Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS SWOT

(Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats)



MANAJEMEN KEPERAWATAN


Anggota Kelompok:
Hendra Dwi Cahyono (105070201111016)
Ratih Dwi Lestari (105070201111018)
Diyah Qoyyimah (105070201111020)
Henidar Sekarningtyas Putri (105070204111002)
Herlinda Dwi Ningrum (105070204111004)






JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Kasus

Ners Alisa sudah 2 tahun bertugas sebagai kepala ruangan perawatan akut
Bedah di RSU Tipe A di kota M dengan kapasitas 25 tempat tidur. Jumlah tenaga
di ruangan tersebut 70% masih memiliki tingkat pendidikan setara D3, 10 %
masih berpendidikan SPK dengan pengalaman bekerja lebih dari 15 tahun.
Untuk pengembangan SDM boleh berangkat dengan biaya finansial sendiri atau
jika ingin dibiayai oleh pihak RS maka menunggu direktur atau kepala perawat
menunjuk perawat ruangan mengikuti pelatihan atau seminar. Ruangan Ners
Alisa merupakan Ruang Perawatan akut dengan angka BOR RS selama satu
tahun terakhir 80% dengan rata-rata lama rawat inap (ALOS) 6 hari. Angket
kepuasan dari pasien yang pulang menunjukkan 70% puas. Angket kepuasan
kerja perawat 70% puas. Setiap perawat mendapat insentif yang sama setiap
bulan diluar gaji pokok. Ners Alisa membuat program Patient Safety yang
merupakan program unggulan dari RSU tetapi pada pelaksanaannya ada
sebagian perawat yang kurang merespon program patient safety tersebut dan
mereka masih bekerja sering bekerja seperti rutinitas sebelumnya.

BOR = JUM. PASIEN PD PERIODE WAKTU TERTENTU X 100%
JUMLAH TT X JUMLAH HARI
80 = JUM. PASIEN X 100
25 X 365
JUM. PASIEN = 80 X 25 X 365 = 7300 pasien
100

A. ANALISIS SWOT
1. Strengh
a. Adanya ruang perawatan akut bedah dengan kapasitas 25 tempat
tidur
b. Adanya SDM terdiri dari D3 70%, SPK 10% yang memiliki
pengalaman kerja lebih dari 15 tahun
c. RSU Tipe A
d. Untuk pengembangan SDM dapat menggunakan biaya finansial
sendiri atau dapat dibiayai oleh pihak RS dengan menunggu direktur
atau kepala perawat menunjuk perawat ruangan mengikuti pelatihan
atau seminar
e. Angket kepuasan dari pasien yang pulang menunjukkan 70% puas.
Angket kepuasan kerja perawat 70% puas
f. Adanya insentif yang sama setiap bulan diluar gaji pokok pada tiap-
tiap perawat
g. Ruang Perawatan akut Bedah memiliki angka BOR RS selama satu
tahun terakhir 80% dan rata-rata lama rawat inap (ALOS) 6 hari, yaitu
secara umum memiliki nilai BOR dan ALOS dalam batas ideal.
2. Weakness
a. Jumlah tenaga di ruangan tersebut 70% masih memiliki tingkat
pendidikan setara D3, 10% masih berpendidikan SPK,sehingga perlu
mengikuti pelatihan atau seminar tentang program patient safety
b. Tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja lebih 15 tahun (cukup
lama), biasanya lebih cenderung bekerja sesuai rutinitasnya dan
susah menerima hal baru (misalnya program patient safety)
c. Untuk pengembangan SDM bila menggunakan biaya finansial sendiri
biasanya kurang peminatnya
d. Sebagian perawat kurang merespon program patient safety dan
mereka masih sering bekerja seperti rutinitas sebelumnya.
3. Opportunities
a. Untuk pengembangan SDM dengan biaya finansial sendiri atau jika
ingin dibiayai oleh pihak RS maka menunggu direktur atau kepala
perawat menunjuk perawat ruangan mengikuti pelatihan atau seminar
b. Ners Alisa membuat program Patient Safety yang merupakan
program unggulan dari RSU
4. Threats
a. Jika program Patient Safety berhasil dilakukan oleh ruangan lain, dan
jika program tersebut kurang berhasil dilakukan di ruangan perawatan
akut bedah maka kepala ruangan yang bertanggung jawab
b. Jika banyak pelatihan yang dilakukan diluar rumah sakit dapat
mengurangi jumlah tenaga kerja di ruangan tersebut
c. Biaya pelatihan yang cenderung mahal
d. Pihak rumah sakit tidak bisa menanggung semua biaya pelatihan
perawat, jika perawat tidak ada yang mengikuti pelatihan dengan
biaya finansial sendiri
B. MATRIKS SWOT
1. SO (Strength-Opportunities)
Opportunities Pengembangan SDM untuk
mengikuti
pelatihan/seminar (biaya
sendiri/ dibiayai RS dengan
ditunjuk oleh direktur atau
kepala ruang
Adanya program
patient safety yang
merupakan unggulan
RSU


