Anda di halaman 1dari 19

Prosedur Audit Kas dan Setara Kas

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS


Menurut PSAK No.2 (2009), Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro
(demand deposits), sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Kas
merupakan harta lancar entitas atau perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk
diselewengkan. karena menyangkut dengan penerimaan dan pengeluaran kas maka perlu
pengendalian internal (internal control) yang baik atas kas dan bank.

TUJUAN AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS
Menurut Sukrisno Agoes (2009), audit atas kas dan setara kas dilakukan untuk meyakinkan
bahwa :
1. Posisi kas dan setara kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan
milik perusahaan (existence and ownership).
2. Semua transaksi kas dan setara kas telah dicatat dengan lengkap dan merupakan
transaksi yang sah (completeness)
3. Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi telah dijumlahkan dengan
benar dan sesuai dengan buku besar (mathematical accuracy)
4. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah absah dan benar (validity
and valuation)
5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam periode yang tepat (cut-
off).
6. Kas dan setara kas telah diungkapkan dengan benar (disclosure).



PROSEDUR AUDIT KAS


1. Siapkan skedul utama dari kas dan setara kas
2. Lakukan perhitungan kas (cash count) secara mendadak dan serentak untuk semua
jenis kas yang ada di perusahaan serta dibuatkan berita acara pemeriksaan.
3. Yakinkan bahwa buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan semua bukti
pengeluaran dan penerimaan telah dibukukan.
4. Bandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku kas.
5. Apabila perhitungan kas dilakukan sesudah tanggal neraca, lakukan prosedur
penarikan mundur (trace back) ke tanggal neraca dan bila dilakukan sebelum
tanggal neraca lakukan penarikan maju (trace forward) ke tanggal neraca.
6. Bandingkan saldo buku besar dengan saldo perhitungan kas setelah prosedur
penarikan per tanggal neraca.
7. Periksa penjumlahan (footing/cross footing) lembaran-lembaran buku kas,
perhatikan pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke lembaran berikutnya.
8. Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap (Imprest fund), teliti apakah sudah
ada petanggungjawaban dari dana tetap sebelum diadakan pengisian kembali.
9. Pastikan bila ada kas yang dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam
kurs yang benar per tanggal neraca.
10. Buat daftar koreksi yang diperlukan
11. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu diketahui oleh
para partner serta saran perbaikan kepada pihak manajemen yang juga merupakan
salah satu penilaian terhadap mutu audit.


PROSEDUR AUDIT BANK

1. Lakukan prosedur konfirmasi untuk semua akun bank, baik yang masih aktif maupun
yang sudah tidak aktif.
2. Minta dari klien hasil rekonsiliasi bank dan periksa kebenaran rekonsiliasi tersebut
(meliputi pencocokan saldo R/K dengan saldo buku besar bank, pemeriksaan
cek/giro yang masih beredar (outstanding check) dan setoran dalam perjalanan
(deposit in transit) ).
3. Yakinkan bahwa saldo bank dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam
kurs yang benar per tanggal neraca.
4. Yakinkan bahwa setiap pembukuan dan penutupan rekening bank mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang. Mintalan informasi mengapa perlu
dibuka rekening baru maupun alas an dari penutupan rekening.
5. Yakinkan bahwa tidak ada lapping/window dressing dengan memeriksa bukti-bukti
penerimaan dan pengeluaran akhir tanggal neraca.
6. Untuk rekening yang sudah tidak aktif, mintalah penjelasan dari klien dan sarankan
untuk ditutup saja
7. Yakinkan bahwa semua rekening di bank atas nama perusahaan, bukan perorangan.
8. Perhatikan apakah ada kelebihan saldo di bank yang tidak digunakan dalam waktu
singkat dan sarankan untuk didepositokan untuk mendapat tingkat bunga yang lebih
tinggi.
9. Periksa pendebitan dan pengkeditan yang ada dalam jurnal dan dibukukan kedalam
buku besar.
10. Catat hal-hal yang perlu diberikan saran kepada manajemen dalam surat
manajemen (Management Letter).
11. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan bank yang perlu diketahui oleh
partner.


