Anda di halaman 1dari 3

AL-Quran Sebagai Pedoman Hidup

Al-Quran sejatinya diturunkan oleh Allah untuk menjadi petunjuk, penjelasan atas
petunjuk itu dan pembeda antara hak dan batil, benar dan salah, baik dan buruk serta terpuji
dan tercela. Karenanya al-Quran itu harus dijadikan pedoman hidup. Untuk itu keimanan
terhadap al-Quran haruslah totalitas, keseluruhannya, bagian per bagiannya, dan ayat per ayat
yang ada di dalamnya. Mengingkari satu ayat al-Quran telah cukup menjerumuskan
seseorang dalam kekafiran (QS. an-Nisa [04]:150-151).
Keimanan terhadap al-Quran itu mengharuskan untuk tidak bersikap diskriminatif
terhadap seluruh isi dan kandungan al-Quran. Tidak boleh terjadi, sikap bisa menerima tanpa
reserve hukum-hukum ibadah atau akhlak, tetapi menolak hukum-hukum al-Quran tentang
kekuasaan, pemerintahan, ekonomi, pidana, atau hubungan internasional. Sebab semuanya
sama-sama berasal dari al-Quran dan sama-sama merupakan wahyu Allah SWT.
Karena itu tidak semestinya muncul sikap berbeda terhadap satu ayat dengan ayat
lainnya. Jika ayat Kutiba alaykum ash-shiym -diwajibkan atas kalian berpuasa- (QS. al-
Baqarah [02]: 183), diterima dan dilaksanakan, maka ayat Kutiba alaykum al-qishsh -
diwajibkan atas kalian qishash- (QS. al-Baqarah [02]: 178); atau Kutiba alaykum al-qitl -
diwajibkan atas kalian perang- (QS. al-Baqarah [02]: 216) tentu juga harus diterima dan
dilaksanakan. Tidak boleh muncul sikap keberatan, penolakan, bahkan penentangan dengan
dalih apa pun. Sikap diskriminatif akan berujung pada terabaikannya sebagian ayat al-
Quran. Itu merupakan sikap mengimani sebagian al-Quran dan mengingkari sebagian
lainnya. Sikap itu diancam oleh Allah akan mendapat kehinaan di dunia dan azab pedih di
akhirat (QS al-Baqarah [2]: 85).
Menjadikan al-Quran sebagai pdoman hidup itu mengharuskan kita untuk mengambil
dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang diberikan oleh al-Quran dan
hadits Nabi saw, yakni hukum-hukum syariah Islam. Sebab al-Quran juga memerintahkan
kita untuk mengambil apa saja yang dibawa Nabi saw dan meninggalkan apa saja yang beliau
larang (QS al-Hasyr [33]: 7).
Ketentuan dan hukum yang dibawa oleh al-Quran dan hadits itu mengatur seluruh
segi dan dimensi kehidupan (QS. an-Nahl [16]: 89). Berbagai interaksi yang dilakukan
manusia, baik interaksi manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, maupun dengan
sesamanya, semua berada dalam wilayah hukum al-Quran dan hadits.
Hanya saja, ada sebagian hukum itu yang hanya bisa dilakukan oleh negara, semisal
hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan kekuasaan, ekonomi, sosial,
pendidikan, politik luar negeri, sanksi pidana, dsb. Hukum-hukum seperti itu tidak boleh
dikerjakan individu dan hanya sah dilakukan oleh imam yakni khalifah atau yang diberi
wewenang olehnya.
Karena itu, menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidup itu tidak akan sempurna
kecuali sampai pada penerapan hukum-hukum syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan
secara utuh dan totalitas. Dan itu tidak mungkin kecuali melalui kekuasaan pemerintahan dan
dalam bingkai sistem yang menerapkan syariah, yang tidak lain sistem Khilafah ala minhaj
an-nubuwwah. Peringatan Nuzulul Quran tahun ini hendaknya kita jadikan momentum untuk
berkomitmen mewujudkan semua itu dalam tataran riil. Untuk itu hendaknya kita renungkan
firman Allah SWT:

