Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kita mulai merindukannya
Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari
Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan
Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksid itu menggilas paru-paru
Kita saksikan Gunung memompa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir membawa air
air mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda?
Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani abu dan batu
Allah Ampuni dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca Seribu tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukannya.
1982
Dengan Puisi, Aku Karya Taufik Ismail
Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala Dengan puisi aku mengenang Keabadian Yang Akan Datang Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi aku mengutuk Nafas zaman yang busuk Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kiranya.
1965
Puisi Berantai: Orang gila, Tukang becak, penjual Oncom A. Pada suatu hari, aku di tarik paksa oleh beberapa orang yang sama sekali tak aku kenali sebelumnya. Aku takut, dan akupun langsung di dorong ke dalam B. becak. Aku tukang becak yang unyu-unyu cetar membahana. Setiap hari, ku goes, goes dan terus ku goes untuk mengantarkan penumpangku ke rumahnya yang C. kotor, bau, jiji, jorok laler berterbangan dimana-mana. Membuatku semakin hari tak betah menjadi penjual oncom terenak di pasar ini. Tapi, aku senang sih karena aku punya A. banyak teman aku setiap harinya tak kesepian di rumah baruku ini karena teman-temanku yang ceria, selalu tertawa sepertiku. Tapi, aku kesal sama orang-orang yang jahat itu. Karena setiap kita tak mau menuruti keinginan mereka, mereka mengeluarkan benda yang ku tau itu obeng dan mereka memasukkannya ke dalam C. Oncomku rasanya enak sekali ku buat oncomku dengan cinta, ku galey dengan lembut dan terakhir ku taburi dengan kucuran keringat. Sehingga rasanya asin gurih dan lezatt. kalau menurut pelangganku, oncomku 11, 12 lah dengan rasa pizzahut walau seharian aku kucel, bau, dekil in the kummel. Tapi aku senang sekali oncom-oncomku kini laris manis seperti aku. Dan aku pun senang karena di temani B. Kawan-kawan becakku memang sudah tua-tua tapi mempunyai jiwa muda yang menggelora sehingga kami pun selalu A. Tertawa, menjerit, bergoyang bersuka ria kami tak pernah galau karena kami selalu menghibur satu sama lain. Dan kami C. Selalu meradangAku kini selalu meradang jiwaku kini resah gelisah, gundah gulana meratapi nasibku yang semakin hari semakin B. Laku becakku semakin ramai di tumpangi dengan uang hasil menarik becakku, akupun dapat pergi ke A. Rumah sakit jiwa hahaha, itu rumah yang paling istimewa buatku penghuninyapun yang imut, lucu, dan menggemaskan seperti C. Oncomku betapa malangnya nasibmu setiap hari, kau menemaniku di tempat yang suram kelam ini tapi sayangnya kau tak juga laku dan akhirnya menjadi B. Becak idaman para penumpang setiap harinya becakku di banjiri oleh penumpang-penumpang berduit karena tampangku yang mirip A. Orang gila? Kau memanggilku orang gila? Gak salah? Hahaha kamu tuh yang gila, karena muka kamu bulukan dipenuhi oleh B. Uban putih-putih menghiasi kepalaku tapi aku bangga, walau ini menandakan aku sudah lanjut usia tapi kata penumpangku wajahku tampan mirip cakra khan dan yang C. Keriput, menyusut di penuhi semut-semut yang imut-imut. Sehingga orang takut membelinya oh oncomku akankah kau A. Berhenti menyuntikkan cairan itu padaku. Aku capek, tapi tak kau hiraukan. Aku sakit, sakiitt sekali lebih sakit melebihi orang yang putus cinta bila kau terus B. Memberikan cinta pada setiap penumpang itu sudah kewajibanku tapi, jika yang ku beri cinta itu berkhianat apakah harus masih ku berikan cinta? Lebih baik aku beri saja C. Oncom-oncomku yang sudah entah kemana mungkin sekarang sudah menyatu dengan bau pasar yang tak sedap, bercampur dengan cairan hitam got-got atau mungkin sudah menjadi lalaban tikus comberan yang besar-besar aku bangkrut, uangku kini sudah habis, modalku tak kembali hingga akhirnya aku harus meninggalkan A. Rumah sakit jiwaku aku tak mau lagi di rumah itu rumah itu aneh, aku sebel, aku mau kabur aja, dan aku pun memutuskan untuk kabur lewat C. Selokan yang mengalir menyebarkan aroma khasnya, itu menjadi kenanganku semasa hidupku di pasar menjadi B. Tukang becak itu profesiku dulu, tapi naas becakku kini di curi manusia serakah yang tak berperikemanusiaan sehingga ia tega untuk A. Menceburkan diriku ke dalam lumpur coklat, agar aku dapat kabur dari rumah gila itu eoh sungguh menjijikan. Lumpur ini bersatu padu dengan kotoran kerbau yang menjijikan. Tapi, aromanya sangat sedap, sehingga akupun mencoba C. Mencari lowongan kerja baru. Aku tak mau lagi tinggal seharian di pasar yang lusuh dan kelam itu, aku tak mau di kerumuni oleh laler-laler lagi, aku tak mau aku tak mau B. Menjadi tukang becak lagi dan kini saatnya aku berkata selamat tinggal becakku yang unyu-unyu A. Selamat tinggal rumah sakit jiwaku yang lucu C. Selamat tinggal pasar ku yang kotor dan bau aku akan mencari pekerjaan yang lain dan berkata
