Anda di halaman 1dari 11

BBLR

Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai bagi bayi prematur,
atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak
semua bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram bukan bayi prematur (WHO. 1961)
BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2. 500 gram (sampai
dengan 2. 499 gram). (Prawirohardjo, 2006 : 376).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil anemia, kurang suply gizi waktu dalam
kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan
yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi yang biasanya akan
menjadi penyebab kematian. (Depkes RI, 2006).

Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan
batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram . BBLR
termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak
serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di
Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil
studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional
berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR
yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%
Klasifikasi
Menurut (Atikah, 2010) klasifikasi BBLR, yaitu:
1. Menurut harapan hidupnya:
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gram
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram
2. Menurut masa gestasinya BBLR dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Prematuritas murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan (NKBSMK). Karakteristik bayi premature adalah berat lahir sama dengan
atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari
30cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Lebih dari 60% BBLR
terjadi akibat bayi lahir premature. Semakin awal bayi lahir, semakin belum sempurna perkembangan
organ-organnya, semakin rendah berat badannya saat lahir dan semakin tinggi resikonya untuk
mengalami berbagai komplikasi berbahaya.
b. Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.
Setiap bayi yang berat lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari 10 th persentil untuk masa kehamilan
pada Denver intra uterin growthcurves, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK). (FKUI. 1985)
Etiologi & Faktor Risiko
Menurut Depkes (1993) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR, yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Gizi ibu hamil yang kurang
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra
partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Indikator lain untuk
mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur LLA. LLA adalah Lingkar Lengan Atas. LLA
kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk
melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
b. Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun. Remaja seringkali
melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi karena mereka belum matur dan mereka belum
memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipun mereka telah
berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat
memengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR. Faktor usia ibu bukanlah faktor
utama kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang berusia di luar usia
20 sampai 35 tahun.
c. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama
dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan
anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko
terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan
ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

d. Paritas ibu
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
e. Penyakit menahun ibu seperti hypertensi, jantung, ganguan pembuluh darah (perokok)
1) Asma bronkiale
2) Infeksi saluran kemih dengan bakteriuria tanpa gejala (asimptomatik)
3) Hipertensi
4) Gaya hidup
2. Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hydramnion
Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion adalah keadaan di mana banyaknya air
ketuban melebihi 2000 cc. Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan dengan risiko tinggi karena
dapat membahayakan ibu dan anak.
b. Hamil ganda
Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan daripada janin kehamilan
tunggal. Berat badan bayi yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram.
Suatu faktor penting dalam hal ini ialah kecenderungan terjadinya partus prematurus.
c. Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga mejelang
persalinan yaitu sebelum bayi dilahirkan. Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah
perdarahan yang menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin jelek. Keadaan
ini yang menyebabkan gangguan ke plasenta yang mengakibatkan anemia pada janin bahkan terjadi syok
intrauterin yang mengakibatkan kematian janin intrauterine. Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi
berat badan lahir rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia.
d. preeklamsi dan eklampsi
Pre-eklampsia/ Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau
IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia/Eklampsia pada ibu akan
menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari
plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin
berkurang.
e. ketuban pecah dini
Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan
oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban
biasanya pecah atau dipecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan
masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya
infeksi ibu.
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan / kelainan congenital
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan
hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan
sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir
Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu
pertama kehidupannya .
b. Infeksi dalam Rahim
Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan
mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang.
pengaruh infeksi hepatitis menyebabkan abortus atau persalinan prematuritas dan kematian janin dalam
rahim. Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin. Infeksi ini dapat
menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan kematian janin.
Patofisiologi
Berdasarkan beberapa faktor etiologi yang telah disebutkan, hal itu akan menyebakan gangguan
sirkulasi utero plasenta. Akibatnya, akan terjadi insufisiensi plasenta, yang menyebabkan suplai nutrisi
dan oksigen ke janin tidak adekuat. Hal ini lama-kelamaan akan menyebabkan gangguan pertumbuhan
intra uteri dan lahirlah bayi BBLR.
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan atau bayi BBLR tidak dapat
menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena respon menggigil bayi
tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress
dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respon terhadap rangsangan
dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan
lemak coklat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan. Stres dingin dapat
menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme sebagai respon
terhadap stre dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak
dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih
buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang
imatur). Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin fetal (HbF) yang dapat mengikat oksigen
lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
Manifestasi Klinis
Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan saat bayi
dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula
perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan.
Adapun tanda dan gejala dari bayi prematur adalah :
Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
Rambut lnugo (bulu-bulu halus) masih banyak
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak
terabatulang rawan daun telinga
Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentsi dan ruge pada skrotum kurang. Testis belum turun ke
dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minor belum tertutup oleh labia
mayor.
Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk
masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang.
Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
Penegakan Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu <> dapat
diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang .
Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil


Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
Berat badan <>
Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
Pemeriksaan skor ballard
Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang
bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan <>
Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu dengan ketat.
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat.
BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi / ASI.
Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat.
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan
tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat (Prawirohardjo 2006).
Upaya Pencegahan BBLR
Mengingat bahwa perawatan BBLR sebagaimana yang kita ketahui dilaksanakan di negara maju
ataupun di beberapa rumah sakit rujukan di Indonesia membutuhkan biaya yang sangat besar. Maka
upaya pencegahan pada masa pra hamil dan masa hamil menjadi sangat penting.
Pada masa hamil perawatan antenatal harus mampu mendeteksi dini resiko terjadinya BBLR. Bila
resiko ini ada maka penatalaksanaannya yang tepat adalah merujuk kasus ke pusat pelayanan yang
memiliki kemampuan diagnostik lebih lengkap guna penelitian laboratorium, sehingga terapi akan
ditentukan dengan baik.
Adapun upaya-upaya lain yang dapat dilaksanakan untuk mencegah terjadinya BBLR :
1. Upaya agar melaksanakan antenatal care yang baik, segera melakukan konsultasi dan merujuk bila ibu
terdapat kelainan.
2. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan dengan BBLR.
3. Tingkatkan penerimaaan keluarga berencana.
4. Anjurkan lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm, atau istirahat berbaring bila terjadi
keadaan yang menyimpang dari kehamilan normal.
Komplikasi
Beberapa penyakit yang ada hubungannya dengan bayi prematur yaitu :
1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin karena pada stadium
terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.
2. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan pada bayi prematur.
3. Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otot. Biasanya terjadi
kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.
disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubium indirek menjadi bilirubium direk
belum sempurna.
5. Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas badan bayi relatif besar
sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan
panas badan. Kemampuan metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak
terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 37,5
0
C) (Manuaba, 1998 )
6. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak
berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh
polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbilirubinemia dapat menyebabkan kernikterus
maka wama bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa, bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat.
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
Hipotermia
Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Paten duktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan intraventrikuler
Apnea of Prematurity
Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara
lain :
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan penglihatan (Retinopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Prognosis
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognasis akan lebih buruk
bila BB makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia,
aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial, hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf,
gangguan bicara, IQ rendah. (Mochtar, 1998)












Daftar Pustaka

1. Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri Jilid I . Jakarta: EGC
2. Prawirohardjo, Sarwono.2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
3. Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta: JNPK-KR
4. United Nations Childrens Fund/World Health Organization. Low Birthweight. UNICEF, New
York, 2004. Avaliable from : http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov
2007 [diakses tanggal 2 Desember 2007].
5. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (Analisa
data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :
http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003 [diakses tanggal 2 Desember 2007].
6. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.
7. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting optimal fetal
growth. Avaliable from : http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update :
January 2007 [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].
8. Mutalazimah. Hunbungan Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hb Ibu Hamil dengan Bayi Berat
Lahir Rendah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dalam : Jurnal Penelitian Sains & Teknologi.
Vol. 6. 2005; 114-126.
9. Suradi R. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi. Avaliable from :
http://www.IDAI.or.id. Last Update : 2006. [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].
10. Sitohang NA. Asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah. Medan : Universitas Sumatera
Utara. 2004.
11. Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from : http://www.eMedicine.com. Last
Update : September 25, 2006. [diakses pada tanggal 11 Desember 2007].

Anda mungkin juga menyukai