] ( 321 [

)
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (QS Thaha [20] 12-
124)
Al-Quran sebagai petunjuk
Al-Quran memberikan petunjuk, mengarahkan, memerintahkan dan mendorong
setiap orang. Semua yang ada didalamnya yang terbaik. Baik itu yang terkait denganakidah
(ideologi), akhlak, perilaku, politik, produksi dan sebagainya, sedangkan yangterkait dengan
persoalan kaidah, sesunguhnya akidah yang ditanamkan oleh Al-Quran adalah akidah yang
memiliki fungsi. Ada kemampuan untuk memperbaiki hatididalamnya, selain sumber energi
dan kesempurnaannya. Akidah tersebut mampumengisi relungrelung hati dengan rasa cinta
kepada Allah SWT.Al-Quran mengajarkan kita agar berprilaku dengan akhlak karimah,
seperti :
kesabaran, murah hati, memaafkan, etika yang baik. Demikian yang terkait denganajaran
agama yang diajarkan dalam Al-Quran tidak ada satu pun perbuatan yang lebih
baik dari yang dianjurkan oleh Al-Quran dalam kaedahnya bersifat umum. Kaedah ini
tidak mungkin dijelaskansecara terinci, semua perincian yang ada didalam Al-Quran
dan Hadist baik berupa perintah, larangan atau beritaberita. Semua ini bertujuan untuk
menjelaskan secara definitif kaedah ini.Al-Quran adalah kitab terbaik yang diturunkan
kepada Rasul yang terbaik,hambanya, orang pilihannya dan makhluk yang terbaik.
Keutamaan Al-Quran kemuliaannya dan kedudukannya yang tinggi adalahsesuatu yang
tidak asing bagi umat islam. Ia adalah kitab Allah tuhan seluruh alam dan firman pencipta
seluruh makhluk. Siapa yang mengamalkannya akan mendapat pahala.
Sesungguhnya nilai dan keutamaan Al-Quran tergantung pada nilai dan keutamaan zat
yang bersifati dengannya. Al-Quran adalah kalam Allah dan sifatnya.

Buktibukti kebenaran Al-Quran

Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad, tapi fungsi
utamanya adalah menjadi petunjuk untuk seluruh umat islam. Petunjuk yang dimaksudadalah
petunjuk agama atau bisa sebagai syariat. Bukti kebenaran Al-Quran itu
dikemukakan dalam tantangan yang bersifat bertahap. Ada empat tahapan yaitu

1. Menentang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran
secara keseluruhan
2. Menentang mereka untuk menyusun seluruh surat semacam Al-Quran
3. Menentang mereka untuk menyusun satu surat saja semacam Al-Quran
4. Menentang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan
satu surat dari Al-Quran.


Dari celah celah redaksinya ditemukan tiga bukti kebenarannya :
1. Keindahan, keserasian, dan keseimbangan kata-katanya.
2. Pemberitaan gaib yang diungkapkannya
3. Isyarat isyarat ilmiahnya sungguh mengagumkan ilmuan masa kini.

Sebagian besar yang diungkap oleh Al-quran adalah sifat sifat Allah yangterangkum
dalam asamaul husna, sebagai contoh : Allah SWT memperkenalkan dirinyadengan nama
Allah, dia adalah Al-Malik (Maha Merajai) dan masih banyak yang lain.Tidak ada satu pun
makhluk yang menandingi sifat sifatnya yang baik (asmaulHusna).Memahami asmaul husna
merupakan kunci marifatullah, jika tidak mana mungkin ada
mengetahui Allah dan memujinya. Allah berfirman yang artinya :
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Tolong menolong yang dimaksud disini meliputi seluruh bentuk kebajikan
dankebaikan, sedangkan takwa meliputi kesucian dan sikap mawas diri dari berbagaibentuk
kemaksiatan dan dosa.

Al-Quran dan Ilmu pengetahuan
Membahas hubungan Al-Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan
banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul didalmnya, bukan pula dengan
menunjukkan kebenaran teori teori ilmiah.Membahas hubungan antara Al-Quran dan ilmu
pengetahuan bukan dengan melihat, misalnya : adakah teori relavitas atau bahasan tentang
angkasa luar, ilmukomputer tercantum dalam Al-Quran, tetapi yang lebih utama adalah
melihat adakah jiwa ayat- ayatnya menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya.
Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya terbatas dalam bidang
Bidang tersebut, tetapi tergantung pula pada sekumpulan syarat syarat psikologis dan social
yang mempunyai pengaruh negative dan positif sehingga dapat menghambat kemajuanilmu
pengetahuan atau mendorongnya lebih jauh. Ini menunjukkan bahwa kemajuanilmu
pengetahuan tidak hanya di nilai dengan apa yang dipersembahkannya kepadamasyarakat, tetapi juga
diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorongkemajuan ilmu pengetahuan itu.
Didalam Al-Quran tersimpul ayat ayat yangmenganjurkan untuk mempergunakan akal
pikiran dalam mencapai hasil.Salah satu faktor terpenting yang dapat menghalangi
perkembangan ilmupengetahuan terdapat dalam diri manusia dalam menilai suatu ide. Ide
yang dibawa Al-Quran adalah bahwa ide ide tersebut mempunyai hubungan yang sangat
erat denganpribadi Rasulullah SAW.Al-Quran tidak menginginkan masyarakat baru yang
dibentuknya memandang atau menilai suatu ide apapun coraknya hanya terbatas sampai fase
kedua saja. Untuk lebih menekankan kepentingan ilmu pengetahuan dalam masyarakat, Al-
Quran
memberikan pertanyaan pertanyaan yang merupakan ujian kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai