Anda di halaman 1dari 47

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah salah satu sumber penerimaan Negara yang paling
diandalkan selain minyak bumi dan gas alam. Dalam tabel 1.1 terlihat
kontribusi penerimaan pajak terhadap pendapatan Negara cenderung
meningkat setiap tahunnya. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) tahun 212! penerimaan dari sektor pajak sebesar
1.1".##2!$ miliar rupiah atau %"& dari seluruh penerimaan Negara yang
berarti sektor pajak adalah penyumbang terbesar dalam penerimaan
Negara dibandingkan dengan penerimaan Negara bukan pajak dan hibah
sebesar 2%#.'$'!# miliar rupiah atau 21& dari seluruh penerimaan
Negara.
Tabel 1.1 Kontribusi Pajak Terhada Peneri!aan Negara
(ahun
Penerimaan Pajak
Penerimaan Negara
Bukan Pajak dan )ibah
Penerimaan
Negara
*iliar
(+p)
,ontribusi
(&)
*iliar
(+p)
,ontribusi
(&)
*iliar (+p)
2- $".2#! -$ 22..%.$!2 #- -#%.".%!2
2% $"."..!- -" 21-..1%!' #1 %%..-!2
2. -'..%!. -% #22.".!- ## ".1.-"!$
2" -1"."22!2 %# 22...$1! 2% .$..%-#!2
21 %2#.#-!- %# 2%1."-$!" 2% ""'.2%1!'
211 .%..-.'!2 %' 2"1.22"!$ 2' 1.1-"."1$!-
212 1.1".##2!$ %" 2%#.'$'!# 21 1.2"2..%%!%
/umber0 Data Pokok APBN 2-1212 ,ementerian ,euangan +2.
1
2
3ungsi pajak sebagai sumber penerimaan mempunyai peran yang
sangat penting dalam pembiayaan operasional pemerintah baik untuk
pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. /edangkan
sebagai sumber pengatur! penerimaan pajak dapat digunakan pemerintah
sebagai alat percepatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan
rangsangan dan stimulus yang kondusi4 bagi dunia usaha.
Perubahan tatanan kehidupan bangsa 2ndonesia yang bergulir
cepat sejak runtuhnya re5im kekuasaan orde baru adalah proses
perubahan dalam segala bidang! cita1cita untuk me6ujudkan Negara yang
maju memacu perubahan1perubahan yang mendasar diberbagai sektor
dan tahapan.
Peraturan perpajakan selalu disempurnakan sejalan dengan
perkembangan ekonomi dan sosial. Perubahan selalu dibuat untuk
menyesuaikan kondisi yang ada! karena itu peraturan perpajakan selalu
mengalami perubahan dari 6aktu ke 6aktu. /alah satunya adalah
terhadap 7ndang17ndang Pajak Penghasilan.
Perubahan diatas merupakan salah satu upaya dari Pemerintah
untuk lebih memberikan keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada
6ajib pajak serta agar lebih dapat diciptakan kepastian hukum. 8leh
karena itu! Pemerintah mengeluarkan 7ndang17ndang Pajak Penghasilan
No. % (ahun 1".#! dan 7ndang17ndang Pajak Penghasilan No. 1 (ahun
1""$ dan sebagaimana telah diubah dengan 7ndang17ndang Pajak
#
Penghasilan No. 1% (ahun 2. (erakhir diubah dengan 7ndang17ndang
Pajak Penghasilan No. #- (ahun 2..
Perubahan 7ndang17ndang Pajak Penghasilan tersebut! dilakukan
dengan tetap berpegang teguh pada prinsip1prinsip perpajakan yang
dianut secara uni9ersal! yaitu keadilan! kemudahan: e4isiensi administrasi
dan produkti4itas penerimaan Negara serta tetap mempertahankan self
assessment system.
/istem pemungutan pajak dengan self assessment system! yaitu
sistem pemungutan pajak yang memberi 6e6enang kepada 6ajib pajak
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang! self assessment system
6ajib pajak bersi4at akti4! mulai dari menghitung! menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang menurut 7ndang17ndang pada
suatu masa pajak! sedangkan 4iskus tidak ikut campur! hanya menga6asi.
)al ini berarti bah6a 6ajib pajak bertanggung ja6ab atas ke6ajiban
pajak menurut peraturan 7ndang17ndang mulai dari saat penda4taran
sebagai 6ajib pajak untuk memperoleh Nomor Pokok ;ajib Pajak
(NP;P)! menghitung! menyetorkan pajak yang terutang dan
melaporkannya ke ,antor Pelayanan Pajak (,PP).
,epercayaan yang diberikan oleh pemerintah dalam self
assessment system! me6ajibkan kepada 6ajib pajak untuk memiliki
kemampuan dalam memahami dan menerapkan peraturan perpajakan
yang sedang berlaku! mengikuti in4ormasi terhadap peraturan perpajakan
$
yang sedang berkembang! mempunyai kejujuran yang tinggi! serta
menyadari akan pentingnya membayar pajak.
Banyaknya upaya perubahan untuk memperbaiki peraturan
perpajakan! namun kenyataannya dalam pelaksanaan masih banyak 6ajib
pajak yang kurang mengerti dan memahami dalam penerapan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dalam hal penghitungan! pelaporan dan penyetoran
ke6ajiban perpajakannya.
/elain ketentuan peraturan 7ndang17ndang perpajakan diatas!
dasar hukum yang dipakai dalam penghitungan! pemotongan! pelaporan
dan penyetoran PPh Pasal 21 adalah Peraturan Direktorat <endral Pajak
No. P=+1#1: P<: 2".
Begitu banyak peraturan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah!
namun dalam pelaksanaannya seringkali terjadi pelanggaran yang tidak
sesuai dengan dasar hukum pajak. Adapun jenis penyimpangan yang
sering terjadi adalah banyaknya 6ajib pajak yang tidak membayar
ke6ajibannya secara penuh. )al tersebut akibat adanya pemalsuan
dokumentasi atau proses penahapan yang dilakukan tidak sesuai
prosedur. Dengan adanya perubahan 7ndang17ndang perpajakan
tersebut diharapkan 6ajib pajak juga dapat memenuhi ke6ajiban
perpajakannya secara lebih baik.
Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan diatas maka penulis
memutuskan mengajukan skripsi dengan konsentrasi perpajakan
khususnya pajak atas penghasilan orang pribadi dalam negeri pada suatu
'
perusahaan. Adapun judul yang diajukan oleh penulis yaitu "Analisis
Peneraan Penghitungan# Pe!otongan# Pen$etoran dan Pelaoran
Pajak Penghasilan Pasal %1 Pada PT. &er!ani &teel.
B. 'u!usan (asalah
Berdasarkan latar belakang diatas! penulis merumuskan masalah0
apakah P(. /ermani /teel dalam menetapkan ke6ajiban atas Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 telah sesuai dengan 7ndang17ndang
Perpajakan No. #- (ahun 2.>
). Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk
mengetahui apakah pelaksanaan penghitungan! pemotongan! penyetoran
dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 oleh P(. /ermani /teel
sesuai dengan 7ndang17ndang Pajak Penghasilan No. #- (ahun 2..
D. (an*aat enelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi man4aat
bagi pihak1pihak yang memerlukan. Adapun man4aat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut0
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menjadi masukan dan menjadi bahan e9aluasi
berkenaan dengan penerapan penghitungan dan pelaporan pajak
selanjutnya! khususnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.
2. Bagi Peneliti
-
Berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan dan menjadi pengetahuan apabila nanti
terjun secara langsung ke lapangan. /erta merupakan persyaratan
guna memperoleh gelar /arjana =konomi <urusan Akuntansi /(2=
(ri Dharma Nusantara *akassar.
#. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah 6a6asan mengenai aspek1aspek
perpajakan! khususnya dalam hal penghitungan dan pelaporan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 sesuai dengan 7ndang17ndang
yang berlaku.
