Kelompok
: II (Dua)
Nama
: Rita P. Mendrova
(1107035609)
Ryan Tito
(1107021186)
Yakub J. Silaen
(1107036648)
ABSTRAK
Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan
membersihkan dengan bantuan air. Sabun transparan atau disebut juga sabun
gliserin adalah jenis sabun mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut
dikulit dan penampakannya berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang
lain. Tujuan percobaan ini adalah mempelajari reaksi saponifikasi terhadap
minyak dan mempelajari pengaruh variasi komposisi etanol, gliserin dan gula
pada pembuatan sabun transparan. Variasi pertama menggunakan 22 ml gliserin
dan 4 gram gula, sedangkan variasi kedua menggunakan 11 ml gliserin dan 2
gram gula. Berdasarkan hasil uji mutu sabun transparan, sabun yang dihasilkan
memiliki transparansi (berwarna kuning jernih) dengan sifat sabun keras dan pH
10, baik pada sabun variasi pertama maupun kedua. Semakin besar komposisi
gliserin dan gula yang digunakan, maka semakin besar pula kadar air yang
terkandung di dalam sabun. Kadar air yang terkandung pada sabun variasi
pertama yaitu sebesar 0,8%, sedangkan kadar air pada sabun variasi kedua
yaitu sebesar 0,3%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan Percobaan
1. Mempelajari reaksi safonifikasi terhadap minyak
2. Mempelajari pengaruh variasi komposisi etanol, gliserin dan gula pada
pembuatan sabun transparan
1.2
Landasan Teori
Lemak atau minyak dapat dihidrolisa oleh larutan alkali menjadi garam
dari asam lemak yang sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisa ini
disebut penyabunan (safonifikasi). Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan
asam karboksilat dengan alcohol yang dapat dikatalisir oleh asam-asam mineral,
misalnya asam sulfat atau asam klorida. Reaksi yang terjadi merupakan suatu
keseimbangan. Apabila digunakan asam dan alkohol dalam jumlah yang sama,
pada keadaan yang seimbang akan diperoleh 67% ester. Hasil ini ditingkatkan
dengan menggunakan pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan air dari
campuran. Lemak atau minyak nabati adalah contoh gliserol dan lemak, yang
sehari-hari disebut sebagai sabun. Reaksi yang berlangsung disebut sebagai reaksi
penyabunan .
Lemak netral tergolong senyawa-senyawa majemuk dan ikatannya
menyerupai ester. Asamnya terdiri atas asam-asam monokarboksilat yang tidak
bercabang, yaitu asam lemak sedangkan komponen alkoholnya gliserin
merupakan suatu alkohol. Banyaknya asam karboksilat yang diikatkan pada
gliserin menghasilkan mono dan trigiserida. Asam-asam itu dapat sama maupun
berlainan. Lemak yang terdapat di alam umumnya tergolong trigliserida yang
asamnya campuran,karena itu mengisolasi triglesirida murni merupakan pekerjaan
yang sangat pelik. Melalui hidrolisis senyawa ester dapat diuraikan lagi menjadi
komponen-komponen semula, yang paling mudah jika di campur dengan basa
(NaOH atau KOH), maka terjadilah garam-garam alkali yang disebut sabun.
Pembuatan sabun merupakan salah satu proses kimia yang paling tua.
Apabila gliserida akan dihasilkan garam dari asam karboksilat dan gliserol. Sabun
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan campuran dari asam-asam
lemak yang rantainya panjang. Sabun dapat dibuat dengan beberapa cara, sebagai
contoh dalam pembuatan sabun ditambahkan zat pewarna dan juga pewangi.
Sabun sering juga ditambahkan dengan alkohol agar sabun yang dibuat dapat
tampak transparan. Jika busa yang digunakan adalah kalium hidroksida, maka
sabun yang digunakan disebut sebagai sabun lunak. Bila sabun natrium
direaksikan dengan asam mineral akan diperoleh campuran dari asam-asam
karbiksilat bebas. Dengan cara destilasi refraksi asam-asam karboksilat, maka
campuran tersebut dapat dipisahkan yang kemurniannya berkisar 90% .
