Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Salah satu kelainan kulit yang dapat menyebabkan gamgguan
fungsi kulit adalah eritroderma.
1

Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan atau
eritema yang bersifat generalisata, yang mencakup 90% permukaan tubuh, yang berlangsung
dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Dermatitis eksfoliativa dianggap sinonim dari
eritroderma. Bagaimanapun, itu tidak dapat mendefenisikan karena pada gambaran klinis
dapat menghasilkan penyakit yang berbeda oleh kelainan kulit yang ada sebelumnya
(misalnya: psoriasis, dermatitis atopik, cutaneous T-cell lymphoma ataupun reaksi obat).
2,3

Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur dengan
hiperpigmentasi. Sedangkan skuama adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
Skuama mulai dari halus sampai kasar. Pada eritroderma skuama tidak selalu ada, misalnya
pada eritema 50-90% dinamakan pre-eritroderma
1










2

BAB II
KASUS
2.1 IDENTITAS

Nama : Ny. N
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Langensari
Tanggal Berobat : 29 Maret 2014

2.2 ANAMNESIS (Alloanamnesa 01 April 2014)
Keluhan Utama :
Kulit bersisik dan kasar disertai dengan rasa perih serta gatal diseluruh tubuh
sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan 78 tahun datang ke UGD Rumah Sakit Umum Kota
Banjar dengan keluhan kulit bersisik kasar terasa perih dan gatal diseluruh tubuh sejak
7 hari SMRS. Pasien mengaku awalnya sekitar 9 hari yang lalu kulit timbul bintik-
bintik merah pada sekitar lengan, dada serta punggung. Karena keluhannya tersebut
akhirnya pasien berobat kebidan dan diberikan obat berupa amoxicillin, obat
penghilang gatal, serta obat yang disuntikan. Pasien tidak mengetahui jenih obat
penghilang gatal dan obat yang disuntikan.
Setelah mengkonsumsi obat tersebut pasien merasakan keluhannya semakin
bertambah, pasien merasakan kulitnya semakin gatal dan terasa keseluruh tubuh, yang
awalnya hanya berada di sekitar dada, punggung dan lengan saja. Keluhan yang
dirasakan berupa gatal yang semakin tak tertahankan, yang awalnya hanya berupa
bercak pasien merasakan kulitnya menjadi bersisik, bila kulit yang bersisik tersebut
3

terkelupas pasien mengeluh terasa perih. Pasien juga merasa sering demam namun
tidak begitu tinggi dan mengigil. Mual (-) dan muntah (-)

Keluhan seperti adanya mata merah maupun bibir sariawan disangkal oleh
pasien. Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan kulit bersisik dan gatal
sebelumnya. Pasien juga menyangkal didalam keluarga memiliki keluhan yang sama
dengan yang dialami oleh pasien.

Riwayat alergi makanan yang memicu terjadinya gatal maupun ruam
kemerahan pada kulit pasien disangkal dan tidak dirasakan oleh pasien. Pasien
menyatakan baru kali ini setelah minum obat timbul reaksi seperti ini yang berupa
gatal, dan kulit terkelupas. Sebelumnya setiap pasien mengkonsumsi obat tidak ada
keluhan apapun setelahnya.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Vital Sign :
o Nadi :96x/menit
o RR :22x/menit
o Suhu :36C

Status Generalisata:

o Kepala : Normochepal
o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
o Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
o Mulut : Mukosa bibir kering (+), stomatitis (-)


4

o Leher : Pembesaran KGB (-)
o Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (-/-)
o Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II reguler
o Abdomen : Tampak datar, supel, BU normal, organomegali (-)
o Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-)

Status Dermatologikus
Distribusi Universal
A/R Seluruh Tubuh
Lesi
Lesi multiple, kering, sebagian konfluens sebagian diskret, berbatas
tegas, bentuk sebagian bulat sebagian tidak beraturan, sebagian
lentikular sebagian numular.
Efloresensi
Makula dengan sebagian hiperpigmentasi, sebagian eritema, skuama
sebagian tebal sebagian berlapis.



