Dosen Pembimbing
PENGUKURAN TEMPERATUR
Kelompok
: II (Dua)
Nama Kelompok
: 1. Rita P. Mendrova
(1107035609)
2. Ryan Tito
(1107021186)
3. Yakub J. Silaen
(1107036648)
Abstrak
Pengukuran temperatur dapat berdasarkan perubahan volume suatu bahan,
tekanan, tahanan, dan gaya gerak listrik. Tujuan percobaan ini agar dapat
menggunakan beberapa alat ukur temperatur dan menentukan karakteristik
tegangan yang dihasilkan dari perbedaan temperatur. Parameter utama yang
dipelajari yaitu mengukur temperatur dengan menggunakan termometer raksa,
termometer alkohol, termokopel dan mengukur tegangan dengan voltmeter. Pada
termometer, prinsipnya berdasarkan perubahan volume suatu bahan, sedangkan
pada termokopel bekerja karena adanya perbedaan temperatur pada ujung
termokopel sehingga menimbulkan gaya gerak listrik. Percobaan ini dilakukan
dengan mengukur temperatur pencairan es dengan selang waktu 90 detik dan
pemanasan air hingga mendidih dengan selang waktu yang sama. Hasil yang
didapatkan adalah pada pencairan es, temperatur maksimum pada termometer
raksa 15C, termometer alkohol 15C, termokopel 13,8C dan tegangan 0,64
Volt. Pada pemanasan air hingga mendidih, temperatur maksimum pada
termometer raksa 95C, termometer alkohol 91C, termokopel 97,6C dan
tegangan 1,51 Volt.
Kata kunci : temperatur; termokopel; tegangan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
1. Menggunakan beberapa alat ukur temperatur
2. Menentukan karakteristik tegangan yang dihasilkan oleh perbedaan
temperatur
1.2. Dasar Teori
Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa temperatur adalah sensasi
dingin atau hangatnya sebuah benda/bahan yang dirasakan ketika menyentuhnya.
Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan alat ukur
temperatur. Prinsip alat ukur temperatur tersebut dapat berdasarkan perubahan
volume suatu bahan, tahanan, dan gaya gerak listrik. Pengukuran temperatur akan
sangat menarik jika sinyal yang diberikan alat ukur mudah dideteksi dan dapat
diperkuat. Walaupun demikian, penggunaan alat ukur tersebut harus cukup akurat
dan ini dapat dilakukan dengan cara kalibrasi.
Temperatur merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang diakui oleh
sistem Pengukuran Internasional. Tidak seperti panjang, massa, dan waktu yang
merupakan besaran ekstensif, temperatur merupakan besaran intensif, yakni
kombinasi dari dua benda dengan temperatur yang sama menghasilkan temperatur
yang besarnya sama pula. Lord Kelvin mengusulkan skala temperatur
termodinamika yang memberikan dasar teoritis yang tidak tergantung pada sifat
bahan manapun dan didasarkan pada siklus Carnot. Suatu angka dipilih untuk
menjelaskan temperatur dari titik tetap yang ditentukan. Skala lain adalah Celcius,
Fahrenheit, Kelvin, dan Rankine. Pada dasarnya, ada empat prinsip pengukuran
temperatur:
1. Pemuaian panas.
2. Termolistrik
3. Resistansi
4. Radiasi
2.
Pemuaiannya teratur
3.
4.
Warnanya mengkilap
5.
2.