1.2.1 Sabun Transparan
Sabun transparan yang merupakan hasil dari reaksi saponifikasi yang
terjadi akibat pencampuran minyak VCO dengan larutan basa. Sabun disini
merupakan komoditi hasil olahan minyak VCO yang populer yang berfungsi
sebagai zat yang mampu membersihkan dan mengangkat benda asing. Reaksi
yang terjadi pada saat pembuatan sabun dari minyak VCO ini disebut
saponifikasi. Saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak VCO dengan
alkali (biasanya menggunakan NaOH atau KOH) sehingga menghasilkan gliserol
dan garam alkali Na (sabun) juga air. Saponifikasi juga dapat dilakukan dengan
mereaksikan asam lemak dengan alkali sehingga menghasilkan sabun dan air.
Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan
alkali (NaOH, KOH), Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun
yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan
alkali yang menghasilkan gliserol dan garam karboksilat (sejenis sabun). Sabun
merupakan garam (natrium) yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang.
Dalam pembuatan sabun dengan cara pemanasan sedang terdapat beberapa
bahan dan beserta fungsinya, antara lain :
1.
ada dalam pembuatan sabun. Merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan
mampu menetralisir asam.
3.
Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis (reaksi kimia antara
air dan suatu zat lain yang menghasilkan suatu zat baru) antara minyak nabati
dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan
(senyawa penyerap kelembapan, berguna memelihara kandungan air dalam
bahan) sehingga dapat berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Gliserin berbentuk
cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Jadi sebetulnya yang
namanya sabun adalah hasil reaksi safonifikasi dari basa dengan lemak
membentuk emulsi lemak yang licin, membentuk busa dan mampu membersihkan
kotoran.
4.
Alcohol
Alkohol 96% atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol), berfungsi
sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang
mudah larut dalam air dan lemak. Fungsi alkohol 96% adalah untuk membuat
sabun transparan menjadi bening / clear. Sebenarnya Alkohol 70% (isopropyl
alcohol) juga bisa dipakai, namun hasil akhir dari pemakaian ini menghasilkan
sabun yang keruh / cloudy.
5.
Gula Pasir
Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan sabun transparan,
Pewarna
Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan
efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam pembuatan
sabun adalah dalam bentuk parfum dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga,
tanaman herbal dan lain-lain).
1.2.2 Proses Pembuatan Sabun
Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan
menghilangkan kandungan alkali di dalamnya. Sabun transparan ini lebih unggul
daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent)
yang menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan dapat melembabkan kulit.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah
adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan
sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari
asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah
larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan
yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil,
melainkan larut dalam bentuk ion.
Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan
gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka
hal yang paling essensial adalah kualitas gula, dan gliserin. Oleh karena itu
pemilihan material mempertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum
berperan penting dalam warna sabun seperti adanya tincture, balsam dan yang
digunakan agar sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan
spotting (bintik hitam). Apabila sabun sengaja diwarna, dipilih pewarna yang
tahan alkali. Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan gliserin dipilih
yang murni. Untuk minyak dan lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah
dan warna yang baik. Penambahan gliserin atau gula yang banyak menyebabkan
sabun menjadi lengket dan manis, oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk
memperoleh transparansi sabun berikut ini adalah metode yang umum digunakan :
a. Transparan karena gula.
b. Transparan karena gliserin dan energi.
c. Dimana a dan b digabung dengan menggunakan minyak castor.
d. Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun dimill.
Sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive
oil untuk formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak
hewani sama sekali.
c. Deodorant Soap
Sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak
sedap pada bagian tubuh.Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena
memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
d. Acne Soap
Sabun
ini
jerawat.Seringkali
dikhususkan
sabun
jerawat
untuk
membunuh
ini
mengakibatkan
bakteri-bakteri
kulit
kering
pada
Bila
f. Superfatted Soap
Sabun ini memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga
membuat terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit
kering karena dalamnya terdapat kandungan gliserin, petroleurn dan beeswax
yang dapat melindungi mencegah kulit dan iritasi dan jerawat.
g. Oatmeal Soap
Dari hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi.
Dibandingkan sabun lain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak
menghaluskan kulit kering dan sensitif.
h. Natural Soap
Sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin,
ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil. Cocok
untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit sangat kecil.