Laboratorium :
Hb 10,7 mg/dl 11,7-15,5
Ht 30,2 % 33-45
Leukosit 8.500 /ul 5000-10000
Trombosit 305.000/ul 150-440ribu/ul
Erotrosit 6,4 juta/ul 3,80-5,20juta/ul
Ureum 45,8 mg/dl 20-40
Kreatinin 1,32 mg/dl 0,6-1,5
Gula Darah Sewaktu 140 mg/dl 70-140




5

2.4 RESUME
Anamnesis :
Seorang perempuan 78 tahun datang ke UGD Rumah Sakit Umum Kota
Banjar dengan keluhan kulit bersisik kasar terasa perih dan gatal diseluruh tubuh sejak
7 hari SMRS. Pasien mengaku awalnya sekitar 9 hari yang lalu kulit timbul bintik-
bintik merah pada sekitar lengan, dada serta punggung. Karena keluhannya tersebut
akhirnya pasien berobat kebidan dan diberikan obat berupa amoxicillin, obat
penghilang gatal, serta obat yang disuntikan.
Setelah mengkonsumsi obat tersebut pasien merasakan keluhannya semakin
bertambah, pasien merasakan kulitnya semakin gatal dan terasa keseluruh tubuh, yang
awalnya hanya berada di sekitar dada, punggung dan lengan saja. Keluhan yang
dirasakan berupa gatal yang semakin tak tertahankan, yang awalnya hanya berupa
bercak pasien merasakan kulitnya menjadi bersisik, bila kulit yang bersisik tersebut
terkelupas pasien mengeluh terasa perih. Pasien juga merasa sering demam namun
tidak begitu tinggi dan mengigil.
Distribusi Universal
A/R Seluruh Tubuh
Lesi
Lesi multiple, kering, sebagian konfluens sebagian diskret, berbatas
tegas, bentuk sebagian bulat sebagian tidak beraturan, sebagian
lentikular sebagian numular
Efloresensi
Makula dengan sebagian hiperpigmentasi, sebagian eritema, skuama
sebagian tebal sebagian berlapis.

Foto pasien :
6




2.5 DIAGNOSIS BANDING
Eritroderma
Syndroma Stevens-Johnsons
Psoriasis
7

2.6 DIAGNOSIS KERJA
Eritroderma e.c Alergi Obat
2.7 RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Pemeriksaan laboratorium
o Pemeriksaan KOH
o Pemeriksaan histopatologi
o Pemeriksaan biopsi kulit

2.8 PENATALAKSANAAN

Non-Medikamentosa :
Edukasi tentang penyakit
Menghentikan konsumsi obat yang memungkinkan memiliki potensi yang
menyebabkan timbulnya keluhan yang ada pada pasien.
Menjaga kebersihan dan menghindari stress
Diet tinggi protein

Medikamentosa :
Topikal : Emolien
Sistemik : Kortikosteroid metilprednisolon 2 x 1 amp
Cetrizin 1 x 1
Suportif : Pemberian cairan D5

2.9 PROGNOSIS

o Quo Ad Vitam : Ad Bonam
o Quo Ad Functionam : Ad Bonam
o Quo Ad Sanationam : Ad Bonam



8

BAB III
ANALISA KASUS

3.1 BERDASARKAN ANAMNESIS
Berdasarkan anamnesis pada pasien ini didapatkan keluhan berupa :
Pasien berusia 78 tahun
Kulit kemerahan disertai dengan skuama
Terasa gatal dan perih
Pasien terkadang merasa demam dan mengigil
Sebelumnya pasien mengkonsumsi obat yang mengandung penisilin
Berdasarkan teori :
Sesuai dengan penyakit Eritroderma yang merupakan kelainan kulit yang ditandai
dengan adanya eritema universalis (90%-100%), biasanya disertai dengan skuama yang
berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Penyakit ini dapat mengenai pria
maupun wanita namun paling sering pada pria dengan rasio 2:1 dengan onset usia rata-rata
lebih dari 40 tahun.
2,3,4,5

Patofisiologi eritroderma belum jelas untuk dapat diketahui akan tetapi beberapa
sumber mengidentifikasikan sebagai adanya penyebab agen dalam tubuh, maka tubuh
bereaksi berupa pelebaran pembuluh darah kapiler (eritema) yang universal. Kemungkinan
berbagai sitokin berperan dalam hal ini. Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah
yang menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah,
akibatnya pasien menjadi demam dan mengigil.
1,4,6

Eritroderma akibat alergi obat biasanya secara sistemik ialah masuknya obat kedalam
tubuh melalui berbagai cara seperti oral, nasal, suntikan, maupun anal atau vagina. Obat yang
biasa memicu terjadinya eritroderma adalah sulfonamid, penisilin, dan fenilbutazon.
1,2
onset
terjadinya keluhan dari awal mengkonsumsi mungkin bervariasi tergantung individu mulai
dari segera hingga dua minggu.
7


9

Gambaran klinis pada beberapa pasien dijumpai hampir serupa ditandai dengan
1,3,6,7
:
Berupa ruam kemerahan dengan skuama pada hampir seluruh tubuh
Gatal yang tidak tertahankan
Demam, mengigil, dan lemas.