PUISI PERPISAHAN SEKOLAH
Setiap pagi hingga siang hari 'Ku habiskan waktu mudaku di sekolah ini Belajar huruf dan angak penuh arti Matematika, Kimia, Fisika, hingga Biologi Ekonomi, Geografi, Antropologi, hingga Sosiologi
Sesaat setelah ini 'Tak 'kan 'ku temui lagi sosok tegas penuh wibawa Guru-guruku yang tanpa lelah menanggung beban masa depan kita Sosok pahlawan, dengan semangat perjuangan '45 mencoba membagikan ilmunya Sosok motivator, yang setiap saat seolah berpetuah "Terus semangat dan gapai cita-cita"
Sesaat setelah ini 'Tak 'kan 'ku temui lagi sosok riang penuh canda Sahabat-sahabatku tercinta 'Tak 'kan 'ku temui lagi sosok sopan penuh iba Penjaga gerbang, petugas kebersihan, hingga ibu kantin kafetaria
Perpisahan ini sangat berat 'ku ungkapkan Kelu sudah bibir ini terucapkan Namun, jangan pernah menangis Hingga hatiku terasa teriris Karena suatu saat nanti Kita pasti bertemu kembali
Selamat jalan, Rambu lalu lintas kehidupan masih panjang 'tuk kita lewati Tetap semangat, kuat, dan genggam erat Menuntut ilmu dengan giat Harumkan nama bangsa dan negara suatu saat...
CARA MEMBACA/ DEKLAMASI DAN PARAFRASE PUISI
MEMBACA SASTRA: PUISI DAN CERITA ANAK (INDONESIA/ TERJEMAHAN),CERPEN, DONGENG, DRAMA, NOVEL,DLL.
MEMBACA PUISI
A. TAHAP PERSIAPAN Memahami makna puisi baik denotasi maupun konotasi; diparafrase dulu Merencanakan cara membaca( penggalan kata/ penjedaan) Merencanakan nada pembaca Merencanakan suasana dan vokalitas Berlatih serius
B. Tahap pada saat mebaca puisi Keutuhan makna sesuai dengan teks Penjiwaan pesan dalam puisi sesuai isi Pelafalan/ vokal yang tepat Kesesuaian lagu kalimat Kebenaran irama kesesuain perubahan raut muka/ mimik/ ekspresi wajah Penampilan meyakinkan, sesuai mimik Pembacaan sesuai jenisnya( perjuangan, sedih, gembira, hasu, dsb.) Gerakan tubuh yang sesuai Intonasi yang tepat Lihat teks, sesekali lihat penonton
DEKLAMASI PUISI: Membaca puisi tanpa teks
A. tahap persiapan/ sebelum deklamasi, langkahyang perlu diperhatikan: Membaca berulang-ulang dalam hati puisi yang akan dideklamasikan Membaca puisi secara nyaring dengan irama, intonasi, tekanan dan persajakan yang tepat. Memberi tanda jeda Memparafrase sehingga paham makna puisi Menjiwai/ menghayati isi puisi Berlatih serius tanpa teks disertai mimik dan pantomimik
B. TAHAP SAAT DEKLAMASI Keutuhan makna sesuai teks Dapat menjiwai Pelafalan/ vokal tepat (jelas) Lagu dan iramanya benar. Tidak terburu-buru Ada perubahan mimik dan pantomimik Penampilan meyakinkan.
PARAFRASE PUISI Adalah mengubah puisi dalam bentuk prosa/ memprosakan puisi/ mengartikan(menceritakan) dalam prosa. Dalam puisi tidak hanya tiap larik puisi yang mempunyai pertalian makna, melainkan juga antar bait dengan bait. Dengan begitu larik dan bait sebuah puisi akhirnya membentuk satu kesatuan makna yang utuh. Makna puisi: multiinterpretatif
Langkah memparafrase: Artikan kata kiasan/ kata sulit/ simbolisasi jika ada. Tambahkan kata ataupun frase tertentu yang sengaja dihilangkan penulisnya (jika perlu). Tambahkan tanda baca. Susun dalam bentuk kalimat-kalimat yang membentuk paragraf. Contoh Pafrase:
Karangan Bunga (ada) tiga (orang) anak kecil (yang berjalan) dalam langkah malu-malu(/) (Mereka) datang ke Salemba (pada) sore itu (//) (Mereka bekata sambil menyerahkan sesuatu) Ini dari kami bertiga (//) (ada) pita hitam pada (sebuah) karangan bunga (//) (kami berikan kenangan ini) sebab kami (merasa) ikut berduka cita(/) bagi kakak yang (telah) ditembak mati (pada) siang (hari tadi (//) *Taufiq Ismail
Contoh Pafrase: Karangan Bunga Ada tiga orang anak kecil yang berjalan dalam langkah malu-malu, Mereka datang ke Salemba pada sore itu. Mereka bekata sambil menyerahkan sesuatu Ini dari kami bertiga. Ada pita hitam pada sebuah karangan bunga. Kami berikan kenangan ini. Sebab kami merasa ikut berduka cita, bagi kakak yang telah ditembak mati pada siang hari tadi.