2. Sabun Berdasarkan wujudnya
a. Sabun cair
Sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali.
b. Sabun padat
Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH)
Selain itu, minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada
minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
Sabun
adalah
surfaktan
yang
digunakan
untuk
mencuci
dan
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1. Alat
1. Blender atau pengaduk mekanik
Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang VCO/Minyak kelapa 25 gr, asam stearat 13,75 gr
3. Memanaskan campuran VCO/Minyak kelapa dan asam stearat dalam
gelas kimia 250 ml diatas hotplate pada suhu 60C - 65C.
4. Memanaskan sabanyak 13,75 ml larutan NaOH 30% dalam gelas
kimia 50 ml mencapai suhu 55C
5. Memasukkan larutan NaOH secara perlahan-lahan ke dalam campuran
minyak, asam stearat dan diaduk sampai homogen.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Percobaan
Transparansi
pH
22 ml dan 4 gr
Transparan
10
11 ml dan 2 gr
Transparan
10
Kekerasan
Kadar air
(%)
gula
3.2
0,8
0,3
Pembahasan
Sabun merupakan salah satu produk yang diperoleh dari hasil reaksi
minyak dengan suatu alkali (NaOH atau KOH). Reaksi ini dikenal dengan reaksi
safonifikasi (penyabunan). Pembuatan sabun merupakan salah satu hasil dari
sintesis kimia yang paling tua. Bila gliserida lemak dihidrolisis maka akan
menghasilkan garam dari asam karboksilat dan gliserol.
Tahapan proses percobaan pembuatan sabun transparan dimulai dengan
memanaskan minyak kelapa dengan asam stearat yang telah dicampur terlebih
dahulu. Penambahan asam stearat dimaksudkan untuk menstabilkan busa dan
mengeraskan sabun. Untuk memperoleh sabun yang baik, suhu larutan pada
proses pembuatan sabun harus pada range 60 65C, jika suhu dibawah 60C
sabun yang dihasilkan akan menggumpal. Terjadi penggumpalan pada sabun
disebabkan oleh NaOH, sifat NaOH yang eksoterm menyebabkan panas berlebih
sehingga suhu larutan akan bertambah tinggi, dimana fungsi NaOH adalah
menetralisir asam dan membantu proses pembentukan sabun. Reaksi saponifikasi
yang terjadi adalah :
C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH
(sabun)
(gliserol)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Percobaan pembuatan sabun transparan dilakukan dengan memvariasikan
4.2.
Saran
Perhatikan dengan teliti suhu campuran saat pemanasan, jangan sampai
DAFTAR PUSTAKA
2011.
Kelapa
Indonesia.
[Online]
http://www.kelapaindonesia2020.wordpress.com
Tersedia
[Diakses
pada
:
18
Desember 2013]
Tim Laboratorium Dasar-Dasar Proses Kimia I Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau. 2013. Penuntun Praktikum Tepat Guna.
Pekanbaru : Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi
D3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.1. Perhitungan Kadar Air Variasi Pertama (22 ml etanol, 22 ml gliserin,
dan 4 gr gula).
= 87,3 gram
= 86,57 gram
Kadar Air =
87,3 gr 86,57 gr
x 100
87,3 gr
0,73 gr
x 100
87,3 gr
= 0,8 %
A.2. Perhitungan Kadar Air Variasi Kedua (35 ml etanol, 11 ml gliserin, dan
2 gr gula).
Kadar Air =
82,37 gr 82,14 gr
x 100
82,37 gr
0,23 gr
x 100
82,37 gr
= 0,3%
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
(soda kaostik)
(gliserol)
LAMPIRAN C
LAPORAN SEMENTARA
Judul Percobaan
Hari/Tanggal Praktikum
Pembimbing
Asisten Laboratorium
Nama Kelompok V
Hasil Percobaan
Tabel C.1 Hasil analisa atau uji mutu sabun transparan berdasarkan variasi
perbedaan komposisi gliserin dan gula
Komposisi
gliserin dan
Transparansi
pH
22 ml dan 4 gr
Transparan
10
11 ml dan 2 gr
Transparan
10
Kekerasan
Kadar air
(%)
gula
2,3 cm; 2,4 cm;
2,3 cm
2,3 cm; 2,3 cm;
2,2 cm
0,8
0,3