Harganya murah
3.
pengatur. Termometer pegas tekanan gas dan termometer pegas tekanan uap dapat
dilihat pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Termometer pegas tekanan gas dan termometer pegas tekanan uap
(Sumber: Deslia, 2012)
1.2.1.3 Termometer Pemuaian Logam
Termometer ini bekerja berdasarkan muai panjang dari dua material yang
mempunyai koefisien muai yang berbeda. Terdapat dua jenis termometer
pemuaian logam, yaitu termometer bimetal dan termometer batang. Termometer
tersebut digunakan sebagai alat penunjuk atau digunakan dalam saklar, transmiter
dan pengendalian.
a) Termometer bimetal
Termometer yang murah, tetapi tidak terlalu teliti, digunakan untuk
pengukuran temperatur ruangan, instalasi energi, lemari pengering, juga untuk
pengukuran temperatur dalam saluran pipa. Termometer bimetal dapat dilihat pada
Gambar 1.4.
b) Termometer batang
Termometer ini biasanya digunakan dengan pengendali temperatur
pneumatik atau listrik. Termometer batang dapat dilihat pada Gambar 1.5.
kecil dengan waktu yang sensitif dan singkat. Termometer tahanan dapat dilihat
pada Gambar 1.6.
1.2.2.Termokopel
Pada tahun 1821, ahli fisika Germany, Estonian Thomas Johann Seeback
menemukan bahwa suatu konduktor apapun (misalnya metal) akan menghasilkan
suatu tegangan (voltage) ketika diberikan gradien thermal. Peristiwa ini dikenal
sebagai efek Seebeck atau efek termoelektrik.
Termokopel adalah suatu sensor temperatur termoelektris yang terdiri dari
dua kawat logam yang berlainan (misalnya chromel dan constant) dengan
penggabungannya pada probe tip (meassurement junction) dan reference junction
(temperatur yamg diketahui). Perubahan temperatur antara probe tip
dan
tersebut ditempatkan pada dua lokasi dengan temperatur yang berbeda, maka
akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL) atau electromotive force (EMF) pada
kawat tersebut. Besarnya EMF sebanding dengan perbedan dua temperatur
tersebut. Rangkaian termokopel disajikan pada Gambar 1.7, sedangkan jenisjenis sambungan termokopel disajikan pada Gambar 1.8.
Gambar 1.9 Grafik tegangan terhadap suhu pada termokopel tipe E, J, K dan R
(Sumber: Bayu, 2010)
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pengukuran
temperatur adalah air dan es.
2.2. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan pengukuran temperatur
antara lain :
1. Termometer raksa
2. Termometer Alkohol
3. Termokopel
4. Multitester
5. Gelas Kimia
2.3. Prosedur Percobaan
Prosedur yang dilakukan dalam percobaan pengukuran temperatur adalah
sebagai berikut:
1.
Wadah
diisi
dengan
es
(sebagai
bahan
yang
akan
diukur
temperaturnya).
2.
3.
4.
Perubahan temperatur pada ketiga alat ukur diamati dan dicatat dalam
selang waktu 90 detik hingga es mencair.
5.
6.
Es yang telah mencair diganti dengan air biasa dan diletakkan diatas
pemanas.
7.
8.
9.
Rangkai Peralatan
Termomet
er
Voltmeterr
DISPLAY
Gelas Kimia
cairan
DISPLAYY
Air atau Es
cairan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Waktu
(detik)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0
90
180
270
360
450
540
630
720
810
900
990
1080
1170
1260
1350
1440
1530
1620
1710
1800
Tegangan
(Volt)
0,03
0,05
0,08
0,09
0,12
0,14
0,15
0,17
0,20
0,23
0,27
0,30
0,26
0,27
0,34
0,38
0,41
0,45
0,53
0,56
0,64
Tabel 3.2. Hasil pengukuran temperatur dan tegangan pada saat pendidihan air
No.
Waktu
(detik)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
90
180
270
360
450
540
630
720
810
900
Tegangan
(Volt)
0,73
0,85
1,09
1,16
1,25
1,45
1,47
1,49
1,49
1,50
1,51
3.2. Pembahasan
Percobaan pengukuran temperatur dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam alat ukur temperatur, diantaranya termometer air raksa, termometer
alkohol dan termokopel. Sampel yang diukur temperatur dan tegangannya adalah
air dan es. Pengukuran temperatur dan tegangan air dilakukan hingga air
mendidih, sedangkan pengukuran temperatur dan tegangan es dilakukan hingga es
mencair. Pengukuran temperatur dan tegangan dilakukan tiap selang waktu 90
detik.
a) Proses Pencairan Es
Hubungan antara waktu dan temperatur pada proses pencairan es disajikan
pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kurva hubungan antara waktu dan temperatur pada proses
pencairan es.
