Anda di halaman 1dari 14

A.

Pemerkosaan
Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seorang
manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam
bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau
dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan.
Faktor penyebab
Sejak zaman dulu pemerkosaan sudah terjadi. Faktor utama penyebab terjadinya
pemerkosaan adalah adanya dorongan seksual yang tidak dikendalikan dengan baik. Selain
itu, ada budaya patriarki yang beranggapan bahwa cowok berkuasa, sehingga cewek
dianggap sebagai kaum yang lemah. Sekarang ini, kasus pemerkosaan semakin banyak
terjadi, sebagai akibat pengaruh tontonan dan bacaan yang mendorong orang untuk
berperilaku seksual, serta pengaruh obat-obatan terlarang.
Beberapa tehnik metode modus kejahatan pemerkosaan versi organisasi.org :
1. Memberi obat bius agar tidak sadarkan diri
2. Memberi ancaman pada korban agar tidak berdaya
3. Melakukan penganiayaan agar tidak sadarkan diri atau tidak berdaya
4. Menghipnotis korban agar mau melakukan apa yang diinginkan pemerkosa
5. Memberi obat perangsang agar korban jadi birahi / bernafsu
6. Dijadikan wanita penghibur / pelacur bayaran
7. Dicekoki menuman keras agar mabuk setengah sadar
8. Diculik lalu digagahi di tempat yang tersembunyi
9. Ditipu akan diberikan sesuatu atau dijanjikan sesuatu, dll
- Perhatian : Cara ini tidak boleh dipraktekan kepada siapa pun juga selama anda hidup di
dunia karena hukumannya berat dan dosanya sangat besar, kenikmatan yang didapat pun
sangat semu.
4. Dampak Pemerkosaan
Beberapa akibat / efek dampak buruk pada korban pemerkosaan :
A. Menjadi stress hingga mengalami gangguan jiwa
B. Cidera ata luka-luka akibat penganiayaan
C. Kehilangan keperawanan / kesucian
D. Menjadi trauma pada laki-laki dan hubungan seksual
E. Bisa menjadi seorang lesbian atau homo yang menyukai sesama jenis
F. Masa depan suram karena dikanal sebagai korban perkosaan
G. Sulit mencari jodoh karena sudah tidak perawan
H. Bisa membalas dendam pada oang lain
I. Hamil di luar nikah yang sangat tidak diinginkan
J. Anak hasil perkosaan bisa dibenci orang tua, kerabat, tetangga, dll
K. Merusak mental seorang anak karena belum waktunya mengenal seks
L. Menjadi pasrah dan terus melakukan hubungan seks pranihah
M. Merasa kotor dan akhirnya terjun sebagai psk untuk mendapat uang.
N. Terkena penyakit menular seksual yang berbahaya, dll
Dilihat dari besarnya efek yang dpat ditimbulkan dari pemerkosaan seharusnya seorang
pemerkosa diberikan hukuma yang sangat berat dan membuat jera seperti dicambuk, kerja
sosial, hukuman seumur hidup, dicap seperti pki, dan lain sebagainya. Namun orang yang
melakukan fitnah pun harus diberikan hukuman yang sama beratnya jika berbohong telah
diperkosa seperti dalam cerita ayat-ayat cinta karena terkadang fitnah lebih kejam dari
pembunuhan.
Pencegahan pemerkosaan
Untuk mencegah terjadinya perkosaan hukum memang harus tegas dan membuat takut orang
yang akan memperkosa orang lain. Di samping itu di sekolah harus diajarkan mengenai
pendidikan seksologi yang baik dan sehat agar tidak terjadi kesalahan eksperimen,
ketidaktahuan, kekhilafan, kepolosan, ketidakberdayaan dan lain sebagainya.
Terkadang pelaku perkosaan adalah orang dekat yang tidak kita sangka-sangka seperti teman
sepermainan, teman satu sekolah, tetangga, paman, sepupu, dan lain sebagainya. Tidak
menutup kemungkinan pula seorang wanita dewasa dan remaja mengajak berhubungan seks
dengan paksaan pada anak laki-laki dan perempuan. Semua patut diwaspadai namun tetap
dalam batasan yang wajar agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang merusak hubungan
harmonis antar individu.
Pelecehan seksual merupakan segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang
dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran, sehingga
menimbulkan reaksi negatif seperti: rasa malu, tersinggung, marah, dan sebagainya pada diri
orang yang menjadi korban.
Kita tentunya tidak ingin mengalami hal tersebut. Ada cara mengatasinya, antara lain:
Membuat catatan tentang identitas pelaku, lokasi, tempat, saksi, perilaku atau ucapan yang
dianggap melecehkan.
Bicarakan dengan orang lain tentang pelecehan seksual yang terjadi. Bisa dengan teman