%
II. KE'AN+KA PIKI' DAN HIP,TE&I&
A. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir dari penelitian ini! yaitu0
+a!bar %.1 Bagan Kerangka Pikir
B. Hiotesis
+a!bar %.1. Bagan Kerangaka Pikir
"
Teori
Pajak *erupakan salah satu sumber
pendapatan pemerintah dalam pembangunan
Negara.
3ungsi pajak! yaitu 4ungsi penerimaan dan 4ungsi
mengatur.
Pajak Penghasilan Pasal 21.
'u!usan (asalah
apakah P(. /ermani /teel dalam menetapkan
ke6ajiban atas Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
telah sesuai dengan 7ndang17ndang Perpajakan
No. #- (ahun 2.>
Dukungan Teori
77 PPh No. #- (ahun 2.
Perpajakan =disi +e9isi (*ardiasmo)
Peraturan Direktorat <endral Pajak
Nomor P=+1#1: P<: 2"
Leaflet penyesuaian P(,P 21#
Hasil -ang di harakan
*emberikan in4ormasi mengenai identi4ikasi masalah perpajakan yang
sesuai dengan undang1undang dan peraturan perpajakan yang berlaku.
(asalah Pokok
Penghitungan! pemotongan!
penyetoran dan pelaporan PPh
Pasal 21 sesuai undang1undang
dan peraturan perpajakan.
Pe!e.ahan (asalah
77 PPh No. #- (ahun 2.
Peraturan Direktorat <endral Pajak
Nomor P=+1#1: P<: 2"
%
.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya! maka hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai
berikut0
P(. /ermani /teel dalam menetapkan ke6ajiban atas Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 belum sesuai dengan 7ndang17ndang
Perpajakan No. #- (ahun 2..
"
III. TIN/AUAN PU&TAKA
A. Dasar0Dasar Perajakan
1. Pengertian Pajak
Pajak *erupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah
dalam pembangunan Negara. Apabila membahas pengertian pajak!
banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak! diantaranya
pengertian pajak yang dikemukakan oleh Pro4. Dr. +ochmat /oemitro! /).
yang dikutip oleh Pro4. Dr. *ardiasmo! *BA.! Ak. dalam bukunya
?Perpajakan =disi +e9isi@ (21#0 1)0
?Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang1undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum@.
Dalam de4inisi diatas lebih mem4okuskan pada 4ungsi budgeter dari
pajak! sedangkan pajak masih mempunyai 4ungsi lainnya yaitu 4ungsi
mengatur. Apabila memerhatikan coraknya! dalam memberikan batasan
pengertian pajak dapat dibedakan dari berbagai macam ragamnya yaitu
dari segi ekonomi! segi hukum! segi sosiologi dan lain sebagainya. )al ini
juga akan me6arnai titik berat yang diletakkannya! sebagai contoh dari
segi penghasilan! segi daya beli! namun kebanyakan lebih bercorak pada
ekonomi.
Beberapa pengertian pajak yang dikemukakan para ahli lainnya
yang dikutip oleh ;aluyo dalam buku ?Perpajakan 2ndonesia@ (2%0 2)!
adalah sebagai berikut0
"
1
a. Pengertian pajak menurut Pro4. =d6in +. A. /eligman dalam buku
Essay in Taxation yang diterbitkan di Amerika menyatakan0 Tax is
compulsory contribution from the person, to the government to
depray the expenses incurred in the common interest of all, without
reference to special benefit conferred. Dari de4inisi tersebut terlihat
adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada Negara tanpa
adanya man4aat yang ditujukan secara khusus pada seseorang.
*emang demikian halnya bah6a bagaimanapun juga pajak itu
ditujukan man4aatnya kepada masyarakat.
b. Pengertian pajak menurut Philip =. (aylor dalam buku The
Economics of Public Finance memberikan batasan pajak seperti
yang dikemukakan Pro4. =d6in +. A. /eligman hanya menggatikan
without reference dengan with little reference.
c. Pengertian pajak menurut *r. Dr. N<. 3eldman dalam buku e
!ver "eidsmiddelen #an $ndonesia (terjemahan)0 Pajak adalah
prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada
pengusaha (menurut norma1norma yang ditetapkannya secara
umum)! tanpa adanya kontraprestasi dan semata1mata digunakan
untuk menutup pengeluaran1pengeluaran umum.
d. Pengertian pajak menurut Pro4. Dr. *<). /meets dalam buku e
Economische %ete&enis %elastingen (terjemahan)0 Pajak adalah
prestasi kepada Pemerintah yang terutang melalui norma1norma
umum dan yang dapat dipaksakan! tanpa adanya kontraprestasi
11
yang dapat ditunjukan dalam hal yang indi9idual! dimaksudkan
untuk membiayai pengeluaran Pemerintah.
e. Pengertian pajak menurut Dr. /oeparman /oemahamidjaja dari
disertasinya yang berjudul ?Pajak Berdasarkan A5as Aotong
+oyong@ menyatakan pajak adalah iuran 6ajib berupa barang atau
uang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma1norma
hukum! guna menutup biaya produksi barang1barang dan jasa1jasa
kolekti4 dalam dalam mencapai kesejahteraan umum. Dari de4inisi
diatas tidak tampak istilah ?dipaksakan@ karena bertitik tolak pada
istilah ?iuran 6ajib@. /isi lainnya yang berhubungan dengan
kontraprestasi menekankan pada me6ujudkan kontraprestasi itu
diperlukan pajak.
4. Pro4. Dr. +ochmat /oemitro! /) dalam bukunya ?Dasar1Dasar
)ukum Pajak dan Pajak Pendapatan@ menyatakan pajak adalah
iuran kepada kas Negara berdasarkan 7ndang17ndang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi)! yang langsung dapat ditunjukan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dari pengertia1pengetian tersebut dapat disimpulkan bah6a ciri1ciri
yang melekat pada pengertian pajak! adalah0
a' Pajak dipungut berdasarkan 7ndang17ndang serta aturan
pelaksanaannya yang si4atnya dapat dipaksakan.
12
b' Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya
kontraprestasi indi9idual oleh Pemerintah.
c' Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah.
d' Pajak diperuntukan bagi pengeluaran1pengeluaran Pemerintah!
yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus! dipergunakan
untuk membiayai public investment'
e' Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter! yaitu
mengatur.
%. 1ungsi Pajak
/ebagaimana telah diketahui ciri1ciri yang melekat pada pengertian
pajak dari berbagai de4inisi! terlihat adanya dua 4ungsi pajak yaitu0
a. 3ungsi Penerimaan (%udgeter)
Pajak ber4ungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi
pembiayaan pengeluaran1pengeluaran Pemerintah. /ebagai
contoh yaitu dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai
penerimaan dalam Negeri.
b. 3ungsi *engatur ((egulerent)
Pajak ber4ungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. /ebagai contoh yaitu
dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras!
dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang me6ah.
1#
2. &iste! Pe!ungutan Pajak
/istem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi0
a. !fficial )ssessment *ystem
/istem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
6e6enang kepada Pemerintah (4iskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang.
Biri1ciri !fficial )ssessment *ystem0
1) ;e6enang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada
pada 4iskus.
2) ;ajib pajak bersi4at pasi4.
#) 7tang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh 4iskus.
b. *elf )ssessment *ystem
/istem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi
6e6enang! kepercayaan dan tanggung ja6ab kepada 6ajib pajak
untuk menghitung! memperhitungkan! membayar dan melaporkan
sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
c. +ith "olding *ystem
/istem ini merupakan sistem pemungutan pajak memberi
6e6enang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh 6ajib pajak.
B. Pajak Penghasilan Pasal %1
1. Pengertian Pajak Penghasilan
/esuai dengan ketentuan Pasal 2# ayat (2) 7ndang17ndang Dasar
1"$'! ketentuan1ketentuan perpajakan yang merupakan landasan
pemungutan pajak harus ditetapkan dengan undang1undang. Berdasarkan
ketentuan tersebut! maka sebagai hasil re4ormasi undang1undang
1$
Perpajakan tahun 1".# telah diundangkan 7ndang17ndang Nomor %
(ahun 1".# tentang Pajak Penghasilan! sebagai landasan hukum
pengenaan Pajak Penghasilan yang berlaku sejak tahun 1".$!
sebagaimana telah diubah beberapa kali! dimana yang terakhir dengan
7ndang17ndang Nomor #- (ahun 2..
