Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi kapan
saja sesuai dengan kebutuhan. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa, merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan
dipertimbangkan pada pengembangn kurikulum pada setiap jenjang
pendidikan.Munculnya peraturan perundang-undangan yang baru telah
membawa implikasi terhadap paradigma baru dalam proses pengembangan
kurikulum. Kondisi masa sekarang dan kecenderungan yang akan terjadi pada
masa yang akan datang,memerlukan persiapan dari generasi muda dan peserta
didik yang memiliki kompetensi multidimensional. Mengacu pada hal-hal
tersebut , pengembangan kurikulum harus mampu mengantisipasi segala
persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang otonomi
daerah,termasuk didalamnya tentang penyelenggaraan pendidikan.Salah satu
bentuk otonomi daerah dalam dunia pendidikan saat ini adalah adanya
perubahan pengelolaan pendidikan dari sentralistik menjadi
desentralistik,setiap daerah mempunyai peluang dan wewenang untuk
menentukan kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah.
Desentralisasi kurikulum,terutama dalam kaitannya dengan pengembangan
silabus dan RPP yang didukung oleh managemen berbasis sekolah,yang
memungkinkan setiap sekolah untuk merancang dan mengembangkan
pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,keadaan
sekolah,dan kondisi daerah masing-masing.
Hasil pengembangan kurikulum yang didesentralisasikan adalah kurikulum
yang dijadikan sebagai pedoman pelaksana pendidikan tingkat satuan
pendidikan yang bersangkutan.Kurikulum yang dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan yang
bersangkutan (KTSP).
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan
standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005)
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP
jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan
dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu,
penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut
kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar,tujuan,dan landasan teori KTSP?
2. Apa saja komponen-komponen dari KTSP?
3. Bagaimanakah hakikat serta prinsip-prinsip,penyusunan dalam
pengembangan KTSP?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar,tujuan,dan landasan teori KTSP
2. Mengetahui apa saja yang ada dalam komponen-komponen KTSP
3. Diharapkan nantinya kita mampu dalam penyusunan kurikulum KTSP.







BAB II
A. Konsep Dasar,Tujuan,dan Landasan Teori KTSP
1. Konsep Dasar KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Sedangkan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun,
dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan
memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan kompetensi dasar yang dikembangkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BNSP ) , selanjutnya dalam
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 36 ayat 1 dan 2 dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan , potensi daerah, dan peserta didik.

Kedua dasar tersebut , maka jelas bahwa KTSP itu adalah kurikulum yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik
daerah, social budaya masyarakat setempat serta sesuai dengan potensi
dan karakteristik peserta didik, yang mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan dan berfungsi sebagai kurikulum operasional.

2. Tujuan KTSP
Tujuan KTSP secara umum adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.

Sedangkan secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan
bersama.
3. Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang
akan dicapai.

3. Landasan Teori KTSP
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.Ketentuan dalam UU 20/2003
yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1),
(2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1),
(2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Ketentuan di dalam PP
19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),
(15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2),
(3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat
(1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2),
(3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4),
(5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20
3. Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan
jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.
4. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan
dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

B. Komponen-Komponen KTSP

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP kurikulum tingkat satuan pendidikan terdiri dari empat koponen, yaitu:

a. Tujuan Pendidikan.
b. Struktur dan muatan kurikulum yang mencakup:
Mata Pelajaran
Muatan Lokal
Pengembangan diri
Beban belajar
Ketuntasan belajar
Kenaikan Kelas dan kelulusan
Penjurusan
Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
c. Kalender Pendidikan
d. Silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)

a. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan disini terklasifikasikan menjadi dua hal,yang pertama
tujuan pendidikan itu sendiri dan yang kedua visi dan misi satuan
pendidikan.

1) Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan setiap satuan pendidikan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dan dikembangkan
berdasarkan tujuan pendidikan setiap satuan pendidikan, yakni:
Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket
C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK
bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2) Visi dan Misi Satuan Pendidikan
Gaffar (1994) mengemukakan bahwa visi adalah daya pandang yang
jauh, mendalam dan meluas yang merupakan daya pikir yang abstrak,
yang memiliki kekuatan yang amat dahsyat dan dapat menerobos segala
batas-batas fisik dan tempat. Sedangkan Morrisey (1997)
mengemukakan bahwa visi adalah representasi dari apa yang diyakini
sebagai bentuk organisasi di masa depan dalam pandangan pelanggan,
karyawan, pemilik dan steakholder lainnya.Visi dan misi satuan
pendidikan dapat dikembangkan oleh lembaga masing-masing dengan
memperhatikan potensi dan kelemahan masing-masing. Sebaiknya visi
dan misi satuan pendidikan bukan hanya rumusan yang hampa makna,
tetapi merupakan acuan yang sarat dengan makna, sehingga mewarnai
seluruh kegiatan di satuan pendidikan tersebut.


b. Struktur dan muatan kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum dalam KTSP meliputi:
1) Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat
satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang
tercantum dalam SI Standar Isi, dan meliputi lima kelompok mata
pelajaran sebagai berikut:
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kelompok mata pelajaran estetika.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

2) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada
mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan.

3) Pengembangan diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.Pengembangan diri untuk satuan
pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup
dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian
kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak
kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
4) Beban belajar
Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik katagori standar
maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori standar.
Beban Belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan
oleh SMP/MTs/SMPLB katagori mandiri, dan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori standar.
Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK katagori mandiri.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaiman tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran perminggu
secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Alokasi untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% 40%, SMP/MTs/SMPLB 0%
50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% 60% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan
satu jam tatap muka.

Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK menggunakan
sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut.

Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Satu SKS pada
SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.[6]

5) Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan
minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut:

Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100% dengan batas
kriteria ideal minimal 75%;
Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata
pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa,
kompleksitas, dan sumber daya pendukung;
Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria, tetapi secara
bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.[7]
6) Kenaikan Kelas dan kelulusan

Kenaikan kelas dan kelulusan berisi kriteria dan mekanisme kenaikan kelas
dan kelulusan serta strategi penanganan siswa yang tidak naik atau tidak lulus
yang diberlakukan sekolah. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir
tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing teknis terkait.
Sesuia dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:

Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan;
Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran pengetahuan
dan teknologi;
Lulus Ujian Nasional.
7) Penjurusan

Penjurusan berisi kriteria dan mekanisme penjurusan serta strategi/kegiatan
penelusuran bakat, minat dan prestasi yang diberlakukan sekolah. Penjurusan
disusun dengan mengacu pada panduan penjurusan yang akan disusun oleh
direktorat terkait. Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.
[8]

8) Pendidikan kecakapan hidup

Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional.

Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua
mata pelajaran, yang dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan
pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

9) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, dan lain-lain,
yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik.
b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal.
d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi.

C . Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Satuan pendidikan dasar dan
menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar
Isi. Kalender Pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif
belajar, dan hari libur:

Permulaan tahun pelajaran: waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar: jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif: jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan
diri.
Waktu libur: waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

c. Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

1). Silabus

Silabus atau disebut juga Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM)
atau Garis-garis Besar Isi Program Pembelajaran (GBIPP) merupaka hasil
atau produk kegiatan pengembangan perencanaan pembelajaran. Silabus
adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok, isi atau materi
pembelajaran. Silabus merupakan hasil penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta
uraian materi pembelajaran yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Komponen silabus yang disusun berdasarkan standar isi tersebut, di dalamnya
berisikan identitas mata pelajaran. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, evaluasi,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Dengan demikian, silabus pada dasarnya
membahas tentang:

Kompetensi yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan dalam
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Materi pembelajaran yang perlu dibahas dan dipelajari siswa untuk
mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Kegiatan pembelajaran yang seharusnya direncanakan oleh guru sehingga
siswa mampu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar.
Indikator yang harus dirumuskan untuk mengetahui ketercapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai
acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar.
Sumber belajar yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar.
Prinsip-prinsip yang mendasari silabus antara lain:

Ilmiah
Materi dan kegiatan pembelajaran dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara keilmuan atau kebenaran ilmiah. Materi pembelajaran
yang disajikan harus sahih (valid).

