Proposal SkripsiJudul:Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Festo FluidsimMelalui
Model Ekspository Pada Mata Pelajaran PneumatikDisusun Oleh:Adeng
Saputra5215083411Pend. Tek. ElektronikaRegulerJurusan Teknik ElektroUniversitas Negeri Jakarta BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan penting bagi setiap orang. Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1)bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3)ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan makna dan mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi. Dalam proses belajar, terdapat pelaku dan ada sesuatu yang dipelajari atau yang akan dimengerti. Belajar mengandung perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Perubahan tersebut dapatdinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu sikap, suatu kebiasaan, suatu pengertian, sebagaipengetahuan, atau apresiasi. Menurut Soedijarto, Hasil belajar adalah sebagai tingkat penguasaan yang dapat dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar tersebut dapat berupa penambahan pengetahuan yang diperoleh setelah siswa menempuh aktivitas belajar. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri. Dalam pembelajaran pneumatik siswa dituntut untuk lebih paham tentang pelajaran ini, karena dasar-dasar dan simulasi merupakan langkah awal yang harus diketahui sebelum mempelajari masalah yang berkenaan dengan alat-alat otomasi industri dilapangan. . Dengan demikian, dalam menerapkan dasar-dasar pneumatik siswa diharuskan menguasai sifat-sifatkomponen pneumatik. Apabila siswa telah menguasi sifat-sifat komponen yang ada pada peralatan pneumatik, maka akan memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran dan rangkaian pneumatik yang lebih rumit lagi. Realitas yang ada di tingkat sekolah menengah kejuruan memperlihatkan dalam proses pembelajaran pneumatik, guru dari mata pelajaran kurang optimal baik di dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam pembelajaran cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), dan berpusat pada buku. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat, karena strategi pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalamkegiatan belajar mengajar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini menuntut proses pembelajaran yang mau tidak mau harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman, khususnya proses pembelajaran di SMK sebagai jenjang pendidikan yang dituntut untuk menyiapkan siswa-siswanya menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itu dalam proses pembelajarannya di sekolah harus dapat memberikan bekal kepada semua siswa agar kelak dapat menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain rendahnya kualitas pendidikan saat ini.Sebenarnya pihak pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas yang bersifat edukatif, sistem, kurikulum maupun sarana. Namun mengingat adanya keterbatasan kemampuan Pemerintah khususnya dalam hal sarana pendidikan, maka perlu adanya langkah guru yang kreatif dan inovatif untuk menyiasatinya dengan melaksanakan proses pembelajaran yang variatif sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan masing-masing, sehingga terjadi proses belajar mengajar secara optimal pada peserta didik. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berhak memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran ,termasuk di dalamnya penguasaan dan penggunaan media pembelajaran. Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran dalam(http://dosen.fip.um.ac.id/sihkabuden/?p=6), yaitu alasan mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi peserta didik dan bagaimana proses belajar itu terjadi.Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda tentang belajar dan bagaimana belajar itu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku oleh pengalaman. Perubahan perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan, diperolehnya keterampilan atau kecekatan dan berubahnya sikap seseorang yang telah belajar. Pengetahuan dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbang alat indera peserta didik karena itu diperlukan rangsangan (menurut teori Behaviorisme) atau informasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons terhadap rangsangan atau informasi yang telah diproses itulah hasil belajar diperoleh. Selain itu proses belajar terjadi secara individualatau perseorangan, sehingga apa yang terjadi pada peserta didik A dan peserta didik B terhadap rangsangan atau informasi yang sama tidak pernah menghasilkan perolehan belajar yang sama pula. Upaya yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran ialah menyediakan rangsangan dan informasi yang ditata dan diorganisasikan dengan cara yang bermacam-macam agar peserta didik yang memiliki kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda dapat memperoleh pengalaman belajar yang optimal. Penyediaan informasi dan pengalaman belajar harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik. Tingkat