*enurut )erry Pur6ono dalam bukunya ?Dasar1Dasar Perpajakan
dan Akuntansi Pajak@ (210 .-)0
?Pajak Penghasilan yaitu salah satu sumber penerimaan Negara
yang berasal dari pendapatan rakyat! merupakan 6ujud
kenegaraan dan peran serta rakyat dalam pembiayaan dan
Pembangunan Nasional@.
Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan adalah0
a. 7ndang17ndang Nomor % (ahun 1".#! tentang Pajak PenghasilanC
b. 7ndang17ndang Nomor % (ahun 1""1! tentang perubahan 7ndang1
7ndang Nomor % (ahun 1".# tentang Pajak PenghasilanC
c. 7ndang17ndang Nomor 1 (ahun 1""$! tentang perubahan
7ndang17ndang Nomor % (ahun 1".# tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah dengan 7ndang17ndang Nomor %
(ahun 1""1C
d. 7ndang17ndang Nomor 1% (ahun 2! tentang perubahan ketiga
atas 7ndang17ndang Nomor % (ahun 1".# tentang Pajak
PenghasilanC
e. 7ndang17ndang Nomor #- (ahun 2.! tentang perubahan
keempat atas 7ndang17ndang Nomor % (ahun 1".# tentang Pajak
Penghasilan.
%. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal %1
*enurut Pro4. Dr. *ardiasmo! *BA.! Ak. dalam bukunya
?Perpajakan =disi +e9isi@ (21#0 1..)0
1'
?Pajak Penghasilan Pasal 21! selanjutnya disingkat PPh Pasal 21
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji! upah! honorarium!
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan! jasa dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi@.
Pembayaran PPh ini dilakukan dalam tahun berjalan melalui
pemotongan pihak1pihak tertentu. Pihak yang 6ajib melakukan
pemotongan! penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 adalah pemberi
kerja! bendahara6an pemerintah! dana pensiun! badan! perusahaan dan
penyelenggara kegiatan.
<umlah pajak yang telah dipotong dan disetorkan dengan benar
oleh pemberi kerja dan pemotong lainnya dapat digunakan oleh ;ajib
Pajak untuk dijadikan kredit pajak atas PPh yang terutang pada akhir
tahun.
2. Pe!otong Pajak Penghasilan Pasal %1
Pemotong PPh Pasal 21 dan:atau PPh Pasal 2- adalah ;ajib
Pajak orang pribadi atau ;ajib Pajak badan! termasuk bentuk usaha
tetap! yang mempunyai ke6ajiban untuk melakukan pemotongan pajak
atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan! jasa! dan kegiatan
orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 2-
7ndang17ndang Pajak Penghasilan. Dang termasuk pemotong PPh Pasal
21 adalah0
a. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan! baik
merupakan pusat maupun cabang! per6akilan atau unit yang
membayar gaji! upah! honorarium! tunjangan dan pembayaran lain
1-
dengan nama dan dalam bentuk apapun! sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh
pega6ai atau bukan pega6aiC
b. Bendahara6an atau pemegang kas Pemerintah! termasuk
bendahara atau pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk
institusi (N2: P8E+2! Pemerintah Daerah! instansi atau lembaga
Pemerintah! lembaga1lembaga Negara lainnya dan ,edutaan
Besar +epublik 2ndonesia di luar negeri! yang membayarkan gaji!
upah! honorarium! tunjangan dan pembayaran lain dengan nama
dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan! jasa dan kegiatanC
c. Dana pensiun! badan penyelanggara <aminan /osial (enaga ,erja
(<amsostek)! dan badan1badan lain yang membayar uang pensiun
dan (abungan )ari (ua (()() atau <aminan )ari (ua (<)().
d. 8rang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas serta badan yang membayar0
1) )onorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa dan:atau kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi dengan status /ubjek Pajak dalam negeri!
termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri! bukan untuk
dan atas nama persekutuannyaC
1%
2) )onorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh
orang pribadi dengan status /ubjek Pajak luar negeriC
#) )onorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan!
pelatihan! dan magangC
e. Penyelenggara kegiatan! termasuk badan Pemerintah! organisasi
yang bersi4at nasional dan internasional! perkumpulan! orang
pribadi! serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan!
yang membayar honorarium! hadiah atau penghargaan dalam
bentuk apapun kepada ;ajib Pajak orang pribadi dalam negeri
berkenaan dengan suatu kegiatan.
3. 4ajib Pajak Penghasilan Pasal %1
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang
pribadi yang merupakan0
a. Pega6ai0
b. Penerima uang pesangon! pensiun atau uang man4aat pensiun!
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua! termasuk ahli 6arisnyaC
c. Bukan pega6ai yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan! jasa! atau kegiatan! antara lain
meliputi0
1.
1) (enaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas! terdiri dari
pengacara! akuntan! arsitek! dokter! konsultan! notaris! penilai
dan aktuarisC
2) Pemain musik! pemba6a acara! penyanyi! pela6ak! bintang
4ilm! bintang sinetron! bintang iklan! sutradara! kru 4ilm! 4oto
model! peraga6an: peraga6ari! pemain drama! penari!
pemahat! pelukis dan seniman lainnyaC
#) 8lahraga6anC
$) Penasihat! pengajar! pelatih! penceramah! penyuluh dan
moderatorC
') Pengarang! peneliti dan penerjemahC
-) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer
dan sistem aplikasinya! telekomunikasi! elektronika! 4otogra4i!
ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaanC
%) Agen iklanC
.) Penga6as atau pengelola proyekC
") Pemba6a pesanan atau yang menemukan langganan atau
yang menjadi perantaraC
1) Petugas penjaga barang daganganC
11) Petugas dinas luar asuransiC
12) Distributor perusahaan multilevel mar&eting atau direct selling
dan kegiatan sejenis lainnya.
1"
d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan keikutsertaanya dalam suatu kegiatan! antara
lain meliputi0
1) Peserta perlombaan dalam segala bidang! antara lain
perlombaan olah raga! seni! ketangkasan! ilmu pengetahuan!
teknologi dan perlombaan lainnyaC
2) Peserta rapat! kon4erensi! sidang! pertemuan! atau kunjungan
kerjaC
#) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai
penyelenggara kegiatan tertentuC
$) Peserta pendidikan! pelatihan dan magangC
') Peserta kegiatan lainnya.
5. Tidak Ter!asuk 4ajib Pajak PPh Pasal %1
Dang tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan yang
dipotong PPh Pasal 21! yaitu0
a. Pejabat per6akilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
Negara asing dan orang1orang yang diperbantukan kepada mereka
yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka! dengan
syarat bukan ;arga Negara 2ndonesia dan di 2ndonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau
pekerjaanya tersebut! serta Negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balikC
2
b. Pejabat per6akilan organisasi 2nternasional sebagaimana
dimaksud dalam pasal # ayat (1) huru4 c 7ndang17ndang Pajak
Penghasilan! yang telah ditetapkan oleh *enteri ,euangan!
dengan syarat bukan 6arga Negara 2ndonesia dan tidak
menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan dari 2ndonesia.
6. ,bjek Pajak Penghasilan Pasal %1
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah0
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pega6ai tetap! baik
berupa penghasilan yang bersi4at teratur maupun tidak teraturC
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara
teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnyaC
c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara
sekaligus berupa uang pesangon! uang man4aat pensiun!
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua dan pembayaran lain
sejenisC
d. Penghasilan pega6ai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa
upah harian! upah mingguan! upah satuan! upah borongan atau
upah yang dibayarkan secara bulananC
e. 2mbalan kepada bukan pega6ai! Antara lain berupa honorarium!
komisi! fee! dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan! jasa dan
kegiatan yang dilakukanC
21
4. 2mbalan kepada peserta kegiatan! Antara lain berupa uang saku!
uang representasi! uang rapat! honorarium! hadiah atau
penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun dan imbalan
sejenis dengan nama apapunC
g. Penerimaan dalam bentuk natura dan: atau kenikmatan lainnya
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh0
1) Bukan 6ajib pajakC
2) ;ajib pajak yang dikanakan Pajak Penghasilan yang bersi4at
4inalC atau
#) ;ajib pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan
norma penghitungan khusus (deemed profit).
