Anda di halaman 1dari 138

i

RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA
TENGAH
TAHUN 2013 2018














DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024 3511351 (Hunting) 3581965
Fax. 024 3517463 Kode Pos 50131 Kotak Pos : 026
Website : dinkesjatengprov.go.id Email : mi_jateng@yahoo.co.id

ii

KATA PENGANTAR

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013 2018, dokumen tersebut
sebagai acuan seluruh Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
menyusun Rencana Strategis (Renstra).
Pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, menyebutkan
bahwa setiap SKPD wajib menyusun Rencana Strategis yang memuat Visi,
Misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
sesuai dengan tugas dan fungsinya dan ditetapkan oleh Kepala SKPD yang
sesuai motto Gubernur Jawa Tengah Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi
yang kemudian diejawantahkan dalam Visi Provinsi Jawa Tengah yaitu
Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari
Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan
pembangunan kesehatan makin bertambah berat dan kompleks serta
terkadang tidak terduga. Untuk itu peran aktif masyarakat dalam
pembangunan kesehatan manjadi sangat penting dalam mengantisipasi
segala kemungkinan yang akan terjadi di Jawa Tengah.
Pentingnya peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan
tercermin dalam strategi dan sasaran utama Rencana Strategis Dinas
iii

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 2018. Program-program
pembangunan kesehatan yang akan diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, diarahkan untuk pengembangan
pemberdayaan masyarakat di desa. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) diharapkan mampu menanggulangi faktor risiko masalah-masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat, sehingga diharapkan seluruh
jajaran kesehatan untuk saling bahu membahu dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Dinas Kesehatan yaitu :
Institusi yang Profesional dalam mewujudkan Kesehatan
Paripuna di Jawa Tengah.
Kami senantiasa mengharap saran dan masukan guna perbaikan
Renstra ini, sehingga bermanfaat tidak saja bagi Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) tetapi juga bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Rumah Sakit Umum Daerah serta
pemerhati kesehatan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 2018. Akhirnya hanya kepada Allah SWT sajalah
kita berlindung danberserah diri. Semoga upaya kita bersama dalam
mewujudkan kesehatan paripurna di Jawa Tengah mendapatkan rahmat,
hidayah dan ridhoNya. Amien.
Semarang, 20 Februari 2014

iv


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . i
KATA PENGANTAR .. ii
SK KEPALA DINAS TENTANG RENSTRA.. iv
DAFTAR ISI.. ix
DAFTAR LAMPIRAN.. xi

BAB I PENDAHULUAN. I-1
A. Latar Belakang I-1
B. Landasan Hukum.. I-2
C. Maksud dan Tujuan. I-4
D. Sistematika Penulisan. I-4

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI
JAWA TENGAH.. II-1
A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi.. II-1
B. Struktur Organisasi.. II-11
C. Sumber Daya.. II-13
D. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan II-22
E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan. II-28

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI. III-1
A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok
Dan Fungsi.. III-1
B. Telaah Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil
Gubernur... III-3
C. Telaah Renstra Kementerian/ Lembaga dan Renstra.. III-5
D. Telaah Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) III-6
E. Penentuan Isu-isu Strategis.. III-6

v



BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN. IV-1
A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan.. IV-1
B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah.. IV-7
C. Strategi dan Kebijakan. IV-9

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.. V-1

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD. VI-1

BAB VII PENUTUP. VII-1
vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Definisi Operasional Indikator
2. Daftar Singkatan
3. Kontributor
I - 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28h dan Undang-Undang
nomor 26 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal ini menjadi unsur pokok
pembangunan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi
bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah, yang
dimotori dan dikoordinasikan oleh Pemerintah.
Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan J angka Panjang Nasional
(RPJ PN), yang menempatkan periode 2014 2019 sebagai tahapan ke
tiga untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang. Hal ini dilakukan dengan menekankan pencapaian
daya saing kompetitif, perekonomian, berlandaskan keunggulan
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat.
Pemerintah daerah, memegang peranan penting dalam
pembangunan di wilayahnya termasuk bidang kesehatan dengan
berbagai tantangan dan peluang yang ada. Untuk mensinergikan
pembangunan kesehatan di J awa Tengah dengan pembangunan
kesehatan Nasional, maka perlu adanya penyelarasan. Oleh karena itu
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi J awa Tengah
I - 2

mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan
Presiden nomor 72 tahun 2012, Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian
kesehatan 2010 2014, Rencana Pembangunan J angka Panjang
Bidang Kesehatan (RPJ PK) Tahun 2005 - 2025.
Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) perlu mempedomani Permendagri 54/2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Daerah
Provinsi J awa Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi
Dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi J awa
Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan J angka
Menengah Daerah (RPJ MD) Provinsi J awa Tengah 2013 2018.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok pokok pikiran visi
dan misi Pembangunan J angka Menengah Daerah J awa Tengah,
terutama misi 6 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan dasar melalui paket sehat. I mplementasi
pelaksanaan upaya tersebut dilandasi dengan nilai keutamaan
mboten korupsi, mboten ngapusi.

B. Landasan Hukum
1. Landasan idiil yaitu Pancasila dan Landasan konstitusional
UndangUndang Dasar 1945
2. Landasan Operasional yaitu :
a. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Provinsi J awa Tengah,
I - 3

b. UndangUndang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
c. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
d. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
e. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan J angka Panjang Nasional (RPJ PN)
f. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Provinsi Sebagai Daerah
Otonom.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota.
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional
j. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik I ndonesia Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standard Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
l. Peraturan Daerah Provinsi J awa Tengah Nomor 6 Tahun
2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi J awa Tengah
I - 4

m. Peraturan Daerah Provinsi J awa Tengah Nomor 5 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan J angka Menengah
Daerah (RPJ MD) Provinsi J awa Tengah 2013 2018;
n. Peraturan Gubernur J awa Tengah Nomor 63 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah.

C. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi
J awa Tengah tahun 2013 2018 untuk memberikan arah, pedoman
dan penjelasan program makro pembangunan kesehatan di J awa
Tengah dalam rangka pencapaian Visi Misi Pembangunan J angka
Menengah Daerah J awa Tengah Tahun 2013 2018.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi
J awa Tengah tahun 2013 2018 adalah sebagai berikut :
1. Menjabarkan visi, misi dan program Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah ke dalam kegiatan untuk jangka waktu lima tahun.
2. Sebagai pedoman dalam menyusun rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah.
3. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, pengendalian, pengawasan
dan evaluasi pembangunan kesehatan.

D. Sistematika Penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
Memuat secara ringkas tentang latar belakang,
landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah serta Sistematika
Penulisan.
I - 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DI NAS KESEHATAN PROVINSI
J AWA TENGAH
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum
pembentukan, struktur organisasi serta uraian tugas dan
fungsi Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah; sumber daya
yang dimiliki; tingkat pencapaian kinerja; hasil analisis Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai tantangan dan
peluang bagi pengembangan pelayanan kesehatan lima
tahun mendatang.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI
Memuat tentang identifikasi permasalahan tugas dan
fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah;
telaah visi, misi dan program Pembangunan J angka
Menengah Daerah; telaah Renstra Kementerian/ Lembaga
dan Renstra Kabupaten/ Kota; telaah Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW) dan KLHS serta penentuan isu-isu
strategis.
BAB IV VISI, MI SI, TUJ UAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJ AKAN
Memuat rumusan Visi Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah serta pernyataan misi dalam rangka mencapai visi
tersebut. Selanjutnya dikemukakan pula nilai-nilai yang
melandasi pernyataan misi dalam mencapai visi tersebut,
yang sekaligus sebagai pedoman moral dan etika bagi setiap
personil Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah dalam
melaksanakan tugas pengabdiannya.


I - 6

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGI ATAN, I NDIKATOR KI NERJ A,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN I NDIKATIF
Memuat tentang rencana program, kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari
prioritas program. Pendanaan bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan sumber
pendanaan lainnya yang sah dalam periode satu tahun dan
lima tahun. Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah yang merupakan refleksi capaian prioritas program
dan kegiatan yang telah direncanakan dan terukur.
BAB VI INDIKATOR KI NERJ A SKPD MENGACU PADA TUJ UAN DAN
SASARAN RPJ MD
Memuat tentang indikator kinerja Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah yang merupakan bagian dari indikator
RPJ MD. Indikator ini bukan hanya menjadi tanggungjawab
sektor kesehatan saja namun memerlukan dukungan sektor
lain terkait. Indikator kinerja berupa angka, persentase (%)
dan penjelasan naratif.
BAB VII PENUTUP
Memuat kaidah pelaksanaan yang antara lain meliputi
penjelasan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah merupakan pedoman dalam penyusunan rencana
kerja Dinas Kesehatan, penguatan peran para stakeholders
dalam pelaksanaan rencana kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), dasar evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
atas kinerja tahunan dan lima tahunan serta catatan dan
harapan Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah.

LAMPIRAN LAMPIRAN
II - 1

BAB I I
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KSEHATAN
PROVI NSI J AWA TENGAH


A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi
1. Tugas dan Fungsi
Sebagaimana diatur dalam pasal 87 Peraturan Daerah
Provinsi J awa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi J awa Tengah, kedudukan, tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah adalah
sebagai berikut:
a. Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan
berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
c. Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang kesehatan;
3) Pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi
dan Kabupaten / Kota;
4) Pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengendalian
kemitraan kesehatan dan promosi kesehatan, pembinaan
dan pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan,


II - 2

pembinaan dan pengendalian pelayanan kesehatan,
pembinaan dan pengendalian sumber daya kesehatan;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan;
6) Pelaksanaan kesekretariatan Dinas;
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Peraturan Gubernur J awa Tengah Nomor 63 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Provinsi J awa Tengah menyebutkan bahwa Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah memimpin pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi membawahi :
a. Sekretariat;
b. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan, dan
Promosi Kesehatan;
c. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan
Lingkungan;
d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan;
e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan;
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
g. Kelompok J abatan Fungsional.
Adapun tugas pokok dan fungsi Sekretariat, Bidang, Subagian
dan Seksi adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat
1) Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di
bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian.



II - 3

2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
di bidang program;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
di bidang keuangan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
di bidang umum dan kepegawaian;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat membawahi :
1) Sub Bagian Program
Sub Bagian Program mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang
program, meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas
2) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang


II - 4

keuangan, meliputi : pengelolaan keuangan, verifikasi,
dan pembukuan dan akuntansi di lingkungan Dinas
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan
pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi :
pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas,
organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga
dan perlengkapan di lingkungan Dinas.

b. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan dan
Promosi Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, pembiayaan
dan jaminan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan
masyarakat dan kemitraan;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembiayaan dan
jaminan kesehatan masyarakat;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang promosi
kesehatan;


II - 5

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan,
dan Promosi Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, meliputi:
bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah
perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan,
penyelenggaraan kerjasama bidang kesehatan dengan luar
negeri skala provinsi.
2) Seksi Pembiayaan dan J aminan Kesehatan Masyarakat
Seksi Pembiayaan dan J aminan Kesehatan
Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat,
meliputi : penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian
sistem pembiayaan dan penyelenggaraan jaminan
pemeliharaan kesehatan skala provinsi, bimbingan dan
pengendalian penyelenggaraan jaminan pemeliharaan
kesehatan nasional.
3) Seksi Promosi Kesehatan
Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang promosi kesehatan
skala provinsi.


II - 6

c. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian
penyakit, pencegahan penyakit dan penanggulangan
kejadian luar biasa dan penyehatan lingkungan.
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian
penyakit;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan
penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan
lingkungan;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, membawahi :
1) Seksi Pengendalian Penyakit
Seksi Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian
penyakit, meliputi : pengendalian dan penanggulangan
penyakit menular dan tidak menular.



II - 7

2) Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa
Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan
penanggulangan kejadian luar biasa, meliputi :
penyelenggaraan pencegahan penyakit menular dan tidak
menular, pengendalian operasional masalah kesehatan
akibat bencana, wabah dan surveilans epidemiologi serta
penyelidikan kejadian luar biasa.
3) Seksi Penyehatan Lingkungan
Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan
lingkungan, meliputi : penyelenggaraan pencegahan dan
penanggulangan pencemaran lingkungan skala provinsi.

d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan rujukan, dan
upaya kesehatan keluarga dan gizi.
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
masyarakat;


II - 8

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
rujukan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
keluarga dan gizi;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan,
membawahi :
1) Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat
Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, meliputi : koordinasi dan pembinaan
penyelenggaraan kesehatan dasar, analisis kebutuhan
buffer stock obat, alat kesehatan dan reagensia, dan
bimbingan dan pengendalian kesehatan haji skala provinsi.
2) Seksi Upaya Kesehatan Rujukan
Seksi Upaya Kesehatan Rujukan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
rujukan, meliputi : pengelolaan pelayanan kesehatan
rujukan sekunder dan tersier tertentu, registrasi, akreditasi,
sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang
undangan pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah
sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit
khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan
penunjang yang setara.


II - 9

3) Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
upaya kesehatan keluarga dan gizi, meliputi : penetapan
kebijakan teknis dan pembinaan penyelenggaraan upaya
kesehatan keluarga, penyelenggaraan surveilans gizi buruk,
dan pemantauan penanggulangan gizi buruk skala provinsi.

e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan
organisasi profesi, farmasi, makanan, minuman dan
perbekalan kesehatan, dan manajemen informasi dan
pengembangan kesehatan.
2) Fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan
sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang farmasi,
makanan, minuman dan perbekalan kesehatan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen
informasi dan pengembangan kesehatan;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.


II - 10

Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan,
membawahi :
1) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan
Organisasi Profesi
Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan Organisasi Profesi mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan
sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi,
meliputi: pengusulan penempatan tenaga kesehatan
strategis, pemindahan tenaga tertentu antar
Kabupaten/Kota, pendayagunaan tenaga kesehatan,
pelatihan diklat fungsional dan teknis, registrasi, akreditasi,
sertifikasi tenaga kesehatan tertentu skala provinsi sesuai
peraturan perundang-undangan dan pemberian
rekomendasi izin tenaga kesehatan asing.
2) Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan
Kesehatan
Seksi Farmasi, makanan, Minuman dan Perbekalan
Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang farmasi, makanan, minuman dan perbekalan
kesehatan, meliputi: penyediaan dan pengelolaan
bufferstock obat provinsi, alat kesehatan, reagensia dan
vaksin lainnya skala provinsi, sertifikasi sarana produksi dan
distribusi alat kesehatan rumah tangga kelas II, dan
pemberian rekomendasi izin industri komoditi kesehatan,
pedagang besar farmasi dan pedagang besar alat
kesehatan.


II - 11

3) Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan
Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan
Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang manajemen informasi dan pengembangan
kesehatan, meliputi: pengelolaan sistem informasi
kesehatan, bimbingan dan pengendalian norma, standar,
prosedur dan kriteria bidang kesehatan, penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan kebijakan provinsi, pengelolaan survey
kesehatan daerah (surkesda) skala provinsi, pemantauan
pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
kesehatan skala provinsi.

B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi J awa Tengah Nomor
6 Tahun 2008 tentang Organisiasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi J awa Tengah, struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi
J awa Tengah terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, yang membawahi tiga Kepala Sub Bagian :
1) Kepala Sub Bagian Program
2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3) Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan
Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat
2) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Rujukan
3) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi


II - 12

d. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pengendalian Penyakit
2) Kepala Seksi Pencegahan penyakit dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
3) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan
e. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan
Kesehatan dan Promosi Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
2) Kepala Seksi Pembiayaan dan J aminan Kesehatan
Masyarakat
3) Kepala Seksi Promosi Kesehatan
f. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya
Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan Organisasi Profesi
2) Kepala Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan
Kesehatan
3) Kepala Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan
Kesehatan.
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah memiliki
Kelompok J abatan Fungsional Kesehatan dan 9 (sembilan) Unit
Pelayanan Teknis Dinas (UPTD), yaitu:
a. Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang,
b. Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Semarang,
c. Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan (BPTPK) Gombong,
d. Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Provinsi J awa
Tengah,
e. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang,


II - 13

f. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Pati,
g. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Klaten,
h. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Magelang,
i. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Ambarawa.

C. Sumber Daya
1. Sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah
dalam melaksanakan fungsi koordinasi
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan
1) Pegawai berdasarkan Golongan Kepegawaian dan Tingkat
Pendidikan.
Pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi
J awa Tengah dan UPTD sampai dengan akhir tahun 2013
sebanyak 750 orang. J umlah pegawai berdasarkan
golongan kepegawaian dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 2.1. J umlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Kepegawaian di Lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah Tahun 2013

NO Institusi
GOLONGAN KEPEGAWAIAN

J umlah IV III II I
1 Dinas Kesehatan 37 223 28 7 295
2 Balai Labkes Semarang 4 33 23 1 61
3 BKIM Semarang 2 30 10 1 43
4 BPTPK Gombong 1 18 19 0 38
5 Akademi Keperawatan 3 35 14 2 54
6 BKPM Semarang 11 43 27 2 83
7 BKPM Pati 2 29 20 0 51
8 BKPM Klaten 2 32 11 0 45
9 BKPM Magelang 1 27 17 1 46
10 BKPM Ambarawa 2 19 13 0 34
J umlah 65 489 182 14 750
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013



II - 14

Sebagian besar (65,2%) pegawai Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah dan UPT Dinas (UPTD) berdasarkan
golongan, terbanyak adalah golongan III (489 orang),
sedangkan golongan II 24,2% (182 orang) dan golongan
IV 8,6% (65 orang). Sisanya sebanyak 1,8% adalah
pegawai golongan I (14 orang).
J umlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2: J umlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah Tahun 2013

NO INSTITUSI
TINGKAT PENDIDIKAN
J ML
S2 S1 D3 D1 SLTA SLTP SD
1
Dinas Kesehatan 75 125 18 1 57
13 6 295
2
Balai Labkes Semarang 4 11 22 0 15 3 6 61
3
BKIM Semarang 4 11 14 0 12
2 0 43
4
BPTPK Gombong 1 6 8 0 15
4 4 38
5
Akademi Keperawatan
5
33 6 0 8
2 0 54
6
BKPM Wil. Semarang
6
20 25 0 28
1 3 83
7
BKPM Wil. Pati
0
9 20 0 19
1 2 51
8
BKPM Wil. Klaten
3
6 17 0 2
17 0 45
9
BKPM Wil. Magelang
0
9 12 0 24
0 1 46
10
BKPM Wil. Ambarawa
2
5 11 0 11
4 1 34
J umlah 100 235 153 1 191 47 23 750
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah Tahun 2013

Sebagian besar 31,3% pegawai Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah dan UPTD berlatar belakang
pendidikan Sarjana (235 orang), sedangkan SLTA 25,4%
(191 orang) dan Diploma 3 sebanyak 20,4% (153 orang).

2) Pegawai Fungsional Khusus dan Fungsional Umum.
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur
J awa Tengah no. 63/2008, bahwa Kepala Dinas Kesehatan


II - 15

Provinsi J awa Tengah membawahkan Kelompok J abatan
fungsional. Kelompok J abatan fungsional terdiri dari
sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya dan
mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
J umlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional
dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3: J umlah pegawai berdasarkan jabatan
fungsional khusus dan fungsional umum di
Lingkungan Dinkes Prov. J ateng Th. 2013.
NO J ABATAN
DI N
KES
BA
LAB
KES
BKI M
SMG
BPTPK
GOM
BONG
AK
PER
BKPM
SMG
BKPM
PATI
BKPM
KLA
TEN
BKPM
MGL
BKPM
AMB
J UM
LAH
A
FUNGSIONAL
KHUSUS 28 26 23 0 0 53 27 25 28 20 230
1 Dokter spesialis - - 1 - - 1 - - - - 2
2 Dokter - 1 5 - - 11 3 2 4 4 30
3 Dokter gigi - - 1 - - - - - - - 1
4 Perawat 1 - 8 - - 19 14 10 12 10 74
5 Perawat gigi - - 1 - - - - - - - 1
6 Bidan - - - - - - - - - - 0
7 Penyuluh kesehatan 11 - 2 - - 1 - - 2 - -
8 Sanitarian 3 - - - - 1 - - - - 4
9 Epidemiologi 13 - - - - 2 - - - - 15
10 Pranata lab - 24 2 - - 5 4 6 4 3 48
11 Apoteker - 1 - - 2 - - 1 - -
12 Asisten Apoteker - - 2 - - 3 2 2 3 1 13
13 Refrak. Option - - 1 - - - - - - - 1
14 Fisioterapi - - - - - 2 - 1 - - 3
15 Nutrisionis - - - - - 1 - - - - 1
16 Elektromedik - - - - - 1 1 - - - 2
17 Rekam medik - - - - - 2 1 1 - - 4
18 Radiografer - - - - - 2 2 2 2 2 10

B FUNGSIONAL UMUM 246 31 16 34 50 26 20 16 14 11 464
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013


II - 16

Kelompok J abatan fungsional di Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah dan UPT terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu: fungsional khusus dan fungsional umum. Pegawai
fungsional khusus sebanyak 230 orang dengan 18 kriteria
jabatan fungsional khusus. Sedangkan jabatan fungsional
umum sebanyak 464 orang.
J abatan fungsional khusus yang banyak terdapat di
Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah dan UPT antara
lain perawat 74 orang (32,2%), pranata laboratorium 48
orang (20,9%) dan dokter 30 orang (13%).

b. Perlengkapan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, Dinas
Kesehatan Provinsi J awa Tengah dilengkapi dengan berbagai
fasilitas berupa tanah, gedung, serta berbagai peralatan
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.4. J enis dan J umlah Fasilitas Perlengkapan Dinas
Kesehatan Provinsi J awa Tengah Tahun 2013
NO J ENIS FASILITAS J UMLAH KETERANGAN
1 Tanah 25 bidang
2 Gedung dan bangunan 63 unit Lokasi : perkantoran
Dinkes Prov, UPTD,
Rumah jabatan,
rumah dinas, gudang
obat (Semarang dan
Salatiga)
3
Peralatan
a. Alat besar 42 unit
b. Alat angkut 617 unit
c. Alat bengkel 1 unit
d. Alat kantor dan rumah
tangga 20.330 unit
e. Alat studio dan komunikasi 633 unit
f. Alat kedokteran 2.230 unit
g. Alat laboratorium
2.490 unit