kemampuan yang dimaksud antara lain ialah tingkat berfikirnya. Jean Piaget mengemukakan bahwa seseorang memiliki tingkatan berfikir sesuai dengan perkembanganusianya. Menurut Piaget perkembangan berfikir itu mulai tingkat sensori motor (0-2th), tingkatpra operasional (2-7th), tingkat operasional kongkrit (7-11th), dan tingkat operasi formal (11-keatas). Manusia belajar melalui pergaulannya dengan lingkungannya. Dalam pengenalanlingkungan itu, peserta didik melalui tiga tahapan belajar, yaitu tingkat kongkrit, tingkat skematisdan tingkat abstrak. Dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat memperoleh berbagai jenispengalaman. Edgar Dale mengemukakan jenjang pengalaman itu berdasarkan derajatkekongkritan dan keabstrakannya. Dale menggambarkan jenjang pengalaman itu dalam suatumodel yang disebut kerucut pengalaman (the cone of experiences). Melalui bagan yang dibuatDale membagi jenjang pengalaman itu menjadi sepuluh tingkatan, yaitu: pengalaman langsungdan bertujuan, pengalaman pengganti pengalaman langsung, pengalaman yang didramatisasikan,pengalaman melalui kegiatan demontrasi, pengalaman melalui kegiatan widya wisata,pengalaman melalui televisi, pengalaman melalui film atau gambar bergerak, pengalamanmelalui rekaman suara, radio dan gambar diam, pengalaman melalui simbol visual danpengalaman melalui simbol verbal. Dengan berbagai jenjang pengalaman yang diperoleh pesertadidik, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman yang semakin lengkap dan semakinpaham. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah media pembelajaranberbasis komputer dengan bantuan program/software. Dewasa ini software komputerberkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah memanfaatkan software komputerdalam pembuatan berbagai alat bantu pembelajaran yang interaktif dengan konsep multimedia.Pada peneletian ini penulis mencoba untuk mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan program simulasi Festo Fluidsim merupakan suatu alternatif agar siswa dapatmemahami berbagai macam komponen komponen pneumatic dengan lebih detail.1.2 Rumusan MasalahSesuai dengan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, permasalahan yangakan dikaji dalam penelitian ini yaitu; 1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran Pneumatik? 2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori di kelas dapatmenarik minat belajar siswa? 3. Apakah kendala utama pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model Ekspositori?1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran Pneumatik. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran Pneumatik. 3. Untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori.1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan dalam menerapkan inovasi media pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan. 2. Bagi Guru Sebagai masukan agar para guru dapat termotivasi untuk mengembangkan media software sebagai alat bantu pembelajaran.3. Bagi siswa Dapat mengurangi kejenuhan siswa dari pembelajaran yang monoton, meningkatkan minat siswa agar lebih semangat belajar, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan lebih cepat.4. Bagi penulis Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan media software simulink/MATLAB melalui Model Pembelajaran Ekspositori. BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi modul pembelajaran, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, peralatan praktikum, meliputi jadwal dan metode pembelajaran, praktik belajar yang dilaksanakan, serta cara mengevaluasi pada akhir pembelajaran. 2.1.2 Hasil belajar Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Menurut Gagne, Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori (Dahar, 1998: 95). Hasil belajar merupakan indikator dari keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran yangditetapkan dalam sistem pendidikan nasional. Pengungkapan hasil belajar idealnya melaluisegenap psikologis yang berubah akibat dari pengalaman dan proses belajar mengajar.Proses belajar mengajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Padabelajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan aspek kemampuan berpikir (cognitive),pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan(afective), sedangkan pada belajar psikomotor memberikan hasil belajar berupaketerampilan (Psychomotoric). Benyamin S Bloom (1956) ahli pendidikan mengatakan, bahwa ada tiga domainpengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar , yaitu: a) Kawasankognitif, tujuannya yaitu untuk perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku yangtermasuk hasil kerja otak, b) kawasan afektif, tujuannya yaitu untuk perilaku yangdimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan ataukeputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu, c) kawasan psikomotor, tujuannyayaitu untuk prilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh. Ketiga ranah Bloom tidak dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuanyang sangat erat hungannya, bahkan membentuk tujuan hirarki. Sebagai tujuan yang akandicapai melalui proses pembelajaran, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa disekolah, baik dalam perubahan perilaku, keterampilan, perkembangan intelektual sertadalam besikap mempertahankan nilai-nilai. Sesuai dengan pelaksanaan Spektrum bahwapenilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) bukan hanyapada penguasaan materi (pengetahuan). Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauhseseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Agar hasil belajar dapat optimal, makakegiatan pembelajaran harus direncanakan oleh guru dengan baik dan benar sehingga prosesbelajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada beberapa faktor yangmempengaruhi dalam belajar. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luardirinya atau lingkungannya. Faktor-faktor yang menyangkut yang ada dalam individudiantaranya menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu. Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial maupun sosial- psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Aspek jasmaniah mencakup kondisi kesehatan jasmani dari individu. Seseorang yangmempunyai kondisi kesehatan dan jasmani yang baik maka ia akan baik pula dalam mengikutiproses belajar. Selain itu kelengkapan indra dan kesehatan indra juga mempengaruhi dalambelajar. Seseorang yang panca inderanya kurang baik maka akan berpengaruh pula terhadapusaha dan hasil tujuan belajarnya. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuanintelektual. Kondisi intelektual ini mencakup tingkat kecerdasan dan bakat. Selain itu minatdan motivasi juga mempengaruhi dalam belajar. Seseorang yang menaruh minat dalampelajaran tertentu biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yangdiminatinya. Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhisetiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam faktor eksternal (faktor di luar diri siswa) meliputi lingkungan keluarga, sekolahdan masyarakat. Keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar, misalnyadukungan dari orang tua dalam memotivasi kegiatan belajar. Keluarga merupakanlingkungan pertama dalam pendidikan dalam memberikan memberikan pengaruh. Yangtermasuk dalam dalam lingkungan keluarga adalah keadaan lingkungan dan anggotakeluarga, keadaan rumah, sarana dan prasarana belajar, dan suasana keadaan tenag dalamkeluarga. Sedangkan faktor masyarakat adalah suasana masyarakat yang ada di lingkungan rumah.Suasana lingkungan yang ramai seperti di sekitar pasar atau tempat hiburan sangat mengganggudalam kegiatan proses belajar.2.1.3 Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkanseseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidangpekerjaan daripada bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 2tentang sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa pendidikan kejuruan merupakanpendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.Lebih spesifik lagi yaitu pada Peraturan pemerintah No.29 tahun 1990 tentang PendidikanMenegah, yaitu bahwa pendidikan menengah yang mengutamakan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan PendidikanKejuruan adalah Pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk memasukilapangan kerja. Antara pendidikan formal dan pendidikan kejuruan terdapat unsur salingmelengkapi, artinya untuk menempuh pendidikan kejuruan dibutuhkan pendidikan formalyang sudah mengandung unsur-unsur persiapan ke arah kejuruan. Pendidikan kejuruantingkat dasar merupakan landasan untuk mengikuti pendidikan kejuruan lanjutan. Tujuanpendidikan kejuruan adalah membekali siswa agar memiliki kompetensi perilaku dalambidang kejuruan tertentu sehingga yang bersangkutan mampu bekerja (memiliki kinerja)demi masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa. Untuk itu siswa harus dibekali pengetahuan teori dan keterampilan praktis, juga sikapdan pola tingkah laku sosial serta wawasan politik tertentu. Itu semua mutlak diperlukansebagai bekal yang berharga guna meraih sukses dalam rangka memasuki dunia kerja, baiksebagai pekerja di perusahaan ataupun sebagai wirausaha yang mandiri dan untuk menjadiwarga masyarakat yang bertanggung jawab. Pengertian lain dari pendidikan kejuruan yaitu pendidikan nonakademis yangberorientasi pada praktik dalam bidang-bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian,transportasi, pelayanan jasa, kesehatan, dsb. Salah satu jenis pendidikan kejuruan diIndonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK adalah salah satu bentuksatuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjangpendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat ataulanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut jugaSTM (Sekolah Teknik Menengah). Jika SMA semata-mata diarahkan untuk melanjutkanpendidikan ke perguruan tinggi, maka lulusan SMK, selain berhak melanjutkan studi kejurusan jurusan tertentu di perguruan tinggi, juga sudah memperoleh pendidikan kejuruandasar dari bangku sekolah. Di negara-negara industri maju, pendidikan kejuruan sudah merupakan bagian integraldari sistem pendidikan formal. Ijazah pendidikan formal berfungsi sebagai tiket masukuntuk mengikuti pendidikan kejuruan tertentu yang sekaligus akan menentukan posisi dalamhierarki di perusahaan. Indonesia belum memiliki sistem pendidikan kejuruan seefektif dinegara maju seperti Jerman, jalur prndidikan kejuruan masih dipandang sebelah mata olehsementara kalangan masyarakat, sebab mereka yang masuk ke jalur pertama. 