atau orang lain yang kita percaya. Ungkapkan perasaan kita tentang kejadian itu. Bisa juga
dengan memberitahukan perasaan kita pada orang yang ada di tempat kejadian.
Memberi pelajaran pada si pelaku dengan memberitahukan langsung kepada pelakunya
bahwa kita tidak suka dengan tindakannya atau isyarat tubuh.
Segera melaporkan tindakan pelecehan seksual setelah kejadian, karena
pelecehan seksual adalah tindakan yang melanggar hukum:
a. Pencabulan (Pasal 289296 KUHP)
b. Penghubungan pencabulan (Pasal 295298, 506 KUHP)
c. Tindak Pidana terhadap kesopanan (Pasal 281283,283 bis Pasal 532533 KUHP)
d. Persetubuhan dengan wanita di bawah umur (Pasal 286288 KUHP)
Apa yang harus dilakukan bila terjadi pemerkosaan?
Segera laporkan ke polisi. Di kepolisian korban akan diantar ke dokter untuk mendapatkan
visum et repertum.
Atau kalau terpaksa korban bisa datang ke rumah sakit terlebih dahulu agar dokter bisa
memberikan surat keterangan. Mintalah bantuan pihak rumah sakit atau dokter untuk
menghubungi polisi, jangan membersihkan diri atau mandi karena sperma, serpihan kulit,
ataupun rambut pelaku yang bisa dijadikan barang bukti akan hilang. Sperma hanya hidup
dalam waktu 2 x 24 jam. Simpan pakaian barang-barang lain yang kita pakai, ataupun
kancing atau robekan baju pelaku karena barang-barang tersebut bisa dijadikan barang bukti.
Serahkan barang-barang tersebut kepada polisi dalam keadaan asli (jangan dicuci atau diubah
bentuknya). Apabila korban takut pergi sendiri ke kantor polisi ajaklah orangtua, saudara,
atau teman untuk menemani.
Yakinkan diri bahwa korban pemerkosaan bukanlah orang yang bersalah. Pelaku
pemerkosaanlah yang harus dihukum. Korban berhak untuk melaporkan pelaku agar bisa
dihukum sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya.
Kita bisa menghubungi salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap
masalah-masalah cewek. Mereka siap membantu korban yang baru saja mengalami
pemerkosaan. Dengan beberapa staf konselor yang terlatih, mereka akan memberikan
dukungan psikologis dan penanganan medis. Mereka juga akan memberikan informasi
tentang hak hukum korban, cara, dan prosedur pelaporan kepada polisi dan akan
mendampingi dalam proses peradilan jika memang dikehendaki.
6.Tips-tips menjaga diri dari pemerkosaan
Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk menghindarkan diri dari tindak pemerkosaan,
di antaranya adalah:
Bersikap tegas dengan menunjukkan sikap percaya diri.
Pandai-pandai membaca situasi, jika perasaan kita menyuruh untuk waspada, maka percayai
perasaan itu.
Hindari jalan di tempat yang gelap dan sunyi.
Berpakaianlah yang memudahkan untuk lari atau melakukan perlawanan.
Jangan memakai terlalu banyak perhiasan.
Sediakan selalu senjata, misalnya, korek api, deodoran semprot, payung dan lain sebagainya
di dalam tas.
Jika pergi ke suatu tempat bawa alamat lengkap, denah dan jalur kendaraan sehingga tidak
kelihatan bingung, dan carilah informasi di tempat-tempat resmi.
Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum kita kenal.
Berhati-hati jika diberi minum orang.
Jangan mudah percaya pada orang yang mengajak bepergian atau menginap ke suatu tempat
yang belum kita kenal.
Perbanyak pengetahuan dan sering-sering membaca tulisan tentang pemerkosaan supaya
dapat dipelajari tanda-tanda si pelaku dan modus operandi atau cara kerjanya.
Pastikan jendela, pintu kamar, rumah, mobil sudah terkunci dengan baik.
Belajar bela diri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang.
B. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang
dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran hingga
menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah, tersinggung dan sebagainya pada diri orang
yang menjadi korban pelecehan.
Dampak Dari Pelecehan Seksual
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual. Sebagai remaja yang masih
berkembang, hal ini akan sangat membekas dan meninggalkan efek lama baik secara fisik
atau mental. Angka bunuh diri pada wanita yang mengalami kekerasan seksual dari pria yang
tinggal bersamanya 5 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami hal
tersebut.
Berbagai penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui kekerasan seksual. Walaupun
organ reproduksi remaja wanita sudah berkembang, kekerasan seksual yang dialami mulai