II - 17

NO J ENIS FASILITAS J UMLAH KETERANGAN
4 Aset tetap lainnya
a. Buku perpustakaan 4.165 buku
b. Barang bercorak kesenian 93 buah
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013


2. Sumber Daya Kesehatan Dalam Melaksanakan Fungsi Pelayanan
Provinsi J awa Tengah
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan yang mendukung
upaya pelayanan kesehatan di J awa Tengah sebagai berikut:
Tabel 2.5: J umlah Tenaga Kesehatan di J awa Tengah Tahun
2013

NO. J ENIS TENAGA BERDASAR
PROFESI
BERDASAR
PENDIDIKAN
1. Dokter Spesialis 2.526 orang 2.637 orang
2. Dokter Umum 4.175 orang 4.737 orang
3. Dokter Gigi 989 orang 1.133 orang
4. Dokter Gigi Spesialis 72 orang 70 orang
5. Perawat 28.056 orang 28.377 orang
6. Perawat Gigi 1.050 orang 1.050 orang
9. Bidan 16.129 orang 16.455 orang
10. Teknis Kefarmasian 3.841 orang 4.349 orang
11. Apoteker 2.177 orang 2.314 orang
12. Kesehatan Masyarakat 710 orang 1.653 orang
13. Sanitarian 1.261 orang 1.344 orang
14. Gizi 1.487 orang 1.545 orang
15. Keterapian Fisik : 656 orang 665 orang
a. Fisioterapis 565 Orang 565 orang
b. Terapis Okupasi 58 orang 59 orang
c. Terapis Wicara 27 orang 35 orang
d. Akupuntur 6 orang 6 orang
16. Keteknisian Medis : 4.531 orang 4.541 orang
a. Radiografer 849 orang 835 orang
b. Radioterapis 28 orang 30 orang
c. Teknisi Elektromedis 193 orang 201 orang
d. Teknisi Gigi 17 orang 17 orang
e. Analis Kesehatan 2.481 orang 2.488 orang
f. Refraksionis Optisien 39 orang 38 orang
g. Ortotik Prostetik 17 orang 17 orang
h. Rekam Medis 897 orang 905 orang


II - 18

NO. J ENIS TENAGA BERDASAR
PROFESI
BERDASAR
PENDIDIKAN
i. Teknisi Transfusi Darah 10 orang 10 orang
J UMLAH 67.660 orang 70.870 orang
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013

J umlah tenaga kesehatan di J awa Tengah berdasarkan
profesi tahun 2013 sebanyak 67.660 orang dengan jenis
tenaga terbanyak adalah perawat 28.056 orang (41,47%),
bidan 16.129 orang (23,84%) dan dokter umum 4.175 orang
(6,17%).
J umlah tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan
berjumlah 70.870 orang dengan tenaga kesehatan terbanyak
adalah perawat sebanyak 28.377 orang (40,04%), bidan
sebanyak 16.455 orang (23,22%) dan dokter umum sebanyak
4.737 orang (6,68%). Adanya perbedaan jumlah tenaga
kesehatan berdasarkan profesi dan jumlah tenaga kesehatan
berdasarkan pendidikan mengindikasikan bahwa ada tenaga
kesehatan yang bekerja belum/ tidak sesuai dengan jenjang
pendidikannya walaupun bidan, perawat dan dokter
merupakan tenaga kesehatan terbanyak, namun dibandingkan
dengan jumlah penduduk, jumlah tenaga tersebut masih
kurang. Rasio tenaga kesehatan berdasarkan jenis tenaga
kesehatan menunjukkan semua jenis tenaga kesehatan masih
di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2010
2014 dan target Indonesia Sehat 2010.

b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di J awa Tengah, dapat
dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut:




II - 19

Tabel 2.6 : J umlah Sarana Kesehatan di J awa Tengah tahun
2013

NO SARANA KESEHATAN
KEPEMILIKAN
JUMLAH
PUSAT
DAERAH TNI/
POLRI
SWASTA
PROV KAB/ KOT
1
Puskesmas /
Rawat Inap - -
873/
311 - - 873
2 Puskesmas Pembantu - - 1.827 - - 1.827
3 Puskesmas Keliling - - 948 - - 948
4
Balai Besar/Balai
Kesehatan Paru Masy. 1 5 6 - - 12
5 Balai Kesehatan Indra - 1 - - - 1
6 Balai Labkes - 1 35 - 122 158
7 RSU 2 4 49 11 139 205
8







RS Khusus - - - - - 69
a. RS J iwa - 4 - - - 4
b. RS Orthopedi 1 - - - - 1
c. RS Paru 1 - - - - 1
d. RS Bersalin - - 1 - - 1
e. RS Rehab Medik - - - 1 - 1
f. RS Khusus lain (RSB,
RSIA, RS KB, RSO, RSA,
RSJ ) - - - - 61 61
J UMLAH 5 19 3.772 12 322 4.094
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013

Selain sarana kesehatan diatas, di J awa Tengah
terdapat beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal, yaitu
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta,
Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (BBPVRP)
Salatiga, Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang (Lokalitbang P2B2)
Banjarnegara, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT)
Tawangmangu, Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)
Semarang, Balai Penelitian Pengembangan Gangguan Akibat


II - 20

Kekurangan Iodium (BP2 GAKI) Magelang, Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Semarang dan KKP Cilacap.
Dalam hal sarana pendidikan, berbagai jenis institusi
pendidikan kesehatan dari jenjang Diploma III (D III) sampai
S1-Profesi terdapat di J awa Tengah, dapat dilihat pada tabel
2.7 berikut:
Tabel 2.7: J umlah sarana pendidikan kesehatan di J awa
Tengah Tahun 2013
NO
SARANA
PENDIDIKAN
KEPEMILIKAN
J UMLAH
NEGERI DAERAH TNI/ POL SWASTA
1 D3 Keperawatan 7 3 1 41 52
2 D3 Kebidanan 6 2 - 57 65
3 D3 Kefarmasian 1 - - 18 19
4
D3 Kesehatan
Lingkungan 1 - - 2 3
5 D3 Gizi 1 - - 2 3
6 D3 Keterapian Fisik 4 - - 4 8
7 D3 Keteknisan Medik 5 - - 16 19
8 D3 J amu 1 - - - 1
9 D4 Keperawatan 4 - - - 4
10 D4 Kebidanan 4 - - 2 6
11
D4 Kesehatan
Lingkungan 1 - - - 1
12 D4 Gizi 1 - - - 1
13 D4 Keterapian Fisik 4 - - 2 6
14 D4 Keteknisan Medis 2 - - 2 4
15 Kedokteran 3 - - 4 7
16 Kedokteran Gigi 1 - - 3 4
17
S1 Kesehatan
Masyarakat 3 - - 10 13
18 S1 Keperawatan 2 - - 26 28
19 S1 Farmasi 2 - - 8 10
20 S1 Gizi 2 - - 6 8
21 S1 Fisioterapi - - - 1 1
22 Profesi Dokter 3 - - 2 5
23 Profesi Apoteker - - - 5 5
24 Profesi Ners 2 - - 21 23
J UMLAH 60 5 1 232 298
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013


II - 21

J umlah institusi pendidikan kesehatan dari jenjang D III
sampai profesi di J awa Tengah sebanyak 298 institusi, dengan
jenjang pendidikan terbanyak D III Kebidanan sebanyak 65
institusi, D III Keperawatan 52 institusi dan S1 Keperawatan
28 institusi. Dari 298 institusi kesehatan tersebut sebanyak
77,85% adalah milik swasta, 21,81% milik pemerintah pusat
dan daerah dan 0,34% milik TNI/POLRI. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa peran swasta dalam bidang pendidikan
kesehatan sangat menonjol dengan banyaknya institusi
pendidikan tenaga kesehatan milik swasta. Diharapkan peran
Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah dalam pembinaan dan
pengendalian terhadap kurikulum, seleksi dan kompetensi
lulusan lebih diperketat. Dengan banyaknya institusi
pendidikan tenaga kesehatan diharapkan dapat memenuhi
kekurangan tenaga kesehatan di J awa Tengah secara
kuantitas dan kualitas.
J umlah industri farmasi, obat tradisional, kosmetika,
perbekalan kesehatan rumah tangga di J awa Tengah dapat
dilihat pada tabel 2.8 berikut:
Tabel 2.8: J umlah Industri Farmasi, Obat tradisional,
Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga di J awa Tengah tahun 2013

NO J ENIS INDUSTRI J UMLAH
1 Industri farmasi 21 unit
2 Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) 2 unit
3 Industri obat tradisional (IOT) 15 unit
4 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) 275 unit
5 Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) 14 unit
6 Industri kosmetik 52 unit
7 Industri PKRT 27 unit
8 Industri alat kesehatan 21 unit
9 Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) 15.992 unit
10 Pedagang Besar Farmasi 340 unit
11 Penyalur Alat Kesehatan Pusat 82 unit


II - 22

NO J ENIS INDUSTRI J UMLAH
12 Penyalur Alat Kesehatan Cabang 50 unit
13 Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi
(PBBBF)
4 unit
14 Apotek 2.305 unit
15 Toko Obat 381 unit
16 Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) 26 unit
17 Pengelolaan Obat di Seksi Farmasi
Kab/Kota
9 unit
18 Pengujian Makanan Minuman Kab/Kota 29 unit
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013

Sumber daya lain yang dapat digerakkan untuk
pemecahan masalah kesehatan yang bersifat emergency,
serta untuk meningkatkan cakupan berbagai program, adalah
tersedianya berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan
untuk penanggulangan bencana yang terdiri dari: 1 unit
Rumah Sakit Lapangan, 2 Ambulance, 1 mobil Klinik, 8 Perahu
karet dan 2 Penjernih Air. Sarana dan peralatan tersebut
bantuan Pusat Penanggulangan Krisis untuk Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah yang Tahun 2006 ditetapkan sebagai
Pusat Bantuan Regional bantuan J awa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Saka Bhakti Husada yang aktif di
25 Kabupaten/ Kota. Pos Kesehatan Pesantren di J awa
Tengah sebanyak 1.870 unit.

D. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah.
1. Kinerja Umum
Secara umum kinerja Dinas Kesehatan berkaitan dengan
fungsi perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan,
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum,
pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi dan
Kabupaten/ Kota, pelaksanaan tugas, pemantauan, evaluasi dan


II - 23

pelaporan di bidang pelayanan kesehatan, pencegahan dan
penanggulangan penyakit, kesehatan lingkungan, sumber daya
manusia kesehatan, promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, farmasi dan perbekalan kesehatan, manajemen
informasi dan pengembangan kesehatan serta regulasi kesehatan
termasuk pelaksanaan kesekretariatan dinas serta pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Layanan administrasi Sekretariat meliputi layanan
kehumasan, penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi,
pengelolaan administrasi keuangan dan tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) oleh aparat pengawas instansi pemerintah.
J umlah dokumen perencanaan dan evaluasi yang dihasilkan
pada tahun 2013 sebanyak 8 dokumen, rekomendasi usulan Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan (TP) sebanyak 87
satuan kerja (Satker). J umlah dokumen laporan pengelolaan
administrasi keuangan sebanyak 2 dokumen. Kinerja tindak lanjut
penyelesaian LHP aparat pengawas instansi pemerintah pada
periode J anuari sampai dengan Desember 2013 sebanyak 448
temuan dengan 254 temuan telah selesai ditindaklanjuti dan
sebanyak 222 masih dalam proses penyelesaian.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian
pelayanan kesehatan meliputi pemberian rekomendasi pelayanan
haemodialisa, pemberian ijin penetapan klas rumah sakit klas B,
pemberian rekomendasi pemberian ijin rumah sakit klas A yang
ditujukan ke Kementerian Kesehatan, pemberian ijin laboratorium
klinik madya dan pemberian rekomendasi laboratorium klinik
utama, pemberian rekomendasi pelayanan sarana kesehatan Calon
Tenaga Kerja Indonesia (CTKI). Pada tahun 2013 telah
memberikan rekomendasi terhadap 24 pelayanan haemodialisa,


II - 24

pemberian ijin 4 laboratorium klinik madya dan 6 rekomendasi
laboratorium klinik utama dan pemberian rekomendasi 6 pelayanan
sarana kesehatan CTKI.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian
Kemitraan Kesehatan dan Promosi Kesehatan meliputi advokasi
penyusunan regulasi bidang kesehatan, di 35 kabupaten/ kota
(100%), perjanjian kerjasama bidang kesehatan sebanyak 34
kabupaten/ kota (156 dokumen). Perjanjian kerjasama lintas batas/
Mitra Praja Utama (MPU) bidang kesehatan sebanyak 2 dokumen.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian
Sumber Daya Kesehatan meliputi waktu pelayanan perijinan di
bidang farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai standar, layanan
penerbitan Surat Tanda Registrasi Teknis Kefarmasian (STR-TTK),
layanan penerbitan Surat Tugas Dokter Spesialis dan pemberian
rekomendasi penelitian kesehatan.
Pelayanan perijinan di bidang farmasi dan perbekalan
kesehatan sesuai standar meliputi rekomendasi Industri Farmasi,
dengan standar waktu perijinan paling lama 30 hari sebanyak 5
rekomendasi, Rekomendasi Industri Obat Tradisional (IOT) dan
Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) dengan standar perijinan
paling lama 30 hari kerja sebanyak 11 rekomendasi, Ijin Usaha
Kecil Obat Tradisional (UKOT) paling lama 14 hari sebanyak 14 ijin,
Rekomendasi ijin produksi kosmetika paling lama 21 hari kerja
sebanyak 13 rekomendasi, rekomenasi sertifikasi produksi alat
kesehatan dan rekomendasi sertifikasi produksi PKRT paling lama
30 hari kerja sebanyak 10 rekomendasi, Rekomendasi ijin PAK dan
ijin cabang PAK paling lama 30 hari kerja sebanyak 48
rekomendasi, dan rekomendasi ijin PBF dan pengakuan PBF
cabang, paling lama 18 hari kerja sebanyak 99 rekomendasi.


II - 25

J umlah layanan penerbitan surat tanda registrasi teknis
kefarmasian sebanyak 5.380 STR-TTK. J umlah layanan penerbitan
Surat Tugas Dokter Spesialis sebanyak 471 surat tugas. J umlah
rekomendasi penelitian kesehatan sebanyak 10 rekomendasi.

2. Kinerja Khusus
Kinerja Dinas Kesehatan secara khusus dapat dilihat melalui
capaian beberapa indikator yang perkembangannya disajikan tiap 3
bulan. Capaian kinerja Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :

II - 1

Tabel 2.9
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

NO
Indikator
Kinerja
sesuai Tugas
dan Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
SPM
1.
Cakupan
kunjungan ibu
hamil K4
95% 88% 90% 93% 96% 100% 93,39 92,04 93,71 92,99 92,13 106,125 102,266 100,76 96,86 92,13
2.
Cakupan
pertolongan
persalinan
Nakes
90% 88% 90% 93% 96% 100% 93,03 93,93 96,79 97,14 98,08 105,71 104,37 104,07 101,18 98,08
3.
Cakupan
neonatal resti/
komplikasi
yang ditangani
80% 80% 85% 90% 95% 100% 23,96 44,90 55,10 66,38 75,36 29,95 52,82 61.22 69,87 75,36
4.
Cakupan
kunjungan
bayi
90% 50% 60% 75% 90% 100% 95,07 94,14 92,64 96,95 95,59 190,14 156,9 123,52 107,72 95,59
5.
Desa/
kelurahan UCI
100% - - - - - 91,95 94,08 95,89 98,05 99 - - - - -
6.
Cakupan
deteksi dini
tumbuh
kembang anak
Balita dan
80% 50% 60% 70% 85% 100% 50,29 65,88 69,62 80,21 75,46 100,58 109,8 99,45 94,36 75,46


II - 2

NO
Indikator
Kinerja
sesuai Tugas
dan Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
prasekolah
7.
Cakupan Balita
gizi buruk
mendapat
perawatan
100% 100 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100
8.
Penjaringan
kesehatan
siswa SD dan
setingkat
100% 40% 60% 75% 90% 100% 65,61 75 78,72 70,08 71,88 164.025 125 104.96 77,867 71,88
9.
Cakupan
peserta KB
aktif
70% 77% 82% 87% 95% 100% 78,37 78,25 79,09 75,71 79,52 101,77 95,42 90,90 79,69 79,52
10.
Desa/
kelurahan
mengalami
KLB yang
ditangani < 24
jam
100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
11.
Penduduk
yang
memanfaatkan
jamban
75% 28,57% 42,87% 57,14%71,42% 85,71% 72,22 72,95 68 70,46 76,11 252,78 170,16 119,00 98,65 88,79
12.
Cakupan
pemanfaatan
air bersih
63,5% 28,57% 42,87% 42,87%71,42% 85,71% 82,38 87,82 63 75,05 78,55 288,34 204,85 146,95 105,08 91,64


II - 3

NO
Indikator
Kinerja
sesuai Tugas
dan Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
13.
Rumah/
bangunan
bebas jentik
nyamuk Aedes
>95% 63% 77% 89% 100% 100% 79,38 73,48 83,09 83,72 84,23 126 95,42 93,35 83,72 84,23
14.
Tempat umum
yang
memenuhi
syarat
82% - - - - - 73,57 69,28 74,9 76,36 78,39 - - - - -
15
Posyandu
Purnama
40% - - - - - 32,79 34,94 36,84 35,22 37,91 - - - - -
16.
Posyandu
Mandiri
40% - - - - - 12,58 13,14 16,08 17,57 18,78 - - - - -
17
Cakupan desa
siaga aktif
- 50 70 100 100 100 - - - - - - - - - -
18
Cakupan
imunisasi
campak
55,4% - - - - - 96,7 96,1 93,7 96,4 99,8 - - - - -
B
DERAJAT
KESEHATAN

1
Umur Harapan
Hidup (UHH)
- 71 71 71,2 71,3 71,5 71,25 71,40 72,6 72,6 - 100,35 100,56 101,96 101,82 -
2
J umlah
Kematian Ibu/
AKI
- 110 108 106 104 102 117,02 104,97 116,01 116,34 118,62 106,38 97,19 109,44 111,86 116,29


II - 4

NO
Indikator
Kinerja
sesuai Tugas
dan Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
3
J umlah
Kematian
Bayi/ AKB
- 8,9 9,15 9,12 9,1 9 8,9 10,37 10,62 10,34 10,75 10.41 113,33 116,44 113,62 116,44 116,96
4
J umlah
Kematian
Balita
- 9,3 10,1 10 9,7 9,5 9,3 11,74 12,02 11,50 11,85 11,80 116,23 120,2 118,55 124,73 126,88
5
Kasus Balita
gizi buruk
(BB/TB)
- - 1,02% 0,97% 0,92% 0,87% 0,82% 3160 3468 3187 1131 964 - - - - -
6
Angka
kesakitan DBD

-

- 28,5% 31,4% 34,2% 40% 45% 57,9 56,8 15,3 19,29 45,52 203,15 180,89 44,73 48,225 101,55
7
Kesakitan
malaria (API)
- 100 100% 100% 100% 100% 100% 0,05 0,1 0,1 0,075 0,06 0,05 0,1 0,1 0,075 0,07
8
Penemuan TB
Paru (CDR)
- 60 35% 40% 50% 60% 80% 48,15 55,38 59,52 58,45 58,46 137,57 138,45 119,04 97,41 73,07
9
Kesembuhan
TBC Paru
- 85 90% 93% 94% 95% 96% 85,01 85,15 82,90 81,36 - 94,45 91,55 88,19 85,64 -
10
Kasus baru
HIV AIDS
- 0,6 100% 100% 100% 100% 100% 143/430 373/501 755/521 607/797 1045/993 - - - - -
11
Penemuan/
Kematian
Kasus Avian
Influenza
- - 30% 40% 50% 60% 70% 1/1 1/1 0/0 0/0 0/0 - - - - -


II - 5

NO
Indikator
Kinerja
sesuai Tugas
dan Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
12
Penemuan
penderita baru
kusta PB/ MB
- - 40% 50% 60% 70%

80%
226/1348 315/1344 348/1678 211/1308 190/2297 - - - - -
13
Proporsi
penderita
kusta cacat
tingkat 2
- - 30% 40% 50% 60% 70% 15 12,9 12,49 16,59 14,4 50 32,25 24,98 27,65 20,57
14 Kasus Polio - - - - - - - 0 0 0 0 0 - - - - -
15
Non Polio AFP
Rate
- 100 - - - - - 2,37 2,16 2,62 2,3 2,70 - - - - -
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah 2013




II - 1


II - 26

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada bebepara indikator
kinerja yang tidak tercapai sampai dengan tahun 2013. Indikator
tersebut antara lain Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB), Penemuan kasus TB Paru, Penemuan HIV AIDS dan
Angka Kesakitan dan Kematian DBD.
Tidak tercapainya target AKI dan AKB disebabkan antara lain
masih rendahnya kunjungan ibu hamil K4, cakupan neonatal risiko
tinggi/ komplikasi yang ditangani dan cakupan imunisasi yang
masih di bawah target.
Penyebab tingginya kematian ibu antara lain : hipertensi,
perdarahan, masih rendahnya deteksi dini kehamilan risiko tinggi
oleh masyarakat dan masih kurangnya kesiapsiagaan keluarga
dalam rujukan kehamilan resiko tinggi. Penyebab kematian bayi
antara lain kehamilan resiko tinggi, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), penyakit kongenital, masih rendahnya pemberian ASI
eksklusif serta belum optimalnya pola asuh bayi.
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dilakukan dengan
pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas PONED dan
Rumah Sakit PONEK, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan
masih belum optimal disebabkan karena belum terpenuhinya
prasarana dan sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga
kesehatan serta masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan.
Sarana pelayanan kesehatan di J awa Tengah jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk masih belum proporsional, sehingga
masih diperlukan optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar
dan rujukan yang sesuai dengan standar.
Angka Kesakitan dan Kematian penyakit menular dan tidak
menular masih tinggi. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular
TB Paru disebabkan belum semua komponen pelaksana penemuan