7. Tari* Pajak Penghasilan Pasal %1
Dalam penelitian ini untuk menghitung Pajak Penghasilan yaitu
dengan mengalikan tari4 PPh dengan Penghasilan ,ena Pajak (P,P).
Berikut tari4 PPh ;ajib Pajak 8rang Pribadi0
Tabel 2.1 Tari* Pasal 17# Undang0Undang No!or 26 Tahun %889
Eapisan Penghasilan ,ena Pajak (ari4 pajak
/ampai dengan +p'..! '&
Diatas +p'..! s:d +p2'..! 1'&
Diatas +p2'..! s:d +p'..! 2'&
Diatas +p'..! #&
/umber0 Pasal 1%! 7ndang17ndang Nomor #- (ahun 2..
9. Pengurangan -ang Dierbolehkan
22
Dalam menentukan Penghasilan Netto pega6ai tetap! ada
beberapa hal yang menjadi 4aktor pengurang dari penghasilan bruto0
a. Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto untuk penghitungan pemotongan pajak penghasilan bagi
pega6ai tetap! ditetapkan sebesar '& dari penghasilan bruto!
setinggi1tingginya +p-..! setahun atau +p'.!
sebulan.
b. Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi
pensiunan! ditetapkan sebesar '& dari penghasilan bruto setinggi1
tingginya +p2.$.! setahun atau +p2.! sebulan.
:. Penghasilan Tidak Kena Pajak ;PTKP<
Penghasilan (idak ,ena Pajak (P(,P) merupakan pengurang
penghasilan netto ;ajib Pajak orang pribadi dalam negeri dalam
menghitung besarnya Penghasilan ,ena Pajak (P,P). P(,P ditentukan
berdasarkan status dari ;ajib Pajak beserta jumlah (anggungannya.
/tatus ;ajib Pajak terdiri dari0
Tabel 2.% &tatus 4ajib Pajak
(,:F
(idak ka6in! ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota
keluargaC
,:F
,a6in! ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota
keluargaC
,:2:F
,a6in! tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang
penghasilannya ditambah dengan penghasilan suami! ditambah
dengan banyaknya tanggungan anggota keluargaC
P):F
;ajib Pajak ka6in yang secara tertulis melakukan perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan. P(,P nya tetap seperti
P(,P untuk ;P ka6in yang penghasilan suami isteri
digabungkan (,:2:F)C
2#
)B:F
;ajib Pajak ka6in yang telah hidup berpisah ditambah
banyaknya tanggungan anggota keluarga. P(,P bagi ;ajib
Pajak masing1masing suami isteri yang telah hidup berpisah
untuk diri masing1masing ;ajib Pajak diperlakukan seperti ;ajib
Pajak tidak ka6in sedangkan tanggungan sesuai dengan
kenyataan sebenarnya yang diperkenankan (sesuai dengan
Pasal % 7ndang17ndang PPh).
/umber0 ,ementerian ,euangan +2 Dirjen Pajak! Leaflet penyesuaian
P(,P 21#.
Berdasarkan Peraturan *enteri ,euangan No. 1-2: P*,.11: 212
tentang penyesuaian besarnya Penghasilan (idak ,ena Pajak! ketentuan
mengenai besarnya P(,P baru akan mulai berlaku pada tanggal 1
<anuari 21#. 7ntuk menghitung Penghasilan ,ena Pajak orang pribadi
adalah jumlah penghasilan bersih dikurangi Penghasilan (idak ,ena
Pajak (P(,P). Adapun penyesuaian P(,P adalah sebagai berikut0
Tabel 2.2 Pen$esuaian PTKP er tahun
1 <anuari 2" s:d
#1 Desember 212
*ulai <anuari 21#
7ntuk diri 6ajib pajak orang
pribadi.
1'..$.! 2$.#.!
(ambahan untuk 6ajib pajak
ka6in.
1.#2.! 2.2'.!
(ambahan untuk seorang istri
yang penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami.
1'..$.! 2$.#.!
(ambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis lurus serta
anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya! paling
banyak tiga orang untuk setiap
keluarga.
1.#2.! 2.2'.!
/umber0 ,ementerian ,euangan +2 Dirjen Pajak! Leaflet penyesuaian
P(,P 21#.
Berdasarkan penyesuaian pada tabel #.# tersebut maka
Penghasilan (idak ,ena Pajak (P(,P) adalah sebagai berikut0
2$
Tabel 2.3 Penghasilan Tidak Kena Pajak ;PTKP<
4P Tidak Ka=in Kode
1 /anuari %88: s>d
21 Dese!ber %81%
(ulai /anuari %812
(anggungan (,: 1'..$.! 2$.#.!
1 (anggungan (,:1 1%.1-.! 2-.#2'.!
2 (anggungan (,:2 1..$..! 2..#'.!
# (anggungan (,:# 1"...! #.#%'.!
4P Ka=in Kode
1 /anuari %88: s>d
21 Dese!ber %81%
(ulai /anuari %812
(anggungan ,: 1%.1-.! 2-.#2'.!
1 (anggungan ,:1 1..$..! 2..#'.!
2 (anggungan ,:2 1"...! #.#%'.!
# (anggungan ,:# 21.12.! #2.$.!
4P Ka=in ?
Penghasilan Istri
Digabung
Kode
1 /anuari %88: s>d
21 Dese!ber %81%
(ulai /anuari %812
(anggungan ,:2: ##..! '.-2'.!
1 (anggungan ,:2:1 #$.#2.! '2.-'.!
2 (anggungan ,:2:2 #'.-$.! '$.-%'.!
# (anggungan ,:2:# #-."-.! '-.%.!
/umber0 ,ementerian ,euangan +2 Dirjen Pajak! Leaflet penyesuaian
P(,P 21#.
18. Hak dan Ke=ajiban Pe!otong Pajak
a. )ak Pemotong Pajak
1) Pemotong pajak berhak atas kelebihan jumlah penyetoran PPh
Pasal 21 yang terjadi karena jumlah PPh Pasal 21 yang
terutang dalam 1 (satu) tahun tak6in lebih kecil dari pada
jumlah PPh Pasal 21 yang telah disetor. <umlah kelebihan
tersebut akan diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang
terutang atas gaji untuk bulan pada 6aktu dilakukan
penghitungan tahunan! dan jika masih ada sisa kelebihan!
2'
diperhitungkan untuk bulan1bulan lainnya dalam tahun
berikutnya.
2) Pemotong pajak berhak mengajukan permohonan untuk
memperpanjang jangka 6aktu penyampaian /urat
Pemberitahuan (/P() PPh Pasal 21. Permohonan diajukan
secara tertulis selambat1lambatnya tanggal #1 *aret tahun
tak6in berikutnya dengan menggunakan 4ormulir yang telah
ditentukan oleh Direktorat <enderal Pajak disertai surat
pernyataan mengenai penghitungan sementara PPh Pasal 21
yang terutang dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran
PPh Pasal 21 yang terutang untuk tahun tak6in yang
bersangkutan.
#) Pemotong pajak dapat mengajukan keberatan kepada
Direktorat <enderal Pajak dan permohonan banding kepada
Badan Peradilan Pajak.
b. ,e6ajiban Pemotong Pajak
1) /etiap pemotong pajak 6ajib menda4tarkan diri ke ,antor
Palayanan Pajak atau ,antor Penyuluhan Pajak setempat.
2) Pemotong pajak mengambil sendiri 4ormulir14ormulir yang
diperlukan dalam rangka pemenuhan ke6ajiban perpajakannya
pada ,antor Palayanan Pajak atau ,antor Penyuluhan Pajak
setempat.