2.1.4 Pembelajaran Pendidikan Kejuruan 1. Bidang Belajar Kognitif Bidang ini mencakup pelajaran pemahaman melalui transfer ilmu pengetahuan. Tujuannya agar siswa mampu melakukan aktivitas berpikir, seperti : - Memahami kausalitas dan teori. - Berfikir logis, merencanakan dan mengembangkan. - Menganalisis dan memecahka masalah. 2. Bidang Belajar Psikomotorik Bidang belajar ini melatih keterampilan, yaitu aplikasi teori ke dalam praktik yang dikendalikan oleh pikiran dan perasaan, misalnya: - Keterampilan dasar. - Membuat sketsa, menggambar dan menghitung. - Mengoperasikan dan mengendalikan. - Merawat, memelihara dan memperbaiki. Kecakapan kognitif dan keterampilan psikomotor dapat diperoleh bukan hanya melaluiproses belajar mengajar melainkan juga melalui perkembangan teknologi, pengalaman kerjadan kegiatan-kegiatan inovatif yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten.Keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan tidak akan berkembang, apabila faktor-faktor lainnya terabaikan dan tidak tersedia kesempatan untuk mengaplikasikannya dalampraktik. 3. Bidang Belajar Afektif Bidang belajar afektif mencakup pendidikan sikap, karakter dan tingkah laku sehingga siswa memiliki sifat-sifat sebagai berikut: - Tenggang rasa, budi pekerti, dan susila. - Rasa tanggung jawab, kooperatif dan kemampuan belajar. Bidang belajar afektif tidak hanya dipengaruhi oleh proses belajar mengajar saja,melainkan terutama oleh lingkungan, seperti keluarga, saudara, teman, agama danmasyarakat. 2.1.5 Model Pembelajaran Ekspositori Metode Ekspositori adalah model pembelajaran yang digunakan dengan memberikanketerangan terlebih dahulu, definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikancontoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawabdan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaanmetode Ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isipelajaran kepada siswa secara langsung. Roy Kille (dalam Wina Sanjaya, 2007: 177)menamakan model Ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (directinstruction). Model pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankankepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok siswadengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Penggunaanmetode ini membuat siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsepdan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran denganmenggunakan metode Ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikanpenjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran, siswatidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena strategi Ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka seringjuga dinamakan strategi chalk and talk. Terdapat beberapa karakteristik model Ekspositori,yaitu ; 1. Strategi Ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. 2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep- konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. 3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran Ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaranyang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebabdalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini gurumenyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaranyang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalahkemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliahmerupakan bentuk strategi Ekspositori.2.1.6 Media Pembelajaran Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya besar pengaruhnya dalambidang industri, tetapi juga banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Teknologiberbarengan penggunaannya dengan strategi belajarmengajar kendatipun dalam bentuk yangberbeda. Strategi belajar mengajar memungkinkan guru berinteraksi secara langsung dengansiswa untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Teknologi merupakan kekuatan luarbiasa yang memungkinkan terjadinya banyak keluwesan dalam isi (materi pelajaran) danmemberi kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan siswa. Dalam penerapan model-model pembelajaran diperlakukan suatu media yang dapat membantu dalam pencapaiantujuan pembelajaran, media tersebut adalah media pembelajaran/media pengajaran. MenurutSudjana dan Rivai (2005:1), Dalam metodologi pengajaran terdapat dua aspek yang palingmenonjol yaitu metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media merupakanbentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin yang berarti antara.Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menjadi perantara ataupenyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dengan demikian mediapembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan sumberbelajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yangdituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol- simbolkomunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual. Media pembelajaran sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran. Beberapamanfaat dari penggunaan media pembelajaran antara lain (Sudjana dan Rivai, 2005:2): - Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. - Bahan pelajaran akan lebih dipahami siswa. - Metode mengajar menjadi lebih bervariasi sehingga tidak membuat siswa jenuh. - Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagisiswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan KerucutPengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman yangterdapat pada gambar 2.3 dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apayang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.2.1.6 Software Simulink/MATLAB Sebagai Media Pembelajaran Pneumatik berasal dari kata Yunani, pneuma yang berarti nafas atau udara.Sehingga pneumatik berarti : terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatikmemegang peranan penting sebagai alat bantu dalam peningkatan atau rasionalisasiproduksi. Dalam pembuatan dan pengolahan benda-benda kerja proses mekanisasimengambil bagian besar dari waktu yang tersedia. Penggunaan udara mampat sebagaipembawa energi akan berhasil, hanya kalau digunakan secara tepat metode-metode kerjayang rasional yang juga pada perusahaan- perusahaan kecil dapat membawa ke arahrentabilitas ekonomis yang besar. Terintegrasinya teknologi pneumatik dan listrik merupakan bagian yang terpentingdalam pengembangan dengan skala besar pada otomatis industri. Komponen-komponendalam sistem kontrol dapat diidentifikasikan dalam 4 kelompok dasar. Tingkat utama padastruktur sistem elektropneumatik adalah : a. Pasokan energi (udara bertekanan dan listrik) b. Elemen-eleman masukan (limit switch / tombol tekan/sensor proximity) c. Elemen pemroses (switch logic, katup solenoid, converter ke elektrik) d. Aktuator dan elemen kontrol akhir (silinder, motor, katup kontrol akhir) Bagian terpenting dari pengembangan sistem kontrol adalah keseragaman yang standard dalam penggambaran baik elemen-elemen dalam rangkaian dan rangkaian keseluruhan. Masukan dan elemen-elemen pemproses tergantung pada tipe kontak yang digunakan.Metode aktuasi kontak dapat berupa :a. Relayb. Aktuasi manual : tombol tekan atau rollerc. Medan magnet Kontak- kontak dapat dibuat sebagai pasangan tunggal atau kumpulan beberapakontak. Elemen-elemen kontak dasar adalah :a. Kontak normal terbuka adalah dalam kondisi awal tidak ada sinyal pada keluarannya.b. Kontak normal tertutup adalah dalam kondisi awal terdapat sinyal pada keluarannya.c. Kontak change over : kombinasi antara kontak normal terbuka dan normal tertutup.Simbol-simbol pneumatik yang dipergunakan dalam pembahasan kali ini, adalah:a. Sistem suplai udara Sistem suplai udara dapat digambarkan dalam bentuk yang sederhana denganmenggunakan simbol yang menggambarkan masing-masing komponen suplai udara.Pemilihan antara penggunaan simbol-simbol yang sederhana tergantung pada tujuan dankompleksitasnya rangkaian. Dalam penggambaran standart, suplai udara biasa yangdigunakan, sedangkan untuk tujuan perawatan, symbol-simbol yang detail lebih sesuai.b. Katup kontrol arah Katup kontrol arah ditunjukkan oleh banyaknya terminal saluran dan banyaknya posisiatau kontak. Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisimasukan suatu elemen ke sisi keluaran. Dalam bidang teknologi kontrol ukuran dankontruksi suatu kutub tidak begitu penting daripada aliran sinyal dan metode aktuasi. Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisi masukan suatuelemen ke sisi keluaran. c. Aktuator Linier Aktuator linier atau silinder digambarkan oleh tipe dan metode operasinya. Adapun yang termasuk dalam aktuator linier adalah silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda. 1. Software FluidSim Pneumatik FluidSIM diluncurkan di Departemen Pengetahuan Berbasis Sistem dari Universitas Paderborn. Konsep dan pengembangan dari FluidSIM-P adalah yang didasarkan pada pekerjaan riset yang dilaksanakan oleh Dr. Daniel Curatolo, Dr. Marcus Hoffmann, dan Dr. Habil. Benno Stein. Software simulasi pneumatik ini mempunyai fasilitas dapat diguanakan untuk: a. Mengenalkan simbol-simbol komponen Pneumatik dan Elektropneumatik. b. Melihat deskripsi dari komponen-komponen Pneumatik dan Elektropneumatik. c. Melihat photo bentuk komponen sesuai dengan simbolnya. d. Menggambar rangkaian Pneumatik dan Elektropneumatik. e. Menguji rangkaian pneumatik atau elektropneumatik yang dibuat. f. Melihat proses kerja rangkaian pneumatik atau elektropneumatik yang dibuat. g. Mencetak rangkaian pneumatik dan elektropneumatik2.2 