II - 27

kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapat pelatihan dan
belum optimalnya ketersediaan prasarana dan sarana di Puskesmas
dan Rumah Sakit.
Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi dikarenakan
iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak yang
merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes aegepty serta
belum optimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung
meningkat, hal ini sebagai hasil penemuan dan pencarian kasus
yang semakin intensif melalui Voluntary Conceling and Testing
(VCT) di Rumah Sakit Kab/Kota dan UPT BKPM di J awa Tengah

3. Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD
Tabel 2.10 : Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2009 -
2013
NO

TAHUN

APBD (,000)
Provinsi
Dinas
Kesehatan
%
1 2009 5.692.612.376 130.622.314 2,29%
2 2010 6.263.446.469 139.477.000 2,22%
3 2011 8.024.966.580 111.216.000 1,38%
4 2012 11.928.572.886 156.220.000 1,31%
5 2013 13.684.684.479 188.737.680 1,38%
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah 2013

Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Provinsi, pada
tahun 2009 2013 fluktuatif cenderung mengalami peningkatan.
Namun apabila dilihat proporsi anggaran Dinas Kesehatan terhadap
anggaran Provinsi selama 5 tahun mengalami penurunan.
Anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan di Dinas
Kesehatan tahun 2009 2013, selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.11 berikut :



II - 28


II - 1

Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah Tahun 2009 2013

Uraian ***)
Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun
Rata-rata Pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
- Hasil pajak daerah
- Hasil retribusi daerah
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan

- Lain-lain PAD yang Sah
Dana Perimbangan
- Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
- Dana alokasi umum
- Dana alokasi khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
- Pendapatan hibah
- Dana darurat
- Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan
pemerintah daerah lainnya

- Dana penyesuaian dan otonomi khusus
- Bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya


BELANJ A DAERAH
Belanja tidak langsung
- Belanja pegawai
- Belanja bunga
- Belanja subsidi
- Belanja hibah


II - 2

Uraian ***)
Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun
Rata-rata Pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
- Belanja bantuan sosial
- Belanja bagi hasil kepada
provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa

- Belanja tidak terduga
Belanja langsung
- Belanja pegawai
- Belanja barang dan jasa
- Belanja modal
PEMBI AYAAN
Penerimaan pembiayaan
- Sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya

- Pencairan dana cadangan
- Hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan

- Penerimaan pinjaman daerah
- Penerimaan kembali pemberian pinjaman
- Penerimaan piutang daerah
Pengeluaran pembiayaan
- Pembentukan dana cadangan
- Penyertaan modal (investasi) pemerintah
daerah

- Pembayaran pokok utang
- Pemberian pinjaman daerah
Total
Sumber : Dinas Kesehatan 2013
(Masih Menunggu data dari Subag Keuangan)



II - 3

E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
1. Peluang dan Tantangan Eksternal
a. Peluang Eksternal
1) Kelembagaan :
Adanya perubahan regulasi otonomi daerah
memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan yang ada.
2) Sumber Daya :
Antara lain yaitu : a). kesempatan mengalokasikan
dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan
melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai
Tidak Tetap (PTT) untuk bidan; b). memfasilitasi Program
Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (PPD-DGS), dan
formasi khusus dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk
daerah terpencil, daerah konflik, daerah tidak diminati dan
daerah bencana; c). kerjasama dengan Perguruan Tinggi
Pendidikan Kesehatan dalam rangka mencukupi tenaga
kesehatan strategis; d). adanya forum komunikasi organisasi
profesi kesehatan di J awa Tengah; dan e). adanya
kesempatan peningkatan pendidikan formal dan informal
melalui BKD dan Badan Diklat.
3) Pembiayaan :
Terdapat bantuan anggaran dari UNICEF, USAID dan
dunia usaha/ masyarakat.

b. Tantangan Eksternal
1) Kelembagaan :
Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan
masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa


II - 4

urusan kesehatan merupakan tanggung jawab Dinas
Kesehatan saja.
J aringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk
sektor pemerintah dan dunia usaha dalam penanganan
masalah kesehatan sudah dilakukan namun belum optimal.
Kemitraan yang telah dibangun belum menampakkan
kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap
permasalahan dan upaya kesehatan. Kemitraan berbagai
unsur terkait termasuk stakeholder belum ditata secara baik
sesuai peran, fungsi dan tanggung jawab masing masing
dalam pemberdayaan di bidang kesehatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Antara lain yaitu : a) pemenuhan formasi masih
tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi; b). belum adanya regulasi
pengangkatan pegawai terutama SDM kesehatan di tingkat
pemerintah daerah.
3) Pembiayaan :
Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan
belum tumbuh dengan baik, terlihat dari masih rendahnya
kemandirian masyarakat untuk membiayai jaminan
pemeliharaan kesehatannya.
Ketersediaan dan pengalokasian pembiayaan
kesehatan baik dari pemerintah, masyarakat, swasta dan
dunia usaha masih rendah, belum tertata secara terpadu dan
terorganisir dan belum terlihat jelas pembagian tugasnya.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota belum
sepenuhnya menjadi prioritas daerah karena di beberapa


II - 5

kabupaten/ kota alokasi anggaran kesehatan masih rendah
(< 10% dari total anggaran kabupaten/ kota).
4) Budaya :
Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit, antara lain : sakit jantung,
tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan lainnya
yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama,
yaitu : merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan
makanan berserat. Untuk mencegah hal tersebut perlu
diterapkan gaya hidup sehat setiap hari.
Di Provinsi J awa Tengah masalah sosial budaya masih
sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat,
terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat akan memberikan
peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Adanya perubahan sosial budaya di suatu
daerah dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat,
kebudayaan/kultur ataupun kepercayaan dapat membentuk
kebiasaan dan respons masyarakat terhadap kesehatan.
Salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana
dapat bertahan dengan berbagai kebiasaan yang dikaitkan
dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi dan
cara-cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisinya,
budaya paternalistik dimana pengambil keputusan ada pada
suami, orang tua ataupun mertua.





II - 6

2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
a. Kelemahan Internal
1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra):
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah yang ada saat ini mengakibatkan beban kerja di
masing-masing seksi tidak seimbang. Hal ini berakibat pada
koordinasi yang dilakukan belum optimal.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Tenaga kesehatan strategis (dokter, dokter spesialis
dasar dan anestesi, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian)
masih kurang baik kualitas maupun kuantitas termasuk
distribusi penempatan. Hal ini dapat menyebabklan
penempatan tenaga kesehatan tidak sesuai dengan
kebutuhan. Pengadaan alat kesehatan di beberapa sarana
pelayanan kesehatan sudah mengikuti kemajuan teknologi,
namun belum diikuti dengan alokasi anggaran untuk
pemeliharaan yang memadai, sehingga usia pakai alat
kesehatan tidak berumur panjang.
Sebagian besar Puskesmas PONED belum berfungsi
secara optimal karena keterbatasan sarana prasarana, dan
belum didukung kesiapan serta ketersediaan tenaga terlatih.
3) Pembiayaan:
Pembiayaan kesehatan lebih mengutamakan kepada
penyediaan anggaran kesehatan oleh pemerintah sendiri,
selain belum efektif dan efisiensi, penggunaannya belum
optimal karena alokasi yang belum sesuai dengan prioritas
kesehatan.
Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif
daripada promotif dan preventif.


II - 7

b. Kekuatan Internal
1) Kelembagaan
Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi kontribusi
dalam pelayanan kepada masyarakat melalui program
program tertentu seperti penyakit paru, penyakit indra
(mata, kulit, gigi mulut, THT), penunjang diagnosa,
pendidikan dan pelatihan profesi tenaga kesehatan dan
pendidikan keperawatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana)
Kesempatan mengalokasikan formasi kebutuhan
tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning
service, satpam.
Adanya kesempatan peningkatan pendidikan secara
formal dan informal tenaga kesehatan melalui dana APBD
mapun APBN.
Pengusulan ketersediaan/ pemenuhan sarana dan
prasarana melalui anggaran bantuan gubernur, DAK dan TP.
3) Pembiayaan
Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari Pemerintah
Provinsi/ APBD (hibah, bantuan keuangan desa, bantuan
sosial, bantuan gubernur, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau / DBHCHT), Pemerintah pusat (Dekonsentrasi dan
tugas pembantuan) dan anggaran bantuan luar negeri (GF-
ATM, dan NLR).



II - 28

E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
1. Peluang dan Tantangan Eksternal
a. Peluang Eksternal
1) Kelembagaan :
Adanya perubahan regulasi otonomi daerah
memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan yang ada.
2) Sumber Daya :
Antara lain yaitu : a). kesempatan mengalokasikan
dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan
melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai
Tidak Tetap (PTT) untuk bidan; b). memfasilitasi Program
Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (PPD-DGS), dan
formasi khusus dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk
daerah terpencil, daerah konflik, daerah tidak diminati dan
daerah bencana; c). kerjasama dengan Perguruan Tinggi
Pendidikan Kesehatan dalam rangka mencukupi tenaga
kesehatan strategis; d). adanya forum komunikasi organisasi
profesi kesehatan di J awa Tengah; dan e). adanya
kesempatan peningkatan pendidikan formal dan informal
melalui BKD dan Badan Diklat.
3) Pembiayaan :
Terdapat bantuan anggaran dari UNICEF, USAID dan
dunia usaha/ masyarakat.

b. Tantangan Eksternal
1) Kelembagaan :
Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan
masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa
II - 29

urusan kesehatan merupakan tanggung jawab Dinas
Kesehatan saja.
J aringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk
sektor pemerintah dan dunia usaha dalam penanganan
masalah kesehatan sudah dilakukan namun belum optimal.
Kemitraan yang telah dibangun belum menampakkan
kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki terhadap
permasalahan dan upaya kesehatan. Kemitraan berbagai
unsur terkait termasuk stakeholder belum ditata secara baik
sesuai peran, fungsi dan tanggung jawab masing masing
dalam pemberdayaan di bidang kesehatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Antara lain yaitu : a) pemenuhan formasi masih
tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi; b). belum adanya regulasi
pengangkatan pegawai terutama SDM kesehatan di tingkat
pemerintah daerah.
3) Pembiayaan :
Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan
belum tumbuh dengan baik, terlihat dari masih rendahnya
kemandirian masyarakat untuk membiayai jaminan
pemeliharaan kesehatannya.
Ketersediaan dan pengalokasian pembiayaan
kesehatan baik dari pemerintah, masyarakat, swasta dan
dunia usaha masih rendah, belum tertata secara terpadu dan
terorganisir dan belum terlihat jelas pembagian tugasnya.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota belum
sepenuhnya menjadi prioritas daerah karena di beberapa
II - 30

kabupaten/ kota alokasi anggaran kesehatan masih rendah
(< 10% dari total anggaran kabupaten/ kota).
4) Budaya :
Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit, antara lain : sakit jantung,
tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan lainnya
yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama,
yaitu : merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan
makanan berserat. Untuk mencegah hal tersebut perlu
diterapkan gaya hidup sehat setiap hari.
Di Provinsi J awa Tengah masalah sosial budaya masih
sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat,
terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat akan memberikan
peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Adanya perubahan sosial budaya di suatu
daerah dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat,
kebudayaan/kultur ataupun kepercayaan dapat membentuk
kebiasaan dan respons masyarakat terhadap kesehatan.
Salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana
dapat bertahan dengan berbagai kebiasaan yang dikaitkan
dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi dan
cara-cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisinya,
budaya paternalistik dimana pengambil keputusan ada pada
suami, orang tua ataupun mertua.



II - 31

2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
a. Kelemahan Internal
1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra):
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah yang ada saat ini mengakibatkan beban kerja di
masing-masing seksi tidak seimbang. Hal ini berakibat pada
koordinasi yang dilakukan belum optimal.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Tenaga kesehatan strategis (dokter, dokter spesialis
dasar dan anestesi, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian)
masih kurang baik kualitas maupun kuantitas termasuk
distribusi penempatan. Hal ini dapat menyebabklan
penempatan tenaga kesehatan tidak sesuai dengan
kebutuhan. Pengadaan alat kesehatan di beberapa sarana
pelayanan kesehatan sudah mengikuti kemajuan teknologi,
namun belum diikuti dengan alokasi anggaran untuk
pemeliharaan yang memadai, sehingga usia pakai alat
kesehatan tidak berumur panjang.
Sebagian besar Puskesmas PONED belum berfungsi
secara optimal karena keterbatasan sarana prasarana, dan
belum didukung kesiapan serta ketersediaan tenaga terlatih.
3) Pembiayaan:
Pembiayaan kesehatan lebih mengutamakan kepada
penyediaan anggaran kesehatan oleh pemerintah sendiri,
selain belum efektif dan efisiensi, penggunaannya belum
optimal karena alokasi yang belum sesuai dengan prioritas
kesehatan.
Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif
daripada promotif dan preventif.
II - 32

b. Kekuatan Internal
1) Kelembagaan
Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi kontribusi
dalam pelayanan kepada masyarakat melalui program
program tertentu seperti penyakit paru, penyakit indra
(mata, kulit, gigi mulut, THT), penunjang diagnosa,
pendidikan dan pelatihan profesi tenaga kesehatan dan
pendidikan keperawatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana)
Kesempatan mengalokasikan formasi kebutuhan
tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning
service, satpam.
Adanya kesempatan peningkatan pendidikan secara
formal dan informal tenaga kesehatan melalui dana APBD
mapun APBN.
Pengusulan ketersediaan/ pemenuhan sarana dan
prasarana melalui anggaran bantuan gubernur, DAK dan TP.
3) Pembiayaan
Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari Pemerintah
Provinsi/ APBD (hibah, bantuan keuangan desa, bantuan
sosial, bantuan gubernur, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau / DBHCHT), Pemerintah pusat (Dekonsentrasi dan
tugas pembantuan) dan anggaran bantuan luar negeri (GF-
ATM, dan NLR).



III - 1

BAB II I
I SU-I SU STRATEGI S
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI


A. I dentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan
Fungsi
Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah berdasarkan sumber daya kesehatan dan
evaluasi kinerja pelayanan umum dan khusus, maka dapat disimpulkan
bahwa permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:
1. Lingkup Koordinasi
- Koordinasi lintas program yang terkait dengan tugas pokok dan
fungsi antar Seksi/Sub Bagian, kejelasan peran sebagian kecil
tugas pokok fungsi yang memerlukan koordinasi seperti contoh
pembinaan UKS (melibatkan Seksi Promosi Kesehatan, Seksi
Pemberdayaan, Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi), Pengawasan dan pembinaan
Makanan minuman melibatkan Seksi Farmasi dan Seksi
Penyehatan Lingkungan, Pengelolaan tenaga Bidan PTT
melibatkan Seksi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Profesi
dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Pemeriksaan calon
jamaah haji seharusnya merupakan tupoksi Seksi Upaya
Kesehatan Masyarakat dan melibatkan Seksi Pencegahan
Penyakit dan Kejadian Luar Biasa, tapi dilaksanakan di Seksi
Pencegahan Penyakit dan Kejadian Luar Biasa
- Koordinasi Lintas Sektor seperti contoh kegiatan Pembinaan
Posyandu melibatkan lintas sektor Bapermades dengan Dinas
kesehatan, Penyediaan air bersih (DPU dan Dinkes), Pelayanan
III - 2

KB (BP3AKB, BKKBN dan Dinkes), Kesehatan Kerja
(Disnakertrans dan Dinkes)
- Koordinasi dengan Kab/Kota, antara Dinkes Kab/ Kota dan
Dinkes Provinsi tidak ada hubungan hirarki sehingga perhatian
kabupaten/ kota terhadap pembangunan kesehatan di tingkat
provinsi kurang. Contoh masih adanya usulan Tugas
Pembantuan Pembantuan dari kabupaten/ kota yang langsung
ke Pusat.
- Koordinasi dengan Pusat/vertikal, permasalahan yang timbul
antara lain perencanaan yang top down dari Pusat ke
Kabupaten/kota, sementara Provinsi diminta pertanggung-
jawaban dalam pengendalian dan evaluasinya. Contoh TP P2PL,
anggaran top down langsung ke kabupaten/ kota.
2. Lingkup Fasilitasi
- Fasilitasi dari Provinsi belum semua mendapat dukungan oleh
Kabupaten/ Kota termasuk kebijakan dan anggaran.
Diharapkan adanya kesinambungan dan dukungan Kabupaten/
Kota dari hasil Fasilitasi Provinsi yang bukan menjadi
kewenangan provinsi. Contoh mutasi tenaga kesehatan yang
sudah dilatih ketrampilan PONED/PONEK.
3. Lingkup Sinkronisasi
- Kebijakan kesehatan di tingkat provinsi belum semuanya
selaras dengan kebijakan di Kabupaten/ Kota sehingga
berdampak kurang sinkronnya kegiatan di Kabupaten/ Kota dan
Provinsi



III - 3

B. Telaah Visi, Misi dan Program Pembangunan J angka
Menengah Daerah J awa Tengah
Visi Pembangunan J angka Menengah Daerah J awa Tengah 2013
2018 adalah Menuju J awa Tengah Sejahtera dan Berdikari, Mboten
korupsi, mboten ngapusi. Dalam mewujudkan Visi, terdapat 7 (tujuh)
Misi sebagai berikut:
1. Membangun J awa Tengah berbasis Tri Sakti Bung Karno, berdaulat
di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di
bidang budaya.
2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan,
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran
3. Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Provinsi J awa Tengah
yang bersih, jujur dan transparan mboten korupsi, mboten ngapusi
4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan
persatuan dan kesatuan
5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat
7. Meningkatkan infrastruktur dan mempercepat pembangunan J awa
Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Visi kesejahteraan dan berdikari mengandung makna
terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat (pangan, sandang, perumahan,
air bersih, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, rasa aman,
berpartisipasi secara optimal). Terjalinnya hubungan antar anggota
masyarakat yang saling menghargai perbedaan, inklusif dan tidak
membeda-beakan, saling membantu, tepo sliro dan bergotong royong.
III - 4

Tersedianya sarana prasarana publik (infrastruktur fisik, non fisik dan
sosial) yang nyaman, memadai serta terjangkau.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok pokok pikiran visi
dan misi pembangunan J awa Tengah, terutama misi ke 6 yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
dasar melalui paket sehat. Implementasi pelaksanaan upaya tersebut
dilandasi dengan nilai keutamaan mboten korupsi, mboten ngapusi.
Makna kesejahteraan dalam bidang kesehatan sebagaimana
tertuang dalam paket sehat adalah meningkatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan berpihak pada publik, antara lain
dengan upaya:
1. Melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan kesehatan
yang memadai khususnya penambahan kamar kelas tiga dan
puskesmas rawat inap;
2. Melakukan pemetaan kesehatan warga sekaligus mengembangkan
system informasi pelayann kesehatan on line;
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
pencegahan (preventif) dengan mensosialisasikan budaya hidup
bersih, berolah raga dan mewujudkan rumah sehat;
4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
mengutamakan pelayanan khusus bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan lanjut usia;
5. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan
memberdayakan posyandu yang terintegrasi dengan pelayanan
sosial.



III - 5

C. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan
Visi Kementerian Kesehatan Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkeadilan. Untuk mencapai masyarakat yang mandiri dan
berkeadilan ditempuh dengan Misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat
madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Dari Visi dan Misi tersebut terlihat bahwa Dinas Kesehatan
Provinsi J awa Tengah mempunyai keinginan yang sama dalam kurun
waktu lima tahun ke depan yaitu mewujudkan masyarakat sehat dan
berkeadilan dengan melibatkan peran pemerintah, masyarakat dan
swasta.
Potensi dan permasalahan kesehatan antara Dinas Kesehatan
dan Kementerian Kesehatan terdapat kesamaan yaitu Angka Kematian
Ibu, Angka Kematian Bayi, yang masih jauh dari target MDGs dan
masih diperlukan sumber daya manusia yang kompeten. AKI di J awa
Tengah belum mencapai target MDGs namun sudah lebih rendah dari
target angka Nasional. Keberhasilan kinerja dalam penurunan AKI dan
AKB di J awa Tengah memberi kontribusi keberhasilan penurunan AKI
dan AKB di tingkat nasional. Mengingat jumlah penduduk di J awa
Tengah yang besar (33.270.000 jiwa) berpotensi terhadap
penambahan jumlah kematian ibu. Diharapkan pada tahun yang akan
datang dapat menjadi penopang AKI dan AKB tingkat nasional (buffer).
III - 6

Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun
penularan infeksi penyakit menular masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang menonjol. Disamping terjadi peningkatan
penyakit menular yang berkontribusi besar terhadap kesakitan dan
kematian. Target cakupan imunisasi yang belum tercapai perlu
peningkatan upaya preventif dan promotif seiring dengan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
J umlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat, namun
kebutuhan dan pemerataan distribusi belum terpenuhi. Kualitas tenaga
juga masih rendah. Masalah kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah,
jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian
Lingkungan Hidup Startegis (KLHS)
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
harus memperhatikan aspek kesehatan, disisi lain dalam paradigma
sehat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait termasuk
peruntukan tata ruang. Pembangunan aspek kesehatan dipastikan
tidak akan melanggar rencana tata ruang wilayah.
Berdasarkan kajian KLHS yang dilakukan Provinsi J awa Tengah
untuk penyusunan RPJ MD Provinsi J awa Tengah, terdapat 25
(duapuluh lima) program yang diperkirakan mempengaruhi dampak
lingkungan strategis. Dinas Kesehatan selama 5 (lima) tahun ke depan
tidak memberikan dampak lingkungan strategis.