Relevan
Ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
pembelajaran sesuai (relevan) atau ada keterkaitan dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual siswa.

Sistematis
Silabus sebagai sebuah sistem, penyusunannya harus dilakukan secara
sistematis dan merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen silabus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

Konsisten
Adanya konsistensi atau ketetapan (ajeg, taat asas) diantara komponen-
komponen silabus, seperti kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
evaluasi.

Memadai
Indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan sistem evaluasi memadai (adequate) atau cukup untuk menunjang
pencapaian penguasaan kompetensi dasar.

Aktual dan Kontekstual
Indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan sistem evaluasi memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.



Fleksibel
Komponen-komponen silabus dapat bersifat luwes sesuai dengan keadaan
yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Materi pembelajaran pun
disesuaikan dengan keadaan daerah atau lingkungan siswa.

Menyeluruh
Meliputi keseluruhan kompetensi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Manfaat silabus adalah:

Pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya
kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok, atau individual.
Pengembangan sistem evaluasi yang mengacu pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar.[12]
1). RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus ke dalam
unit-unit atau satuan kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan di kelas.
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana operasional
pembelajaran yang memuat beberapa indikator yang terkait untuk
dilaksanakan dalam satu atau dua kali pertemuan di kelas. RPP, dan juga
silabus, hendaknya disusun dengan mempertimbangkan waktu pertemuan atau
alokasi waktu jam pelajaran dan minggu efektif dalam satu tahun pelajaran.
Satu pertemuan bisa berlangsung selama 1 kali jam pelajaran, 2 kali jam
pelajaran, atau 3 kali jam pelajaran tergantung di jadwal pelajaran sekolah.
Alokasi waktu untuk satu jam pelajaran di SD/MI 35 menit, di SMP/MTs 40
menit, dan di SMA/MA 45 menit alokasi waktu dan minggu dalam satu tahun
pelajaran adalah 34-38 minggu.

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, yaitu:

Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah
diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan
untuk membentuk kompetansi tersebut.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel,
serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan
kompetensi peserta didik.
Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam pelaksanaan
pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan diwujudkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan harus utuh
dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team
teaching) atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-
jam pelajaran yang lain.

Secara sederhana komponen RPP berbasis KTSP meliputi hal-hal berikut;

Identitas Meliputi; Mata pelajaran, Satuan Pendidikan, Kelas,
Semester, Pertemuan Ke, dan Alokasi Waktu.
Kompetensi dasar.
Indikator.
Tujuan Pembelajaran, sesuatu yang akan dicapai dan mengacu pada
indikator.
Materi standar, garis besar atau pokok-pokok yang langsung berkaitan
dengan indikator dan tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran, cara yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Misalnya ceramah, Tanya jawab, karya wisata,
dan cara lainnya.
Kegiatan pembelajaran meliputi; Kegiatan awal (pembukaan),
kegiatan inti (pembentukan kompetensi), dan kegiatan akhir (penutup).
Sumber belajar, meliputi alat peraga, media, dan bahan
pembelajaran/buku sumber.
Penilaian, dibuat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar.





C. Hakekat Serta Prinsip-Prinsip,Penyusunan dalam Pengembangan KTSP
1. Hakekat Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP sudah didahului dengan pengembangan kurikulum yang
lebih tinggi yaitu kurikulum tingkat nasional. Pada tingkat nasional, pengembangan
kurikulum dilaksanakan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional
Pendidikan, yang mencakup Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Hasil
pengembangan kurikulum tingkat nasional ini dijadikan sebagai landasan dan acuan
dalam mengembangkan KTSP.
2. Prinsip prinsip pengembangan KTSP
Dalam pengembangan KTSP terdapat sejumlah prinsip yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,dan kepentingan siswa dan
lingkungan
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Strategi pengembangan kurikulum:
I. Melakukan sosialisasi KTSP kepada seluruh warga sekolah
II. Mengadakan musyawarah antara kepala sekolah, tokoh masyarakat, dan pakar
kurikulum untuk mengembangkan kurikulum
III. Menciptakan suasana kondusif
IV. Penyiapan sumber belajar
V. Mengembangkan dan menciptakan disiplin peserta didik.
VI. Pengembangan kemandirian kepala sekolah.
VII. Membangun karakter guru