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa untuk masing-masing alat ukur
temperatur, semakin lama waktu yang digunakan untuk mencairkan es, maka
semakin tinggi temperatur yang dihasilkan. Percobaan pencairan es ini dilakukan
dengan memanaskan es di dalam gelas kimia yang dipanaskan di atas hot plate.
Temperatur es mula-mula sangat rendah, yaitu 0oC pada termometer air raksa dan
alkohol atau -0,5oC pada termokopel. Panas akan bergerak dari bahan yang
bertemperatur tinggi menuju ke temperatur rendah. Semakin lama waktu
pencairan, maka semakin banyak panas yang diserap oleh es, sehingga terjadi
kenaikan temperatur.
Pada penggunaan beberapa jenis alat ukur temperatur terlihat ada perbedaan
pembacaan temperatur, hal ini disebabkan karena setiap alat ukur memiliki
karakteristik masing-masing sehingga pembacaan temperatur pada masing-masing
Gambar 3.2 Kurva hubungan antara waktu dan temperatur pada proses
pendidihan air.
Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa untuk masing-masing alat ukur
temperatur, semakin lama waktu yang digunakan untuk mendidihkan air, maka
semakin tinggi temperatur yang dihasilkan. Percobaan pendidihan air ini
dilakukan dengan memanaskan air di dalam gelas kimia yang dipanaskan di atas
hot plate. Temperatur air mula-mula rendah, yaitu 30oC pada termometer raksa
dan alkohol atau 30,3oC pada termokopel. Panas akan bergerak dari bahan yang
bertemperatur tinggi menuju ke temperatur rendah. Semakin lama waktu
pendidihan, maka semakin banyak panas yang diserap oleh air, sehingga terjadi
kenaikan temperatur.
Pada penggunaan beberapa jenis alat ukur temperatur terlihat ada perbedaan
pembacaan temperatur, hal ini disebabkan karena setiap alat ukur memiliki
karakteristik masing-masing sehingga pembacaan temperatur pada masing-masing
alat ukur berbeda-beda. Pada detik ke 540 hingga ke 900, untuk masing-masing
alat ukur temperatur, temperatur air mengalami kenaikan yang kecil sekali bahkan
konstan. Hal ini terjadi karena titik didih air yaitu 100 oC, sehingga jika dilakukan
pemanasan terus menerus, temperatur air tidak akan melebihi batas tersebut. Oleh
karena itu temperatur yang didapat pada akhir proses pendidihan air terlihat
konstan. Temperatur maksimum yang dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol
dan termokopel pada proses pendidihan air selama 900 detik berturut-turut didapat
sebesar 95oC, 91oC dan 97,6oC.
Gambar 3.3 Kurva hubungan antara tegangan dan temperatur pada proses
pencairan es.
Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa untuk masing-masing alat ukur
temperatur, semakin tinggi temperatur untuk mencairkan es, maka semakin tinggi
pula tegangan yang dihasilkan. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori yang
disajikan pada Gambar 1.9, dimana tegangan akan berbanding lurus dengan
temperatur. Tegangan maksimum yang dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol
dan termokopel pada proses pencairan es yaitu sebesar 0,64 Volt. Tegangan
maksimum tersebut dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol dan termokopel
berturut-turut pada temperatur sebesar 15oC, 15oC dan 13,8oC.
Gambar 3.4 Kurva hubungan antara tegangan dan temperatur pada proses
pendidihan air.