E. Penentuan Isu-Isu Strategis
Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan
Provinsi tahun 2008 2013 dibandingkan dengan target yang tertuang
III - 7

dalam dokumen perencanaan (RPJ MD, Renstra, SPM, MDGs dan RAD
PG) maka indikator yang belum tercapai dan menjadi isu strategis
adalah sebagai berikut :
1. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Gizi Buruk
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB)
masih menjadi masalah yang aktual di J awa Tengah (AKI:
116,34/100.000 KH; AKB: 10,75/1.000 KH) meskipun angka ini
sudah lebih baik dibanding target nasional (AKI: 226/100.000 KH;
AKB: 24/1.000 KH). Peningkatan AKI di J awa Tengah disebabkan
meningkatnya jumlah kehamilan risiko tinggi, masih rendahnya
deteksi dini masyarakat serta kurang mampunya kecepatan dan
ketepatan pengambilan keputusan rujukan kehamilan risiko tinggi.
Demikian pula dengan AKB yang antara lain disebabkan asfiksia
(sesak nafas saat lahir), bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR), infeksi neonatus, pneumonia, diare dan gizi buruk. Status
gizi buruk bayi antara lain disebabkan belum tepatnya pola asuh
khususnya pemberian ASI eksklusif.
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dengan pelayanan
kesehatan ibu dan anak di puskesmas PONED dan Rumah Sakit
PONEK, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan masih belum
optimal disebabkan karena belum terpenuhinya prasarana dan
sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga kesehatan serta
masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan. Sarana pelayanan
kesehatan di J awa Tengah jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk masih belum proporsional, sehingga masih diperlukan
optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan yang
sesuai dengan standar.
Peran suami siaga dalam penurunan angka kematian ibu
perlu lebih ditingkatkan dengan keikutsertaan suami dalam kelas
III - 8

ibu hamil. Masih kurangnya partisipasi wanita dalam merencanakan
suatu persalinan dan mengambil keputusan (memutuskan siapa
penolong persalinan, dimana tempat melahirkan, alat kontrasepsi
yang akan digunakan pasca melahirkan, dll) masih menjadi otoritas
suami. Masih adanya gender stereotype (lak-laki sebagai kepala
keluarga dan pengambil keputusan) dan anggapan masyarakat
bahwa masalah kehamilan dan persalinan menjadi urusan wanita
dan merupakan hal yang biasa. Perlu dukungan dan perhatian
suami terhadap kehamilan dan persalinan seorang istri.

2. Angka Kesakitan dan Kematian Penyakit Menular dan tidak menular
Angka Kesakitan dan Kematian penyakit menular dan tidak
menular masih tinggi. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular
TB Paru disebabkan belum semua komponen pelaksana penemuan
kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapat pelatihan dan
belum optimalnya ketersediaan prasarana dan sarana di Puskesmas
dan Rumah Sakit.
Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi, di atas
angka nasional, dikarenakan iklim yang tidak stabil dan curah hujan
yang banyak yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk
Aedes aegipty serta tidak maksimalnya kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN).
Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung
meningkat disebabkan upaya penemuan dan pencarian kasus yang
semakin intensif melalui VCT di Rumah Sakit.
Penyakit-penyakit menular/ infeksi masih menjadi masalah di
masyarakat, di sisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa
penyakit tidak menular dan degeneratif seperti Diabetes mellitus
III - 9

(DM), kardiovaskuler, hipertensi dan kanker (keganasan)
cenderung meningkat.



IV - 1

BAB I V
VISI, MISI , TUJ UAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBI J AKAN


A. Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir
tahun 2018 telah ditetapkan Rencana Pembangunan J angka Menengah
Daerah (RPJ MD) Provinsi J awa Tengah tahun 2013 2018
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi J awa Tengah
Nomor 5 Tahun 2014. Dengan mempertimbangkan perkembangan dan
berbagai kecenderungan masalah kesehatan ke depan,
mempertimbangkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi J awa Tengah
telah ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah yaitu:
I nstitusi yang Profesionaal dalam Mewuj udkan Kesehatan
Paripurna di Jawa Tengah
Profesional dimaknai sebagai pola pikir, pola sikap dan pola
tindak yang sistematis, transparan dan akuntabel dari para pelaku di
jajaran Dinas Kesehatan.
Kesehatan Paripurna dimaknai sebagai isu kesehatan yang
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
diperankan oleh semua pelaku kesehatan di J awa Tengah baik
eksekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan atau lembaga non
pemerintah serta masyarakat secara profesional dan
bertanggungjawab termasuk penyediaan sumber daya kesehatan.
Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah tahun 2013 2018, telah ditetapkan 4 (empat) Misi yaitu :


IV - 2

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkeadilan
Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan paripurna dengan sebaik baiknya tanpa membedakan
kesenjangan sosial ekonomi maupun geografis, untuk itu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus bermutu, merata,
terjangkau, berkesinambungan dan berkeadilan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta.
Pelayanan kesehatan baik dasar maupun rujukan yang
bermutu, merata dan terjangkau, akan terpenuhi apabila
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan juga bermutu, merata
dan terjangkau. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
tersebut, perlu suatu proses yang mencakup aspek penyusunan,
implementasi dan monitoring evaluasi yang dapat dipertanggung
jawabkan secara transparan dan partisipatif.
Setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap
peningkatan derajat kesehatan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Upaya tersebut harus dapat menekan sekecil mungkin
dampak negatif yang merugikan kesehatan masyarakat beserta
lingkungannya. Untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, perlu
peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
merencanakan, mengatasi, memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan dirinya sendiri dan lingkungannya sebagai
upaya pengendalian dan pencegahan penyakit dan kejadian luar
biasa.
Dalam penggalian dana guna menjamin ketersediaan
sumberdaya pembiayaan kesehatan, perlu advokasi dan sosialisasi
kepada semua penyandang dana, baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk swasta. Dalam upaya pengelolaan
IV - 3

sumberdaya pembiayaan yang efektif dan efisien, khususnya dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, dikembangkan Sistem
J aminan Kesehatan Daerah.

2. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan yang
berdaya saing
Semakin ketatnya persaingan global termasuk tenaga
kesehatan, diperlukan tenaga kesehatan yang terampil dan
kompeten (cakap, berkuasa untuk menentukan/ memutuskan
sesuai kewenangan) sehingga mampu bersaing dengan tenaga
kesehatan asing, baik yang akan bekerja di institusi pelayanan
kesehatan dalam negeri maupun luar negeri, diperlukan upaya
meningkatkan mutu sumber daya manusia kesehatan melalui
regulasi di bidang kesehatan dan pengembangan profesionalisme
dengan menyiapkan kurikulum yang sesuai pada setiap pendidikan
dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Dinas kesehatan
Provinsi harus terakreditasi, baik kurikulum, jumlah peserta, pelatih,
penyelenggara pelatihan dan tempat pelatihan (sarana, prasarana
pelatihan).

3. Mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku
kepentingan dalam pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan
menggalang kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha serta lembaga terkait, dengan mendayagunakan potensi
yang dimiliki. Kemitraan diwujudkan dalam suatu jejaring agar
diperoleh sinergisme yang mantap. Untuk itulah diperlukan adanya
IV - 4

penggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam
mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

4. Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu
Pelayanan publik di lingkungan Dinas Kesehatan meliputi
pelayanan informasi dan administrasi baik internal maupun
eksternal. Pelayanan internal meliputi administrasi kepegawaian
(Penetapan Angka Kredit bagi tenaga fungsional kesehatan di
kabupaten/ kota, UPTD dan Rumah Sakit; penempatan bidan PTT),
keuangan (termasuk penggajian bidan PTT) dan aset, yang harus
dilakukan secara transparan dan akuntabel dalam rangka
mewujudkan good governance.
Pelayanan administrasi eksternal meliputi pemberian
rekomendasi terkait usulan sarana prasarana dari Rumah Sakit,
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, pelayanan perijinan di bidang
farmasi dan perbekalan kesehatan, peningkatan kelas dan
akreditasi rumah sakit umum dan swasta.
Pelayanan informasi terdiri dari pelayanan kehumasan dan
informasi publik melalui media elektronik (website, televisi,
teleconference, radio, dll) dan media cetak (majalah infokes,
leaflet, poster, dll), baliho dan spanduk.

Visi dan Misi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk
Provinsi J awa Tengah tidak sehat, sehingga perlu perencanaan
strategis yang mampu mengatasi berbagai hambatan dan kendala
bidang kesehatan. Pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan
sangat penting mengingat penyelenggaraan pembangunan kesehatan
pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan permasalahan,
IV - 5

perkembangan demokrasi, desentralisasi dan tuntutan globalisasi yang
semakin meningkat.
Kesehatan merupakan sektor yang kompleks dengan banyak
pelaku di lembaga pemerintah, masyarakat, dan kelompok swasta.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan di Provinsi J awa
Tengah, terdapat beberapa pelaku antara lain: (1) Pelaku dalam
Stewardship mencakup lembaga yang berfungsi sebagai penetap
kebijakan dan regulator dalam sistem kesehatan di Provinsi J awa
Tengah. Disamping itu ada Lembaga dan Unit Pemerintah non Dinas
Kesehatan yang terkait dengan sektor Kesehatan sebagai pemangku
kepentingan atau SKPD Lain yang terkait sektor kesehatan; (2) Pelaku
dalam Financing (Sumber Pendanaan Kesehatan) adalah : Kementerian
Kesehatan dan berbagai Kementerian teknis terkait kesehatan yang
memberikan Anggaran Pemerintah Pusat; Pemerintah Daerah Provinsi
J awa Tengah yang memberikan Anggaran Pemerintah Provinsi;
Masyarakat dan Swasta yang memberikan kontribusi; (3) Pelaku dalam
Pelayanan Kesehatan (Healthcare Delivery), mencakup Rumah Sakit
Pemerintah dan Swasta; Lembaga Pelayanan Kesehatan non Rumah
Sakit milik Pemerintah; Lembaga Pelayanan Kesehatan non - Rumah
Sakit milik Swasta; Lembaga Pelayanan kesehatan penunjang lainnya :
Apotik/ Toko Obat, Klinik, Praktek dokter bersama, Rumah Bersalin,
laboratorium, praktek komplementer. Disamping itu terdapat Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Kesehatan dan Organisasi Profesi serta (4)
Pelaku dalam Resource Generation adalah berbagai Lembaga
Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta.
Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal
maka sektor kesehatan perlu menggunakan konsep good governance
secara baik. Dalam konsep good governance, Dinas Kesehatan Provinsi
IV - 6

J awa Tengah memiliki tiga peran kunci, yakni sebagai: (1) sebagai
regulator, Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah harus menjadi
penggerak, institusi paling utama, yang terbaik dan paling tahu
tentang kesehatan, sebagai panutan, cakap, mampu, proaktif yang
dilandasi dengan pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sistematis,
transparan dan akuntabel dalam sistem pelayanan kesehatan di
wilayahnya untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang
optimal; (2) sebagai pemberi dana, Pemerintah Provinsi J awa Tengah
melalui Dinas Kesehatan harus menjamin bahwa layanan kesehatan
yang diperlukan oleh masyarakat dapat diakses oleh seluruh
masyarakat, sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok
masyarakat yang miskin, maka Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah
harus menjadi ujung tombak dan bertanggung jawab menyediakan
dana dan atau membuat sistem, supaya pelayanan kesehatan dapat
diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas yang baik; (3) sebagai
pelaksana, maka Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah harus menjadi
motivator, leader, dan institusi yang menjadi tumpuan pemerintah
Provinsi J awa Tengah dalam rangka menyediakan layanan kesehatan
paripurna yang diperankan oleh semua pelaku di J awa Tengah baik
eksekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan atau lembaga-lembaga
non pemerintahan secara profesional dan bertanggungjawab,
termasuk penyediaan sumber daya kesehatan bagi masyarakat yang
bermutu, kompeten, cakap dan bertanggung jawab melalui Unit
Pelayanan Teknis (UPT), Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota,
Puskesmas, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) serta Rumah Sakit Umum
dan Khusus.



IV - 7

B. Tujuan dan Sasaran J angka Menengah
Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi J awa
Tengah secara umum adalah terwujudnya I nstitusi yang
Profesional dalam Mewujudkan Kesehatan Paripurna di J awa
Tengah yang mampu menggerakkan pembangunan bidang kesehatan
oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka meningkatkan
status kesehatan, pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang bermutu.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, Visi telah dijabarkan dalam 4
(empat) misi. Dalam rangka mencapai Misi-misi tersebut, maka tujuan
dan sasaran yang akan dicapai adalah :
1. Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu
dan Berkeadilan
Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang
akan dicapai adalah :
a. Tujuan : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
b. Sasaran :
1) Meningkatnya kesehatan ibu dan anak
2) Terkendalinya penyakit menular dan tidak menular
3) Meningkatnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi
standar
4) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman,
tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
5) Meningkatnya mutu sediaan farmasi, makanan minuman,
alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT).


IV - 8

2. Misi II : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya
Saing
Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang
akan dicapai adalah :
a. Tujuan :
1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kesehatan
2) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan pelatihan bidang
kesehatan
3) Mendayagunakan sumber daya manusia kesehatan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya masyarakat yang mengikuti pendidikan di
institusi pendidikan kesehatan
2) Meningkatnya kualitas institusi pendidikan kesehatan
3) Meningkatnya sumber daya manusia kesehatan yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan
4) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
5) Meratanya distribusi tenaga kesehatan

3. Misi II I : Mewujudkan Peran Serta Masyarakat dan
Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Kesehatan
a. Tujuan :
1) Meningkatkan advokasi dan social support pemangku
kepentingan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya peran pemerintah kabupaten/ kota dalam
pembangunan kesehatan
2) Meningkatnya peran dunia usaha dalam pembangunan
kesehatan
IV - 9

3) Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan
kesehatan

4. Misi IV : Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu
a. Tujuan :
1) Meningkatkan pelayanan administrasi di bidang kesehatan
2) Meningkatkan pelayanan informasi di bidang kesehatan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya penerbitan ijin dan registrasi sumber daya
kesehatan
2) Meningkatnya tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan
3) Meningkatnya tata kelola administrasi perkantoran
4) Meningkatnya masyarakat yang memanfaatkan informasi
kesehatan

C. Strategi dan Kebijakan
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi
yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah
dalam periode 2013 2018 menurut Misi adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkeadilan.
a. Strategi :
1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui upaya :
a) Penyelenggaraan pelayanan KIA, yang meliputi :
i. penemuan kasus risiko tinggi dan tindak lanjutnya
ii. penguatan Distric Team Probling Solving (DTPS)
Kab/Kota,
IV - 10

iii. pelacakan kematian maternal perinatal,
iv. pendampingan KIA kab/kota,
v. penguatan pelayanan Antenatal Care (ANC) Perinatal
Care (PNC) dan SOP kegawatdaruratan obstetri
neonatal,
vi. Review program KIA Tk. Provinsi,
vii. Review pelaksanaan ANC PNC dan SOP
kegawatdaruratan obstetri neonatal,
viii. Penguatan manajemen dan jejaring pelayanan
persalinan dan rujukan tingkat Regional,
ix. Penguatan Program Perencanaan Pertolongan
Persalinan dan Komplikasi (P4K) Kab/Kota,
x. Pembelajaran hasil rekomendasi Audit Maternal
Perinatal (AMP) Kab/Kota,
xi. Pertemuan koordinasi perencanaan, evaluasi program
Gizi, KIA dan validasi data,
xii. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam
penanganan dan pelayanan kekerasan terhadap
perempuan dan anak (KtPA),
xiii. Analisis AMP Kab/Kota
xiv. Puskesmas mampu tatalaksana PKPR,
xv. Pengembangan screening hipotyroid kongenital.
b) Pemantauan Wilayah Setempat KIA, yang meliputi :
i. Analisis, penelusuran data kohort dan rencana tindak
lanjut,
ii. Pembinaan teknis program KIA, reproduksi dan KB
iii. Penguatan penyeliaan fasilitatif.
c) Peningkatan upaya perbaikan gizi keluarga, yang
meliputi:
IV - 11

i. Pemantauan pertumbuhan Balita,
ii. penatalaksanaan kasus gizi buruk,
iii. pemberian suplemen gizi,
iv. fasilitasi peningkatan ASI eksklusif,
v. pemantauan kasus gizi burk pada Balita,
vi. peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi
buruk di RS,
vii. Peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan
pertumbuhan,
viii. Peningkatan kapasitas petugas dalam konseling
menyusui,
ix. Sosialisasi pedoman gizi seimbang,
x. Implementasi PP-ASI,
xi. Workshop dan lomba kreasi menu seimbang.

2) Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui
upaya:
b) Manajemen P2 berbasis wilayah
c) Optimalisasi penemuan kasus
d) Penguatan tatalaksana kasus
e) Peningkatan kualitas SDM
f) Penguatan sistem informasi dan Recording Reporting
(RR)
g) Pengediaan logistik dan perbekalan kesehatan
h) Pengendalian faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)
i) Pelaksanaan penanggulangan KLB dan Bencana atau
krisis kesehatan
j) Pelaksanaan program imunisasi
IV - 12

k) Pelaksanaan surveilans Penyakit dapat Ditanggulangi
dengan Imunisasi (PD3I)
l) Pelaksanaan kesehatan haji

3) Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang memenuhi standar melalui upaya:
a) Fasilitasi puskesmas PONED;
b) Fasilitasi pembinaan akreditasi puskesmas (program
dasar dan pengembangan);
c) Pendampingan TPKJ M;
d) Peningkatan pelayanan kesehatann wanita pekerja (WUS
dan Bumil) bagi perusahaan/ tempat kerja;
e) Penerapan standar pelayanan fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) rujukan;
f) Standarisasi PONEK Rumah Sakit;
g) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan;
h) Pengembangan sistem informasi dalam pelaporan RS;
i) Pelayanan kesehatan komunitas.

4) Peningkatan kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman,
tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
melalui upaya:
a) Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi:
i. Surveilans kualitas air;
ii. Pembinaan jejaring penyelenggaraan air minum
(PDAM, DAMIU, BP SPAM);
iii. Pengembangan desa Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM);
IV - 13

iv. Pendampingan bantuan keuangan desa bidang
kesehatan;
v. Pengadaan peralatan surveilans kualitas air.
b) Pengawasan Hygiene Sanitasi (HS) TTU dan TPM
meliputi:
i. Pengawasan HS Sarana fasyankes;
ii. Pengawasan HS di embarkasi;
iii. Pengembangan pasar sehat;
iv. Peningkatan HS di pondok pesantren;
v. Pembinaan pengawasan TPM;
vi. Pengadaan food contamination test kit.

5) Peningkatan mutu sediaan farmasi, makanan minuman, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
melalui kegiatan:
a) Koordinasi dan pembinaan pengawasan dan distribusi
sediaan farmasi dan berbekalan kesehatan meliputi:
i. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat;
ii. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat
tradisional;
iii. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan kosmetika;
iv. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan alat kesehatan;
v. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan PKRT;
b) Koordinasi dan pembinaan dan pengawasan Makanan
Minuman meliputi:
i. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan makanan
minuman;
ii. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan sertifikasi
industri makanan minuman dan rumah tangga.
IV - 14


b. Arah Kebijakan
1) Menurunkan kematian ibu, bayi dan anak balita dan
meningkatkan status gizi ibu, bayi dan anak balita
2) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit
menular, mengendalikan faktor risiko penyakit menular dan
tidak menular serta meningkatkan surveilans
3) Meningkatkan sarana prasarana pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan sesuai standar dan pemenuhan sumber
daya manusia kesehatan.
4) Meningkatkan cakupan sanitasi dasar dan tempat-tempat
umum dan tempat pengolahan makanan yang memenuhi
syarat
5) Meningkatkan pengawasan kualitas penyediaan dan
distribusi sediaan farmasi, makanan minuman, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT)

2. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan yang
berdaya saing
a. Strategi
1) Peningkatan pendayagunaan lulusan institusi pendidikan
kesehatan melalui kegiatan koordinasi organisasi profesi
kesehatan, meliputi:
a) Optimalisasi peran organisasi profesi dalam
pembangunan kesehatan;
b) Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan;
c) Fasilitasi dan pembinaan kuallitas tenaga kesehatan
strategis;
IV - 15

d) Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM Kesehatan.
2) Peningkatan kualitas institusi pendidikan melalui upaya
fasilitasi penyelenggaraan institusi pendidikan kesehatan
meliputi :
a) Rapat koordinasi institusi pendidikan kesehatan,
b) Evaluasi pelaksanaan pengabdian masyarakat,
c) Fasilitasi sumpah tenaga kesehatan,
d) Pemetaan lulusan tenaga kesehatan,
e) Fasilitasi pelaksanaan kuliah umum di institusi
Diknakes.
3) Peningkatan SDM Kesehatan yang mengikuti pendidikan
dan pelatihan melalui upaya penyelenggaraan pelatihan
SDM Kesehatan meliputi :
a) Koordinasi pelaksanaan pelatihan teknis Dinas
Kesehatan;
b) Quality control pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
4) Peningkatan pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
melalui upaya pelaksanaan akreditasi pelatihan,
5) Pemerataan distribusi tenaga kesehatan

b. Arah Kebijakan
1) Menjalin kerjasama/ jejaring antara institusi pendidikan
kesehatan dengan pengguna tenaga kesehatan
2) Akreditasi institusi pendidikan oleh Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT)
3) Memfasilitasi sumber daya manusia kesehatan untuk
peningkatan kapasitas dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan
IV - 16

4) Akreditasi pelatihan bidang kesehatan di Provinsi dan
Kab/kota

3. Mewujudkan Peran Serta masyarakat dan pemangku
kepentingan dalam pembangunan kesehatan
a. Strategi
1) Peningkatan peran pemerintah kabupaten/ kota dalam
pembangunan kesehatan melalui upaya:
a) Advokasi/ sosialisasi program kesehatan meliputi:
i. Advokasi penyusunan regulasi kesehatan (KTR, ASI
Eksklusif dan PSN)
ii. Pasar dengan garam beryodium
b) Pembiayaan kesehatan meliputi:
i. Pengembangan J aminan Pemeliharaan Kesehatan
ii. Pembiayaan kesehatan
c) Peningkatan kemitraan kesehatan meliputi : kerjasama
bidang kesehatan antar provinsi MPU dan daerah lintas
batas
2) Peningkatan peran dunia usaha dalam pembangunan
kesehatan melalui upaya:
a) kemitraan dengan dunia usaha dan LSM dalam
penanganan masalah kesehatan
b) kemitraan dengan institusi diknakes dalam
pengembangan desa siaga aktif
3) Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan
kesehatan malalui upaya:
a) Pemberdayaan Masyarakat, meliputi:
i. Peningkatan kualitas desa siaga
ii. Revitalisasi dan pengembangan UKBM
IV - 17

iii. Pembudayaan PHBS
b) Peningkatan Kemitraan Kesehatan, meliputi:
i. Kemitraan dengan institusi Diknakes dalam
pengembangan desa siaga aktif
ii. Kemitraan dengan organisasi massa, organisasi
pemuda, PKK dalam peningkatan kualitas desa siaga

b. Arah Kebijakan
1) Menjadikan pembangunan kesehatan sebagai program
prioritas daerah
2) Menjalin kemitraan, dunia usaha, ormas dan LSM dalam
mengatasi masalah kesehatan
3) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat

4. Melaksanakan pelayanan publik yang bermutu
a. Strategi
1) Peningkatan mutu pelayanan penerbitan ijin dan registrasi
sumber daya kesehatan melalui upaya koordinasi
organisasi profesi kesehatan, meliputi :
a) optimalisasi peran organisasi profesi,
b) Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan
2) Peningkatan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan melalui upaya perencanaan dan pengendalian
pembangunan kesehatan, meliputi :
a) Sinkronisasi dan koordinasi perencanan, penganggaran
dan evaluasi Pembangunan kesehatan antara pusat,
provinsi dan kabupaten/ kota,
IV - 18

b) Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran dan
evaluasi pembangunan kesehatan Provinsi J awa
Tengah,
c) Fasilitasi dan pendampingan penyusunan perencanaan
dan penganggaran pembangunan kesehatan ke Dinas
kesehatan kabupaten/ kota, Rumah Sakit Kabupaten/
kota dan UPT,
3) Peningkatan tata kelola administrasi perkantoran melalui
upaya penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa
peralatan dan perlengkapan perkantoran, penyediaan jasa
kebersihan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan
barang cetak dan penggandaan, penyediaan peralatan
rumah tangga, penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan, penyediaan bahan logistik kantor,
penyediaan makanan minuman, rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi di dalam dan luar daerah, Peningkatan sarana
dan prasarana aparatur, peningkatan disiplin aparatur,
peningkatan kapasitas smber daya aparatur, peningkatan
jasa pelayanan kesehatan
4) Peningkatan masyarakat yang memanfaatkan informasi
kesehatan melalui upaya:
a) Penyebarluasan informasi melalui berbagai media,
meliputi: Penyebarluasan informasi melalui media
cetak, media elektronik dan media luar ruang
b) Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, meliputi:
i. Penyusunan buku Profil Kesehatan
ii. Penyusunan buku saku kesehatan
IV - 19

iii. Penyusunan buku Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kesehatan kab/Kota
iv. Penyusunan buku Data Dasar Puskesmas dan RS

b. Arah Kebijakan
a) Mempermudah dan menyederhanakan penerbitan ijin dan
registrasi sumber daya kesehatan melalui pelayanan satu
pintu.
b) Meningkatkan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan sesuai standar dan berbasis teknologi informasi
c) Meningkatkan tata kelola administrasi perkantoran dan
pembiayaan kesehatan sesuai standar dan berbasis
teknologi informasi
d) Meningkatkan kualitas layanan informasi kesehatan
berbasis web.