2-
#) Pemotong pajak 6ajib menghitung! memotong dan
menyetorkan PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap akhir
bulan tak6in. Penyetoran pajak dilakukan dengan
menggunakan /urat /etoran Pajak (//P) ke ,antor Pos atau
Bank B7*N atau B7*D! atau bank1bank lain yang ditunjuk
oleh Direktorat <enderal Anggaran! selambat1lambatnya
tanggal 1 (sepuluh) bulan tak6in berikutnya.
$) Pemotong pajak 6ajib melaporkan penyetoran PPh Pasal 21
tersebut sekalipun nihil dengan menggunakan /urat
Pemberitahuan (/P() *asa ke ,antor Palayanan Pajak atau
,antor Penyuluhan Pajak setempat! selambat1lambatnya pada
tanggal 2 (dua puluh) bulan tak6in berikutnya.
') Pemotong pajak 6ajib memberikan bukti pemotongan PPh
Psal 21 baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya
pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai
pega6ai tetap! penerima uang tebusan pensiun! penerima
<aminan )ari (ua! penerima uang pesangon dan penerima dan
pensiun.
-) Pemotong pajak 6ajib memberikan bukti pemotongan PPh
Pasal 21 tahunan kepada pega6ai tetap! termasuk penerima
pensiun bulanan! dengan menggunakan 4ormulir yang
ditentukan oleh Direktorat <enderal Pajak dalam 6aktu 2 (dua)
bulan setelah tahun pajak berakhir. Apabila pega6ai tetap
2%
berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun tak6in! maka
bukti pemotongan tersebut diberikan oleh pemberi kerja yang
bersangkutan selambat1lambatnya satu bulan setelah pega6ai
yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.
%) Dalam 6aktu dua bulan setelah tahun tak6in berakhir!
pemotong pajak berke6ajiban menghitung kembali jumlah PPh
Pasal 21 yang terutang oleh pega6ai tetap dan penerima
pensiun bulanan menurut tari4 Pasal 1% 7ndang17ndang No.
1% tahun 2.
.) Pemotong Pajak 6ajib mengisi! menandatangani dan
menyampaikan /P( (ahunan PPh Pasal 21 ke ,antor
Palayanan Pajak atau ,antor Penyuluhan Pajak setempat.
/P( (ahunan Pasal 21 harus disampaikan selambat1lambatnya
tanggal #1 *aret tahun tak6in berikutnya. Dalam hal pemotong
pajak adalah badan! /P( (ahunan PPh Pasal 21 harus
ditandatangani dan diisi oleh orang lain maka harus dilampiri
/urat ,uasa ,husus.
") Pemotong pajak 6ajib melampiri /P( (ahunan PPh Pasal 21
dengan lampiran1lampiran yang ditentukan dalam petunjuk
pengisian /P( (ahunan PPh Pasal 21 untuk tahun pajak yang
bersangkutan.
1) Pemotong pajak 6ajib menyetor kekurangan PPh Pasal 21
yang terutang apabila jumlah PPh Pasal 21 terutang dalam
2.
satu tahun tak6in lebih besar dari pada PPh Pasal 21 yang
telah disetor. Penyetoran tersebut harus dilakukan selambat1
lambatnya tanggal 2' *aret tahun tak6in berikutnya! sebelum
batas akhir 6aktu penyampaian /P( (ahunan PPh Pasal 21.
). )ara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal %1
1. )ontoh Penghitungan Pe!otongan PPh Pasal %1 Terhada
Penghasilan Pega=ai Teta.
a. Dengan gaji bulanan
Ahmad Gakaria pada tahun 21# bekerja pada perusahaan P(.
Gamrud abadi dengan memperoleh gaji sebulan +p#..!
dan membayar uang pensiun sebesar +p1.!. Ahmad
menikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal
21 adalah sebagai berikut0
Aaji sebulan +p #..!
Pengurangan0
1 Biaya jabatan0
'& H +p#..! +p 1'.!
1 2uran pensiun0 +p 1.! +p 2'.!
Penghasilan neto sebulan +p 2.%'.!
Penghasilan neto setahun
12 H +p2.%'.! +p##..!
P(,P setahun0
1 7ntuk ;P diri pribadi +p2$.#.!
1 (ambahan ;P ka6in +p 2.2'.! +p2-.#2'.!
P,P setahun +p -.-%'.!
PPh Pasal 21 terutang0
'& H +p-.-%'.! I +p###.%'!
PPh Pasal 21 sebulan0
+p2"2.'! 0 12 I +p 2%..12!
b. Dengan gaji mingguan
2"
)arun /antoso pega6ai pada perusahaan P(. /egara )urip
dengan memperoleh gaji mingguan sebesar +p%.!. )arun
ka6in dan mempunyai seorang anak. P(. /egara )urip masuk
program <amsostek! premi <aminan ,ecelakaan ,erja dan premi
<aminan ,ematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah
masing1masing setiap bulan sebesar 1!& dan !#& dari gaji.
P(. /egara )urip membayar iuran <aminan )ari (ua setiap bulan
sebesar #!%& dari gaji dan )arun membayar iuran pensiun
+p1.! dan <aminan )ari (ua sebesar 2!& dari gaji.
Penghasilan sebulan ($ H +p%.!) +p 2...!
Premi <aminan ,ecelakaan ,erja
1& H +p2...! +p 2..!
Premi <aminan ,ematian
!#& H +p2...! +p ..$!
<aminan )ari (ua
#!%& H +p2...! +p 1#.-!
Penghasilan bruto +p 2."$.!
Pengurangan0
1 Biaya jabatan
'& H +p2."$.! +p 1$%.!
1 2uran pensiun +p 1.!
1 2uran <aminan )ari (ua
2& H +p2...! +p '-.! +p 21#.!
Penghasilan neto sebulan adalah +p 2.%2%.!
Penghasilan neto setahun0
12 H +p2.%2%.! +p#2.%2$.!
P(,P setahun0
1 7ntuk ;P diri pribadi +p2$.#.!
1 (ambahan ;P ka6in +p 2.2'.!
1 (ambahan 1 orang anak +p 2.2'.! +p2..#'.!
P,P setahun +p $.#%$.!
PPh Pasal 21 setahun0
#
'& H +p$.#%$.! I +p21..%!
PPh Pasal 21 sebulan0
+p21..%! 0 12 I +p 1..22'!
PPh Pasal 21 atas gaji: upah mingguan0
+p1..22'! 0 $ I +p $.''-!
%. )ontoh Penghitungan Pe!otongan PPh Pasal %1 Atas +aji dan
Bonus.
<oko Jurnain (tidak ka6in) bekerja pada P(. Jolbu <aya dengan
memperoleh gaji sebesar +p#..! sebulan. Dalam tahun yang
bersangkutan <oko menerima bonus sebesar +p'..!. /etiap
bulannya <oko membayar iuran pensiun ke dana Pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh *enteri ,euangan sebesar
+p-.!. Bara menghitung PPh Pasal 21 atas dan bonus adalah
sebagai berikut0
a. PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus (penghasilan setahun)0
Aaji setahun (12 H +p#..!) +p#-..!
Bonus +p '..!
Penghasilan bruto setahun +p$1..!
Pengurangan0
1 Biaya jabatan0
'& H +p$1..! +p2.'.!
1 2uran pensiun setahun0
12 H +p-.! +p %2.! +p 2.%%.!
Penghasilan neto setahun +p#..2#.!
P(,P setahun0
1 7ntuk ;P diri pribadi +p2$.#.!
Penghasilan ,ena Pajak +p1#."#.!
PPh Pasal 21 terutang0
'& H +p1#."#.! I +p-"-.'!
b. PPh Pasal 21 atas gaji setahun0
Aaji setahun (12 H +p#..!) +p#-..!
#1
Pengurangan0
1 Biaya jabatan0
'& H +p#-..! +p1...!
1 2uran pensiun setahun0
12 H +p-.! +p %2.! +p 2.'2.!
Penghasilan neto setahun +p##.$..!
P(,P setahun0
7ntuk ;P diri pribadi +p2$.#.!