Strengh
Adanya ruang
perawatan akut bedah
dengan kapasitas 25
tempat tidur, memiliki
angka BOR RS selama
satu tahun terakhir 80%
dan rata-rata lama rawat
inap (ALOS) 6 hari, yaitu
secara umum memiliki
nilai BOR dan ALOS
dalam batas ideal.
Kepala ruangan menunjuk
perwakilan dari perawat lama
untuk mengikuti pelatihan/
seminar, dikarenakan dengan
adanya BOR dan ALOS
dalam nilai/ batas ideal perlu
didukung SDM perawat yang
berkualitas.
BOR dan ALOS dalam
nilai ideal di ruang
perawatan akut bedah,
berpeluang untuk
diterapkan program
patient safety.
SDM terdiri dari D3 70%,
SPK 10% yang memiliki
pengalaman kerja lebih
dari 15 tahun
Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan perawatan yaitu
dengan mengoptimalkan SDM
perawat ruang perawatan
akut bedah dengan menunjuk
salah satu perawat guna
mengikuti pelatihan/seminar
SDM perawat di ruang
perawatan akut memiliki
pengalaman lebih dari 15
tahun, berpeluang besar
untuk berhasilnya
diterapkan program
patien safety ini. Karena
perawat sudah dapat
beradaptasi dan lebih
cekatan dalam
menghadapi berbagai
jenis pasien.
RSU Tipe A Pihak RSU menyediakan
biaya untuk

Angket kepuasan dari
pasien yang pulang
menunjukkan 70% puas.
Untuk meningkatkan kinerja
perawat dan kepuasan dari
pasien, perlu diadakan
dengan angka kepuasan
pasien dan kepuasan
kerja perawat yang
Angket kepuasan kerja
perawat 70% puas
pelatihan atau pengarahan. mencapai 70% sangat
berpeluang untuk dapat
menerapkan patient
safety di ruang
perawatan akut bedah
Adanya insentif yang
sama setiap bulan
diluar gaji pokok pada
tiap-tiap perawat
Untuk pengembangan SDM
perawat yang berkualitas,
tidak harus perawat yang
ditunjuk, tetapi juga dapat
dengan biaya sendiri
dikarenakan setiap perawat
mendapat insentif yang sama
setiap bulan diluar gaji pokok.


2. WO (Weaknesses-Opportsunisties)
Opportunities Pengembangan SDM untuk mengikuti
pelatihan/seminar (biaya sendiri/ dibiayai RS
dengan ditunjuk oleh direktur atau kepala
ruang


Weaknesses
Jumlah tenaga di ruangan
tersebut 70% masih memiliki
tingkat pendidikan setara D3,
10% masih berpendidikan SPK,
RSU menyediakan biaya untuk pelatihan bagi
perawat namun ada beberapa prosedur yang
harus diikuti termasuk persetujuan dari kepala
perawat
Tenaga kerja yang memiliki
pengalaman kerja lebih 15 tahun
(cukup lama), biasanya lebih
cenderung bekerja sesuai
rutinitasnya dan susah
menerima hal baru
Pihak RSU memberikan pengarahan kepada
perawat lama jika program dapat menambah
wawasan pengetahuan bagi diri sendiri dan
dapat meningkatkan mutu pelayanan RSU
pengembangan SDM bila
menggunakan biaya finansial
sendiri biasanya kurang
peminatnya
Pihak RSU juga menyediakan biaya finansial
tetapi harus mengikuti prosedur
Sebagian perawat kurang
merespon program patient
safety dan mereka masih sering
bekerja seperti rutinitas
sebelumnya.
RSU memiliki program keunggulan patient
safety, dan perlu dipromosikan pada perawat
lama sehingga dapat memberikan ketertarikan
bagi perawat lama
3. ST (Strength-Threat)
Treath Jika program Patient Safety
berhasil dilakukan oleh ruangan
lain, dan jika program tersebut
kurang berhasil dilakukan di
ruangan perawatan akut bedah
maka kepala ruangan yang
bertanggung jawab
Jika banyak pelatihan
yang dilakukan diluar
rumah sakit dapat
mengurangi jumlah
tenaga kerja di ruangan
tersebut
Pihak rumah sakit tidak bisa
menanggung semua biaya
pelatihan perawat, jika perawat
tidak ada yang mengikuti
pelatihan dengan biaya
finansial sendiri