V - 1

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGI ATAN, I NDIKATOR KI NERJ A,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN I NDI KATI F


Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi, maka
program program pembangunan kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi
J awa Tengah yang disusun untuk kurun waktu 2013 2018 adalah
sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program J asa Pelayanan Kesehatan
6. Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit
7. Program Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan
8. Program Pelayanan Kesehatan
9. Program Kesehatan Lingkungan
10. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan
11. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
12. Program Manajemen Informasi Dan Regulasi Kesehatan
Adapun keterangan selengkapnya tentang program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif sebagaimana
terlampir pada Tabel 5.1.


V - 2


VI-1

BAB VI

I NDI KATOR KINERJ A SKPD MENGACU PADA
TUJ UAN DAN SASARAN RPJ MD


Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun
2013 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJ MD, sebagai berikut :
A. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Indikator yang akan dicapai yaitu Angka Penemuan Kasus Baru
TB (Case Detection Rate/ CDR) ; Angka Penemuan Kasus Baru
HIV/AIDS; Angka Penemuan Kasus Baru Kusta; Angka Penemuan
Kasusu Diare Balita; Angka Penemuan Kasus ISPA Balita; Angka
Kesakitan Malaria; Proporsi kasusu Hipertensi di Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan; Proporsi Kasus Diabetes Militus di Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan; Acuate Flaccid Paralysis (AFP) Rate; Cakupan UCI Desa;
dan Proporsi Kejadian Luar Biasa Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi( KLB PD3I).
B. Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi sarana produksi dan
distribusi di bidang farmasi dan perbekes sesuai standar; Proporsi
sarana dan pelayanan kefarmasian sesuai standar; Proporsi
kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan makanan dan
minuman sesuai standar.
C. Program Pelayanan Kesehatan
Indikator yang akan dicapai yaitu Cakupan persalinan Tenaga
Kesehatan; Cakupan Noenatal Komplikasi yang ditangani; Cakupan
kunjungan bayi; Prevalensi Gizi Buruk; Proporsi Puskesmas memiliki
ijin operasional; Proporsi Puskesmas PONED sesuai standar; Proporsi
VI-2

Puskesmas; Rasio Puskesma per jumlah penduduk; Proporsi RS yang
memiliki izin operasional; Proporsi RS terakraditasi; Proporsi RS
terklarifikasi; Proporsi RS PONEK terstandar; NDR RSUD, BOR RSJ D,
LOS RSJ D, Cakupan Pelayanan Rawat J alan dan Cakupan Pelayanan
Rawat Inap RSJ D.
D. Program Kesehatan Lingkungan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi Desa melaksanakan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); Proporsi Tempat-Tempat
Umum (TTU) yang memenuhi syarat; dan Proporsi Tempat Pengolahan
Makanan (TPN) yang memenuhi syarat.
E. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi tenaga kesehatan
tersertifikasi; Proporsi Pelatihan Kesehatan yang terakredirasi; dan
Proporsi Institusi Pendidikan Kesehatan yang terakreditasi.
F. Program Promosi dan Pemberdayaan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi Rumah Tangga
Sehat; Proporsi kabupaten-kota yang menerbitkan regulasi dibidang
kesehatan; Proporsi Pasar yang menyediakan garam beryodium;
Proporsi desa/keurahan Siaga Aktif Mandiri; Proporsi penduduk miskin
non kuota yang memiliki J aminan Pemeliharaan Kesehatan (J PK); dan
Presentase kabupaten/kota mengalokasikan 10% APBD untuk
Kesehatan.
G. Program Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan
Indikator yang akan dicapai yaitu J umlah dokumen
perencanaan, penganggaran, evaluasi dan informasi kesehatan.


VI-3


VI-4

Tabel 6.1
Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJ MD

NO ASPEK/BIDANG
URUSAN/INDIKATOR
KINERJ A PEMBANGUNAN
KONDISI KINERJ A
AWAL RPJ MD
TARGET KINERJ A KONDISI
KINERJ A
AKHIR
RPJ MD
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
URUSAN KESEHATAN
A PROGRAM PENCEGAHAN
DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT

1 Angka Kematian DBD (%) <1,2 <1,2 <1 <1 <1 <1 <1 <1
2 Angka Kesakitan DBD(/
100.000 pddk)
19,29 45,52 <20 <20 <20 <20 <20 <20
3 Angka penemuan kasus
baru TB (CDR)
114,00 115,00 116,00 117,00 118,00 120,00 122,00 122,00
4 Angka penemuan kasus
baru HIV - AIDS (%)
20,00 20,00 18,00 16,00 15,00 14,00 13,00 13,00
5 Angka penemuan kasus
baru kusta
5,40 5,8 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00
6 Angka penemuan kasus
Diare Balita
30,16 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00
7 Angka penemuan kasus
ISPA Balita
30,60 42,00 45,00 48,00 52,00 56,00 60,00 60,00
8 Angka kesakitan Malaria 0,08 0,06 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06
9 Proporsi kasus Hipertensi
di fasilitas Pelayanan
Kesehatan
37,00 <30 <30 <25 <25 <20 <20 <20
10 Proporsi kasus Diabetis 60,00 <55 <55 <50 <50 <45 <45 <45
VI-5

mellitus di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
11 AFP Rate (/100.000) 2,3/10.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000
12 Cakupan UCI 98,9 98,9 98,9 98,9 99 99 99 99
13 Proporsi KLB PD3I 100 100 100 100 100 100 100

B PROGRAM FARMASI DAN
PERBEKALAN
KESEHATAN

1 Proporsi sarana produksi
dan distribusi di bidang
farmasi dan perbekes
sesuai standar
50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 80,00
2 Proporsi sarana
pelayanan kefarmasian
sesuai standar
22,50 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
3 Proporsi kab/kota
melakukan binwan
makmin sesuai standar
15,00 28,57 42,86 57,14 71,43 85,71 100,00 100,00

C PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN

1 Angka Kematian Ibu
(/100.000 KH)
116,34 118,62 118 118 117 117 116 116
2 Angka Kematian Bayi
(AKB)/ 1.000 KH)
10,75 10,41 12.5 12,00 12,00 11,50 11,00 11,00
3 Angka Kematian Balita
(/1.000 KH)
11,85 11,80 11,90 11,85 11,80 11,75 11,00 11,00
VI-6

4 Prevalensi Gizi buruk 0,04 0,08 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04
5 Cakupan pertolongan
persalinan Nakes
95 97,5 98 98 98,5 98,5 98,5
6 Cakupan Neonatal
komplikasi yang ditangani
70 75 80 81 83 84 85 85
7 Cakupan kunjungan bayi 86 87 97 97,5 97,5 98 98 98
8 Proporsi puskesmas yg
memiliki ijin operasional
0 0 10 25 50 75 100 100
9 Proporsi puskesmas
terakreditasi
6 7 10 12 13 15 15
10 Proporsi puskesmas
PONED terstandar
11 13 16 18 20 22 22
11 Rasio puskesmas per
jumlah penduduk
1:38.110 1:37.610 1:37.110 1:36.610 1:36.110 1:35.610 1:35.610
12 Proporsi RS yang memiliki
ijin operasional
98 100 100 100 100 100 100
13 Proporsi RS terakreditasi 0 4,44 11,11 18,52 29,93 37,04 37,04
14 Proporsi RS Terklasifikasi 68,4 6,67 21,11 27,41 36,30 40,00 40,00
15 Proporsi RS PONEK
terstandar
6,16 16,33 24,49 28,57 32,65 40,82 40,82

D PROGRAM KESEHATAN
LINGKUNGAN

Desa melaksankan STBM
Proporsi TTU memenuhi
syarat

Proporsi TTM memenuhi
syarat


VI-7






















Sumber : RPJ MD 2013 2018
VII - 1

BAB VI I
PENUTUP


Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah
merupakan pedoman dalam penyusunan rencana kerja (renja) Dinas
Kesehatan untuk lima tahun mendatang sampai tahun 2018. Renstra juga
disusun tidak saja sebagai pedoman dalam perencanaan tahunan tetapi
juga dijadikan pedoman dasar dalam evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
atas kinerja tahunan selama lima tahun ke depan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah memiliki
tujuan dan sasaran yang merupakan bagian integral dari citra Dinas
Kesehatan Provinsi J awa Tengah, baik citra aparatur, masyarakat dan
lingkungan yang ada di Provinsi J awa Tengah, sehingga visi dan misi yang
tersusun memang layak dimiliki oleh Dinas Kesehatan.
Agenda-agenda strategis pembangunan kesehatan harus dijadikan
acuan dasar unit kerja terkait dan dijabarkan dalam visi dan misi unit
kerjanya, sehingga secara komprehensif rencana strategis ini dapat
dijalankan secara bersama-sama.
Pelibatan seluruh unsur jajaran kesehatan di Provinsi J awa Tengah
dalam karya nyata dalam rangka menjabarkan visi dan misi merupakan
modal yang paling penting, sehingga bukan hanya memiliki visi dan misi
yang paling utama tetapi bagaimana visi dan misi itu dituangkan dalam
karya yang nyata dalam membangun J awa Tengah. Untuk itu perlu
penguatan peran para stakeholder dalam pelaksanaan rencana kerja dinas
kesehatan provinsi demi mewujudkan I nstitusi yang Profesional
dalam Mewuj udkan Kesehatan Paripurna di Jawa Tengah.
Pada saat RPJ MD Provinsi J awa Tengah tahun 2013 2018 belum
tersusun dan untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi
VII - 2

kekosongan RKPD setelah RPJ MD berakhir, maka RPJ MD ini menjadi
pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah
kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih hasil Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pemilukada) periode berikutnya dengan tetap
berpedoman pada RPJ PD Provinsi J awa Tengah Tahun 2005-2025 dan
mengacu RPJ MN tahun 2015-2019.
RPJ MD merupakan panduan bagi Pemerintah Provinsi J awa Tengah
serta pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan pembangunan 5
(lima) tahun kedepan. Oleh karena itu , konsistensi, kerjasama,
transwparansi, dan inovasi, serta rasa tanggung jawab tinggi diperlukan
guna pencapaian target-target yang tlah ditetapkan dalam RPJ MD dengan
kidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
a. Gubernur berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang
RPJ MD kepada masyarakat;
b. Seluruh SKPD lingkup pemerintah Provinsi J awa Tengah, Pemerintah
Kabupaten/Kota se-J awa Tengah dan pemangku kepentingan agar
mendukung pencapaian target-terget sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam RPJ MD;
c. Seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi J awa Tengah, Pemerintah
Kabupaten/Kota se-J awa Tengah dan pemangku kepentingan agar
melaksanakan program-program yang tercantum didalam rpjmd
dengan sebaik-baiknya;
d. Seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi J awa Tengah dalam
menyusun Renstra SKPD berpedoman pada RPJ MD;
e. Seluruh Permerintah Kabupaten/Kota se-J awa Tengah dalam
menyusun Rencana Pembangunan J angka Menengah Daerah
Kabupaten/Kota harus memperhatikan RPJ MD;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi J awa Tengah
melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan
VII - 3

RPJ MD, mengkoordinasikan hasil evaluasi Renstra SKPD dilingkup Provinsi
J awa Tengah, dan melakukan fasilitasi pengendalian dan evaluasi Rencana
Pembangunan Pemerintah Kabupaten/Kota se-J awa Tengah.


Tabel 2.9 - 1

Tabel 2.9
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah Tahun 2009 2013

NO
Indikator
Kinerja sesuai
Tugas dan
Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
SPM
1.
Cakupan
kunjungan ibu
hamil K4
95% 88% 90% 93% 96% 100% 93,39 92,04 93,71 92,99 92,13 106,125 102,266 100,76 96,86 92,13
2.
Cakupan
pertolongan
persalinan Nakes
90% 88% 90% 93% 96% 100% 93,03 93,93 96,79 97,14 98,08 105,71 104,37 104,07 101,18 98,08
3.
Cakupan
neonatal resti/
komplikasi yang
ditangani
80% 80% 85% 90% 95% 100% 23,96 44,90 55,10 66,38 75,36 29,95 52,82 61.22 69,87 75,36
4.
Cakupan
kunjungan bayi
90% 50% 60% 75% 90% 100% 95,07 94,14 92,64 96,95 95,59 190,14 156,9 123,52 107,72 95,59
5.
Desa/ kelurahan
UCI
100% 91,95 94,08 95,89 98,05 99
6.
Cakupan deteksi
dini tumbuh
kembang anak
Balita dan
prasekolah
80% 50% 60% 70% 85% 100% 50,29 65,88 69,62 80,21 75,46 100,58 109,8 99,45 94,36 75,46
7.
Cakupan Balita
gizi buruk
mendapat
perawatan

100% 100 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100
Tabel 2.9 - 2

NO
Indikator
Kinerja sesuai
Tugas dan
Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
8.
Penjaringan
kesehatan siswa
SD dan setingkat
100% 40% 60% 75% 90% 100% 65,61 75 78,72 70,08 71,88 164.025 125 104.96 77,867 71,88
9.
Cakupan peserta
KB aktif
70% 77% 82% 87% 95% 100% 78,37 78,25 79,09 75,71 79,52 101,77 95,42 90,90 79,69 79,52
10.
Desa/ kelurahan
mengalami KLB
yang ditangani <
24 jam
100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
11.
Penduduk yang
memanfaatkan
jamban
75% 28,57% 42,87% 57,14%71,42% 85,71% 72,22 72,95 68 70,46 76,11 252,78 170,16 119,00 98,65 88,79
12.
Cakupan
pemanfaatan air
bersih
63,5% 28,57% 42,87% 42,87%71,42% 85,71% 82,38 87,82 63 75,05 78,55 288,34 204,85 146,95 105,08 91,64
13.
Rumah/
bangunan bebas
jentik nyamuk
Aedes
>95% 63% 77% 89% 100% 100% 79,38 73,48 83,09 83,72 84,23 126 95,42 93,35 83,72 84,23
14.
Tempat umum
yang memenuhi
syarat
82% 73,57 69,28 74,9 76,36 78,39
15
Posyandu
Purnama
40% 32,79 34,94 36,84 35,22 37,91
16. Posyandu Mandiri 40% 12,58 13,14 16,08 17,57 18,78
17
Cakupan desa
siaga aktif

50 70 100 100 100
Tabel 2.9 - 3

NO
Indikator
Kinerja sesuai
Tugas dan
Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
18
Cakupan
imunisasi campak
55,4% 96,7 96,1 93,7 96,4 99,8

B
DERAJ AT
KESEHATAN

1
Umur Harapan
Hidup (UHH)
71 71 71,2 71,3 71,5 71,25 71,40 72,6 72,6 100,35 100,56 101,96 101,82
2
J umlah Kematian
Ibu/ AKI
110 108 106 104 102 117,02 104,97 116,01 116,34 118,62 106,38 97,19 109,44 111,86 116,29
3
J umlah Kematian
Bayi/ AKB
8,9 9,15 9,12 9,1 9 8,9 10,37 10,62 10,34 10,75 10.41 113,33 116,44 113,62 116,44 116,96
4
J umlah Kematian
Balita
9,3 10,1 10 9,7 9,5 9,3 11,74 12,02 11,50 11,85 11,80 116,23 120,2 118,55 124,73 126,88
5
Kasus Balita gizi
buruk (BB/TB)
1,02% 0,97% 0,92% 0,87% 0,82% 3160 3468 3187 1131 964
6
Angka kesakitan
DBD



28,5% 31,4% 34,2% 40% 45% 57,9 56,8 15,3 19,29 45,52 203,15 180,89 44,73 48,225 101,55
7
Kesakitan malaria
(API)
100 100% 100% 100% 100% 100% 0,05 0,1 0,1 0,075 0,06 0,05 0,1 0,1 0,075 0,07
8
Penemuan TB
Paru (CDR)
60 35% 40% 50% 60% 80% 48,15 55,38 59,52 58,45 58,46 137,57 138,45 119,04 97,41 73,07
9
Kesembuhan TBC
Paru
85 90% 93% 94% 95% 96% 85,01 85,15 82,90 81,36 94,45 91,55 88,19 85,64
10
Kasus baru HIV
AIDS
0,6 100% 100% 100% 100% 100% 143/430 373/501 755/521 607/797 1045/993
11
Penemuan/
Kematian Kasus
30% 40% 50% 60% 70% 1/1 1/1 0/0 0/0 0/0
Tabel 2.9 - 4

NO
Indikator
Kinerja sesuai
Tugas dan
Fungsi
Target
SPM
Target
IKK
Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Avian Influenza
12
Penemuan
penderita baru
kusta PB/ MB

40% 50% 60% 70% 80% 226/1348 315/1344 348/1678 211/1308 190/2297

13
Proporsi
penderita kusta
cacat tingkat 2
30% 40% 50% 60% 70% 15 12,9 12,49 16,59 14,4 50 32,25 24,98 27,65 20,57
14 Kasus Polio 0 0 0 0 0
15
Non Polio AFP
Rate
100 2,37 2,16 2,62 2,3 2,70

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah 5,477,799 7,500,000 9,500,000 11,025,000 12,300,500 8,014,146 8,805,586 10,588,834 11,607,133 14,447,433 1.46 1.17 1.11 1.05 1.17 5,872,936 3,728,911
-Hasilpajakdaerah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Hasilretribusidaerah 5,468,652 7,488,435 9,452,600 11,025,000 12,300,500 7,829,882 8,601,175 10,511,546 11,603,203 11,877,433 1.43 1.15 1.11 1.05 0.97 5,875,223 3,694,411
-Hasilpengelolaankekayaandaerahyang
dipisahkan
9,147 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -2,287 0
-Lain-lainPADyangSah 0 11,565 47,400 0 0 184,263 204,411 77,288 3,930 2,570,000 0.00 17.67 1.63 0.00 0.00 0 34,501
Dana Perimbangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Bagihasilpajak/bagihasilbukanpajak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Danaalokasiumum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Danaalokasikhusus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Pendapatanhibah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Danadarurat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Danabagihasilpajakdariprovinsidan
pemerintah daerah lainnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Danapenyesuaiandanotonomikhusus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
-Bantuankeuangandariprovinsiatau
pemerintah daerah lainnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0
BELANJA DAERAH 130,622,314 149,942,340 113,360,426 156,221,151 188,737,680 121,271,680 136,926,728 99,636,123 145,819,114 172,352,622 0.93 0.91 0.88 0.93 0.91 33,727,969 21,928,840
Belanja tidak langsung 37,211,777 40,766,818 46,755,658 49,231,745 55,476,067 34,804,009 39,370,140 45,120,153 47,245,274 51,427,466 0.94 0.97 0.97 0.96 0.93 13,581,049 9,541,235
-Belanjapegawai 37,211,777 40,766,818 46,755,658 49,231,745 55,476,067 34,804,009 39,370,140 45,120,153 47,245,274 51,427,466 0.94 0.97 0.97 0.96 0.93 13,581,049 9,541,235
-Belanjabunga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Belanjasubsidi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Belanjahibah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Belanjabantuansosial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Belanjabagihasilkepada
provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Belanjatidakterduga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Belanja langsung 93,410,537 109,175,522 66,604,768 106,989,406 133,261,613 86,467,671 97,556,588 54,515,970 98,573,841 120,925,156 0.93 0.89 0.82 0.92 0.91 20,146,921 12,387,605
-Belanjapegawai 6,954,331 8,315,397 6,434,099 14,911,119 17,255,098 6,377,674 7,466,697 6,098,241 13,002,588 15,342,405 0.92 0.90 0.95 0.87 0.89 8,542,783 6,220,345
-Belanjabarangdanjasa 68,973,099 79,185,034 50,929,749 74,497,885 88,463,875 64,058,145 71,117,041 47,608,003 68,398,216 81,836,607 0.93 0.90 0.93 0.92 0.93 9,016,284 3,177,409
Uraian ***)
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi J awa tengah Tahun 2009-2013
Anggaran pada Tahun (.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke -
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke -
Rata-Rata Pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Uraian ***)
Anggaran pada Tahun (.000) Realisasi Anggaran pada Tahun ke -
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke -
Rata-Rata Pertumbuhan
-Belanjamodal 17,483,107 21,675,091 9,240,920 17,580,402 27,542,640 16,031,851 18,972,850 809,725 17,173,037 23,746,144 0.92 0.88 0.09 0.98 0.86 2,587,855 2,989,852
PEMBIAYAAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penerimaan pembiayaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Sisalebihperhitungananggarantahun
anggaran sebelumnya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Pencairandanacadangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Hasilpenjualankekayaandaerahyang
dipisahkan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Penerimaanpinjamandaerah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Penerimaankembalipemberianpinjaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Penerimaanpiutangdaerah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengeluaran pembiayaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Pembentukandanacadangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Penyertaanmodal(investasi)pemerintah
daerah
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Pembayaranpokokutang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-Pemberianpinjamandaerah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 130,622,314 149,942,340 113,360,426 156,221,151 188,737,680 121,271,680 136,926,728 99,636,123 145,819,114 172,352,622 2 2 2 2 2 33,727,969 21,928,840
IV - 1

Tabel 4.1
Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Berkeadilan
1. Meningkatnya kesehatan
ibu dan anak
A. Penyelenggaraan pelayanan KIA, yang meliputi : 1.
penemuan kasus risiko tinggi dan tindak lanjutnya, 2.
penguatan Distric Team Probling Solving (DTPS)
Kab/Kota, 3. pelacakan kematian maternal perinatal, 4.
pendampingan KIA kab/kota, 5. penguatan pelayanan
Antenatal Care (ANC) Perinatal Care (PNC) dan SOP
kegawatdaruratan obstetri neonatal, 6. Review program
KIA Tk. Provinsi, 7. Review pelaksanaan ANC PNC dan
SOP kegawatdaruratan obstetri neonatal, 8. Penguatan
manajemen dan jejaring pelayanan persalinan dan
rujukan tk. Regional, 9. Penguatan Program
Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Komplikasi
(P4K) Kab/Kota, 10. Pembelajaran hasil rekomendasi
Audit Maternal Perinatal (AMP) Kab/Kota, 11.
Pertemuan koordinasi perencanaan, evaluasi program
Gizi, KIA dan validasi data, 12. Peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan dalam penanganan dan pelayanan
kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtPA), 13.
Analisis AMP Kab/Kota 14. Puskesmas mampu
tatalaksana PKPR, 15. Pengembangan screening
hipotyroid kongenital.