3.2 BERDASARKAN PEMERIKSAAN FISIK
Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien ditemukan :
Distribusi Universal
A/R Seluruh Tubuh
Lesi
Lesi multiple, kering, sebagian konfluens sebagian diskret, berbatas
tegas, bentuk sebagian bulat sebagian tidak beraturan, sebagian
lentikular sebagian numular.
Efloresensi
Makula dengan sebagian hiperpigmentasi, sebagian eritema, skuama
sebagian tebal sebagian berlapis.

Lesi pada eritroderma sesuai dengan tinjauan pustaka dapat universal maupun
generalisata.
8
Tersering lesi pada eritroderma adalah universal.
1,3,4
Pada kasus ini didapatkan
lesi pasien adalah universal sesuai dengan kasus tersering yang didapat sesuai dengan
tinjauan pustaka. Selain itu gambaran skuama sangat bervariasi baik ukuran maupun
ketebalannya tergantung pada stadium eritroderma tersebut.
5,8
Pada keadaan akut biasanya
skuama besar-besar dan berkrusta sedangkan kronik skuama bertedensi kecil-kecil dan kering

3.3 BERDASARKAN DIAGNOSIS BANDING
Pada kasus ini di diagnosis banding dengan syndroma stevens-johnsons karena
menurut tinjauan pustaka didapat 3 gejala kelainan berupa : kelainan kulit, kelainan selaput
lendir di orifisium dan kelainan mata.
9
Kelainan kulit ini berupa eritema, vesikel, dan bula
serta distribusi yang generalisata.
1,9
Akan tetapi pada kasus ini hanya dapat ditemukan berupa
kelainan kulit dari gejala tersebut, sedangkan pada kelainan selaput lendir di orifisium dan
kelainan mata tidak didapatkan.
10

Psoriasis dipilih menjadi diagnosis banding dikarenakan menurut tinajauan pustaka
adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, dengan ditandai adanya bercak-bercak eritema
berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai dengan
fenomena tetesan lilin.
10
Maka dari itu didapatkan kriteria psoriasis untuk menjadi diagnosis
dengan gambaran seperti yang telah dijelaskan diatas.
3.4 BERDASARKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut tinjauan pustaka pemeriksaan darah perifer ditujukan untuk mengetahui
kadar leukosit pada pasien sedangkan pemeriksaan ureum kreatinin dimaksudkan untuk
mengetahui fungsi ginjal pada pasien dikarenkan usia yang telah lanjut, serta cek GDS pada
pasien tersebut.
10

Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat membantu
mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai 50% kasus, biopsi kulit dapat
menunjukan gambaran yang bervariasi, tergantung berat dan durasi dari proses yang
terjadi.
1,2,5

3.5 BERDASARKAN PENATALAKSANAAN
Pada eritroderma diberikan diet tinggi protein dikarenakan terlepasnya skuama
mengakibatkan kehilangan protein. Sehingga diperlukan asupan protein yang tinggi untuk
menggantinya.
7
Pada pasien dengan eritroderma yang disebabkan oleh obat maka pasien
harus menghentikan obat yang menjadi pemicu tersebut agar tidak terjadi kembali kasus
seperti ini pada pasien.
Pengobatan medikamentosa pada kasus ini adalah dengan pemberian kortikosteroid
yang sistemik berupa metilprednisolon dengan dosis awal berupa 4 x 10mg. Jika dalam
beberapa hari tidak didapat perubahan dapat dinaikan hingga 4 x 15mg. Setelah tampak
perbaikan dosis dapat diturunkan perlahan-lahan.
1,2
Antibiotik diberikan jika didapatkan
infeksi sekunder pada pasien.
7
3.6 BERDASARKAN PROGNOSIS
Eritroderma yang disebabkan oleh obat dapat membaik setelah penggunaan obat yang
menjadi pemicu dihentikan dan diberi terapi yang sesuai.