Strengh
Adanya ruang perawatan akut
bedah dengan kapasitas 25
tempat tidur, memiliki angka
BOR RS selama satu tahun
terakhir 80% dan rata-rata
lama rawat inap (ALOS) 6 hari,
yaitu secara umum memiliki
nilai BOR dan ALOS dalam
batas ideal. Kepuasan dari
pasien yang pulang
menunjukkan 70% puas.
Angket kepuasan kerja
perawat 70% puas
- Jika program tersebut dijalankan
makan akan meningkatkan
kepuasan pasien sehingga BOR
dan ALOS meningkat yaitu
dengan memberikan pengarahan
kepada perawat terkait program
dan kinerja perawat.
Mendata perawat yang
sudah dan yang belum
mengikuti pelatihan.
Kemudian menjadwalkan
perwakilan perawat yang
mengikuti pelatihan.

SDM terdiri dari D3 70%, SPK
10% yang memiliki
pengalaman kerja lebih dari
15 tahun
- Memberikan pengarahan terkait
patient safety dan
merekomendasikan beberapa
anggota perawat ruang
perawatan akut bedah untuk
mengikuti pelatihan
Kepala ruang merekomendasikan
anggota perawat yang
bersungguh-sungguh,
mempunyai komitmen dan
kompetens. Sehingga dapat
mengajarkan kepada perawat
yang lain.

4. WT (Wesaknesses-Threat)
Threats Jika program Patient Safety
berhasil dilakukan oleh ruangan
lain, dan jika program tersebut
kurang berhasil dilakukan di
ruangan perawatan akut bedah
maka kepala ruangan yang
bertanggung jawab
Jika banyak pelatihan
yang dilakukan diluar
rumah sakit dapat
mengurangi jumlah
tenaga kerja di ruangan
tersebut
Biaya pelatihan
yang cenderung
mahal
Pihak rumah sakit
tidak bisa
menanggung semua
biaya pelatihan
perawat, jika perawat
tidak ada yang
mengikuti pelatihan
dengan biaya
finansial sendiri







Weaknesses
Jumlah tenaga di ruangan
tersebut 70% masih
memiliki tingkat
pendidikan setara D3,
10% masih berpendidikan
SPK,
Mengoptimalkan kinerja SDM
yang ada dengan mengikuti
pelatihan

Mendata perawat yang
sudah dan yang belum
mengikuti pelatihan.
Kemudian menjadwalkan
perwakilan perawat yang
mengikuti pelatihan.
Memberikan motivasi
agar perawat ada
keinginan untuk
mengembangkan SDM
(mau mengikuti
pelatihan atau seminar)
Tenaga kerja yang
memiliki pengalaman
kerja lebih 15 tahun
(cukup lama), biasanya
lebih cenderung bekerja
sesuai rutinitasnya dan
susah menerima hal baru
- Memberikan pengarahan
secara personal terlebih
dahulu terkait program patient
safety
- Setelah diberikan pengarahan
secara personal tidak berubah,
maka diberikan peringatan.


pengembangan SDM bila
menggunakan biaya
finansial sendiri biasanya
kurang peminatnya
Memberikan reward
bagi perawat yang
mau
mengembangkan
SDMnya lebih lanjut.