dari manipulasi organ seksual sampai pemerkosaan dapat melukai organ reproduksi dan
menimbulkan infeksi, penyakit organ reproduksi lainnya, kehamilan yang tidak diinginkan
bahkan aborsi.
Solusi Dalam Mencegah Kekerasan Dan Pelecehan Seksual
Cara-cara mencegah pelecehan seksual:
1. Pelajari persoalan pelecehan seksual.
2. Mampu bertindak asertif dan berani mengatakan tidak (menolak).
3. Menyebarkan informasi tentang pelecehan seksual.
4. Mau bertindak sebagai saksi.
5. Membantu korban.
6. Membentuk kelompok solidaritas.
7. Mengkampanyekan jaminan keamanan, khususnya bagi perempuan.
8. Mengkampanyekan penegakan hukum bagi hak-hak perempuan.
Berikut ini adalah peran penting dalam mencegah terjadinya kekerasan dan pelecehan
seksual:
1. Orang Tua
Para orang tua seharusnya lebih memperhatikan kehidupan anaknya. Orang tua dituntut
kecakapannya dalam mendidik dan menyayangi anak-anaknya. Jangan membiarkan anak hidup dalam
kekangan, mental maupun fisik. Sikap memarahi anak habis-habisan, apalagi tindakan kekerasan (pemukulan
danpenyiksaan fisik) tidaklah arif, karena hal itu hanya akan menyebabkan anak merasa
tidak diperhatikan, tidak disayangi. Akhirnya anak merasa trauma, bahkan putus asa.
2. Guru
Peran seorang guru dituntut untuk menyadari bahwa pendidikan di Negara kita bukan saja
untuk membuat anak pandai dan pintar, tetapi harus juga dapat melatih mental anak didiknya.
Peran guru dalam memahami kondisi siswa sangat diperlukan.Sikap arif, bijaksana, dan toleransi
sangat diperlukan. Idealnya seorang guru mengenal betul pribadi peserta didik, termasuk status sosial
orang tua murid sehingga ia dapat bertindak dan bersikap bijak.
3. Masyarakat
Anak-anak kita ini selain bersentuhan dengan orang tua dan guru, mereka pun tidak bisa lepas dari
berbagai persinggungan dengan lingkungan masyarakat dimana dia berada. Untuk itu diperlukan
kesadaran dan kerjasama dari berbagai elemen di masyarakat untuk turut memberikan nuansa
pendidikan positif bagi anak-anak.Salah satu elemen tersebut adalah pihak pengelola stasiun TV.
Banyak risetmenyimpulkan bahwa pengaruh media (terutama TV) terhadap perilaku anak cukup besar.
Berbagai tayangan kriminal di berbagaisatsiun TV, tanpa kita sadari telah menampilkan
potret-potret kekerasan yang tentu akanberpengaruh pada pembentuk mental pribadi anak dan
terhadap kejahatan seksual.
4. Pemerintah Dan Sosial Worker
Pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap kemashlahatanrakyatnya, termasuk dalam
hal ini adalah menjamin masa depan bagianak-anak kita sebagai generasi penerus.Pemerintah dirasa
sangat perlu memperbaiki undang-undang, terutama mengenai hak-hak wanita dan anak-
anak, memperberat hukuman bagi pelaku dan memberikan pendidikan mengenai kekerasan
seksual pada wanita dan remaja putri sehingga paradigma kekerasan dan pelecehan seksual
sebagai sesuatu yang lumrah menjadi hilang. Masyarakat perlu menggalang kekuatan yang
dapat menekan pemerintah untuk segera mengatasi masalah ini dengan melibatkan pekerja
sosial atau dunia internasional yang peduli pada masalah kekerasan terhadap wanita dan
anak-anak.
Beberapa langkah untuk menjaga diri dari perkosaan:
1. Menunjukkan sikap tegas terhadap segenap bentuk perilaku yang mencurigakan.
2. Selalu bersikap waspada.
3. Tidak boleh berjalan di tempat gelap dan sunyi.
4. Berpakaian sewajarnya.
5. Sediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodoran semprot, dan
sebagainya.
6. Jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur kendaraan sehingga
tidak terlihat bingung. Bertanyalah ke tempat-tempat resmi, seperti kantor polisi.
7. Jangan mudah menerima ajakan untuk bepergian atau menginap di tempat yang belum
dikenal.
8. Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum dikenal.
9. Berhati-hati jika diberi minum orang.
10. Pastikan selalu jendela, pintu kamar, rumah, mobil, sudah terkunci dengan baik.
11. Belajar beladiri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang.
C. orang tua tunggal
D. pernikahan usia muda dan tua
Perkawinan muda adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dan perempuan yang di bawah
umur
Perkawinan usia tua adalah perkawinan yang dilakukan seorang laki-laki dan perempuan
yang dengan umur yang sudah matang atau sudah dewasa
Pernikahan Usia Muda

