mengeksklusi ruptur liver karena tendangan bila kulit tidak tertembus (breached).
assault adalah ancaman mengenai penyerangan tanpa kontak fisik; penyerangan sebenarnya yang
melibatkan kontak = battery. Tapi pada bahasa umum, kata assault biasa digunakan utuk deskripsi insiden
dengan maupun tanpa kontak fisik.
Istilah homicide mencakup pembunuhan dan tipe lain non-accidental killing. Kategori berikut ini umum
ditemukan dalam legal codes.

Murder : terjadi ketika kematian mengikuti aksi penyerang dengan tujuan membunuh atau tujuan
menyebabkan cedera yang parah atau tidak peduli apakah aksinya akan menyebabkan kematian atau
cedera parah
Manslaughter : pelanggaran lebih ringan dari murder, terjadi tanpa bermaksud menyebabkan kematian
atau cedera parah tapi kematian terjadi karena perbuatan melanggar hukum atau kelalaian besar.
Manslaughter juga dapat digunakan ketika penyerang diprovokasi korban atau menderita penyakit
psikiatrik.
Justifiable homicide : bila seseorang individu membunuh penyerang untuk pertahanan diri atau
membela orang lain ketika hidupnya dalam ancaman nyata, langsung, dan segera.
Infanticide : pembunuhan bayi berusia < 1 tahun oleh ibunya.


REPORTS

Penting untuk melengkapi semua catatan medis, mencatat tanggal, tempat dan waktu pemeriksaan, juga
anamnesis, pemeriksaan lengkap kecuali jelas bahwa luka hanya pada beberapa area. Catat tipe, ukuran,
bentuk dan posisi luka.


TERMINOLOGI

Pemilihan kata untuk mendeskripsikan luka itu penting, harus tepat, contohnya laserasi hanya untuk
deskripsikan terputusnya kontinuitas kulit karena trauma tumpul. Kalau ragu-ragu lebih baik pakai istilah awam
seperti memar, goresan, dll.


WOUNDS

Tipe Luka

Ada 2 grup utama: trauma tumpul dan trauma tajam. Grup ketiga adalah luka karena kekuatan yang tidak
membutuhkan pergerakan untuk berefek.
Trauma tumpul terjadi ketika objek, tanpa ujung tajam/cutting, terkena tubuh. Ada 3 tipe: abrasi, kontusi,
dan laserasi.
Trauma tajam ketika objek dengan ujung tajam terkena tubuh. Tipe luka ini tergantung kedalaman luka:
luka insisi panjang > kedalaman, sedangkan luka tusukan (stab) dalam > panjangnya.
Trauma non-kinetik terjadi ketika jaringan, biasanya epidermis atau mukosa, rusak karena aplikasi
langsung kekuatan non-fisik, seperti thermal, chemical, electrical, atau elektromagnetik.


Trauma Tumpul

ABRASI (ABRASION)

Tipe luka paling superfisial, hanya mengenai epidermis, karena tidak mengandung pembuluh darah seharusnya
tidak berdarah, tapi karena berlipatnya junction epidermis-dermis dan ada loop pembuluh darah dalam lipatan
dermal menyebabkan penampakan punctate atau spotty pada abrasi yang dalam.
Abrasi biasanya disebabkan tangential glancing impacts tapi bisa juga karena crushing kulit ketika
kekuatan diaplikasikan secara vertikal ke bawah ke arah kulit, cth: bekas gigitan, grooved & parchmented
abrasion pada korban digantung.
Ukuran, bentuk, dan tipe abrasi bergantung permukaan objek yang kontak dengan kulit, bentuknya, dan
sudut kontak. Kontak dengan permukaan luas yang kasar (jalanan), terutama kekuatan besar seperti kecelakaan
lalu lintas akan menghasilkan abrasi yang lebih luas, disebut brush abrasions atau gravel rash.

KONTUSI (CONTUSION)