C. LANGKAH-LANGKAH YANG AKAN DILAKUKAN
1. Untuk pengembangan SDM-nya
a. Ners Alisa menawarkan atau memberikan informasi kepada para
anggotanya terkait pengembangan SDM di ruangan perawatan akut
Bedah yakni mengikuti pelatihan atau seminar boleh berangkat
dengan biaya finansial sendiri atau jika ingin dibiayai oleh pihak RS
maka menunggu direktur atau kepala perawat menunjuk perawat
ruangan.
b. Apabila tidak ada yang bersedia untuk berangkat dengan finansial
sendiri, ners Alisa akan merekomendasikan satu atau beberapa
anggotanya dengan kriteria tertentu agar terpilih untuk mengikuti
seminar atau pelatihan dengan biaya yang ditanggung oleh pihak RS,
dan setelah itu perawat tersebut dapat membagi ilmunya dengan
perawat yang lain yang berada si ruangan perawatan akut bedah.
BOR= tempat tidur terpakai : tempat tidur tersedia x 100% = jumlah
rata-rata kamar yang terpakai adalah 20 tempat tidur yang
mengindikasikan tingkat perekonomian rumah sakit tersebut baik atau
bagus.
ALOS 6 hari = mengindikasikan optimalnya tingkat efisien dan mutu
pelayanan rumah sakit karena rentang rata-rata lamanya klien dirawat
di rumah sakit dikatakan baik sekitar 6-9 hari.
2. Angket kepuasan klien yang pulang70%
Meningkatkan kepuasan klien yang pulang dari RS salah satunya
dengan cara memperbaiki pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
anggotanya di ruang perawatan akut bedah, misalkan membuat peraturan
tentang seluruh kegiatan yang dilakukan perawat untuk pasien harus
sesuai dengan SOP serta memberikan pengarahan softskill yang benar
atau tata cara apabila sedang berhadapan dengan pasien yang baik
sehingga pasien serta keluarga akan merasa puas dengan pelayanan
yang ada di RS tersebut. Diharapkan dengan adanya beberapa tambahan
tersebut dapat meningkatkan prosentase kepuasan klien terhadap rumah
sakit menjadi lebih dari 70%.
3. Setiap perawat mendapatkan insentif yang sama
a. Ners Alisa harus membagi semua perawat dengan porsi kerja yang
sama sesuai dengan derajat pendidikannya.
b. Menjadwal perawat yang akan mengikut pelatihan atau seminar
secara merata pada ruangan perawatan akut bedah.
4. Program patient safety
a. Memberikan pengarahan secara personal kepada perawat-perawat
yang kurang merespon terhadap program patient safety agar dapat
merubah cara bekerjanya sesuai dengan program patient safety.
b. Memberikan hukuman atau punnishment yang jelas dan tegas kepada
perawat yang masih tidak berubah setelah diberikan pengarahan
secara personal oleh kepala ruangan.

D. SKOR ANALISA SWOT
1. Skoring Strength-Weaknesses
a. Skor Pembobotan Strength
No. Strength
Skala
Prioritas
(SP)
Konstanta
SP x
Kostanta
Bobot
Rating Bobot x Rating
1 kapasitas ruang perawatan akut
bedah 25 tempat tidur
2 4 8 8/152 = 0,05 2 0,10
2 SDM perawat dengan pengalaman
kerja lebih dari 15 tahun
7 4 28 28/152 = 0,18 3 0,54
3 RSU Tipe A 1 4 4 4/152 = 0,03 1 0,03
4 Pengembangan SDM dapat dibiayai
oleh pihak RS dengan kepala
perawat menunjuk perawat ruangan
mengikuti pelatihan atau seminar
3 4 12 12/152 = 0,08 2 0,16
5 Angket kepuasan dari pasien yang
pulang menunjukkan 70% puas
Angket kepuasan kerja perawat 70%
puas
6 4 24 24/152 = 0,16 4 0,64
6 Insentif yang sama setiap bulan
diluar gaji pokok pada tiap-tiap
perawat
4 4 16 16/152 = 0,11 3 0,33
7 Ruang Perawatan akut Bedah
memiliki
rata-rata lama rawat inap (ALOS) 6
hari
5 4 20 20/152 = 0,13 3 0,39
Total 112 0,74 2,19