Di Indonesia pernikahan dini sekitar 12-20% yang dilakukan oleh pasangan baru. Biasanya,
pernikahan dini dilakukan oleh pasangan usia muda yang rata-rata umurnya antara 16-20
tahun. Secara nasional pernikahan dini dengan pasangan usia di bawah 16 tahun sebanyak
26,95%.

Padahal pernikahan yang ideal untuk perempuan adalah 21-25 tahun sementara laki-laki 25-
28 tahun. Karena diusia itu organ reproduksi perempuan secara psikologis sudah berkembang
dengan baik dan kuat serta siap untuk melahirkan keturunan secara fisik pun mulai matang.
Sementara laki-laki pada usia itu kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat, hingga mampu
menopang kehidupan keluarga untuk melindungi baik secara psikis emosional, ekonomi dan
sosial.

Melakukan pernikahan tanpa kesiapan dan pertimbangan yang matang dari satu sisi dapat
mengindikasi sikap tidak appresiatif terhadap makna nikah dan bahkan lebih jauh bisa
merupakan pelecehan terhadap kesakralan dalam pernikahan.

C. Dampak Perkawinan muda

1. Dampak biologis

Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju kematangan
sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika
sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan
yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ reproduksinya sampai membahayakan
jiwa anak. Patut dipertanyakan apakah hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan
dalam hak reproduksi antara isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan
(penggagahan) terhadap seorang anak.

2. Dampak psikologis

Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga akan
menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak
akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak
mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak
untuk memperoleh pendidikan (Wajar 9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya
serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.

3. Dampak sosial

Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat patriarki yang
bisa gender, yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan hanya dianggap
pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun
termasuk agama Islam yang sangat menghormati perempuan (Rahmatan lil Alamin). Kondisi
ini hanya akan melestarikan budaya patriarki yang bisa gender yang akan melahirkan
kekerasan terhadap perempuan.

4. Dampak perilaku seksual menyimpang

Adanya prilaku seksual yang menyimpang yaitu prilaku yang gemar berhubungan seks
dengan anak-anak yang dikenal dengan istilah pedofilia. Perbuatan ini jelas merupakan
tindakan ilegal (menggunakan seks anak), namun dikemas dengan perkawinan seakan-akan
menjadi legal. Hal ini bertentangan dengan UU.No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
khususnya pasal 81, ancamannya pidana penjara maksimum 15 tahun, minimum 3 tahun dan
pidana denda maksimum 300 juta dan minimum 60 juta rupiah. Apabila tidak diambil
tindakan hukum terhadap orang yang menggunakan seksualitas anak secara ilegal akan
menyebabkan tidak ada efek jera dari pelaku bahkan akan menjadi contoh bagi yang lain.

5. Dampak terhadap suami

Tidak bisa dipungkiri bahwa pada pasangan suami istri yang telah melangsungkan
perkawinan di usia muda tidak bisa memenuhi atau tidak mengetahui hak dan kewajibannya
sebagai suami istri. Hal tersebut timbul dikarenakan belum matangnya fisik maupun mental
mereka yang cenderung keduanya memiliki sifat keegoisan yang tinggi.