PROSEDUR AUDIT INVESTASI JANGKA PENDEK

1. Siapkan skedul utama investasi jangka pendek
2. Lakukan konfirmasi atas investasi yang dipegang oleh pihak lain, apabila digunakan
sebagai jaminan oleh pihak bank atau dikuasai oleh pihak broker/pialang.
3. Mintalah catatan kurs harga pasar pada tanggal neraca untuk saham dan
bandingkan dengan harga belinya.
4. Periksa transaksi mutasi penambahan dan pengurangan dengan melihat bukti
pembelian dan penjualan serta apakah telah mendapat persetujuan dari pejabat
yang berwenang.
5. Lakukan verifikasi atas dividen tunai/saham dan penerimaan bunga deposito.
6. Lakukan pengecekan pencatatan investasi apakah sudah sesuai dengan ketentuan
standar akuntansi berlaku umum.
7. Perhatikan klasifikasi dari setara kas bahwa investasi tersebut segera akan jatuh
tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya termasuk sebagai
kelompok kas dan setara kas dan tidak digunakan sebagai jaminan ( jika lebih dari
tiga bulan termasuk investasi jangka pendek ).
Sumber: berbagai sumber

Pemeriksaan/ Audit Kas, Bank dan Setara
Kas
Pendidikan Add comments

Pemeriksaan ( Audit ) Kas, Bank dan Setara Kas Fatih iO. Ada beberapa
tujuan pemeriksaan/ audit kas dan setara kas yang diharapkan dapat tercapai. Untuk
itu diperlukan prosedur Audit Kas, Bank dan Setara Kas yang diharapkan dapat
mencapai tujuan tersebut.
Pemeriksaan/ Audit Kas, Bank dan Setara Kas

Pemeriksaan/ Audit Kas, Bank dan Setara Kas
Berikut Tujuan Audit Kas, Bank dan Setara Kas.
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara
kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca
pertanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan
Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas dan setara
kas.
Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah
saldo tersebut sudah dikonversikan terhadap rupiah dengan menggunakan kurs
dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.
untuk memeriksa apakah penyajiannya neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Prosedur Pemeriksaan/ Audit Kas, Bank dan Setara Kas.
Pahami dan evaluasi pengendalian internal atas kas dan setara kas.
Membuat Top Scedule kas dan setara kas per tanggal neraca.
Melakukan perhitungan fisik uang kas per tanggal neraca.
Lakukan konfirmasi atau dapat juga dengan dengan pernyataan saldo dari kasir
apabila tidak dilakukan perhitungan fisik.
Meminta rekonsiliasi bank per tanggal neraca dan lakukan pemeriksaan.
Review jawaban konfirmasi bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Periksa transaksi interbank kira-kira 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca
untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan widow dressing atau tidak.
Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca untuk mengetahui subsequent payment
dan subsequent collection sampai tanggal selesainya pemeriksaan.
Periksa apakah perusahaan jika menggunakan mata uang asing sudah dikurs kan
dengan menggunakan kurs tengah BI dan telah di catat di laba-rugi tahuin berjalan.
Cek apakah penyajiannya telah sesuai prinsip akuntansi berlaku umum.
Terakhir simpulkan di top schedule atau di memo tersendiri mengenai kewajaran kas
dan setara kas setelah melakukan prosedur di atas.
Ciri Intern Control ( Pengendalian Internal ) yang baik atas kas dan setara kas :
1. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan yang
mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas
atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank
2. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang
mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus
ditelaah oleh kepala bagian akuntansi
3. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil
4. Penerimaan kas, cek & giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnya
5. Uang kas disimpan di tempat yang aman misalnya di brankas.
6. Uang kas harus dikelola dengan baik yaitu jangan terjadi kas yang
menganggur.
7. Giro harus ditempatkan pada tempat yang aman supaya tidak
disalahgunakan.
8. Giro sebaiknya ditandatangani oleh minimal oleh 2 orang supaya ada kontrol
dan tidak disalahgunakan.
9. Kuitansi bernomor urut.
10. Bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar distempel lunas
supaya tidak terjadi double pembayaran. Artikel Lainnya Definisi dan
Pengertian Pengendalian Intern, Kertas Kerja Pemeriksaan dan Jenis Jenis
Pendapat Akuntan ( Auditor).
Program Kerja Audit Kas dan Bank
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karenaNya lah makalah ini dapat
terselesaikan dan dapat dibaca oleh semua pihak.
Makalah ini adalah hasil kerja kelompok I (satu) dalam membahas Program Kerja Audit
terhadap Kas dan Bank secara rinci yang kemudian makalah ini akan dipresentasikan dikelas untuk
dibahas bersama-sama. Diharapkan makalah ini dapat membantu dalam memahami secara tuntas
tentang program kerja audit terhadap kas dan bank.
Penyusun menyadari bahwa masih dapat kekurangan pada makalah ini, untuk itu
penyusun senang hati menerima kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Sekaligus
penyempurna pengetahuan kita dalam mempelajarinya.
Akhirnya penyusun mengucapkan banyaj terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini.
Medan, 27 Agustus 2010
Penyusun