Penghasilan ,ena Pajak +p ".1..!
PPh Pasal 21 terutang
'& H +p".1..! I +p$'".!
c. PPh Pasal 21 atas bonus adalah0
+p-"-.'! K +p$'".! I +p2#%.'!
2. )ontoh Penghitungan Pe!otongan PPh Pasal %1 Atas
Penghasilan -ang Diteri!a Peserta Kegiatan.
(au4ik )idayat adalah seorang pemain bulu tangkis pro4esional yang
bertempat tinggal di 2ndonesia! ia menjuarai turnamen 2ndonesia
terbuka dan memperoleh hadiah sebesar +p'..!.
PPh terutang atas hadiah turnamen 2ndonesia terbuka tersebut adalah0
'& H +p'..! I +p 2.'.!
1'& H +p2'..! I +p#%.'.!
1'& H +p2..! I +p#..! +p%..!
3. )ontoh Penghitungan Pe!otongan PPh Pasal %1 Atas
Penghasilan -ang Diteri!a ,leh Tenaga Ahli -ang (elakukan
Pekerjaan Bebas
2r. Aarda /uganda adalah seorang arsitek! pada bulan *aret 2"
menerima fee sebesar +p1..! dari P(. /elaras Propetindo
sebagai imbalan pemberian jasa yang dilakukannya. Pada bulan <uli
2" menerima pelunasan sisa fee sebesar +p'..!.
#2
Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong atas
penghasilan 2r. Aarda /uganda adalah sebagai berikut0
Tabel 2.5 Penghitungan Pe!otong PPh Pasal %1 Atas
Penghasilan -ang Diteri!a Tenaga Ahli -ang
(elakukan Pekerjaan Bebas.
Bulan
Penghasilan
Bruto
(+upiah)
Dasar
Pemotongan
PP) Pasal 21
(+upiah)
Dasar
Pemotongan
PP) Pasal
21 ,umulati4
(+upiah)
(ari4 Pasal
1% ayat 1
huru4 a
77D PPh
PP) Pasal
21 (erutang
(1) (2) (#)I'&H(2) ($) (') (-)I(#)H(')
*aret 1.. '.. '.. '& 2.'.
<uli '.. 2'.. %'.. 1'& #.%'.
<umlah 1'.. %'.. -.2'.
/umber0 Pro4. Dr. *ardiasmo! *BA.! Ak. ?Perpajakan =disi +e9isi@
(21#0 2$2).
Penjelasan Penghitungan0
Pada bulan maret 2"! jumlah kumulati4 '& dari penghasilan
bruto yang dibayarkan kepada 2r. Aarda /uganda sebsar
+p'..! (belum lebih dari ' juta)! sehingga atas penghasilan
yang dibayarkan kepada 2r. Aarda /uganda harus dipotong PPh Pasal
21 sebsar '& dari '& jumlah penghasilan bruto yang diterima.
/ementara itu! pada bulan <uli 2"! jumlah kumulati4 '& dari
penghasilan bruto yang dibayarkan kepada 2r. Aarda /uganda telah
melebihi +p'..! sehingga tari44 yang berlaku adalah 1'&
dari '& jumlah penghasilan bruto.
D. No!or Pokok 4ajib Pajak ;NP4P<
##
1. Pengertian NP4P
Dalam Peraturan Direktorat <enderal Pajak Nomor Per12: P<:
21# Pasal 1 Ayat .! menyatakan bah6a Nomor Pokok ;ajib Pajak
(NP;P) adalah nomor yang diberikan kepada 6ajib pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas ;ajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
memenuhi ke6ajiban perpajakannya. 7ntuk memperoleh NP;P! ;ajib
Pajak 6ajib menda4tarkan diri pada ,antor Pelayanan Pajak (,PP) atau
,antor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (,P$) dengan
mengisi 4ormulir penda4taran dan melampirkan persyaratan administrasi
yang diperlukan! atau dapat pula menda4tarkan diri secara online melalui
e,register.
Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki NP;P! dikenakan pemotong PPh Pasal 21 dengan tari4 lebih
tinggi 2& dari pada tari4 yang diterapkan terhadap ;ajib Pajak yang
memiliki NP;P. Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah
sebesar 12& dari jumlah yang seharusnya dipotong dalam hal yang
bersangkutan memiliki NP;P.
%. 1ungsi NP4P
NP;P memiliki beberapa 4ungsi antara lain0
a. /ebagai sarana dan administrasi perpajakanC
b. /ebagai identitas ;ajib PajakC
#$
c. *enjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan penga6asan
administrasi perpajakanC
d. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.
2. 1or!at NP4P
NP;P terdiri atas 1' digit! dengan pembagian " digit pertama
merupakan kode ;ajib Pajak dan - digit berikutnya merupakan kode
administrasi perpajakan. 3ormat tersebut adalah sebagai berikut0
LL.LLL.LLL.L.LLL.LLL. *ulai tahun 1"".! NP;P ini otomatis sama
dengan Nomor Pengukuhan Pengusaha ,ena Pajak.
E. &urat Pe!beritahuan ;&PT<
1. Pengertian &urat Pe!beritahuan ;&PT<
*enurut Pro4. Dr. *ardiasmo! *BA.! Ak. dalam bukunya
?Perpajakan =disi +e9isi@ (21#0 #1)! /urat Pemberitahuan (/P() adalah
surat yang oleh ;ajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan: atau pembayaran pajak! objek pajak dan: atau bukan objek pajak!
dan: atau harta dan ke6ajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang1undangan perpajakan.
%. 1ungsi &urat Pe!beritahuan ;&PT<
3ungsi /urat Pemberitahuan bagi ;ajib Pajak PPh adalah sebagai
sarana untuk melaporkan dan mempertanggungja6abkan penghitungan
jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang0
a. Pembayaran dan pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan: atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain 1 (satu)
(ahun Pajak atau Bagian (ahun PajakC
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan: atau bukan objek
pajakC
c. )arta dan ke6ajibanC dan: atau
#'
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1
(satu) *asa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang1
undangan perpajakan.
Bagi Pengusaha ,ena Pajak! 4ungsi /urat Pembertahuan adalah
sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungja6abkan
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang *e6ah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang0
a. Pengkreditan Pajak *asukan terhadap Pajak ,eluaranC dan
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
oleh Pengusaha ,ena Pajak dan: atau melalui pihak lain dalam
satu *asa Pajak! sesuai dengan ketentuan peraturan perundang1
undangan perpajakan.
Bagi pemotong atau pemungut pajak! 4ungsi /urat Pemberitahuan
adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungja6abkan
pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
2. Pe!betulan &urat Pe!beritahuan ;&PT<
;ajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan /urat
Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan
pernyataan tertulis! dengan syarat Direktorat <enderal Pajak belum
melakukan tindakan pemeriksaan. Dalam hal pembentulan /urat
Pemberitahuan menyatakan rugi atau lebih bayar! pembetulan /urat
Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun sebelum
dalu6arsa penetapan.
Dalam hal ;ajib Pajak membetulkan sendiri /urat Pemberitahuan
(ahunan maupun /urat Pemberitahuan *asa yang mengakibatkan utang
#-
pajak menjadi lebih besar! kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2& perbulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar!
dihitung sejak jatuh tempopembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan.
3. /enis &urat Pe!beritahuan ;&PT<
/ecara garis besar /P( dibedakan menjadi dua! yaitu0
a. /P( *asa adalah /urat Pemberitahuan untuk suatu *asa Pajak.
b. /P( (ahunan adalah /urat Pemberitahuan untuk suatu (ahun
Pajak atau Bagian (ahun Pajak.
/P( meliputi0
a. /P( (ahunan Pajak PenghasilanC
b. /P( *asa yang terdiri dari0
1) /P( *asa Pajak PenghasilanC
2) /P( *asa Pajak Pertambahan NilaiC dan
#) /P( *asa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai.