6. Dampak terhadap anak-anaknya

Masyarakat yang telah melangsungkan perkawinan pada usia muda atau di bawah umur akan
membawa dampak. Selain berdampak pada pasangan yang melangsungkan perkawinan pada
usia muda, perkawinan usia muda juga berdampak pada anak-anaknya. Karena bagi wanita
yang melangsungkan perkawinan di bawah umur 20 tahun, bila hamil akan mengalami
gangguan pada kandungannya dan banyak juga dari mereka yang melahirkan anak yang
premature

7. Dampak terhadap masing-masing keluarga

Selain berdampak pada pasagan suami-istri dan anak-anaknya perkawinan di usia muda juga
akan membawa dampak terhadap masing-masing keluarganya. Apabila perkawinan di antarta
anak-anak merka lancer, sudah barang tentu akan menguntungkan orang tuanya masing-
masing. Namun apabila sebaliknya keadaan rumah tangga mereka tidak bahagia dan akhirnya
akan terjadi perceraian. Hal ini akan mengkibatkan bertambahnya biaya hidup mereka dan
yang palinng parah lagi akan memutuskan tali kekeluargaan diantara kedua belah pihak.

D. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perkawinan Dalam Usia Muda

v Faktornya yaitu:


1) Ekonomi

Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis kemiskinan, untuk
meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang
dianggap mampu.

2) Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat,
menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur.

3) Faktor orang tua

Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki yang
sangat lengket sehingga segera mengawinkan anaknya.

4) Media massa

Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja modern kian Permisif terhadap
seks.

5) Faktor adat

Perkawinan usia muda terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan tua
sehingga segera dikawinkan.

v Penyebabnya yaitu:

1) Pergaulan Bebas

2) Kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua

3) Desakan ekonomi

4) Rendahnya pendidikan

5) Kebanyakan menganggap kawin muda itu asyik

6) Lajunya perkembangan penduduk

7) Sulitnya mendapatkan pekerjaan

8) Keterlanjuran berhubungan seks

v Kelebihan kawin muda

1) Terhindar dari perilaku sex bebas

2) Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak kecil

v Akibat dari kawin muda

1) Banyaknya perceraian

2) Pertambahan penduduk melaju kencang

3) Banyaknya kematian ibu dan bayi, karena resiko komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas

4) Sulit terwujud keluarga berkualitas karena kematangan psikologis belum tercapai

5) Ditinjau dari segi sosial, mengurangi kebebasan mengembangkan diri

6) Konflik dalam keluarga membuka peluang mencari pelarian ke alkohol, sex bebas dll

v Masalah perkawinan dan kehamilan usia muda

1) Ketidakmatangan secara fisik dan mental

2) Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi semakin besar

3) Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri

4) Resiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman

5) Infeksi organ reproduksi, anemia, mandul dan kematian karena perdarahan.

6) Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, merasa berdosa dan kehilangan harapan masa
depan)

v Infeksi organ reproduksi, anemia, mandul, dan kematian karena perdarahan:

1) trauma kejiwaan

2) Menimbulkan aib

3) Menambah beban ekonomi

4) Meningkatnya remaja putus sekolah

5) Meningkatnya kematian ibu dan bayi

6) Menambah beban ekonomi masyarakat

E. Upaya Pencegahan terjadinya Pernikahan Muda

o Undang-undang perkawinan

o Bimbingan kepada remaja dan kejelasan tentang sex education

o Memberikan penyuluhan kepada orang tua dan masyarakat

o Bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat

o Model desa percontahan kedewasaan usia perkawinan

o Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi

o Bimbingan psikologis

o Dukungan keluarga

o Peningkatan kesehatan

F. Perkawinan Usia Tua

Telah didapatkan banyak bukti yang mengungkapkan bahwa semakin tua seseorang pria,
semakin besar pula resiko memiliki anak yang tidak normal. Berbagai hasil studi menemukan
adanya berbagai resiko, termasuk autisme dan schizophrenia pada anak yang lahir pada pria
yang berusia 40 tahun. Sejumlah studi juga mengemukakan bahwa kesuburan pria akan
menurun dengan bertambahnya usia.

Terdapat perbedaan antara pria dan wanita ; tidak bisa memiliki anak pada setelah usia
tertentu (menoupause) kata dr. Harry Fisch, direktur Male Reproductive Centre di New york-
Presbyterian Hospital, Columbia University Medical Centre. Tetapi tidak semua pria
dijamin akan baik-baik saja, tambahnya. Kesuburan akan menurun pada pria tertentu,
namun pada pria lain, kesuburan akan tetap bertahan tetapi terdapat kemungkinan berisiko
penurunan ketidak normalan genetis.

G. Faktor yang Menyebabkan Pernikahan Tua

1. Belum bekerja

Ini masalah utama yang sering menghinggapi pemuda sehingga sekalipun telah merasa cocok
dengan seorang wanita, dan jika ditunda akan menimbulkan fitnah, akan tetapi tenyata sang
pemuda belum memiliki pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarganya kelak, maka niat baik
tersebut terpaksa harus tertunda.