Pendahuluan
Kas dan bank merupakan harta perusahaan yang paling liquid sehingga sangat mudah untuk
diselewengkan. Setiap hari hanpir seluruh transaksi dalam perusahaan menyangkut dengan kas, oleh
karena itu perusahaan harus membuat suatu sistem yang kuat untuk mengontrol pengeluaran atau
penerimaan kas dan bank.
Walaupun pengendalian intern yang dibuat oleh perusahaan kuat, namun tak selayaknya
perusahaan yakin dengan manajemen dan sistem yang dibuat, perusahaan tetap harus melakukan
pemeriksaan terhadap kas dan bank dan seluruh akun dalam laporan keuangan perusahaan. Audit
perusahaan juga turut serta dalam mengontrol sistem tersebut, selain itu audit juga memberikan
kepercayaan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan dapat dinyatakan benar. Sehingga setiap
perusahaan terutama perusahaan yang besar wajib mengaudit perusahaannya.


A. Pengertian Kas dan Bank
1.1 Kas
Berikut pengertian kas oleh beberapa ahli, antara lain yaitu:
a. Menurut Munawir (1983)
Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para
pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand
deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan
cek atau bilyet).
b. Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982)
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung
dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas
dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang
tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.
c. Standar Akuntansi Keuangan (2002)
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
Yang dimaksud dengan bank adalah sisah rekening giro perusahaan yang dapat
dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
d. Zaki Baridwan (2003)
Kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam
akuntansi.
1.2 Ciri-ciri Kas
Dapat digunakan segera sebagai alat bayar sebesar nilai nominalnya, sedangkan
alat bayar yang tidak dapat digunakan segera sebagai alat bayar dan tidak sesuai
dengan nilai nominalnya tidak dapat dipakai sebagai alat bayar.
1.3 Sifat-sifat Kas antara lain:
a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
b. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi
sertaditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda
pemilik.
c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
1.4 Pengawasan Kas
a. Penerimaan Kas
Karena uang yang diterima oleh perusahaan adalah berbagai sumber seperti
penjualan tunai, pelunasan piutang dan pinjaman, maka prosedur pengawasan
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan dan
penyimpaanan kas.
Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan segera dicatat,
kemudian disetorkan ke bank
Dibedakan antara fungsi pengelolaan kas dan pencatat kas
Dibuat laporan kas setiap hari.
Secara intern tanpa pemberitahuan terlebih dahulu diadakan pemeriksaan kas.
b. Pengeluaran Kas
Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai
macam transaksi, maka prosedur pengawasannya dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
Semua Pengeluaran uang yang relatif cukup besar menggunakan cek.
Dibuat laporan kas setiap hari.
Dipisahkan antara yang menulis cek, menandatangani cek dan yang mencatat
pengeluaran perusahaan.
Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan
yang sifatnya rutin.
Diadakan pemeriksaan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
c. Pemeriksaaan Kas
Pemeriksaan kas dapat dilakukan secara mendadak tanpa memberitahukan
terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
Mencocokkan saldo kas perusahaan dengan keadaan fisik uang yang ada pada kas
perusahaan dan benda-benda yang ada dalam kas perusahaan.
Mengadakan pengujian terhadap catatan-catatan dengan kegiatan-kegiatan
perusahaan seperti perusahaan menyimpan uang di bank atau pengeluaran
dengan menggunakan cek.
d. Perhitungan Kas
Perhitungan kas dapat dilakukan oleh petugas yang tidak bersangkutan dengan
pengelola kas dan saksi-saksi yang telah ditunjuk. Hasil perhitungan harus
dilaporkan secara terperinci mengenai jenis, banyaknya nilai per satuan, dan
jumlahnya harus sama dengan catatan pada laporan kas, kemudian dibuat berita
acara.
2.1 Bank
Pada Pasal 1 (butir 2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, dikatakan bahwa
Bank badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
Usaha pokok bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
seperti tabungan, deposito, maupun giro, dan menyalurkan dana simpanan tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-
bentuk lain nya.
Namun, pengertian bank yang akan kita bahas adalah bukan bank sebagai
lembaga, namun bank disini adalah rekening perusahaan yang digunakan untuk