Menurunkan kematian ibu, bayi
dan anak balita dan
meningkatkan status gizi ibu,
bayi dan anak balita
IV - 2

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
B. Pemantauan Wilayah Setempat KIA, yang meliputi : 1.
Analisis, penelusuran data kohort dan rencana tindak
lanjut, 2. Pembinaan teknis program KIA, reproduksi
dan KB 3. Penguatan penyeliaan fasilitatif.
C. Peningkatan upaya perbaikan gizi keluarga, yang
meliputi: 1. Pemantauan pertumbuhan Balita, 2.
penatalaksanaan kasus gizi buruk, 3. pemberian
suplemen gizi, 4. fasilitasi peningkatan ASI eksklusif, 5.
pemantauan kasus gizi burk pada Balita, 6. peningkatan
kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi buruk di RS, 7.
Peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan
pertumbuhan, 8. Peningkatan kapasitas petugas dalam
konseling menyusui, 9. Sosialisasi pedoman gizi
seimbang, 10. Implementasi PP-ASI, 11. Workshop dan
lomba kreasi menu seimbang

2 Terkendalinya penyakit
menular dan tidak menular
Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui
upaya: 1. Manajemen P2 berbasis wilayah 2. Optimalisasi
penemuan kasus 3. Penguatan tatalaksana kasus 4.
Peningkatan kualitas SDM 5. Penguatan sistem informasi
dan Recording Reporting (RR) 6. Pengediaan logistik dan
perbekalan kesehatan 7. Pengendalian faktor risiko
Penyakit Tidak Menular (PTM) 8. Pelaksanaan
penanggulangan KLB dan Bencana atau krisis kesehatan 9.
Pelaksanaan program imunisasi 10. Pelaksanaan surveilans
Penyakit dapat Ditanggulangi dengan Imunisasi (PD3I) 11.
Pelaksanaan kesehatan haji
Menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian penyakit
menular, mengendalikan faktor
risiko penyakit menular dan tidak
menular serta meningkatkan
surveilans
IV - 3

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
3 Meningkatnya fasilitas
pelayanan kesehatan yang
memenuhi standar
Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang memenuhi standar melalui upaya: 1. Fasilitasi
puskesmas PONED; 2. Fasilitasi pembinaan akreditasi
puskesmas (program dasar dan pengembangan); 3.
Pendampingan Tim Pengarah Kesehatan J iwa Masyarakat
(TPKJ M); 4. Peningkatan pelayanan kesehatann wanita
pekerja (WUS dan Bumil) bagi perusahaan/ tempat kerja;
5. penerapan standar pelayanan fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) rujukan; 6. Standarisasi PONEK
Rumah Sakit; 7. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
rujukan; 8. Pengembangan sistem informasi dalam
pelaporan RS; 9. Pelayanan kesehatan komunitas.

Meningkatkan sarana prasarana
pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan sesuai standar dan
pemenuhan sumber daya
manusia kesehatan.

4 Meningkatnya kuantitas dan
kualitas kesehatan
pemukiman, tempat-tempat
umum dan tempat
pengolahan makanan
Peningkatan kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman,
tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
melalui upaya:
A. Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi: 1.
Surveilans kualitas air; 2. Pembinaan jejaring
penyelenggaraan air minum (PDAM, DAMIU, BP SPAM);
3. Pengembangan desa Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM); 4. Pendampingan bantuan
keuangan desa bidang kesehatan; 5. Pengadaan
peralatan surveilans kualitas air.
B. Pengawasan Hygiene Sanitasi (HS) TTU dan TPM
meliputi: 1. Pengawasan HS Sarana fasyankes; 2.
Pengawasan HS di embarkasi; 3. Pengembangan pasar
sehat; 4. Peningkatan HS di pondok pesantren; 5.
Meningkatkan cakupan sanitasi
dasar dan tempat-tempat umum
dan tempat pengolahan makanan
yang memenuhi syarat

IV - 4

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
Pembinaan pengawasan TPM; 6. Pengadaan food
contamination test kit.

5 Meningkatnya mutu sediaan
farmasi, makanan
minuman, alat kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT).
Peningkatan mutu sediaan farmasi, makanan minuman,
alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT) melalui kegiatan:
A. Koordinasi dan pembinaan pengawasan dan distribusi
sediaan farmasi dan berbekalan kesehatan meliputi: 1.
Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat; 2. Fasilitasi
dan pembinaan pengawasan obat tradisional; 3.
Fasilitasi dan pembinaan pengawasan kosmetika;
Fasilitasi dan pembinaan pengawasan alat kesehatan;
4. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan PKRT;
B. Koordinasi dan pembinaan dan pengawasan Makanan
Minuman meliputi: 1. Fasilitasi dan pembinaan
pengawasan makanan minuman; 2. Fasilitasi dan
pembinaan pengawasan sertifikasi industri makanan
minuman dan rumah tangga.

Meningkatkan pengawasan
kualitas penyediaan dan distribusi
sediaan farmasi, makanan
minuman, alat kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)

Misi I I : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing
1 Meningkatnya masyarakat
yang mengikuti pendidikan
di institusi pendidikan
kesehatan
Peningkatan pendayagunaan lulusan institusi pendidikan
kesehatan melalui kegiatan koordinasi organisasi profesi
kesehatan, meliputi: 1. Optimalisasi peran organisasi
profesi dalam pembangunan kesehatan; 2. Fasilitasi
sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan; 3. Fasilitasi dan
pembinaan kuallitas tenaga kesehatan strategis; 4.
Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM Kesehatan
Menjalin kerjasama/ jejaring
antara institusi pendidikan
kesehatan dengan pengguna
tenaga kesehatan

IV - 5

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
2 Meningkatnya kualitas
institusi pendidikan
kesehatan
Peningkatan kualitas institusi pendidikan melalui upaya
fasilitasi penyelenggaraan institusi pendidikan kesehatan
meliputi : 1. Rapat koordinasi institusi pendidikan
kesehatan, 2. Evaluasi pelaksanaan pengabdian
masyarakat, fasilitasi sumpah tenaga kesehatan, 4.
Pemetaan lulusan tenaga kesehatan, 5. Fasilitasi
pelaksanaan kuliah umum di institusi Diknakes.

Akreditasi institusi pendidikan
oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN PT)

3 Meningkatnya sumber daya
manusia kesehatan yang
mengikuti pendidikan dan
pelatihan
Peningkatan SDM Kesehatan yang mengikuti pendidikan
dan pelatihan melalui upaya penyelenggaraan pelatihan
SDM Kesehatan meliputi : 1. Koordinasi pelaksanaan
pelatihan teknis Dinas Kesehatan; 2. Quality control
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Memfasilitasi sumber daya
manusia kesehatan untuk
peningkatan kapasitas dengan
mengikuti pendidikan dan
pelatihan

4 Meningkatnya pendidikan
dan pelatihan yang
terakreditasi
Peningkatan pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
melalui upaya pelaksanaan akreditasi pelatihan

Akreditasi pelatihan bidang
kesehatan di Provinsi dan
Kab/kota

5 Meratanya distribusi tenaga
kesehatan

Pemerataan distribusi tenaga kesehatan


Misi I I I : Mewujudkan Peran Serta Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Kesehatan
1 Meningkatnya peran
pemerintah kabupaten/
kota dalam pembangunan
kesehatan
Peningkatan peran pemerintah kabupaten/ kota dalam
pembangunan kesehatan melalui upaya:
A. Advokasi/ sosialisasi program kesehatan meliputi: 1.
Advokasi penyusunan regulasi kesehatan meliputi
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), ASI Eksklusif dan PSN 2.
Menjadikan pembangunan
kesehatan sebagai program
prioritas daerah

IV - 6

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
Pasar dengan garam beryodium
B. Pembiayaan kesehatan: 1. Pengembangan J aminan
Pemeliharaan Kesehatan 2. Pembiayaan kesehatan
C. Peningkatan kemitraan kesehatan: 1. Kerjasama bidang
kesehatan antar provinsi MPU dan daerah lintas batas

2 Meningkatnya peran dunia
usaha dalam pembangunan
kesehatan
Peningkatan peran dunia usaha dalam pembangunan
kesehatan melalui upaya: 1. kemitraan dengan dunia usaha
dan LSM dalam penanganan masalah kesehatan 2.
kemitraan dengan institusi diknakes dalam pengembangan
desa siaga aktif

Menjalin kemitraan, dunia usaha,
ormas dan LSM dalam mengatasi
masalah kesehatan
3 Meningkatnya peran
masyarakat dalam
pembangunan kesehatan
Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan
kesehatan melalui upaya:
A. Pemberdayaan Masyarakat, meliputi: 1. Peningkatan
kualitas desa siaga 2. Revitalisasi dan pengembangan
UKBM 3. Pembudayaan PHBS
B. Peningkatan Kemitraan Kesehatan, meliputi: 1.
Kemitraan dengan institusi Diknakes dalam
pengembangan desa siaga aktif 2. Kemitraan dengan
organisasi massa, organisasi pemuda, PKK dalam
peningkatan kualitas desa siaga

Meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan melalui
pemberdayaan masyarakat
Misi I V : Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu
1 Meningkatnya penerbitan
ijin dan registrasi sumber
daya kesehatan
Peningkatan mutu pelayanan penerbitan ijin dan registrasi
sumber daya kesehatan melalui upaya koordinasi
organisasi profesi kesehatan, meliputi : 1. optimalisasi
Mempermudah dan
menyederhanakan penerbitan ijin
dan registrasi sumber daya
IV - 7

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
peran organisasi profesi, 2. Fasilitasi sertifikasi dan
registrasi tenaga kesehatan

kesehatan melalui pelayanan satu
pintu.
2 Meningkatnya tata kelola
kepegawaian, kehumasan,
aset, keuangan, perencana-
an dan evaluasi pembangu-
nan kesehatan
Peningkatan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan melalui upaya perencanaan dan pengendalian
pembangunan kesehatan, meliputi: 1. Sinkronisasi dan
koordinasi perencanan, penganggaran dan evaluasi
Pembangunan kesehatan antara pusat, provinsi dan
kabupaten/ kota, 2. Penyusunan dokumen perencanaan,
penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan
Provinsi J awa Tengah, 3. Fasilitasi dan pendampingan
penyusunan perencanaan dan penganggaran
pembangunan kesehatan ke Dinas kesehatan kabupaten/
kota, Rumah Sakit Kabupaten/ kota dan UPT.

Meningkatkan tata kelola
kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan, perencanaan dan
evaluasi pembangunan kesehatan
sesuai standar dan berbasis
teknologi informasi
3 Meningkatnya tata kelola
administrasi perkantoran
Peningkatan tata kelola administrasi perkantoran melalui
upaya penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa
peralatan dan perlengkapan perkantoran, penyediaan jasa
kebersihan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan
barang cetak dan penggandaan, penyediaan peralatan
rumah tangga, penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan, penyediaan bahan logistik kantor,
penyediaan makanan minuman, rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi di dalam dan luar daerah, Peningkatan sarana
dan prasarana aparatur, peningkatan disiplin aparatur,
Meningkatkan tata kelola
administrasi perkantoran dan
pembiayaan kesehatan sesuai
standar dan berbasis teknologi
informasi
IV - 8

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
peningkatan kapasitas smber daya aparatur, peningkatan
jasa pelayanan kesehatan

4 Meningkatnya masyarakat
yang memanfaatkan
informasi kesehatan
Peningkatan masyarakat yang memanfaatkan informasi
kesehatan melalui upaya:
A. Penyebarluasan informasi melalui berbagai media,
meliputi: 1. Penyebarluasan informasi melalui media
cetak, media elektronik dan media luar ruang
B. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, meliputi:
1. Penyusunan buku Profil Kesehatan 2. Penyusunan
buku saku kesehatan 3. Penyusunan buku Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan kab/Kota 4.
Penyusunan buku Data Dasar Puskesmas dan RS

Meningkatkan kualitas layanan
informasi kesehatan berbasis
web.