Kerangka Berpikir: Pada umumnya strategi ceramah banyak digunakan guru dalam sistem pengajaran disekolah, dengan demikian secara tidak sengaja menghilangkan makna dari belajar. Belajar yangbermakna dapat berlangsung bila anak didik berperan secara aktif dalam proses belajar mengajardan bilamana terjadi suatu perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadimengetahui, sehingga anak mempunyaj pengalaman sendiri dalam menerima pengajaran. Haltersebut sesuai dengan kompetensi mata pelajaran pneumatik, dimana siswa dituntut menguasaidan memahami cara kerja kerja alat pneumatik. Penggunaan media pembelajaran merupakan strategi pembelajaran yang berguna untukmerangsang siswa dapat memahami cara kerja alat dan dapat mengerti bagian bagian komponen lebih detail. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka guru dituntut untuk menggunakanmedia pembelajaran pneumatik agar menarik. Salah satu alternatif yang dapat dipakai adalahmenggunakan media pembelajaran berbasis program pneumatic. Dalam hal ini siswa dilatihketerampilan yang spesifik untuk dapat memahami dan merangkai rangakaian pneumatik. Mediapembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan mediapembelajaran program software Festo Fluidsim.2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian dari kerangka teoritis dan kerangka berfikir guru perlu membuatrencana tindakan atau yang sering disebut rencana perbaikan. Dalarn penelitian ini prosesperbaikannya terdiri dari tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan. tahap tindakan,tahap pengamatan. dan tahap refleksi. Dimana setiap siklus diharapkan ada peningkatan terhadaphasil belajar setiap siswa.Hipotesis penelitian adalah dugaan guru tentang cara penggunaan media untuk mengatasimasalah. Maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut. PenggunaanMedia Pembelajaran Berbasis Software Festo Fluidsim Melalui Model Ekspository Pada MataPelajaran Pneumatik. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN3.1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas(classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2009:3) penelitian tindakan kelasmerupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengajadimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.3.2 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini berpedoman pada proses penelitian yang digunakanoleh Kemmis dan Taggart yang meliputi rencana tindakan, bertindak, dan melakukan refleksidan merancang tindakan selanjutnya.Tindakan tersebut diberikan guru atau dengan arahan dariguru dan dilakukan siswa. Tahapan PTK dapat dilihat pada gambar 3.1. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ? Gambar 3.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16)Konsep pokok penelitian tindakan ini terdiri atas empat komponen, yaitu: perencanaan (planning)pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempatkomponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukansebanyak 3 siklus atau jika telah menunjukan hasil yang baik dalam 2 siklus maka dihentikanhingga 2 siklus. Seperti yang katakan oleh Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan Gurudalam Arikunto (2009:22), Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam duasiklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan bentuk siklusberikutnya.3.3 Setting Penelitian PTK dilakukan selama semester I (ganjil) pada bulan Agustus sampai bulan Desember tahun pelajaran 2011/2012 di Kelas XI SMK. Dan sebagai tindak lanjut dari penelitian dilakukan pengamatan pada semester berikutnya.3.4 Subyek PenelitianSubyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 25 orang siswa.3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untukmengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan (observasi), tes,wawancara, dan Dokumentasi. 1. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Observasi meliputi observasi sistematis dan operasi non sistematis. Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan instrument pengamatan dan dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Sedangkan observasi nonsistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrumenpenelitian. Peneliti menggunakan observasi sistematis yang menggunakan pedoman berupaformat observasi terdiri dari nomer urut, subyek, aspek yang diobservasi. Aspek yangdiobservasi antara lain aktivitas siswa, kinerja siswa dalam menggambar animasi, kepuasansiswa pada model pembelajaran. Hasil pengamatan yang dicatat adalah aktivitas siswa selama pembelajaran, dan kinerjasiswa dalam menggambar animasi, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaranyang diisi guru pamong. Pada lembar observasi menggunakan skala 4 yaitu 1 (tidak baik),2 (Cukup Baik), 3 (Baik), 4 (Sangat Baik). Ketentuan mengenai objek pengamatantermasuk kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik dapat dilihat padalampiran.b. Metode Tes Tes yang digunakan pada PTK ini adalah tes praktek dengan penilaian produk dari hasilgambar animasi siswa.