membiayai perusahaan. Menurut SAK yang dimaksud dengan bank adalah sisa
rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
Perusahaan membagi kas menjadi dua, yaitu kas bank dan kas yang ada dalam
perusahaan. Hal ini dilakukan minimal untuk mengolah kas agar bermanfaat untuk
perusahaan (dengan membungakan uang di bank) selain itu perusahaan menjadikan ini
sebuah sistem untuk menghidari terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti
penyelewengan kas oleh karyawan, kehilangan, dan lainnya.
Yang termasuk kas/bank antara lain:
a. Uang tunai baik mata uang sendiri (yang disahkan pemerintah) maupun mata uang
asing.
b. Cek dan Bilyet Giro
c. Simpanan di Bank dalam bentuk giro
d. Travelers Chek yaitu cek yang dikeluarkan khusus untuk perjalanan (Turisme
Bisnis).
e. Momey Order yaitu surat penting membayar sejumlah uang tertentu berdasarkan
keperluan pengguna.
f. Cashiers Chek yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank untuk suatu saat dicairkan di
bank itu juga.
g. Bank Draft yaitu cek atau perintah membayar dari suatu bank yang mempunyai
rekening di bank lain, yang dikeluarkan atas permintaan seseorang atau nasabah
melalui penyetoran lebih dulu di bank pembuat.
Sedangkan yang tidak termasuk kas adalah
a. Deposito berjangka (time deposit)
b. Cek mundur dan cek kosong
c. Uang yang disediakan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
d. Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan
e. Surat berharga
f. Perangko
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas dan Bank
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank
serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Jika auditor dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas kas dan bank serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berjalan efektif maka luasnya
pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat diperkecil. Untuk itu pihak intern
(manajemen) harus membangun suatu sistem yang kuat dan benar-benar menjalaninya.
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal neraca
betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.
Auditor harus meyakinkan bahwa kas dan bank benar-benar ada milik perusahaan dan
bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan
kas opname dan mengirim konfirmasi bank.
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan bank.
Misalnya adanya dana yang disisihkan untuk membayar bunga obligasi atau membayar
kewajiban-kewajiban perusahaan. selain itu mungkin saja terjadi rekening giro
perusahaan yang dibekukan karena adanya masalah hukum.
4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta asing, apakah saldo
tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI
pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebenkan atau
dkreditkan ke rugi laba tahun berjalan.
5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Menurut SAK:
Kas dan bank disajikan di neraca sebagai harta lancer.
Kas dan bank yang penggunaanya dibatasi dapat dimasukan dalam harta lancer hanya
jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi
kewajiban jangka pendek atau jangka pembatasan tersebut hanya berlaku selama
satu tahun.
Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban jangka pendek.
Saldo kredit dan debet rekening giro pada bank yang sama dapat digabung dan
disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan.
C. Prosedur Pemeriksaan (Audit) Kas dan Bank
Untuk mencapai tujuan audit kas dan bank adalah dengan melakukan prosedur audit
sebagai berikut:
1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan bank serta tansaksi penerimaaan dan
pengeluaran kas dan bank. Proses memahami dan mengevaluasi internal control atas
kas dan bank serta transaksi penerimaan kas dan bank. Merupakan yang sangat penting
dalam proses pemeriksaan akuntan.kas dan bank.
Hasil evaluasi internal control ata kas dan bank serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank berupa kesimpulan apakah internal control tersebuat berjalan
efekrif atau tidak. Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control efektif, berarti
luasnya pengujian atas kewajaran saldo kas dan bank pertanggal neraca bisa
dipersempit, karena kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil dan jika kesalahan
terjadi akan bisa segera ditemukan oleh pihak perusahaan. untuk memahami internal
control yang terdapat di perusahaan, auditor bisa melakukan Tanya jawab dengan klien
dengan menggunakan internal control questionnaires. Kemudian dari hasil Tanya jawab
digambarkan lebih lanjut dengan flowchart dalam bentuk cerita.
Brdasarkan jawaban ICQ, flowchart dan pejelasan naratif (jika ada), auditor bisa