INDIKATOR SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Angka Kematian Ibu 0/00.000 116,34 118 118 118 117 116 116
2 Angka Kematian Bayi 0/.000 10,75 15 12,50 12 12 11,50 11
3 Angka Kematian Balita 0/.000 11,85 16 11,90 11,85 11,80 11,75 11
4 Cakupan K4 % 65 68 70 72 75 78
5 Cakupan pertolongan
persalinan Nakes
% 95 97,5 98 98 98,5 98,5
6 Cakupan peserta KB Aktif % 70 72 74 76 76
7 Cakupan KN Lengkap % 84 86 88 89 90 91 92
8 Cakupan Neonatal
komplikasi yang ditangani
% 70 75 80 81 83 84 85
9 Cakupan kunjungan bayi % 86 87 97 97,5 97,5 98 98
10 Cakupan ASI Eksklusif % 49,06 50 51 51,5 52 53 55
11 Prevalensi Gizi buruk 0,12 0,11 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04
12 Cakupan Balita gibur
mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100 100 100
13 Angka Penemuan kasus
baru TB (CDR)
0/100.000 114 115 116 117 118 120 122
14 Angka penemuan kasus
baru HIV - AIDS
1,404 1,259 18 16 15 14 13
15 Angka kesakitan malaria 0/1000 0,081 0,08 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06
16 Angka kesakitan DBD 0/100.000 19,29 53 <20 <20 <20 <20 <20
17 Angka kematian DBD % <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
18 Angka penemuan kasus
baru kusta
5,4 5,8 6 6,5 7 7,5 8
19 Cakupan penemuan kasus
diare pada balita
38,16 40 40 45 50 55 60
20 Cakupan penemuan kasus
ISPA pada balita
30,5 33 35 37 39 42 45
21 Angka kasus filaria yang
ditangani
100 100 100 100 100 100 100
22 Angka kasus zoonosis
a. Angka kasus AI yang
ditangani
100 100 100 100 100 100 100
b. Angka kasus anthrax
yang ditangani
100 100 100 100 100 100 100
c. Angka GHPR yang
ditangani
0 0 30 40 60 80 100
d. Angka kematian
penderita Leptospirosis
15,5 11,4 14 13 12 11 10
e. J umlah kasus pes 0 0 0 0 0 0 0
Visi : "I NSTI TUSI YANG PROFESI ONAL DALAM MEWUJUDKAN KESEHATAN PARI PURNA DI JAWA TENGAH"
MENINGKATKAN
PELAYANAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Renstra Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah Tahun 2013 - 2018
INDIKATOR SASARAN CAPAIAN
2012
TARGET
2.
TERKENDALINYA
PENYAKIT
MENULAR DAN
PENYAKIT TDK
MENULAR
1. MELAKSANAKAN
PELAYANAN KESEHATAN
YANG BERMUTU DAN
BERKEADILAN
Tabel 4.2
MISI TUJ UAN SASARAN NO
1.
MENINGKATNYA
KESEHATAN IBU
DAN ANAK
INDIKATOR SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR SASARAN CAPAIAN
2012
TARGET
MISI TUJ UAN SASARAN NO
22 Proporsi kasus hipertensi
di fasyankes
12 <10 <30 <25 <25 <20 <20
23 Proporsi kasus Diabetis
Mellitus di fasyankes
5 <5 <55 <50 <50 <45 <45
24 Proporsi fasyankes yang
melaporkan kasus
hipertensi
69 70 71 72 73 74 75
25 Proporsi fasyankes yang
melaporkan kasus DM
69 70 71 72 73 74 75
26 AFP Rate 2,3/10.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000
27 Cakupan UCI Desa 98,9 98,9 98,9 98,9 99 99 99
28 Proporsi KLB PD3I 100 100 100 100 100 100
29 Proporsi penanganan
KLB/Bencana kurang dari
24 jam
100 100 100 100 100 100 100
30 Proporsi kasus meningitis
pada jemaah haji
0 0 0 0 0 0 0
31 Persentase Penanganan
Program Penanganan
Gangguan Penglihatan dan
Kebutaan (PGPK)
% 77 78 79 80 81
32 Angka kesembuhan TB di
BKPM
% 75 80 82 84 85
33 Proporsi puskesmas yg
memiliki ijin operasional
0 10 25 50 75 100
34 Proporsi puskesmas
terakreditasi
6 7 10 12 13 15
35 Proporsi puskesmas
PONED terstandar
11 13 16 18 20 22
36 Rasio puskesmas per
jumlah penduduk
1:38110 1:37610 1:37110 1:36610 1:36110 1:35610
37 Proporsi Pembinaan
akreditasi puskesmas
8 8 10 12 16 18 21
38 Proporsi Pembinaan
Puskesmas PONED
16 16 27 38 49 61 72
39 Proporsi RS yang memiliki
ijin operasional
98 100 100 100 100 100
40 Proporsi RS terakreditasi 0 4,44 11,11 18,52 29,93 37,04
41 Proporsi RS Terklasifikasi 68,4 6,67 21,11 27,41 36,30 40,00
42 Proporsi RS PONEK
terstandar
6,16 16,33 24,49 28,57 32,65 40,82
43 Proporsi Pembinaan
Akreditasi RS
10 20 30 40 50 60
44 Proporsi Pembinaan RS
PONEK
8 20 30 40 49 49
45 Desa melaksanakan STBM % 25.94 25 26 (2.247) 27 (2.347) 28 (2.447) 29 (2.547) 30 (2.647)
3.
MENINGKATNYA
FASILITAS
YANKES YANG
MEMENUHI
STANDAR
4.
MENINGKATNYA
INDIKATOR SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR SASARAN CAPAIAN
2012
TARGET
MISI TUJ UAN SASARAN NO
46 Proporsi penduduk Akses
Air minum
% 77.21 77 78 79 80 81 82
47 Proporsi penduduk Akses
J amban
% 74.71 74 75 76 77 78 79
48 Proporsi TTU memenuhi
syarat
% 77 78 79 80 81 82
49 Proporsi TTM memenuhi
syarat
% 50 53 56 59 62 65
50 Proporsi Puskesmas/ RS
yang ramah lingkungan
(mpy dok SPPL, UPL/UKL
dan IPAL)
% 0/98 72/100 72/100 73/100 74/100 75/100 76/100
51 Proporsi Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga
memenuhi syarat
43 49 50 51 52 53
52 Proporsi Pengelolaan
Limbah Cair Rumah
Tangga memenuhi syarat
42 48 49 50 51 52
53 Proporsi sarana produksi
dan distribusi di bidang
farmasi dan perbekes
sesuai standar
% 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00
54 Proporsi sarana pelayanan
kefarmasian sesuai standar
% 22,50 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00
55 Proporsi pembinaan dan
pengawasan produksi dan
distribusi bid farmasi dan
perbekes
% 15,00 20,00 30,00 40,00 60,00 80,00 100,00
56 Proporsi pembinaan dan
pengawasan pelayanan
kefarmasian
% 25,00 34,61 47,33 60,05 72,77 85,50 100,00
57 Proporsi kab/kota
melakukan binwan makmin
sesuai standar
% 15,00 28,57 42,86 57,14 71,43 85,71 100,00
58 Proporsi pembinaan dan
evaluasi makmin
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
59 J umlah peserta didik
diknakes
siswa 55,350 60,880 66,960 73,650 81,000 2. MEWUJ UDKAN SDM
KES YG BERDAYA SAING
1.
MENINGKATKAN
KOMPETENSI
SDM KES
MENINGKATNYA
KUALITAS DAN
KUANTITAS
KESEHATAN
PEMUKIMAN,
TTU DAN TPM
5.
MENINGKATNYA
MUTU SEDIAAN
FARMASI,
MAMIN, ALKES
DAN PKRT
1.
MENINGKATNYA
MASY. J ATENG
YG MENGIKUTI
PENDIDIKAN DI
INDIKATOR SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR SASARAN CAPAIAN
2012
TARGET
MISI TUJ UAN SASARAN NO
60 Prosentase lulusan yang
kompeten
% 80 90 90 90 90
61 Proporsi Institusi
pendidikan kesehatan yang
terakreditasi
50 50 51 51,50 52 52,50 53
62 J umlah institusi pendidikan
kesehatan yang difasilitasi
institusi 50 60 70 80 85 85
63 J umlah SDM Kes yg
mengikuti Diklat yg
terakreditasi
orang 1,235 1,360 1,430 1,500 1,575
64 J umlah SDM DinKes yg
mengikuti Diklat aparatur
MENINGKAT NYA
DIKLAT YG
TERAKREDITASI
65 Proporsi pelatihan
kesehatan yang
terakreditasi
10 20 11 11,50 12 12,50 13
66 Proporsi pelatihan bidang
kesehatan yang
terakreditasi
10 60 70 80 90 100
67 Proporsi tenaga kesehatan
tersertifikasi
80 80,5 81 81,5 82 82,5 84
68 Ratio dokter umum
terhadap penduduk
13,30 13,39 13,50 13,60 13,70 13,80 13,90
69 Ratio dokter spesialis
dasar dan anestesi
terhadap penduduk
6,60 6,64 6,65 6,66 6,67 6,68 6,69
70 Ratio dokter gigi terhadap
penduduk
3,30 3,36 3,45 3,50 3,55 3,60 3,65
71 ratio bidan terhadap
penduduk
44,0 44,07 45 45,5 45,6 45,7 45,8
72 Ratio perawat terhadap
penduduk
78 79,3 80 80,5 81 81,5 82
73 Ratio sanitarian terhadap
penduduk
40,0 41 41,5 42 42,5 43 43,5
74 Proporsi penduduk yang
memiliki J PK
% 45 50 52 54 55 57 60
75 Cakupan penduduk miskin
non kuota yang
mempunyai J PK
% 0 28,31 28,01 27,79 27,57 27,35 27,12
2. MENINGKAT
KAN YANAN
DIKLAT DI
BIDKES
1.
MENINGKATNYA
PERAN
PEMKAB/KOT
DLM
PEMBANGUNAN
3. MEWUJ UDKAN PERAN
SERTA MASYARAKAT
DAN PEMANGKU
KEPENTINGAN DALAM
PEMBANGUNAN
KESEHATAN
MENINGKATKAN
ADVOKASI DAN
SOSIAL
SUPPORT
PEMANGKU
KEPENTINGAN
2.
MENINGKATNYA
KUALITAS
INSTITUSI
PENDIDIKAN
KESEHATAN
3.
MENINGKATNYA
SDM KES YG
MENGIKUTI
DIKLAT
3.
MENDAYAGUNA
KAN SDM KES
MERATANYA
DISTRIBUSI
NAKES
PENDIDIKAN DI
INSTITUSI
PENDIDIKAN
KESEHATAN
INDIKATOR SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR SASARAN CAPAIAN
2012
TARGET
MISI TUJ UAN SASARAN NO
76 Persentase kab/kota
mengalokasikan 10%
APBD utk kesehatan
% 8,57(3) 11,42(4) 14,20(5) 17,14(6) 20(7) 22,85(8) 25,71(9)
77 Persentase kab/kota yang
menyusun regulasi terkait
KTR, ASI Ekslkusif dan
PSN
% 9 18 27 32 45
78 Proporsi kab/Kota yang
menerbitkan regulasi di
bidang kesehatan (KTR,
ASI, PSN)
% 0 0 5,71 11,43 17,14 22,86 28,57
79 J umlah dokumen
kerjasama bidang
kesehatan antar prov MPU
dan daerah lintas batas
dokumen 2 2 2 2 2 2 2
2.
MENINGKATNYA
PERAN DUNIA
USAHA DLM
PEMB KES
80 J umlah BUMN dan BUMD
yang melakukan CSR di
bidang kesehatan
0 0 3 3 3 4 4
81 Proporsi desa/ kelurahan
siaga aktif mandiri
% 50,05 5,15 6 7 8 9 10
82 Proporsi Posyandu mandiri % 17,57 17,75 18 18 18,5 18,75 19
83 Proporsi Rumah tangga
sehat
% 74,8 74,8 74,9 75 75,2 75,4 75,5
84 Proporsi pasar yang
menyediakan garam
beryodium (sentinel)
% 0 0 70 70 70 70 70
85 Persentase pedagang yang
menjual garam beryodium
% 30 40 50 60 70
86 J umlah ormas/ LSM yang
bekerjasama dengan
institusi kesehatan
0 3 5 7 8 9 10
87 J umlah pengunjung web
site Dinkes Prov. J ateng
orang 187,674 250,000 400,000 550,000 700,000 850,000 1,000,000
88 J umlah penyuluhan melalui
media elektronik
kali 10 10 12 14 16 18 20
89 J umlah penyuluhan melalui
media cetak
kali 2 2 4 6 8 10 12
4. MELAKSANAKAN
PELAYANAN PUBLIK YG
BERMUTU
1.
MENINGKATKAN
PELAYANAN
INFORMASI DI
BIDANG
KESEHATAN
PEMBANGUNAN
KESEHATAN
KESEHATAN KEPENTINGAN
MENINGKATNYA
MASYARAKAT
YANG
MEMANFAATKAN
INFORMASI
KESEHATAN
3.
MENINGKATNYA
PERAN
MASYARAKAT
DALAM PEMB
KES
INDIKATOR SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR SASARAN CAPAIAN
2012
TARGET
MISI TUJ UAN SASARAN NO
90 J umlah penyuluhan luar
ruang
kali 26 30 35 40 45 50 55
91 J umlah STRTTK yang
diterbitkan
dokumen 13,854 14,131 14,413 14,702 14,996
92 Proporsi waktu pelayanan
perijinan di bidang famasi
sesuai standard
% 80 80 80 85 90 95 100
93 J umlah dokumen
perencanaan, evaluasi dan
informasi kesehatan
dokumen 21 21 21 21 21 21 21
94 J umlah PAK yg
diselesaikan
dokumen 2,500 2,600 2,800 2,900 3,000
95 Dokumen Pengelolaan
keuangan
dokumen 2 2 2 2 2 2 2
96 Dokumen Pengelolaan
barang
dokumen 3 3 3 3 3 3 3
97 J umlah Regulasi bidang
Kesehatan (Provinsi)
dokumen 1 1 1 1 1 1 1
98 Terpenuhinya administrasi
perkantoran di Dinkes dan
9 UPT
% 100 100 100 100 100 100 100
99 Terpenuhinya sarana
prasarana aparatur di
Dinkes dan 9 UPT
% 100 100 100 100 100 100 100
100 Terpenuhinya pakaian
dinas di Dinkes dan 9 UPT
% 100 100 100 100 100 100 100
101 Meningkatnya kapasitas
Sumber daya aparatur
% 100 100 100 100 100 100 100
3.
MENINGKATNYA
TATA KELOLA
ADMINISTRASI
PERKANTORAN
1.
MENINGKATNYA
PENERBITAN
IJ IN DAN
REGISTRASI
SUMBERDAYA
2.
MENINGKATKAN
PELAYANAN
ADMINISTRASI
DI BIDANG
KESEHATAN
2.
MENINGKATNYA
TATA KELOLA
KEPEGAWAIAN,
KEHUMASAN,
ASET,
KEUANGAN,
PERENCANAAN
DAN EVAL PEMB.
KES
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
1 ###### 3,300,000 3,800,000 4,500,000 5,100,000 19,800,000
1 Angka penemuan kasus
baru TB (CDR)
penduduk berisiko 116 192,200 117 516,090 118 120 122 122 708,290
2 Angka penemuan kasus
baru HIV-AIDS
kelompok berisiko tinggi 18 191,551 16
805,737
15 14 13 13 997,288
3 Angka kesakitan malaria penduduk endemis 0.07 240,345 0.07 748,990 0.07 0.06 0.06 0.06 989,335
4 Angka kesakitan DBD penduduk berisiko <20 239,780 <20 312,000 <20 <20 <20 <20 551,780
5 Angka kematian DBD penduduk berisiko <1 <1 <1 <1 <1 <1
6 Angka penemuan kasus
baru kusta
penduduk berisiko 6 48,075 6.5 403,750 7 7.5 8 8 451,825
7 Cakupan penemuan kasus
diare pada balita
balita 40 95,550 45 460,120 50 55 60 60 555,670
8 Cakupan penemuan kasus
ISPA pada balita
balita 45 48,075 48 328,300 52 56 60 60 376,375
9 Angka kasus filaria yg
ditangani
penderita baru 100 48,075 100 436,360 100 100 100 100 484,435
10 Angka kasus Zoonosis 142,159 546,090 688,249
a. Angka kasus AI yang
ditangani
kematian unggas 100 100 100 100 100 100
b. Angka kasus anthrax
yang ditangani
suspect anthrax 100 100 100 100 100 100
c. Angka GHPR yang
ditangani
hewan penular rabies 30 40 60 80 100 100
d. Angka kematian
penderita Leptospirosis
manusia dan tikus <=14 <=13 <=12 <=11 <=10 <=10
e. J umlah kasus pes manusia dan tikus 0 0 0 0 0 0
-
1 Proporsi kasus hipertensi
di Fasyankes
penduduk beriksiko,
usia lanjut
<30 350,000 <25 500,000 <25 <20 <20 <20 850,000
2 Proporsi kasus Diabetis
Mellitus di Fasyankes
<55 <50 <50 <45 <45 <45 -
3 Proporsi Fasyankes yang
melaporkan kasus
hipertensi
71 72 73 74 75 75 -
4 Proporsi Fasyankes yang
melaporkan kasus DM
71 72 73 74 75 75 -
-
1 AFP rate Dinas kab/kota,
puskesmas, RS. Petugas
kesehatan. Masyarakat
2/100.000 250,000 2/100.000 450,000 2/100.000 550,000 2/100.000 650,000 2/100.000 750,000 2/100.000 2,650,000
2 Cakupan UCI desa Dinkes kab/kota,
puskesmas, Lintas
program. Lintas sektor,
petugas kesehatan
masyarakat
98,9 350,000 98,9 1,250,000 99 1,250,000 99 1,250,000 99 1,500,000 99 5,600,000
3 Proporsi KLB PD3I 100 100 100 100 100 100 -
4 Proporsi penanganan KLB/
bencana kurang dari 24
jam
Dinkes kab/kota,
puskesmas, Lintas
program. Lintas sektor,
petugas kesehatan
masyarakat
100 450,000 100 1,850,000 100 2,100,000 100 2,250,000 100 2,500,000 100 9,150,000
5 Proporsi kasus meningitis
pada jemaah haji
Dinkes kab/kota,
puskesmas, petugas
kesehatan, PKHI, calon
jamaah haji
0 200,000 0 300,000 0 350,000 0 400,000 0 500,000 0 1,750,000
2 3,950,000 4,020,000 4,824,000 5,788,800 6,715,008 25,297,808 Farmasi dan
Perbekalan
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJ A, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Surveilans
Epidemiologi dan
penanganan KLB
dan bencana
(termasuk
kesehatan haji dan
Imunisasi)
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
KELOMPOK SASARAN
Tabel 5.1
NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Tidak
Menular
Pencegahan
dan Penanggu
langan
Penyakit
KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
KELOMPOK SASARAN NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
Koordinasi dan
Pembinaan
Pengawasan dan
Distribusi Sediaan
dan Perbekalan
kesehatan
1 Proporsi Sarana Produksi
dan Distribusi dibidang
Farmasi dan perbekes
sesuai Standar
Sarana produksi obat,
bahan baku obat, obat
tradisional, kosmetika,
alkes dan PKRT; Sarana
distribusi obat, bahan
baku dan alkes; serta
sarana sarana
kefarmasian yg sesuai
standar
60 614,700 65 551,170 70 806,287 75 80 80 1,972,157
2 Proporsi Sarana
Pelayanan kefarmasian
sesuai Standar
RS Pemerintah,
instalasi farmasi
Kab/Kota dan Pusk.
Perawatan yang
melaksanakan yan
kefarmasian sesuai
standar
40 240,300 50 264,330 60 290,763 70 80 80 795,393
3 Proporsi Pembinaan dan
Pengawasan Produksi dan
Distribusi Bidang Farmasi
dan perbekes
30 624,363 40 536,799 60 790,479 80 100 100 1,951,642
4 Proporsi Pembinaan dan
Pengawasan Pelayanan
kefarmasiaan
RS Pemerintah,
instalasi farmasi
Kab/Kota dan Pusk.
Perawatan yang
melaksanakan yan
kefarmasian sesuai
standar
47,33 2,220,637 60,05 2,442,701 72,77 2,686,971 85,50 100 100 7,350,308
5 Proporsi waktu pelayanan
perijinan di bidang
farmasi sesuai standar
Masyarakat J awa
Tengah
80 85 90 95 100 100
-
Koordinasi dan
Pembinaan dan
Pengawasan
Makanan dan
Minuman
1 Proporsi Kabupaten/ Kota
Melakukan Pembinaan
dan Pengawasan Makanan
dan Minuman sesuai
standar
Kab/Kota yang
melakukan pembinaan
dan pengawasan
makanan minuman
sesuai standar
42,86 168,300 57,14 135,130 71,43 150,643 85,71 100 100 454,073
2 Proporsi Pembinaan dan
Evaluasi Makanan dan
Minuman
Kab/Kota yang
melakukan pembinaan
dan pengawasan
makanan minuman
sesuai standar
100 81,700 100 89,870 100 98,857 100 100 100 270,427
-
3 37,243,442 48,000,000 66,331,147 90,000,000 97,000,000 338,574,589
1 Proporsi Puskesmas yang
Memiliki Ijin Operasional
Puskesmas yang belum
memiliki ijin operasional
10 25 50 75 100 100 -
2 Proporsi Puskesmas
Terakreditasi
puskesmas yang belum
terakreditasi
7 159,000 10 1,000,000 12 1,200,000 13 1,440,000 15 1,728,000 15 5,527,000
3 Proporsi Puskesmas
PONEDTerstandar
Puskesmas PONEDyang
belumterstandar
13 16 18 20 22 22 -
4 Rasio Puskesmas per
J umlah Penduduk
Puskesmas 1: 37500 1: 37000 1: 36500 1: 36000 1: 35500 1: 35500 -
5 Proporsi Pembinaan
Akreditasi Puskesmas
Puskesmas yang
mengusulkan
pembinaan akreditasi
10 243,000 12 350,000 16 420,000 18 504,000 21 604,800 21 2,121,800
6 Proporsi Pembinaan
Puskesmas PONED
Puskesmas PONED 27 98,000 38 150,000 49 180,000 61 216,000 72 259,200 72 903,200
-
Koordinasi dan
Penyelenggaraan
Pelayanan
Kesehatan Rujukan
1 Proporsi RS yang Memiliki
Ijin Operasional
RSU dan Khusus
Pemerintah/TNI-POLRI
dan Swasta yang belum
memiliki ijin operasional
sesuai kelasnya dan RS
yang masa berlaku
ijinnya habis
43.7 57,000 60 62,700 79.26 68,970 97.41 75,860 100 83,440 100 347,970
Perbekalan
Kesehatan
Pelayanan
Kesehatan
Koordinasi
Pelayanan
Kesehatan Dasar
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
KELOMPOK SASARAN NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
2 Proporsi RS Terakreditasi RSU Pemerintah/TNI-
POLRI dan Swasta yang
sudah terakreditasi versi
baru
4,44 18,200 11,11 20,020 18,52 22,022 29,93 24,224 37,04 26,649 37,04 111,115
3 Proporsi RS Terklasifikasi RSU dan Khusus
Pemerintah/TNI-POLRI
dan Swasta yang dalam
proses penetapan kelas
(belumterklasifikasi)
6,67 36,100 21,11 39,710 27,41 43,681 36,30 48,049 40 52,854 40 220,394
4 Proporsi RS PONEK
Terstandar
RSU Pemerintah/TNI-
POLRI dan Swasta yang
sudah melayani PONEK
16,33 145,628 24,49 160,191 28,57 176,210 32,65 193,831 40 213,214 40,82 889,074
5 Proporsi Pembinaan
Akreditasi RS
RSU Pemerintah/TNI-
POLRI dan Swasta yang
belumterakreditasi versi
baru
20 18,200 30 20,020 40 22,022 50 24,224 60 26,649 60 111,115
6 Proporsi Pembinaan RS
PONEK
RSU Pemerintah/TNI-
POLRI dan Swasta yang
belummelayani PONEK
20 25,600 30 28,160 40 30,976 49 34,073 49 37,480 49 156,289
7 Persentase Penanganan
ProgramPenanganan
Gangguan Penglihatan
dan Kebutaan
Masyarakat J awa
Tengah
77% 2,504,000 78% 13,000,000 79% 2,600,000 80% 2,700,000 81% 2,800,000 81% 23,604,000
8 Angka kesembuhan TB di
BKPM
Masyarakat J awa
Tengah
75% 2,920,000 80% 3,179,588 82% 3,500,000 84% 4,100,000 85% 3,800,000 85% 17,499,588
a. BKPMPati Masyarakat J awa
Tengah
75% 80% 82% 84% 85% 85%
b. BKPMSemarang Masyarakat J awa
Tengah
75% 80% 82% 84% 85% 85%
c. BKPMAmbarawa Masyarakat J awa
Tengah
75% 80% 82% 84% 85% 85%
d. BKPMKlaten Masyarakat J awa
Tengah
75% 80% 82% 84% 85% 85%
e. BKPMMagelang Masyarakat J awa
Tengah
75% 2,920,000 80% 3,179,588 82% 3,500,000 84% 4,100,000 85% 3,800,000 85% 17,499,588
Koordinasi
Pelayanan
Kesehatan Ibu dan
Anak
1 Angka Kematian Ibu ibu hamil, bidan desa,
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
118 1,544,700 118 1,699,170 117 1,869,087 117 2,055,996 116 2,261,595 116 9,430,548
2 Angka Kematian Bayi Bidan, dokter, perawat,
Dinkes, Pusk,RS
12,50 210,299 12 231,350 12 254,500 11,50 279,950 11 307,945 11 1,284,044
3 Angka Kematian Balita Bidan, dokter, perawat,
Dinkes, Pusk,RS
11,90 150,718 11,85 165,790 11,80 182,369 11,75 200,605 11 220,670 11 920,152
4 Cakupan K4 ibu hamil, bidan desa,
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
68 117,970 70 129,767 72 142,744 75 157,018 78 172,720 78 720,219
5 Cakupan Pertolongan
Persalinan Nakes
ibu hamil, bidan desa,
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
97.5 191,060 98 211,156 98 232,271 98.5 255,498 98.5 281,048 98.5 1,171,033
6 Cakupan Peserta KB aktif ibu hamil, bidan desa,
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
70 57,500 72 63,250 74 69,575 76 76,533 76 84,186 351,043
7 Cakupan KN Lengkap Bidan, Dokter, Pusk, RS,
Keluarga
88 315,245 89 346,770 90 381,450 91 419,600 92 461,560 92 1,924,625
8 Cakupan Neonatal
Komplikasi yang ditangani
Bidan, Dokter, Pusk, RS,
Keluarga
80
-
81 150,000 83 165,000 84 181,500 85 199,650 85 696,150
9 Cakupan Kunjungan Bayi Bidan, Dokter, Pusk, RS,
Keluarga
97 66,610 97.5 73,275 97.5 80,605 98 88,670 98 97,540 98 406,700
10 Cakupan ASI Eksklusif Masyarakat,Ls/LP.
Nakes, di pusk/RS
50 97,850 51,5 107,635 52 118,399 53 130,239 55 143,263 55 597,386
-
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
KELOMPOK SASARAN NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
1 Prevelensi Gizi Buruk Balita gizi buruk, nakes
(timasuhan gizi), LS/LP
0,05 243,974 0,05 268,371 0,05 295,208 0,04 324,729 0,04 357,202 0,04 1,489,484
2 Cakupan Balita Gizi Buruk
yang Dapat Perawatan
Tata laksana gizi buruk
di masyarakat, pusk dan
RS dan nakes (tim
asuhan gizi)
100 758,176 100 833,994 100 917,393 100 1,009,132 100 1,110,045 100 4,628,740
-
4 950,000 997,500 1,147,125 1,376,550 1,583,033 6,054,208
1 Desa Melaksanakan STBM Stakeholder terkait,
Masyarakat Desa
26 (2.247) 120,000 27 (2.347) 150,000 28 (2.447) 300,000 29 (2.547) 350,000 30 (2.647) 375,000 30 (2.647) 1,295,000
2 Proporsi Penduduk Akses
Air Minum
Stakeholder terkait,
penyelenggaraan air
minumdan Masyarakat
78 372,000 79 500,000 80 550,000 81 600,000 82 625,000 82 2,647,000
3 Proporsi Penduduk Akses
J amban
Stakeholder terkait,
Masyarakat Berbasis
Lingkungan
75 85,000 76 140,000 77 200,000 78 250,000 79 300,000 79 975,000
-
1 Proporsi TTU yang
Memenuhi Syarat
Stakeholder terkait,
Pengelola Institusi dan
Masyarakat
78 373,000 79 750,000 80 800,000 81 875,000 82 950,000 82 3,748,000
2 Proporsi TPMyang
Memenuhi Syarat
Stakeholder terkait,
Pengelola Institusi dan
Masyarakat
53 56 59 62 65 65 -
3 Proporsi Pukesmas/RS
yang Ramah
Lingkungan(mempunyai
dokumen SPPL, UPL/ UKL
dan IPAL)
72/100 73/100 74/100 75/100 76/100 76/100 -
4 Proporsi Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga
memenuhi syarat
49 50 51 52 53 53 -
5 Proporsi Pengelolaan
Limbah cair Rumah
Tangga memenuhi syarat
48 49 50 51 52 52 -
-
5 5,949,841 6,077,000 9,000,000 9,000,000 10,500,000 40,526,841
1 Ratio Dokter Umum
Terhadap Penduduk
13,50 600,000 13,60 13,70 13,80 13,90 13,90 4,360,000
2 Ratio Dokter Spesialis
Dasar dan Anestesi
Terhadap Penduduk
6,65 6,66 6,67 6,68 6,69 6,69 -
3 Ratio Dokter Gigi
Terhadap Penduduk
3,45 3,50 3,55 3,60 3,65 3,65 -
4 Ratio Bidan Terhadap
Penduduk
45 45.5 45,6 45,7 45,8 45,8 -
5 Ratio Perawat Terhadap
Penduduk
80 80,5 81 81,5 82 82 -
6 Ratio Sanitarian Terhadap
Penduduk
41,5 42 42,5 43 43,5 43,5 -
7 Proporsi Tenaga
Kesehatan tersertifikasi
81 81,5 82 82,5 83 83
8 J umlah STRTTK yang
diterbitkan
13,854 14,131 14,413 14,702 14,996 14,996
-
1 J umlah Peserta Didik
Diknakes
55,350 3,000,000 60,880 66,960 73,650 81,000 81,000 3,000,000
2 Prosentase Lulusan yang
kompeten
Mahasiswa Akper
Pemprov
80 90 90 90 90 90 -
-
1 Proporsi Pelatihan
Kesehatan yang
Terakreditasi
pelatihan bidang
kesehatan di J awa
Tengah
11 68,000 11,50 200,000 12 220,000 12,50 250,000 13 300,000 13 1,038,000
960,000 1,120,000
Koordinasi
Penyelenggaraan
Pendidikan Tenaga
Kesehatan (Akper
Pemprov)
22 Organisasi Profesi
Kesehatan ; 35 Kab./
Kota
800,000 880,000
Kesehatan
Lingkungan
Pengawasan
Hygiene Dan
Sanitasi TTU dan
TPM
Koordinasi
Organisai Profesi
Kesehatan
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
Koordinasi
Pelayanan Gizi
Masyarakat
Pengawasan
Kualitas Air
Sanitasi Dasar
Penyelenggaraan
Pelatihan SDM
Kesehatan (BPTPK
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
KELOMPOK SASARAN NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
2 Proporsi Pelatihan di
Bidang Kesehatan yang
Terakreditasi
60 70 80 90 100 100 -
3 J umlah SDMKesehatan
yang mengikuti DIKLAT
terakreditasi
1,235 1,360 1,430 1,500 1,575 1,575 -
-
Koordinasi
Penyelenggaraan
Institusi
1 proporsi Institusi
Pendidikan Kesehatan
yang Terakreditasi
297 institusi diknakes di
jateng
51 584,000 51,50 700,000 52 770,000 52,50 850,000 53 935,000 53 3,839,000
-
6 43,372,455 43,400,000 50,000,000 60,580,460 70,300,000 267,652,915
Penyelenggaraan
Promosi Kesehatan
1 J umlah Penyuluhan
Melalui Media Elektronik
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
12 395,500 14 454,825 16 500,308 18 550,338 20 605,372 20 2,506,343
J umlah Penyuluhan
Melalui Media Elektronik
di BKIM
Masyarakat J awa
Tengah
1 10,500 2 20,000 3 30,000 4 40,000 5 50,000
2 J umlah Penyuluhan
Melalui Media Cetak
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
4 341,394 6 392,603 8 431,863 10 475,050 12 522,555 12 2,163,465
J umlah Penyuluhan
Melalui Media Cetak di
BKIM
Masyarakat J awa
Tengah
5 39,725 6 45,000 7 50,000 8 55,000 9 60,000
3 J umlah Penyuluhan Luar
Ruang
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
35 1,321,018 40 1,519,171 45 1,671,088 50 1,838,197 55 2,022,016 55 8,371,489
J umlah Penyuluhan Luar
Ruang di BKIM
Masyarakat J awa
Tengah
26 100,000 28 150,000 30 200,000 32 250,000 34 300,000
4 Persentase Pedagang
yang Menjual garam
beryodium
Pedagang di pasar
sentinel kab/ kota
30 351,074 40 403,735 50 444,109 60 488,519 70 537,371 70 2,224,809
5 Proporsi pasar yang
menyediakan garam
beryodium(sentinel)
Pasar sentinel 70 70 70 70 70 70
6 Persentase Kab/ Kot yang
Menyusun Regulasi
Terkait KTR, Asi Ekslusif,
PSN
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
9 206,066 18 236,976 27 260,673 32 286,741 45 315,415 45 1,305,871
7 Proporsi Kabupaten/ Kota
yang Menerbitkan
Regulasi di Bidang
Kesehatan (KTR, ASI,
PSN)
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
5,71 264,948 11,43 304,690 17,14 335,159 11,86 368,675 28,57 405,543 28,57 1,679,015
-
1 Proporsi desa / kelurahan
siaga aktif mandiri
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
6 1,055,062 7 1,160,568 8 1,276,625 9 1,404,288 10 1,544,716 10 6,441,259
2 Proporsi Posyandu Mandiri Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
20.72% 705,400 22.22% 775,940 23.72% 853,534 25.22% 938,887 26.72% 1,032,776 26.72% 4,306,538
3 Proporsi Rumah Tangga
Sehat
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
74,9 153,296 75 168,626 75,2 185,488 75,4 204,037 75,5 224,441 75,5 935,887
4 J umlah BUMN dan BUMD
yang melakukan CSR
bidang Kesehatan
Provinsi dan Kab/Kota 3 16,192 3 17,811 3 19,592 4 21,552 4 23,707 4 98,854
5 J umlah Ormas/LSMyang
bekerjasama dgn institusi
Kesehatan
Provinsi dan Kab/Kota 5 51,750 7 56,925 8 62,618 9 68,879 10 75,767 10 315,939
6 J umlah dokumen
kerjasama bidang
kesehatan antar provinsi
(MPU dan daerah lintas
batas)
Provinsi 2 68,300 2 75,130 2 82,643 2 90,907 2 99,998 2 416,978
-
Pembiayaan
Kesehatan
1 Proporsi Penduduk
Mempunyai J PK
Penduduk J awa Tengah 52 - 54 - 55 - 57 - 60 - 60 -
2 Proporsi Penduduk Miskin
non kuota yang
Masyarakat Miskin non
PBI Pusat
28,01 36,463,441 27,79 37,000,000 27,57 47,000,000 27,35 57,000,000 27,12 70,000,000 27,12 247,463,441
Penyelenggaraan
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Kemitraan
Promosi dan
Pemberdayaan
Gombong)
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
KELOMPOK SASARAN NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
3 Persentase Kabupaten/
Kota Mengalokasikan 10%
APBDuntuk Kesehatan
Kabupaten/Kota 14,20 382,014 17,4 500,000 20 600,000 22,85 700,000 25,71 800,000 25,71 2,982,014
-
7 6,825,000 5,805,000 6,385,500 7,343,325 8,297,957 34,656,782
Perencanaan dan
Pengendalian
Kesehatan
1 J umlah Dukumen
Perencanaan
penganggaran, Evaluasi,
dan Informasi Kesehatan
8 Dok Perencanaan
Penganggaran, 8 Dok.
Informasi, 2 Dok.
Keuangan, 3 Dok
pengelolaan barang
21 2,169,935 21 2,603,922 21 3,124,706 21 3,749,648 21 4,499,577 21 16,147,788
2 J umlah PAK yang
diselesaikan
Tenaga Fungsional
kesehatan di J awa
Tengah
2,500 2,600 2,800 2,900 3,000 3,000 -
3 Dokumen Pengelolaan
keuangan
2 2 2 2 2 2
4 Dokumen Pengelolaan
barang
3 3 3 3 3 3
-
1 J umlah Pengunjung
Website Dinkes Prov
J ateng
LS, LP, Institusi
Diknakes, Masyarakat
Umum
400,000 400,000 550,000 500,000 700,000 550,000 850,000 605,000 1,000,000 665,500 1,000,000 2,720,500
-
1 J umlah Regulasi bidang
Kesehatan (Provinsi)
1 1 1 1 1 1 -
-
1 J umlah Pengunjung
Website Dinkes Prov
J ateng
LS, LP, Institusi
Diknakes, Masyarakat
Umum
400,000 1,400,000 550,000 1,750,000 700,000 1,925,000 850,000 2,117,500 1,000,000 2,329,250 1,000,000 9,521,750
8 Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Penyediaan J asa
Surat Menyurat
Tersedianya perangko,
benda pos lain dan
terkirimnya paket
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 154,967 100% 185,960 100% 223,152 100% 267,783 100% 321,340 100% 1,153,202
J asa Komunikasi,
Sumber Daya Air
dan Listrik.
Terjaminya Kebutuhan
daya listrik air, telepon
dalampembangunan
kesehatan di dinas
Kesehatan dan UPT
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 3,029,366 100% 3,635,239 100% 4,362,287 100% 5,234,744 100% 6,281,693 100% 22,543,330
Penyediaan J asa
Peralatan dan
Perlengkapan
Perkantoran
Kegiatan pelayanan
kantor di Dinas Kesehatan
Prov J ateng dapat
terlaksana dengan baik
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 168,000 100% 201,600 100% 241,920 100% 290,304 100% 348,365 100% 1,250,189
Penyediaan J asa
J aminan Barang
Milik Daerah
Terjaminya Kebutuhan
daya listrik air, telepon
dalampembangunan
kesehatan di dinas
Kesehatan dan UPT
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 430,000 100% 516,000 100% 619,200 100% 743,040 100% 891,648 100% 3,199,888
Penyediaan J asa
Kebersihan
Kantor/Rumah
Dinas
Kebersihan dan
kenyamanan di kantor
dan rumdin Dinkes Prov
jateng dalammenunjang
kinerja pegawai
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 1,041,000 100% 1,249,200 100% 1,499,040 100% 1,798,848 100% 2,158,618 100% 7,746,706
Penyediaan Alat
Tulis Kantor
Tersedianya Alat Tulis
yang mencukupi
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 4,823,333 100% 5,788,000 100% 6,945,600 100% 8,334,719 100% 10,001,663 100% 35,893,315
Penyediaan Barang
Cetak dan
Penggandaan
Tersedianya barang
cetakan dan penggandaan
di Dinkes Prov J ateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 1,595,300 100% 1,914,360 100% 2,297,232 100% 2,756,678 100% 3,308,014 100% 11,871,584
Penyediaan
Komponen
Instalasi
Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Kegiatan pelayanan
kantor di Dinas Kesehatan
Prov J ateng dapat
terlaksana dengan baik
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 273,730 100% 328,476 100% 394,171 100% 473,005 100% 567,607 100% 2,036,989
Penyelenggaraan
SistemInformasi
Kesehatan
Manajemen
Informasi dan
Regulasi
Penyusunan
Regulasi Kesehatan
Daerah
Pengkajian dan
Diseminasi
Pembangunan
Kesehatan
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
KELOMPOK SASARAN NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
Penyediaan
Peralatan Rumah
Tangga
Kegiatan pelayanan
kantor di Dinas Kesehatan
Prov J ateng dapat
terlaksana dengan baik
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 1,055,820 100% 1,266,984 100% 1,520,381 100% 1,824,457 100% 2,189,348 100% 7,856,990
Penyediaan Bahan
Bacaan dan
Peraturan
Perundang-
undangan
Informasi-informasi
pembangunan di J awa
Tengah serta peraturan-
peraturan terutama
Bidang Kesehatan dapat
diperoleh
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 56,000 100% 67,200 100% 80,640 100% 96,768 100% 116,122 100% 416,730
Penyediaan Bahan
Logistik Kantor
Tersedianya Bahan
logistik dalam
meningkatkan Mutu
layanan kepada
masyarakat di UPT Din
Kes Prov jateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 7,072,000 100% 8,486,400 100% 10,183,680 100% 12,220,416 100% 14,664,499 100% 52,626,995
Penyediaan
Makanan Minuman

