ELEVASI DI KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG DEMPO, PAGAR ALAM DAN SUMBANGANNYA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA Disusun oleh: Ayu Kurnia M.N. 06101009034
Dosen Pembimbing : Drs. Endang Dayat, M.Si. Drs. Didi Jaya Santri, M.Si. LATAR BELAKANG Lumut Belum banyak mendapat perhatian. Memegang peran penting dalam ekosistem. Pertumbuhan, persebaran, kelimpahan, dan keanekaragaman (Grau, 2007; McCain dan Grytnes, 2010) Elevasi Da Costa dan Lima (2005) Wagner dkk. (2012) Lee dkk. (2013) Satiyem (2012) HLGD, Pagar Alam, Sumatera Selatan Kawasan studi wisata KD 3.2 Keanekaragaman Jenis Lumut (Bryophyta) pada Berbagai Tingkat Elevasi di Kawasan Hutan Lindung Gunung Dempo, Pagar Alam Sulimawati (1995) Dayat (2000) Khoiriyah (2010) RUMUSAN MASALAH Apa sajakah jenis-jenis lumut yang terdapat di kawasan Hutan Lindung Gunung Dempo, Pagar Alam? Bagaimana keanekaragaman jenis lumut pada berbagai tingkat elevasi di kawasan Hutan Lindung Gunung Dempo, Pagar Alam? BATASAN MASALAH Ketinggian 1200-2000 m diatas permukaan laut. Di bagian kiri dan kanan sepanjang jalan utama mulai dari Pabrik Teh menuju Kampung IV dan di sepanjang jalur pendakian yang melalui Pintu Rimba. Lumut epifit adalah lumut yang tumbuh pada pohon di sepanjang lokasi pengambilan sampel. Analisis data dalam penelitian ini terbatas pada kekayaan jenis. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui jenis-jenis lumut yang ada di kawasan Hutan Lindung Gunung Dempo, Pagar Alam. Mengetahui keanekaragaman jenis lumut pada berbagai tingkat elevasi di kawasan yang sama. MANFAAT PENELITIAN Memberikan informasi mengenai jenis-jenis lumut pada berbagai tingkat elevasi di kawasan Hutan Lindung Gunung Dempo, Pagar Alam. Bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi untuk mempelajari keanekaragaman jenis lumut melalui pengamatan langsung di habitat yang tepat bagi siswa SMA kelas X pada Kompetensi Dasar 3.2 METODOLOGI PENELITIAN Tempat HLGD, Pagar Alam Laboratorium Program Studi Biologi Universitas Sriwijaya Waktu September Oktober 2014 Alat altimeter, termometer, higrometer, kaca pembesar, perlengkapan perkemahan, plastik klip, container box, label, pena, cutter, skrap, kamera digital, pinset, dan mikroskop stereo. Bahan sampel lumut, spiritus, alkohol 70%, tisu, dan akuades. Metode Metode eksplorasi dan deskripsi. Teknik jelajah bertujuan (purposive sampling) (Arikunto, 2010). Eksplorasi pada ketinggian 1200- 2000 m dpl. Mencatat data ekologis. CARA KERJA Peninjauan Lokasi Penentuan Lokasi Koleksi Identifikasi April dan Mei 2014 Peninjauan Lokasi Penentuan Lokasi PETA KONTUR DAN JALUR PENJELAJAHAN Koleksi Difoto Diambil Dikoleksi Identifikasi Buku Identifikasi : Atherton dkk. (2010) Gradstein (2011).
ANALISIS DATA Indeks kekayaan jenis Margalef (Krebs, 1999 dikutip Rachmawati dkk., 2012) dengan persamaan sebagai berikut:
R1 = Keterangan: R1 : Indeks kekayaan jenis S : Jumlah jenis N : Jumlah individu Contoh Tabel Data Spesies Area Penelitian (m dpl) 1200-1400 1401-1600 1601-1800 1801-2000 Struktur Dasar Faktor Abiotik yang Dipengaruhi Seiring Meningkatnya Ketinggian Tekanan udara semakin rendah. Radiasi matahari semakin tinggi. Presipitasi semakin tinggi. Kelembaban semakin tinggi Field Key Pola Keanekaragaman berdasarkan Elevasi (Rahbek, 1995) Pola berbanding terbalik berupa pola yang menunjukkan adanya penurunan keanekaragaman jenis seiring dengan meningkatnya ketinggian. Pola berbanding lurus yaitu pola yang menunjukkan peningkatan keanekaragaman jenis seriring dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat. Pola humpback berupa pola yang menunjukkan keanekaragaman tertinggi tidak berada di ketinggian yang paling rendah maupun pada puncak ketinggian. Pola ini yang paling sering terjadi. Pola Keanekaragaman berdasarkan Elevasi (McCain dan Grytnes, 2010) Beberapa Sampel Lumut yang Teridentifikasi Metzgeria furcata Polytrichum commune Polytrichum juniperinum Riccia sp.