mengevaluasi internal control yang ada secara teoritis dan menarik kesimpulan
sementara apakah internal control atas kas dan Bank serta penerimaan dan pengeluaran
kas/bank, baik sedang atau lemah. Jika disimpulkan Sementara bahwa internal control
baik, auditor harus melakukan tes atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank,
untuk membuktikan apakah internal control berjalan baik atau tidak.
Yang diambil sebagai sampel biasanya bukti penerimaan kas/bank dan bukti
pengeluaran kas atau bank atau nomor cek atau nomor giro. Jika disimpulkan sementara
bahwa internal control lemah, auditor tidak perlu mengadakan tes, tetapi langsung
mengadakan substantive tes yang diperluas. Karena biasanya jika tetap dilakukan
compliance test, kesimpulan akhir tetap menyatakan bahwa internal control lemah.
Kemudian auditor harus menambil kesimpulan akhir, apakah internal control baik,
sedang atau lemah. Setelah itu dilakukan substantive atas saldo kas atau Bank.
Audit prosedur untuk compliance test harus dipisahkan dari audit prosedur untuk
substantive test, begitu juga dengan kertas kerja pemeriksaannya. Hasil quetionaires
dengan klien akan didokumentasikan oleh auditor dalam bentuk naratif.
Langkah berikutnya , auditor harus melakukan compliance test (pengujian ketaatan)
,namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas
transaksi penerimaan dan pengeuaran kas/bank sebagai berikut :
- Penerimaan dan pengeluaran kas/bank
1. ambil sampel bukti penerimaan kas/bank secara random
2. Periksa bukti penerimaan kas/bank berikut,
3. periksa apakah posting ke buku besar sudah dilakuan dengan benar
4. tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
2. Buat Top Schedule cash on hand and in bank per tnggal neraca (missal per 31 12-
1994) atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-1994 atau 31-11-1994; penambahan
mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unusual (diluar kebiasaan)
atau tidak.
3. Lakukan cash count (perhitungan fisik luang kas) per tanggal neraca, bias juga sebelum
atau sesudah tanggal neraca.
Jika klien menggunakan inprest fund system untuk kas kecilnya, cash count bisa
dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Jika digunakan fluctuating fund
system maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dari tanggal neraca agar tidak
mengalami kesulitan sewaktu melakukan perhitungan maju atau mundur ke tanggal
neraca atau saldo kas per minggu per tanggal cash count ditambah atau dikurangi
dengan penerimaan atau pengeluaran sebelum atau sesudah tanggal neraca.
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataansaldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan
kas opname.
Untuk kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak besar tidak perlu auditor
khusus mengunjungi cabang tersebut untuk melakukan kas opname karena tidak
berimbang cost dan benefit sehingga cukup dikirim surat konfirmasi atau diminta
pernyataan saldo dari kasir.
5. Kirim konfimasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalnya per 31-12-1994), kalau terpaksa
karena belum selesai yang Desember, dapat diminta per 31-11-1994.
7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembtasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Saldo rekening bank yang penggunaannya lebih dari satu tahun tidak boleh
dikelompokkan sebagai harta lancar dan harus dijelaskan pada catatan atas laporan
keuangan. Pembatasan tersebut bisa terjadi karena rekening dibekukan, sinking fund.
9. Periksa inter bank transfer 1 minggu sebelum dan sesudah tangga; neraca, untuk
mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment and subsequent
collection) sampai mendekatitanggal selesainya pemeriksaaan lapangan. Tujuan adalah
untuk mengethui apakah ada unrecorded liabilities (kewajiban yang belum tercacat) per
tanggal neraca yang belum dibayar diperiode berikutnya. Tujuan lain untuk mengetahui
apakah hutang per tanggal neraca sudah dulunasi diperiode berikutnya, sehingga auditor
lebih yakin mengenai kewajaran saldo utang per neraca.
11. Sendainya ada saldo kas dan bank dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa
apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan
atau dkreditkan pada rugi laba tahun berjalan. Kurs tengah BI adalah rata-rata kurs beli
dan kurs jual.
12. Periksa apakah penyajian kas dan bank di neraca dan catatan atas laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansiyang belum berlaku umum.
13. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan bank atau di memo tersendiri mengenai
kelayakan dari cash on hand and in bank, setelah kita menjalankan seluruh audit
prosedur di atas.