Kegiatan pelayanan
kantor di Dinas Kesehatan
Prov J ateng dapat
terlaksana dengan baik
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 868,270 100% 1,041,924 100% 1,250,309 100% 1,500,371 100% 1,800,445 100% 6,461,318
Rapat-rapat
Koordinasi dan
Konsultasi di dalam
dan luar Daerah
Penyediaan makanan
minuman untuk rapat-
rapat dan tamu tercukupi
APBDProvinsi J awa
Tengah
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 2,582,000 100% 3,098,400 100% 3,718,080 100% 4,461,696 100% 5,354,035 100% 19,214,211
J asa Pelayanan
Perkantoran
Terselesainya tugas pokok
dan fungsi di Sekretariat
Dinkes Prov
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 3,211,170 100% 3,853,404 100% 4,624,085 100% 5,548,902 100% 6,658,682 100% 23,896,243
- - -
9 Peningkatan
Sarana
Prasarana
Aparatur
Pengadaan
Kendaraan Dinas/
Operasional
Terpeliharanya kendaraan
operasional dinas guna
mendukung pelayanan
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 1,562,000 100% 1,874,400 100% 2,249,280 100% 2,699,136 100% 3,238,963 100% 11,623,779
Pengadaan/
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Gedung
Kantor/ Aparatur
Terwujudnya /
terpeliharanya sarana dan
prasarana gedung
kantor/aparatur
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 362,000 434,400 100% 521,280 625,536 750,643 2,693,859
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Rumah Dinas
Terpeliharanya aset
rumdin Dinkes Prov
sehingga dapat
dimanfaatkan dengan baik
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 135,000 100% 162,000 100% 194,400 100% 233,280 100% 279,936 100% 1,004,616
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Gedung Kantor
Berfungsinya
perlengkapan gedung
kantor/rumah tangga
guna mendukung kegiatan
kantor Dinkes Prov J ateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 2,725,000 100% 3,270,000 100% 3,924,000 100% 4,708,800 100% 5,650,560 100% 20,278,360
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Kendaraan Dinas/
Operasional
Terpeliharanya kendaraan
dinas.
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 1,054,162 100% 1,264,994 100% 1,517,993 100% 1,821,592 100% 2,185,910 100% 7,844,652
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Perlengkapan
Gedung/ Kantor
Terpeliharanya aset
Gedung kantor di Dinkes
Prov J ateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 493,500 100% 592,200 100% 710,640 100% 852,768 100% 1,023,322 100% 3,672,430
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Peralatan Gedung/
Kantor
Berfungsinya peralatan
Kantor dengan baik guna
mendukung kegiatan
Kantor di UPT Dinkes Prov
J ateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 393,000 100% 471,600 100% 565,920 100% 679,104 100% 814,925 100% 2,924,549
TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
KELOMPOK SASARAN NO PROGRAM KEGIATAN
PENDANAAN INDIKATIF KONDISI KINERJ A AKHIR
RPJ MD 2015 2016 2017 2018 2014 INDIKATOR KINERJ A
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Mebelair
Terpeliharanya aset
mebeleur Dinas
Kesehatan Provinsi J awa
Tengah
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 393,000 100% 471,600 100% 565,920 100% 679,104 100% 814,925 100% 2,924,549
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Peralatan Kantor
dan Rumah
Tangga
Terpeliharanya fungsi
peralatan kantor dan
Rumah tangga kantor
dengan baik guna
mendukung pelayanan
Kesehatan di UPT
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 659,600 100% 791,520 100% 949,824 100% 1,139,789 100% 1,367,747 100% 4,908,479
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala Alat
Kedokteran/ Lab
Terpeliharanya peralatan
kedokteran / laboratorium
dengan baik guna
mendukung kegiatan di
Balai Labkes
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 834,000 100% 1,000,800 100% 1,200,960 100% 1,441,152 100% 1,729,382 100% 6,206,294
Pemeliharaan Buku-
buku Perpustakaan

Terpeliharanya bujku
buku perpustakaan di
Dinas Kesehatan Provinsi
dan UPT
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 25,000 100% 30,000 100% 36,000 100% 43,200 100% 51,840 100% 186,040
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Arsip
Terselenggaranya
pemeliharaan buku - buku
perpustakaan
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 12,000 100% 14,400 100% 17,280 100% 20,736 100% 24,883 100% 89,299
Pemeliharaan Alat
Ternak, Tanaman,
Taman
Terciptanya kenyamanan
dan keindahan di UPT
Dinas Kesehatan Prov.
J ateng dan UPT
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 215,000 100% 258,000 100% 309,600 100% 371,520 100% 445,824 100% 1,599,944
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Kantor
Kelancaran pelaksanaan
tugas pokok fungsi
diDinkes Prov.J ateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 6,804,262 100% 8,165,114 100% 9,798,137 100% 11,757,765 100% 14,109,318 100% 50,634,596
10 Pengadaan Pakaian
Dinas Beserta
Perlengkapannya
Meningkatkan disiplin PNS
dilingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi J awa
Tengah
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 538,000 100% 645,600 100% 774,720 100% 929,664 100% 1,115,597 100% 4,003,581
Pengadaan Pakaian
Olah Raga
Meningkatkan disiplin PNS
dilingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi J awa
Tengah
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 0 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -
- - - -
11 Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
Pendidikan dan
Pelatihan Formal
J umlah SDMDinKes yg
mengikuti Diklat aparatur
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100% 922,742 100% 1,107,290 100% 1,328,748 100% 1,594,498 100% 1,913,398 100% 6,866,677
Peningkatan
Disiplin
Aparatur
Tabel 6.1
Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi J awa Tengah tahun 2013 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJ MD

Misi VI : MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR MASYARAKAT

NO. TUJ UAN SASARAN


INDIKATOR KINERJ A Kondis
i Awal
RPJ MD
(2013)
TARGET KINERJ A SASARAN PADA
TAHUN KE-

Kondi
si
Akhir
RPJ M
D
(2018
)
SKPD
Penangung
J awab 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
VI. 1 Meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat
1. Menurunnya angka
kematian dan angka
kesakitan

1). Angka Kematian Ibu
(AKI) / 100.000 KH
118,62 118 118 117 117 116
116 Dinkes
2). Angka Kematian Bayi
(AKB)/ 1000 KH
10,41 12,5 12,00 12,00 11,50 11,00
11,00
3). Angka Kematian Balita
(AKABA)/ 1000 KH
11,80 11,90 11,85 11,80 11,75 11,00
11,00
4). Angka Kematian
Demam Berdarah
Dengue (%)
<1,2 <1 <1 <1 <1 <1
<1
5). Angka Kesakitan DBD
(/100.000 pddk)
45,52 <20 <20 <20 <20 <20
<20
6). Prevalensi Gizi Buruk
(%)
0,08 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04
0,04
7). Angka penemuan kasus
baru TB
115,00 116,00 117,00 118,00 120,00 122,00
122,00
8). Angka penemuan kasus
baru HIV /AIDS (%)

20,00 18,00 16,00 15,00 14,00 13,00 13,00
NO. TUJ UAN SASARAN


INDIKATOR KINERJ A Kondis
i Awal
RPJ MD
(2013)
TARGET KINERJ A SASARAN PADA
TAHUN KE-

Kondi
si
Akhir
RPJ M
D
(2018
)
SKPD
Penangung
J awab 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
9). Angka penemuan kasus
baru Kusta
5,80 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00
10). Angka penemuan kasus
Diare Balita
35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00
11). Angka penemuan kasus
ISPA Balita
42,00 45,00 48,00 52,00 56,00 60,00 60,00
12). Angka Kesakitan
Malaria
0,06 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06
13). Prporsi kasus hipertensi
di fasilitas pelayanan
kesehatan
<30 <30 <25 <25 <20 <20 <20
14). Proporsi kasus Diabetus
Melitus di fasilitas
pelayanan kesehatan
<55 <55 <50 <50 <45 <45 <45

DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
Akper : Akademi Keperawatan
AMP : Audit Maternal Perinatal
ANC : Antenatal Care
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
B2P2TO-OT : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional
BAN PT : Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Bapelkes : Balai Pelatihan Kesehatan
BBKPM : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
BBLR : Berat Lahir Badan Rendah
BBPVRP : Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit
BKD : Badan Kepegawaian Daerah
BKIM : Balai Kesehatan Indra Masyarakat
BKPM : Balai Kesehatan Paru Masyarakat
BLK : Balai Laboratorium Kesehatan
BP SPAM : Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum
BP2 GAKI : Balai Penelitian Pengembangan Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium
KKP : Kantor Kesehatan Pelabuhan
BPTPK : Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan
CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil
CTKI : Calon Tenaga Kerja Indonesia
DAK : Dana Alokasi Khusus
DAMIU : Depot Air Minum Isi Ulang
DM : Diabeltis mellitus
DTPS : Distric Team Probling Solving
Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
HS : Hygiene Sanitasi
IEBA : Industri Ekstrak Bahan Alami
IFK : Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota
IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional
IOT : Industri obat tradisional
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
IRTP : Industri Rumah Tangga Pangan
KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KtPA : Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
KTR : Kawasan Tanpa Rokok
LHP : Laporan Hasil Pemeriksaan
Lokalitbang P2B2 : Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MDGs : Millenium Development Goals
MPU : Mitra Praja Utama
P4K : Program Perencanaan Pertolongan Persalinan dan
Komplikasi
PBBBF : Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi
PD3I : Penyakit Dapat Ditanggulangi Dengan Imunisasi
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum,
PHBS : Perilaku Hidup Bersih Sehat
PKK : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PKRT : Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
PNC : Perinatal Care
PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
PONEK : Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif
PPD-DGS : Program Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis
PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk
PTM : Penyakit Tidak Menular
PTT : Pegawai Tidak Tetap
Renstra : Rencana Strategis
RPJ MD : Rencana Pembangunan J angka Menengah Daerah
RPJ PK : Rencana Pembangunan J angka Panjang Bidang Kesehatan
RPJ PN : Rencana Pembangunan J angka Panjang Nasional
RR : Recording Reporting
RTRW : Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Satker : Satuan Kerja
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPM : Standar Pelayanan Minimal
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STDS : Surat Tugas Dokter Spesialis
STR TTK : Surat Tanda Registrasi Teknis Kefarmasian
Surkesda : Survei Kesehatan Daerah
TP : Tugas Pembantuan
TPKJ M : Tim Pengarah Kesehatan J iwa Masyarakat
TPM : Tempat Pengolahan Makanan
TTU : Tempat-tempat Umum
UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
UKOT : Usaha Kecil Obat Tradisional
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
VCT : Voluntary Conceling and Testing
WUS : Wanita Usia Subur

Anda mungkin juga menyukai