/P( dapat berbentuk0
a. 3ormulir kertas (hardcopy)C atau
b. e1/P(
5. Batas 4aktu Pen$a!aian &PT
Batas 6aktu penyampaian /urat Pemberitahuan adalah0
a. 7ntuk /urat Pemberitahuan *asa! paling lama 2 hari setelah akhir
*asa Pajak. ,husus untuk /urat Pemberitahuan *asa Pajak
Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya
setelah berakhirnya *asa PajakC
b. 7ntuk /urat Pemberitahuan (ahunan Pajak Penghasilan ;ajib
Pajak orang pribadi! paling lama # (tiga) bulan setelah akhir tahun
PajakC atau
c. 7ntuk /urat Pemberitahuan (ahunan Pajak Penghasilan ;ajib
Pajak badan! paling lama $ (empat) bulan setelah akhir tahun
Pajak.
#%
6. &anksi Terla!bat atau Tidak (en$a!aikan &PT
Apabila /urat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka
6aktu yang telah ditentukan atau batas 6aktu perpanjangan penyampaian
/urat Pemberitahuan! dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar0
a. +p'.! untuk /P( *asa PPNC
b. +p1.! untuk /P( *asa lainnyaC
c. +p1..! untuk /P( (ahunan PPh ;ajib Pajak badanC
d. +p1.! untuk /P( (ahunan PPh ;ajib Pajak orang pribadi.
1. &urat &etoran Pajak ;&&P<
1. Pengertian &urat &etoran Pajak ;&&P<
/urat /etoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan 4ormulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh *enteri ,euangan.
%. 1ungsi &urat &etoran Pajak ;&&P<
/urat /etoran Pajak (//P) ber4ungsi sebagai bukti pembayaran
pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran
yang ber6enang atau apabila telah mendapatkan 9alidasi.
2. Te!at Pe!ba$aran dan Pen$etoran Pajak
a. Bank1bank yang ditunjuk oleh *enteri ,euanganC
b. ,antor Pos.
3. Batas 4aktu Pe!ba$aran atau Pen$etoran Pajak
Batas 6aktu pembayaran atau penyetoran pajak diatur sebagai
berikut0
a. Pembayaran *asa
1) PPh Pasal $ ayat (2) yang dipotong oleh Pemotong PPh harus
disetor paling lama tanggal 1 bulan berikutnya setelah *asa
Pajak berakhir.
#.
2) PPh Pasal $ ayat (2) yang harus dibayar sendiri oleh ;ajib
Pajak harus disetor paling lama tanggal 1' bulan berikutnya
setelah *asa Pajak berakhir kecuali ditetapkan lain oleh
*enteri ,euangan.
#) PPh Pasal 1' yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor
paling lama tanggal 1 bulan berikutnya setelah *asa Pajak
berakhir.
$) PPh Pasal 1' yang harus dibayar sendiri harus disetor paling
lama tanggal 1' bulan berikutnya setelah *asa Pajak berakhir.
') PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor
paling lama tanggal 1 bulan berikutnya setelah *asa Pajak
berakhir.
-) PPh Pasal 2# dan PPh Pasal 2- yang dipotong oleh pemotong
PPh harus disetor paling lama tanggal 1 bulan berikutnya
setelah *asa Pajak berakhir.
%) PPh Pasal 2' harus dibayar paling lama tanggal 1' bulan
berikutnya setelah *asa Pajak berakhir.
.) PPh Pasal 22! PPN atau PPN dan PPnB* atas impor harus
dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea *asuk dan
dalam hal Bea *asuk ditunda atau dibebaskan! PPh Pasal 22!
PPN atau PPN dan PPnB* atas impor harus dilunasi pada
saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor.
#"
") PPh Pasal 22! PPN atau PPN dan PPnB* atas impor yang
dipungut oleh Direktorat <enderal Bea dan Bukai! harus disetor
dalam jangka 6aktu satu hari kerja setelah dilakukan
pemungutan pajak.
1) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara harus disetor
pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas
penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau
belanja Daerah! dengan menggunakan /urat /etoran Pajak
atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara.
11) PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak! gas dan
pelumas kepada penyalur: agen atau industri yang dipungut
oleh ;ajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang produksi
bahan bakar minyak! gas dan pelumas! harus disetor paling
lama tanggal 1 bulan berikutnya setelah *asa Pajak berakhir.
12) PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh ;ajib Pajak
badan tertentu sebagai Pemungut Pajak harus disetor paling
lama tanggal 1 bulan berikutnya setelah *asa Pajak berakhir.
1#) PPN atau PPN dan PPnB* yang terutang dalam satu *asa
Pajak! harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah
*asa Pajak berakhir dan sebelum /urat Pemberitahuan *asa
PPN disampaikan.
1$) PPN atau PPN dan PPnB* yang pemungutannya dilakukan
oleh Bendahara Pemerintah atau instansi Pemerintah yang
$
ditunjuk! harus disetor paling lama tanggal % bulan berikutnya
setelah *asa Pajak berakhir.
1') PPN atau PPN dan PPnB* yang pemungutannya dilakukan
oleh Pemungut PPN selain Bendahara Pemerintah atau
instansi Pemerintah yang ditunjuk! harus disetor paling lama
tanggal 1' bulan berikutnya setelah *asa Pajak berakhir.
1-) PPh Pasal 2' bagi ;ajib Pajak dengan kriteria tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal # ayat (#b) 7ndang1
7ndang ,7P yang melaporkan beberapa *asa Pajak dalam
satu /P( *asa! harus dibayar paling lama pada akhir *asa
Pajak terakhir.
1%) Pembayaran masa selain PPh Pasal 2' bagi ;ajib Pajak
dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal #
ayat (#b) 7ndang17ndang ,7P yang melaporkan beberapa
masa pajak dalam satu /P( *asa! harus dibayar paling lama
sesuai dengan batas 6aktu untuk masing1masing jenis pajak.
b. /urat (agihan Pajak! /urat ,etetapan Pajak ,urang Bayar! serta
/urat ,etetapan Pajak ,urang Bayar (ambahan! Putusan Banding!
serta Putusan Peninjauan ,embali! yang menyebabkan jumlah
pajak yang harus dibayar bertambah! harus dilunasi dalam jangka
6aktu satu bulan sejak tanggal diterbitkan.
c. ,ekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan /P(
(ahunan PPh harus dibayar lunas sebelum /P( PPh disampaikan.
$1
I@. (ET,DE PENELITIAN
A. Lokasi Dan 4aktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada P(. /ermani /teel yang
beralamat di <l. <enderal 7rip /umoharjo ,m. %! (ello Baru! *akassar
;aktu penelitian direncanakan yaitu pada Akhir bulan Desember 21#
sampai A6al bulan 3ebruari 21$.
B. (etode Pengu!ulan Data
Dalam penelitian deskripti4 ini penulis melakukan penelitian untuk
memperoleh data1data yang diperlukan dengan metode0
a. Penelitian ,epustakaan (Library (esearch)
Penelitian ,epustakaan yaitu usaha yang dilakukan oleh penulis
untuk memperoleh data1data sekunder yang diperlukan dengan
cara membaca! mempelajari! menelaah dan menganalisis sumber
kepustakaan yang rele9an seperti buku! undang1undang peraturan
perpajakan! serta diklat1diklat kuliah yang berkaitan dengan
pembahasan skripsi sebagai dasar perbandingan antara teori yang
rele9an dengan praktik yang terjadi dalam operasi perusahaan.
b. Penelitian Eapangan (Field (esearch)
Penelitian Eapangan yaitu usaha yang dilakukan penulis dalam
rangka memperoleh data primer dan sekunder berupa0
a. 8bser9asi yaitu! pengamatan secara langsung di lokasi
penelitian! dengan tujuan memperoleh keterangan dan
in4ormasi sebagai data yang akurat.
$#
$2
b. ;a6ancara yaitu! dengan tanya ja6ab pada beberapa
karya6an dan pimpinan perusahaan guna mendapatkan data
yang berkaitan dengan masalah yang dikemukakan oleh
penulis.
c. Dokumentasi yaitu! pengumpulan data sebanyak mungkin baik
sesuatu yang tertulis atau yang tercetak yang dapat dipakai
sebagai bukti atau keterangan yang berkaitan dengan 9ariabel
yang diteliti.