Internal control questionnairies
Pengeluaran kas/bank
Client: Y= ya T= tidak
TR= tidak relevan
Y T TR
1. Apakah seluruh pembayaran kecuali untuk pengisian dana kas
kecil dilakukan dengan check?
2. Apakah semua check yang belum digunakan disimpan orang
tertentu di tempat yang aman?
3. Apakah check digunakan menurut nomor urut?
4. Apakah semua check yang dibatalkan melekat pada buku check
dan dirusak agar tidak dapat disalahgunakan?
5. Apakah check dilindungi terhadap pemalsuan tulisan?
6. Apakah kebijakan perusahaan?
6.1. Tidak memungknkan penandatanganan blangko check?
6.2. Menghindarkan mengeluarkan check tunai (tanpa atas
nama)?
6.3. Tidak mengeluarkan check mundur?
7. Haruskah semua check:
8. Sebutkan batas jumlah yang dapat ditandatangani hanya seorang.
Jumlah : ........................................................
Yaitu oleh : ........................................................

9. Apakah penandatanganan check terpisah dari yang menyimpan
uang kas dan pemegang buku?
10. Bila digunakan stempel, apakah disimpan oleh yang berhak
menandatangani check?
11. Apakah setiap pembayaran didukung oleh bukti otentik yang
telah diperiksa dan disetujui oleh orang lain dari yang
menandatangani check dan diparaf?
12. Apakah semua bukti akan distempel LUNAS untuk
menghindari pembayaran dua kali?
13. Apakah orang yang menyiapkan check terlepas dari:
13.1. Orang yang menandatangani check?
13.1. Pembayaran uang kas?
14. Bila perusahaan menerima check mundur dari langganan, check
tersebut tidak pernah dibayarkan lagi kepada pihak ketiga?
15. Apakah rekonsiliasi bank:
16. Apakah rekening Koran langsung dikirim oleh bank kepada
orang yang membuat rekonsiliasi?
17. Apakah deposit intransit (penyetoran ke bank yang belum
tampak di rekening Koran), out standing check, interbank
transfer dierhatikan dengan seksama pada saat rekonsiliasi?
18. Apakah kas kecil itu dana lainnya:
18.1. Dibina dengan imperest sistem?
18.2. Pengeluaran dibatasi dengan suatu jumlah yang tertentu?
Sebutkan :
18.3. Besarnya dana yang di-review secara periodic?
18.4. Diawasi dengan cukup?
19. Bila seorang menguasai lebih dari satu kas, apakah dibina dan
dibukukan secara terpisah?
20. Apakah bukti pengeluaran kas kecil :
20.1. Diperlukan untuk semua pembayaran?
20.2. Ditandatangani oleh yang melakukan pembayaran?
20.3. Ditandatangani oleh yang meriksa pembayaran?
20.4. Ditulis dengan tinta?
20.5. Jumlah kecuali dengan angka juga dieja dengan huruf?
20.6. Disetujui oleh pejabat yang berwenang?
21. Apakah secara berkala dilakukan kas opname secara
mendadak?
22. Apakah pengisian kembali kas kecil dilakukan:
22.1. Dengan check?
22.2. Semua dokumen yang mendukung pembayaran dipesiksa?
23. Apakah pemberian uang muka harus distjui dengan yang
berwenang?
24. Tidak terdapt bon gantung yang lama tidaj dipertanggung
jawabkan?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada
pernyataan diatas:
..
..
.
.
B. Catatan lain:
.
.
.
.
C. Kesimpulan lain bank (baik, sedang, buruk)
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)


client Y= ya T= tidak
TR= tidak relevan
Y T TR
1. Apakah digunakan kuitansi khusus perusahaan? bila ya, apakah:
a. Bernomor urut tercetak?