Berdasarkan Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa untuk masing-masing alat ukur
temperatur, semakin tinggi temperatur untuk mendidihkan air, maka semakin
tinggi pula tegangan yang dihasilkan. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori
yang disajikan pada Gambar 1.9, dimana tegangan akan berbanding lurus dengan
temperatur. Tegangan maksimum yang dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol
dan termokopel pada proses pendidihan air yaitu sebesar 1,51 Volt. Tegangan
maksimum tersebut dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol dan termokopel
berturut-turut pada temperatur sebesar 95oC, 91oC dan 97,6oC.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan pengukuran temperatur adalah
sebagai berikut :
1. Pada masing-masing alat ukur temperatur (termometer raksa, termometer
alkohol dan termokopel), semakin lama waktu yang digunakan untuk
mencairkan es dan mendidihkan air, maka semakin tinggi temperatur yang
dihasilkan. Temperatur maksimum yang dihasilkan oleh termometer raksa,
alkohol dan termokopel pada proses pencairan es selama 1800 detik
berturut-turut didapat sebesar 15oC, 15oC dan 13,8oC, sedangkan temperatur
maksimum yang dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol dan termokopel
pada proses pendidihan air selama 900 detik berturut-turut didapat sebesar
95oC, 91oC dan 97,6oC.
2. Pada masing-masing alat ukur temperatur (termometer raksa, termometer
alkohol dan termokopel), semakin tinggi temperatur untuk mencairkan es
dan mendidihkan air, maka semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan.
Tegangan maksimum yang dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol dan
termokopel pada proses pencairan es yaitu sebesar 0,64 Volt, sedangkan
tegangan maksimum yang dihasilkan oleh termometer raksa, alkohol dan
termokopel pada proses pendidihan air yaitu sebesar 1,51 Volt.
4.2. Saran
Selama melakukan pengukuran temperatur, jangan mengubah-ubah letak
atau posisi alat ukur temperatur, karena akan mempengaruhi pembacaan pada
skala alat ukur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol. Pdf.unhas [online]
Tersedia : http://www.unhas.ac.id [Diakses pada 2 Oktober 2013]
Bayu,
Ilham.
2010.
Laporan
Mekatronika.
[online]
Tersedia
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
Judul Praktikum
: Pengukuran Temperatur
Hari/Tanggal Praktikum
Pembimbing
Asisten Laboratorium
: Rizki Agustina
Nama Kelompok II
Hasil Percobaan
Tabel B.1. Hasil pengukuran temperatur dan tegangan pada saat pencairan es
Alat ukur temperatur yang digunakan
Tegangan
No.
Raksa
Alkohol
Termokopel
(Volt)
(C)
(C)
(C)
0
0
0
0
-0,5
0,03
1
90
0
1
-0,4
0,05
2
180
1
2
-0,3
0,08
3
270
1
2
-0,3
0,09
4
360
1
2
-0,2
0,12
5
450
2
2
-0,1
0,14
6
540
2
2
0,1
0,15
7
630
2
2
0,4
0,17
8
720
2
2
1,2
0,20
9
810
2
2
2,2
0,23
10
900
2
3
4,5
0,27
11
990
2
3
5,6
0,30
12
1080
4
6
3,9
0,26
13
1170
6
6
4,6
0,27
14
1260
7
7
5,7
0,34
15
1350
7
7
6,6
0,38
16
1440
7
9
7,0
0,41
17
1530
8
9
8,3
0,45
18
1620
11
11
10,1
0,53
19
1710
13
13
12,1
0,56
20
1800
15
15
13,8
0,64
Tabel 2. Hasil pengukuran temperatur dan tegangan pada saat pendidihan air
Waktu
(detik)
No.
Waktu
(detik)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
90
180
270
360
450
540
630
720
810
900
Tegangan
(Volt)
0,73
0,85
1,09
1,16
1,25
1,45
1,47
1,49
1,49
1,50
1,51
Rizki Agustina