2 kejadian harus terjadi sebelum kontusi terbentuk: ruptur pembuluh darah & bocornya darah dari lokasi ruptur
ke jaringan sekitar. Memar biasanya terlihat di kulit, tapi bisa juga pada jaringan yg lebih dalam termasuk otot
dan organ dalam.
Pembuluh darah yg ruptur biasanya arteri & vena kecil. Luasnya kerusakan pembuluh darah sebanding
dengan kekuatan yang diaplikasikan. Semakin kuat, semakin rusak pembuluh darah, makin banyak bocor darah,
makin besar memar.
Darah bocor ke jaringan sekitar jadi memar tidak selalu menyerupai objek yang menyebabkannya,
semakin lama waktu memar, hubungan antara ukuran dan bentuk memar dan objek penyebabnya semakin
berkurang.
Ada 1 perkecualian, memar yang sangat superfisial dimana bocor darah terbatas pada epidermis dan
dermis atas (intradermal bruises). Di sini bocor darah sedikit dan darah tertahan di lokasi bocor, jadi
menyerupai objek penyebabnya. Cth: kompresi dari ban mobil atau dari sepatu ketika diinjak atau ditendang.
Memar tidak statik. Darah = cair dan biodegradable, jadi memar berubah dengan waktu dan
dipengaruhi gravitasi.
Di luar pembuluh darah, darah dianggap asing dan didegradasi berubah warna memar. Awalnya
biru/biru gelap/ungu coklat hijau kuning. Akhirnya semua darah hilang dan kulit kembali ke warna
normal.
Kecepatan ini bervariasi, warna tidak dapat dijadikan patokan waktu untuk memar. Faktor yg pengaruhi
formasi dan resolusi memar: ukuran memar, usia (smakin tua smakin pelan resolve memarnya), adanya
penyakit, obat-obatan.
Memar bisa terjadi setelah kematian. Memar post-mortem biasanya kecil dan ada pada bagian tubuh
tertentu.
Meski memar tidak secara akurat merefleksikan objek penyebabnya, ada beberapa pola tertentu yang
mengindikasikan tipe senjata yang digunakan. Salah satunya memar tramline atau railway line disebabkan
tumbukan dari objek linear. Terjadi karena stretching kulit pada ujung kontak, bukan tengah objek.
Pola memar penting, barisan memar oval / bulat mungkin karena punch; bisa juga tekanan ujung jari
saat gripping. Memar ujung jari pada leher atau sepanjang garis rahang : manual strangulation.


LASERASI (LACERATION)

Karena kekuatan tumpul overstretch kulit dan hasilnya terpisahnya kulit, biasanya seluruh ketebalannya.
Laserasi dalam dan berdarah. Karena kulit terdiri dari banyak jaringan berbeda, beberapa jaringan yg lebih tahan
(saraf, jaringan fibrosa) mungkin tidak rusak, biasanya melengkung menyebrangi defek di kulit, disebut bridging
fibres.
Laserasi paling umum pada kulit yg terkompresi di atas tulang, cth: kulit kepala, muka, siku, lutut. Ketika
gaya yang diaplikasikan di kulit lebih tangensial, seperti pada rolling / grinding dari roda kendaraan, laserasi
mungkin horizontal dan area kulit yang terpisah luas, dinamakan flaying.
Tepi dari laserasi selalu bergerigi / tidak rata, tapi bila objeknya tipis dan reguler bisa juga terlihat batas
tegas dan salah diartikan sebagai luka insisi. Inspeksi batas akan menunjukkan crushing / memar, dan
pemeriksaan permukaan dalam luka akan ada bridging fibres.


Luka Tajam

INSISI (INCISED)

Disebabkan objek ujung tajam, spt pisau, kampak, kaca, botol pecah, besi, dll. Dibedakan dengan luka tusukan
dari kedalamannya. Tepi luka menunjukkan ketajaman senjata. Ujung tajam tidak meninggalkan abrasi / memar.
Inspeksi struktur internal luka menunjukkan tidak adanya bridging fibres karena terpotong semua. Jarang
mengancam jiwa karena dangkal. Tapi bisa fatal pada wrist / leher.

TUSUKAN (STAB)

Kedalaman > panjang. Metode homicide paling sering di Britain. Semua senjata dengan ujung menunjuk bisa
sebabkan luka tusukan, tidak usah tajam ujungnya. Untuk penetrasi, gayanya harus besar untuk mengalahkan
elastisitas natural kulit. Faktor yang menentukan brapa banyak gaya yg dibutuhkan untuk penetrasi kulit:
Ketajaman ujung senjata, makin tajam makin gampang
Kecepatan kontak, makin cepat makin gampang
Ada pakaian yang menghalangi atau tidak
Apakah tulang atau kartilago terluka (butuh gaya lebih kuat)