b. Digunakan menurut nomor urut?
c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam bentuk kuitansi?
d. Buku kuitansi teregister?
e. Dicatat secara up to date?
f. Buku kuitansi terkontrol dengan baik?
g. Bagian akuntansi memperhatikan urutan nomor urut?
2. Bila digunakan bon (penjualan) kontan, apakah:
a. Bernomor urut tercetak?
b. Digunakan menurut nomor urut?
c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam bentuk kuitansi?
d. Buku kuitansi teregister?
e. Dicatat secara up to date?
f. Bagian akuntansi memperhatikan urutan nomor urut?
3. Apakah penagih rekening atau orang yang membuka sampul
pengiriman uang (khusus untuk perusahaan yang menerima
pembayaran berupa cek melalui pos) membuat satu daftar
check dan uang tunai yang diterima? Bila ya, apakah:
a. Satu copy diberikan kepada bagaian akuntansi?
b. Daftar tersebut dicocokan pada bagian akuntansi dengan kuitansi?
4. Bila tidak menggunakan kuitansi atau bon (penjualan) tunai,
apakah perusahaan menggunakan cash regirter untuk
mengadministrasikan penerimaan? Bila ya, uraikan internal
control mulai dari penerimaan sampai penyetoran hasil
penerimaan! (pada kertas terpisah)
5. Apakah penjualan tunai atas sisah bahan dan sebagainya,
prosedurnya sama dengan penjualan biasa?
6. Apakah hasil penerimaan baik dari penjualan tunai maupun
penagihan piutang disetorkan secara utuh ke bank paling
lambat keesokan harinya?
7. Apakah penyetoran dilakukan bukan oleh pegawai yang
memgang pembukuan?
8. Apakah bukti penyetroran dicocokan denagan kuitansi atau bon
(penjualan) tunai oleh bagian akuntansi?
9. Apakah total yang tertera pada bukti setoran dicocokan pada
transaksi debet pada buku bank yang bersangkutan?
10. Apakah debet memo dari bank diterima langsung oleh pejabat
tertentu (yang bukan kasir) untuk diinvestigasi?
11. Apakah tugas kasir terpisah dari pembukuan piutang?
12. Apakh tata administrasi diatur sedemikian rupa sehingga kasir
atau orang yang menyetor ke bank tidak mendapat kesempatan
untuk mencatat atau merubah angka pada buku piutang dan
daftar perhitungan saldo yang akan dikirim pada langganan?
13. Bila perusahaan membina beberapa dana kas sesuai dengan
sumber penggunaanya, apakah dana kas tersebut dan surat
berharga secara pisik tersimpan secara terpisah dan
diadministrasikan masing-masing (tidak tercampur)?
14. Cek mundur yang diterima apakah:
a. Hanya diberikan kuitansi sementara atas penerimaan cek mundur?
b. Diberikan kuitansi asli apabila telah dapat digunakan?
c. Disetorkan di bank pada saat telah jatuh tempo?
d. Dibina buku catatan cek mundur? Bila ya, apakah orang tertentu
(bukan kasir) secara berkala mencocokan catatan tersebut dengan
kuitansi sementara/asli?
15. Apakah pengamanan untuk menjaga uang kas cukup? Sebutkan
bagaimana:
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
16. Apakah atas kerugian yang mungkin diderita atas uang yang
disimpan atau diperjalanan diasuransikan dengan cukup?
Sebutkan perinciannya:
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
17. Apakah penerimaan yang sifatnya rutin secara berkala direviw
sehingga atas kekuranganya segera dibuatkan catatan yang
segera diinvestigasi?
18. Apakah kantor pusat mengontrol penerimaan cabang?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada
pernyataan diatas:
..
..
.
.
B. Catatan lain:
.
.
.
.
C. Kesimpulan lain bank (baik, sedang, buruk)
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)
Diisi oleh
Direview oleh:

Anda mungkin juga menyukai