2. Belum lulus

Untuk alasan ini, berbeda dengan yang pertama. Masalah ini menghinggapi pemuda dan
pemudi. Terkadang seorang pemuda sudah memiliki pekerjaan, dan sambil bekerja ia
sekolah, akan tetapi studinya belum selesai maka pernikahan terpaksa tertunda, sampai
selasainya di wisuda dan mendapatkan gelar, agar tampak terhormat di undangan kalau
kedua pasangan memiliki gelar didepan dan dibelakang namanya. Begitu pun pemudi,
sekalipun dia telah sarjana, namun karena yang datang melamarnya adalah pemuda yang
belum selesai kuliahnya, maka niat untuk menikah dicegah oleh keluarganya, ditunda sampai
selesainya pendidikan calon pasangannya.

3. Belum cocok

Mungkin sudah lulus, sudah bekerja, bahkan telah memiliki rumah sendiri, dan berusaha
mencari calon pasangannya. Akan tetapi karena merasa belum ada yang cocok, sekalianpun
keinginan untuk menikah sangat tinggi, tetapi karena tidak cocok baik dari segi harta,
pendidikan, dan latar keturunan, ataupun lainnya sehingga niat baik untuk menikahpun
menjadi tertunda.

4. Belum mantap

Alasan belum mantap , biasanya didasarkan karena persiapan dirinya kurang, baik ilmu
tentang pernikahan, keluarga, dan orang-orang yang ada disekitarnya. Termasuk didalam
merasa belum mantap betul dengan calon pasangannya karena belum dikenal dengan baik
luar dan dalam.

5. Belum terlambat

Ada pemuda, begitu pun pemudi membuat standar usia dalam menuju gerbang pernikahan.
Biasanya menjadikan standar usia tertentu, atau suatu target tertentu, misalnya usia remaja
bagi laki-laki adalah 27 tahun, sehingga ketika belum mencapai usia yang bernaksud atau
target yang dituju (S-2) atau belum tercapai cita-citanya, maka sebelum itu semua terpenuhi,
dianggap belum terlambat untuk menikah.

I. Dampak Pernikahan Tua

v Dampak negatif

Masa tua merupakan perpanjangan dari masa sekarang, bedanya adalah kekuatan sudah jauh
berkurang sehingga beban terasa lebih berat.

Masa tua memperjelas ketidak harmonisan di antara pasangan menikah.

Masa tua juga dapat melahirkan kebiasaan baru yang tidak dapat ditoleransi pasangan.

Masa tua penuh kelemahan fisik yang menambah kerepotan, dulu repot mengurus anak
sekarang repot mengurus pasangan sendiri. Bedanya adalah kerap kali lebih mudah mengurus
anak daripada mengurus pasangan sendiri. Juga kelemahan fisik sering kali memperburuk
frustrasi sehingga kita mudah jengkel dengan diri sendiri dan pasangan.

Hormon-hormon reproduksi mulai berkurang sehingga kesehatan juga akan menurun.

Meningkatkan angka kesakitan / kematian ibu dan bayi : susah melahirkan, resiko kanker
payudara dll

Meningkatkan resiko kehamilan dengan anak kelainan bawaan

Lebih merasa mudah capek pada saat hamil

Emosi tidak stabil

Susah hamil

v Dampak positif

Di masa tua cenderung tidak tergesa-gesa dan lebih sabar menunggu karena lebih dapat
berbicara dengan lebih berlahan.

Di masa tua cenderung lebih berhikmat dan memahami prioritas hidup dengan lebih tepat.
Lebih menyadari hal-hal apa yang penting dan tidak penting dan apa itu yang merupakan
kesia-sian hidup.

Di masa tua seharusnya lebih takut akan tuhan dan lebih memntingkan hal rohani. Ini dapat
menjadi kekuatan dan motivasi kita untuk membereskan masalah.

v Penanganan kawin usia tua:

Pengawasan kesehatan: ANC teratur pada tenaga kesehatan

Peningkatan kesehatan dengan meningkatkan pengetahuan kesehatan

v Pencegahan kawin usia tua:

Penyuluhan kesehatan untuk menikah usia reproduksi sehat

Merubah cara pandang budaya dan cara pandang diri yang tidak mendukung

Meningkatkan kegiatan sosialisasi
E. incest

Anda mungkin juga menyukai