b. Skor Pembobotan Weaknesses
No. Weaknesses
Skala
Prioritas
(SP)
Konstanta
SP x
Kostanta
Bobot
Rating Bobot x Rating
1 SDM perawat di ruangan tersebut
70% masih memiliki tingkat
pendidikan setara D3
10% masih berpendidikan SPK
3 4 12 12/152 = 0,08 3 0,24
2 SDM perawat ruangan perawatan akut
bedah pengalaman kerja lebih 15
tahun lebih cenderung bekerja
sesuai rutinitasnya dan susah
menerima hal baru
2 4 8 8/152 = 0,05 2 0,10
3 Pengembangan SDM jika
menggunakan biaya finansial sendiri
biasanya kurang peminatnya
1 4 4 4/152 = 0,03 1 0,03
4 Sebagian perawat kurang merespon
program patient safety dan mereka
masih sering bekerja seperti rutinitas
sebelumny
4 4 16 16/152 = 0,11 4 0,44
Total 40 0,27 0,81

Sumbu x = Total Kekuatan Total Kelemahan = 2,19 0,81 = 1,38

2. Skoring Opportunities-Threath
a. Skor Pembobotan Opportunities
No. Opportunities
Skala
Prioritas
(SP)
Konstanta
SP x
Kostanta
Bobot
Rating Bobot x Rating
1 Pengembangan SDM dengan
biaya finansial sendiri atau jika
ingin dibiayai oleh pihak RS maka
menunggu direktur
1 4 4 4/52 = 0,07 4 0,3
2 Program Patient Safety merupakan
program unggulan RSU
2 4 8 8/52 = 0,15 4 0,6
Total 12 0,22 0,9
b. Skor Pembobotan Threath
No. Threath
Skala
Prioritas
(SP)
Konstanta
SP x
Kostanta
Bobot
Rating Bobot x Rating
1 Program Patient Safety berhasil
dilakukan oleh ruangan lain
3 4 12 12/52 = 0,23 4 0,92
2 Jika banyak pelatihan yang
dilakukan diluar rumah sakit
dapat mengurangi jumlah tenaga
kerja di ruangan tersebut
4 4 16 16/52 = 0,31 4 1,24
3 Biaya pelatihan yang mahal 1 4 4 4/52 = 0,07 2 0,14
4 Pihak rumah sakit tidak bisa
menanggung semua biaya
pelatihan perawat
2 4 8 8/52 = 0,15 2 0,30
Total 40 0,27 2,60

Sumbu y = Total Peluang Total ancaman = 0,9-2,60 = -1,7
3. Diagram SWOT

Posisi kasus ini dalam diagram analisis SWOT terdapat pada kuadran II,
yaitu posisi ini menandakan dalam penerapan program patient safety di
ruang perawatan akut bedah kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi untuk penerapan program tersebut dengan melakukan
Diversifikasi Strategi yaitu disarankan untuk memperbanyak ragam
strategi.
E. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
1. Strategi dalam pengembangan SDM perawat
a. Mendata perawat yang sudah dan yang belum mengikuti pelatihan/
seminar
b. Kepala ruang merekomendasikan anggota perawat yang bersungguh-
sungguh, mempunyai komitmen dan kompetensi untuk mengikuti
pelatihan/seminar. Sehingga hasil pelatihan tersebut dapat diajarkan
kepada perawat yang lain.
c. Dikarenakan rumah sakit tidak dapat menanggung semua biaya
pelatihan, kepala ruangan memberikan motivasi agar perawat ada
keinginan untuk mengembangkan SDM (mengikuti pelatihan atau
seminar)
d. Kepala ruang menjadwalkan perwakilan perawat yang mengikuti
pelatihan dan yang harus melakukan tugas di ruang perawatan akut
bedah.
2. Pelaksanaan program Patient Safety
a. Memberikan pengarahan secara personal kepada perawat-perawat
yang kurang merespon terhadap program patient safety agar dapat
merubah cara bekerjanya sesuai dengan program patient safety.
b. Setelah diberikan pengarahan secara personal tidak berubah, maka
diberikan peringatan
c. Diberikan hukuman atau punnishment yang jelas dan tegas kepada
perawat yang masih tidak berubah setelah diberikan pengarahan
secara personal maupun peringatan oleh kepala ruangan.

Anda mungkin juga menyukai