Senjata paling umum: pisau. Penampakan luka tusuk di kulit akan merefleksikan, tapi jarang mimic,
bentuk cross-sectional senjata yang digunakan. Kalau yang dipakai pisau dan sejenisnya:
Luka slit-like akan distorsi setelah removal senjata karena aksi elastic fibre pada kulit. Kalau fibres
tegak lurus dengan luka, akan ditarik ke luar, luka jadi lebih pendek dan lebar. Kalau paralel, luka
memanjang, tepi jadi lebih berdekatan.
Meski tepi ditarik bersama, defeknya jarang sama ukuran dengan pisau, biasanya berbeda + 1 cm.
Ukuran luka bergantung pada bentuk pisau dan sebrapa dalam ditusukkannya
Gerakan pisau dalam luka, rocking atau korban bergerak akan sebabkan luka makin besar. Bila pisau
dirotasikan, luka mungkin triangular.
Banyak pisau hanya ada 1 ujung pemotongnya, ujung lain tumpul, akan produksi luka bentuk V,
disebut fishtail
Bila pisau ditusukkan seluruhnya, ada memar / abrasi pada kulit dekat tusukan karena pegangan pisau
atau tangan penyerang (bila tidak ada baju yg menghalangi)
Kedalaman luka bisa > panjang pisau bila gaya sangat kuat sehingga dada terkompresi.
Objek tumpul seperti obeng biasanya menyebabkan indentasi, split, dan memar pada kulit
Instrumen tajam tapi iregular seperti gunting akan bentuk pola Z


POLA INJURY

Aksi tertentu akan menghasilkan pola tertentu yang dapat diidentifikasi. Punches, kick, bites, holding, atau
gripping injuries dan defence injuries bisa diidentifikasi dari polanya
Punch = tumbukan oleh tangan yang mengepal. Bisa di mana saja, tapi biasanya meninggalkan luka
pada area di mana kulit dekat dengan tulang, seperti muka dan skull. Lukanya memar, abrasi, dan pada ujung
seperti alis atau pipi, laserasi. Bibir bisa terdorong ke gigi, jadi laserasi dalam bibir.
Tulang mungkin patah, tapi biasanya tulang yg tipis spt hidung atau mandibula dan maksila. Kontusi
wajah bisa sebabkan penyebaran ekstensif dari darah, umum terjadi periorbital hematoma/ black eyes.
Luka tendangan atau injakan bisa jadi abrasi, kontusi atau laserasi. Injakan, terutama oleh trainer bisa
meninggalkan memar intradermal dengan pola tapak sepatu. Korban biasanya terbaring di lantai, tumbukan
biasa terarah ke kepala, muka, dada, abdomen. Jika diinjak di abdomen bisa ruptur organ internal terutama liver
& limpa.
Luka gigitan adalah crush abrasion. Berhubungan dengan memar, bisa laserasi. Biasanya pada sexual
assault, child abuse, kadang pada sport field. Bekas gigitan terdiri dari sepasang garis melengkung saling
berhadapan. Untuk identifikasi penyerang harus ke odontologist. Area gigitan tertentu berhubungan dengan
bentuk penyerangan tertentu. Leher, payudara, dan bahu biasanya digigit pada sexually motivated attack, pada
child abuse di arms atau buttocks. Self-inflicted biasanya aspek medial arms.
Defence injuries bergantung senjata yang digunakan dan gaya yang diaplikasikan. Serangan dengan
senjata tumpul bisa jadi memar pada sisi ulnar forearm ketika dinaikkan untuk proteksi kepala dan muka.
Defence terhadap senjata tajam bisa jadi insisi dan luka tusuk di aspek ulnar forearm atau telapak tangan atau
aspek palmar dari jari.


SURVIVAL

Lamanya bertahan setelah menerima injury selalu sulit untuk ditentukan. Respon inisial tubuh terhadap
pendarahan adalah compensatable shock non-compensatable shock death.


SELF-INFLICTED INJURIES

Dalam istilah luas, luka tumpul self-inflicted disebabkan loncat dari ketinggian atau di bawah kereta dll. Tidak ada
feature spesifik yang mengidentifikasikan luka dilakukan sendiri. Self-inflicted bite marks biasanya terlihat di
lengan individu yang mengaku diserang.
Insisi atau tusukan self-inflicted punya pola spesifik. Pada individu suicidal, biasanya pada lokasi
tertentu (elective sites): untuk luka insisi di wrist dan leher, luka tusuk di precordium dan abdomen. Pada
individu yang hanya ingin self-harm atau mutilasi diri, lokasi bisa di mana saja yang bisa diraih. Kecuali punya
penyakit jiwa parah, biasanya tidak ada luka di mata, bibir, nipple, dan genitalia. Feature lain self-inflicted injuries
yaitu multiple, parallel wounds, pada aksi bunuh diri, luka yang lebih superfisial dikatakan sebagai hesitation
atau tentative injuries.

Anda mungkin juga menyukai