). /enis dan &u!ber Data
1. /enis Data
a. Data ,ualitati4
Daitu data1data yang didapat dari perusahaan bukan berbentuk
angka1angka! data ini diperoleh antara lain melalui hasil obser9asi
dengan pihak perusahaan. Data kualitati4! seperti sejarah
perkembangan perusahaan struktur organisasi perusahaan! dan
kegiatan usaha perusahaan.
b. Data ,uantitati4
Daitu data1data yang didapat dari perusahaan berbentuk angka1
angka! data ini diperoleh antara lain melalui hasil obser9asi dengan
pihak perusahaan. Data kuantitati4! seperti laporan penghitungan
dan pemotongan PPh Pasal 21.
$#
%. &u!ber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut0
a. Data sekunder adalah data yang telah diolah perusahaan untuk
dijadikan sebagaibahan oleh penulis. Data sekunder tersebut
diperoleh melalui pengutipan atau in4ormasi dari kepustakaan!
laporan perusahaan! seperti sejarah perkembangan perusahaan!
struktur organisasi perusahaan.
b. Data Primer adalah data yang diperoleh oleh sumber1sumber lain!
seperti buku dan makalah tentang pajak! hasil analisis pasar yang
berhubungan dengan data yang diteliti.
D. (etode Analisa
Dalam mengolah data yang diperoleh dari perusahaan! penulis
menggunakan metode1metode sebagai berikut0
1. Analisa Deskripti4
*etode ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang nyata
mengenai penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 pada P(.
/ermani /teel dengan cara memperoleh data1data mengenai gaji!
tunjangan serta iuran yang berlaku diperusahaan kemudian
mengujinya dengan penghitungan PPh Pasa 21 yang berlaku.
2. Analisa ,omparati4
Dalam metode ini! yang dilakukan adalah membandingkan hasil
perhitungan PPh yang dilakukan oleh P(. /ermani /teel dengan
$$
ketentuan perpajakan yang berlaku pada 7ndang17ndang Pajak
Penghasilan Nomor #- (ahun 2. serta Peraturan Direktorat
<enderal Pajak Nomor P=+1#1: P<: 2".
E. ,erasi @ariabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengidenti4ikasi 9ariabel19ariabel yang
digunaka dalam membahas masalah tersebut0
1. Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto yaitu penghasilan yang diterima oleh karya6an
berupa gaji! tunjangan1tunjangan dan lain1lain.
2. Biaya <abatan
Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatkan! menagih dan
memelihara penghasilan yang besarnya '& dari penghasilan bruto
sebesar1besarnya +p-..! setahun atau +p'.!
sebulan.
#. Penghasilan Neto
Penghasilan Neto yaitu penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan.
$. Penghasilan (idak ,ena Pajak (P(,P)
Penghasilan (idak ,ena Pajak yaitu jumlah pengurangan terhadap
penghasilan neto yang besarnya ditentukan oleh undang1undang
perpajakan dan Peraturan Dirjen Pajak.
'. Penghasilan ,ena Pajak (P,P)
Penghasilan ,ena Pajak yaitu dasar penghitungan pajak terutang
yang diperoleh dari jumlah penghasilan neto dikurang P(,P.
$'
-. Pajak (erutang
Pajak (erutang yaitu pajak yang harus dibayar pada suatu masa
pajak! besarnya pajak terutang dihitung dari jumlah P,P yang
diperoleh lalu dikalikan dengan tari4 pajak Pasal 1% 7ndang1
7ndang Nomor #- (ahun 2..
1. 'en.ana Isi Hasil Penelitian
BAB 2 0 Berisikan tentang pendahuluan! yang maliputi latar
belakang! rumusan masalah! tujuan penelitian dan man4aat
hasil penelitian.
BAB 22 0 Berisi tentang kerangka pikir dan hipotesis.
BAB 222 0 Berisikan tentang tinjauan pustaka! yang meliputi dasar1
dasar perpajakan! Pajak Penghasilan Pasal 21! cara
perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21! Nomor Pokok
;ajib Pajak (NP;P)! /urat Pemberitahuan (/P()! /urat
/etoran Pajak (//P).
BAB 2M 0 Berisi tentang metode penelitian! yang meliputi ruang
lingkup penelitian! metode pengumpulan data! metode
analisa! operasi 9ariabel penelitian! rencana isi hasil
penelitian.
BAB M 0 Berisi mengenai pembahasan! yang meliputi sekilas
gambaran umum objek penelitian! hasil dan pembahasan.
BAB M2 0 Berisi tentang kesimpulan dan saran.
$-
DA1TA' PU&TAKA
,ementerian ,euangan +epublik 2ndonesia. Data Pokok APBN (ahun
2-1212.
+epublik 2ndonesia. 7ndang17ndang Nomor #- (ahun 2.! (entang
Perubahan ,eempat Atas 7ndang17ndang Nomor % (ahun 1".#
(entang Pajak Penghasilan.
+epublik 2ndonesia. Peraturan Direktorat <endral Pajak Nomor P=+1#1:
P<: 2" (entang Penghitungan! Pemotongan! Pelaporan Dan
Penyetoran PPh Pasal 21.
*ardiasmo. 21#. Perpa-a&an Edisi (evisi. Dogyakarta0 Andi Dogyakarta.
/oemitro! +ochmat dalam *ardiasmo. 21#. Perpa-a&an Edisi (evisi.
Dogyakarta0 Andi Dogyakarta.
;aluyo. 2%. Perpa-a&an $ndonesia. <akarta0 /alemba =mpat.
Pur6ono! )erry. 21. asar,asar Perpa-a&an dan )&untansi Pa-a&.
<akarta0 =rlangga.
,ementerian ,euangan +epublik 2ndonesia. 7ndang17ndang Pajak
Penghasilan Pasal # Ayat (1c).
,ementerian ,euangan +epublik 2ndonesia. Direktorat <enderal Pajak.
21#. Leafled Penyesuaian PT.P.
,ementerian ,euangan +epublik 2ndonesia. Peraturan Nomor 1-2:
P*,.11: 212 (entang Penyesuaian Besarnya Penghasilan (idak
,ena Pajak.
+epublik 2ndonesia. Peraturan Direktorat <endral Pajak Nomor P=+12:
P<: 21# (entang (ata Bara Penda4taran Dan Pemberian Nomor
Pokok ;ajib Pajak! Pelaporan 7saha Dan Pengukuhan Pengusaha
,ena Pajak! Penghapusan Nomor Pokok ;ajib Pajak Dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha ,ena Pajak! /erta
Perubahan Data Dan Pemindahan ;ajib Pajak.
$.
$%
LA(PI'AN
A. /ad=al Penelitian
(abel0 Agar Pelaksanaan penelitian ini lebih terarah dan terencana! maka
jad6al Perincian penelitian sebagai berikut0
No Keterangan
%812 %813
NoAe!ber Dese!ber /anuari 1ebruari
1 % 2 3 1 % 2 3 1 % 2 3 1 % 2 3
1 8bser9asi

2
Pembuatan
Proposal
#
Pengumpulan
data
$
Pengelolahan dan
Analisis data
'
Penulisan /kripsi
dan ,onsultasi
- /eminar )asil

% 7jian /kripsi

. Penggandaan

B. Ko!osisi Bia$a Penelitian
1. 8bser9asi 0 +p 1.!
2. Pembuatan Proposal 0 +p 1.!
#. Pengumpulan Data 0 +p 1'.!
$. Pengolahan dan Analisis data 0 +p 1.!
'. Penulisan /kripsi dan ,onsultasi 0 +p 2'.!
-. /eminar )asil 0 +p 2.!
%. 7jian /kripsi 0 +p 2.!
.. Penggandaan 0 +p 1.!
". Biaya Eain1lain 0 +p #.!
NNNNNNNNNNNNN O
Total Bia$a Penelitian '1.588.888#88
$"

Anda mungkin juga menyukai