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta: FKUI. 2008. Hal
197-199
2. Siregar R.S. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC. 2005. Hal 98-102
3. Kartowigno Soenarto. Sepuluh Besar Penyakit Kulit. Edisi Kedua. Palembang:
FKUNSRI. 2012. Hal 121
4. M. Jane. L, Megan. R, Marti. Exfoliative dermatitis in Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine 7
th
Edition. New York: W.B Saunders Company;2008. Hal: 225-231
5. Sterry, W. Assaf, C. Erythroderma in Dermatology Bolognia, et all. Spain: Mohsy
Elsevier. 2008. Hal: 149-158
6. D, Patrick. Eritroderma in At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga 2009. Hal 123
7. Sigurdson, V. Toonstra, J. Erythroderma in A Clinical and Follow Up Study of 102
Patients with Special Emphasis on Survival. 1996. Juli. Hal 53-57
8. K. Soenarto. Sepuluh Besar Penyakit Kulit. Edisi Kedua. Palembang: FKUNSRI. 2012.
Hal 113-191
9. Adithan, C. Stevens-Johnsons Syndrome, In : Drug Alert, Volume:2. Issue1. JIPMER.
India. 2006. Hal 234-243
10. Yuan X,Y. Guo JY. Erythroderma in A Clinical Etiological Study of 82 case in
medscape. 2010. Hal 373-377

Anda mungkin juga menyukai

  • Radiologi Sign Jantung
    Radiologi Sign Jantung
    Dokumen26 halaman
    Radiologi Sign Jantung
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Pendengaran
    Fungsi Pendengaran
    Dokumen6 halaman
    Fungsi Pendengaran
    Edo Febryan
    Belum ada peringkat
  • LaporanKasus-Radiologi HHD
    LaporanKasus-Radiologi HHD
    Dokumen21 halaman
    LaporanKasus-Radiologi HHD
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Presus Hipertiroid
    Presus Hipertiroid
    Dokumen17 halaman
    Presus Hipertiroid
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Tipe Tipe Fraktur
    Tipe Tipe Fraktur
    Dokumen14 halaman
    Tipe Tipe Fraktur
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapkas Stroke
    Cover Lapkas Stroke
    Dokumen2 halaman
    Cover Lapkas Stroke
    Pandu Anggoro
    Belum ada peringkat
  • Expertise OA Arman
    Expertise OA Arman
    Dokumen12 halaman
    Expertise OA Arman
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • JR Arman Diskusi
    JR Arman Diskusi
    Dokumen2 halaman
    JR Arman Diskusi
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Fisiologi Sal Cerna Napas Atas
    Anatomi Fisiologi Sal Cerna Napas Atas
    Dokumen6 halaman
    Anatomi Fisiologi Sal Cerna Napas Atas
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Journal DR - Fuad
    Journal DR - Fuad
    Dokumen6 halaman
    Journal DR - Fuad
    Ainun Zamira Habie
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien Ujian
    Status Pasien Ujian
    Dokumen15 halaman
    Status Pasien Ujian
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Lapkas2 Stroke PIS
    Lapkas2 Stroke PIS
    Dokumen35 halaman
    Lapkas2 Stroke PIS
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • PR Dr. Neneg Efa
    PR Dr. Neneg Efa
    Dokumen4 halaman
    PR Dr. Neneg Efa
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Arman
    Refreshing Arman
    Dokumen1 halaman
    Refreshing Arman
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen13 halaman
    Tinjauan Pustaka
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • RJP 2010
    RJP 2010
    Dokumen12 halaman
    RJP 2010
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Cover Tutorial
    Cover Tutorial
    Dokumen1 halaman
    Cover Tutorial
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Refresh
    Refresh
    Dokumen6 halaman
    Refresh
    Maria Rudi
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen1 halaman
    Skenario 1
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen8 halaman
    Abs Trak
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Maria Rudi
    Belum ada peringkat
  • Skenario Coass 3
    Skenario Coass 3
    Dokumen2 halaman
    Skenario Coass 3
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Referat - Bullous Disease
    Referat - Bullous Disease
    Dokumen44 halaman
    Referat - Bullous Disease
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus TB
    Laporan Kasus TB
    Dokumen22 halaman
    Laporan Kasus TB
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Pada Diabetes Mellitus
    Anestesi Pada Diabetes Mellitus
    Dokumen18 halaman
    Anestesi Pada Diabetes Mellitus
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Case Anestesi DM
    Case Anestesi DM
    Dokumen20 halaman
    Case Anestesi DM
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Gangguan Endokrin
    Pengaruh Gangguan Endokrin
    Dokumen27 halaman
    Pengaruh Gangguan Endokrin
    Dedek Rahmat Pratama Arman
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Nyeri Akut Post Operasi
    Manajemen Nyeri Akut Post Operasi
    Dokumen8 halaman
    Manajemen Nyeri Akut Post Operasi
    Elfha Monita
    Belum ada peringkat