Acuan Operasional Penyusunan KTSP:
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai tingkat perkembangan dan
kemampuan siswa
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan duina kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7. Agama
8. Dinamika perkembangan global
9. Persatuan nasional dan nilai nilai kebangsaan
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11. Kesetaraan jender
12. Karakteristik satuan pendidikan
Proses Penyusunan KTSP
Penyusunan KTSP mencakup komponen :
Pengembangan visi dan misi sekolah
Perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan
Pengembangan dan penyusunan struktur dan muatan KTSP
Penyusunan kalender pendidikan
Pengembangan silabus
Pengembangan RPP
Untuk itu diperlukan proses dan waktu yang cukup panjang dalam mengembangkan
kurikulum.
Sesuai komponen yang dikembangkan tersebut, maka tahap tahap yang
harus dilakukan dalam mengembangkan KTSP adalah :
1. Menganalisis konteks
Menganalisis potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah dan
satuan pendidikan
Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan
sekitar
Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebaga acuan
penyusunan KTSP
2. Dilakukan school review dan benchmarking
3. Penyusunan komponen KTSP.














BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan materi diatas dapat ditarik kesimpulan :
Bahwa KTSP adalah salah satu kurikulum operasional yang dikembangkan
dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan.
KTSP memberikan peluang dan kesempatan kepada pihak sekolah untuk
berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan mengenai pengembangan
dan penyelenggaraan pendidikan sehingga diharapkan memberdayakan semua
potensi yang dimiliki.
KTSP mempunyai visi-misi yang berlandaskan tujuan pendidikan nasional
demi terwujudnya cita-cita,dengan memperhatikan kebutuhan siswa.
Pengembangan KTSP melibatkan seluruh komponen sekolah mulai dari
kepala sekolah samapai tokoh masyarakat.

SARAN
Perlunya peningkatan pemahaman dan motivasi mahasiswa yang notabesnya
calon guru dalam hal mempelajari Pengembangan Kutikulum.
Perlunya pemahan Guru dalam mempelajari Pengembangan Kurikulum
Satuan Pendidikan (KTSP) agar pembelajaran yang diperoleh siswa sesuai
dengan situasi dan kondisi dan sesuai yang diharapkan.
Perlunya mewujudkan tujuan proses pendidikan dan pembelajaran yang
menyeluruh dalam segi aspek afektif,psikomotorik dan kognitif siswa agar
proses pembelajaran kurikulum KTSP dapat mencapai tujuan yang diharapkan
dan diprogramkan.








Daftar Pustaka

Va.2010.makalah pengembangan kurikulum
http://vablogspotcom.blogspot.com/p/makalah-pengembangan-kurikulum.html
(diakses tanggal 22 Maret 2013)

Asrori M.2011.Komponen Kurikulum
KTSP.http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/komponen-kurikulum-tingkat-
satuan.html (diakses tanggal 22 Maret 2013)

Misbahur.2012.Konsep dasar,landasan,dan pengembangan kurikulum KTSP.
http://cerdas-beramal.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar-landasan-dan-
pengembangan.html (diakses tanggal 22 Maret 2013)

http://www.sarjanaku.com/2012/01/dasar-dasar-pengembangan-kurikulum.html






















Makalah Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Tugas ini disusun guna memenuhi nilai mata kuliah
Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Drs.Subagya,MSi.







Disusun Oleh:
RESTU DWIJAYANTI (K5110052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

Anda mungkin juga menyukai