Anda di halaman 1dari 29

63

Pada injeksi alkalin perolehan minyak tergantung kepada interaksi antara bahan
kimia yang ditambahkan dengan fluida reservoir. Bahan kimia ini penting untuk
bertahan cukup lama supaya dapat kontak sebanyak-banyaknya dengan fluida
reservoir. Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pengaruh karakteristik
reservoir ini adalah :
ambar 3.3!.
"egangan #ntar $uka vs pH untuk $inyak %alifornia
!6
6&
ambar 3.3'.
"egangan #ntarmuka vs (onsentrasi )a*H
!6
ambar 3.33.
+njeksi %ore dan "egangan #ntar muka vs (onsentrasi )a*H
,ntuk $inyak dari #merika -elatan dengan ravity !'.' #P+
!6
B.1. Struktur dan Geologi Reservoir
.alam kaitannya dengan efisiensi pendesakan injeksi alkalin/ hal-hal yang perlu
dihindari adalah :
0eservoir dengan sesar dan rekahan yang memungkinkan terjadinya distribusi
minyak yang tidak merata.
(etebalan total reservoir yang jauh lebih besar dari ketebalan minyak.
1uas 2ona minyak yang kecil atau 2ona minyak yang tipis di atas a3uifer yang
tebal.
0eservoir dengan tingkat perlapisan yang tinggi.
Heterogenitas batuan yang tinggi dan perkembangan porositas serta permeabilitas
yang rendah.
64
B.2. Kedalaman dan Temperatur
.ari hasil pengukuran di laboratorium didapatkan bah5a dengan semakin dalam
dan semakin tinggi temperatur reservoir/ maka konsumsi alkalinnya akan semakin
besar.
C. Luas Permukaan
$inyak yang tersisa setelah injeksi alkalin pada matrik oil-wet adalah berbentuk
film. (etebalan film ini tergantung pada kualitas pendesakan emulsinya/ minyak yang
tersisa akan lebih besar bila luas permukaan batuan semakin besar. .engan demikian
injeksi alkalin akan tidak efektif pada batuan yang mempunyai luas permukaan yang
besar seperti batu lempung dan silt.
D. Komposisi Fluida Reservoir
(andungan kimia pada fluida reservoir dan injeksi air hangat sangat berpengaruh
mekanisme dalam injeksi alkalin.
iv. Komposisi
in!ak
Beberapa hasil pengamatan yang penting sehubungan dengan komposisi minyak
serta pengaruhnya terhadap mekanisme injeksi alkalin dapat dilihat pada tabel 3.&.
"abel 3.&
6amili Hidrokarbon yang Penting
Pada $ekanisme injeksi #lkalin
!6
$ekanisme 6amili H% 0umus $olekul
Penurunan tegangan permukaan
Perubahan kebasahan
Pembentukan rigid
#sam karboksilat
#sphalten
Porphyrin
#ldehide
(eton
#sam karboksilat
)itrogen *rganik
0%**H
0%H'%**H
%3&H3')&*&6e%l'
0%*H
0%*0
0%**H
0)*'
(eterangan : 0 7 gugus alkil
0 7 gugus alkil atau yang sama atau tidak sama dengan 0.
66
D.2. Komposisi "ir Formasi dan "ir #n$eksi
(adar padatan yang terlarut yaitu berupa senya5a garam atau berupa ion bebas
baik pada air formasi maupun pada injeksi air sama-sama mempengaruhi terhadap
mekanisme injeksi dan konsumsi alkalin. 0eaksi antara )a*H dengan ion kalsium
dan magnesium akan membentuk sabun kalsium dan magnesium/ akan tetapi
keduanya bukan 2at aktif permukaan/ sehingga akan mengurangi slug )a*H dan
tegangan antar muka akan naik dengan keberadaan kedua ion tersebut. Hasil
percobaan di laboratorium menyatakan bah5a kadar kalsium yang diijinkan pada air
injeksi adalah 89 ppm dan ion magnesium sampai 899 ppm/ sedangkan kadar kalsium
yang diijinkan pada air formasi sampai 499 ppm.
Pada jumlah tertentu garam )a%l berguna untuk menjunjung mekanisme dalam
injeksi alkalin juga berguna untuk mengurangi konsumsi )a*H. (egaraman di
reservoir diperluka pada proses perubahan kebasahan./ yaitu membuat batuan
reservoir cenderung menjadi oil-wet/ sedangkan pada konsentrasi yang lebih besar
diperlukan untuk terjadinya emulsi air dalam minyak. Pengaruh )a%l terhadap
tegangan antarmuka/ :ennings menyatakan bah5a diba5ah '9999 ppm/ adanya )a%l
pada air injeksi bukan saja membuat tegangan antarmuka tetap rendah akan tetpai juga
dapat menurunkan keperluan akan konsentrasi )a*H.
%.2.1.%. ekanisme Dalam #n$eksi "kalin
$eskipun injeksi alkalin adalah proses yang sederhana dan relatif tidak mahal
dalam pelaksanaannya/ tetapi memiliki mekanisme pendesakan yang kompleks.
Beberapa mekanisme yang ada yaitu penurunan tegangan antarmuka/ emulsifikasi/
perubahan kebasahan dan penghancuran rigid interfacial film.
#kibat dari mekanisme-mekanisme tersebut secara makroskopis adalah adanya
perbaikan areal dan volumetric sweep efficiency/ yaitu dengan perubahan mobilitas
ratio atau perubahan permeabilitas minyak-air. -edangkan secara mikroskopis adalah
merubah minyak yang tidak dapat bergerak ;immobile< dalam media berpori menjadi
dapat bergerak ;mobile</ yaitu dengan emulsifikasi dan penurunan tegangan
permukaan.
68
". Penurunan Tegangan "ntarmuka
"aber dkk membuat hubungan antara perubahan bilangan kapiler dengan
perubahan saturasi minyak. Bilangan kapiler didefinisikan dengan persamaan sebagai
berikut :

V
Nc =
................................................................................................;3.!<
Pada injeksi air/ harga bilangan kapiler sekitar !9
-6
. ,ntuk meningkatakan perolehan
minyak/ maka harga ini harus dinaikkan menjadi lebih besar dari !9
-&
. Bila viskositas
dan kecepatan konstan/ maka untuk menaikkan bilangan kapiler dilakukan dengan
menurunkan tegangan antarmuka sampai ribuan kali atau lebih. (ebanyakan minyak
mempunyai tegangan antar muka '4 dyne=cm/ sedang dengan injeksi alkalin dapat
mencapai 9/99! dyne=cm.
$ekanisme ini berkaitan dengan bilangan asam/ gravitasi dan viscositas.
Bilangan asam adalah sejumlah miligram (alium hidroksida ;(*H< yang diperlukan
untuk menetralisasikan satu gram minyak mentah ;ph menjadi 8.9<. ,ntuk hasil yang
baik setidaknya mempunyai bilangan asam 9/4 mg (*H=gr minyak mentah atau lebih.
B. &mulsi'ikasi
Pada pH/ konsentrasi )a*H dan salinitas yang optimum serta konsentrasi asam
pada minyak di reservoir uang mencukupi/ akan menyebabkan terjadinya emulsifikasi
di formasi. Hasil penelitian laboratorium menunjukkan bah5a dengan menginjeksikan
emulsi minyak dalam air ;water in oil emulsion< hasilnya akan lebih baik dibanding
injeksi dengan air. Peningkatan perolehan minyak yang sama dapat terjadi kalu emulsi
tersebut dapat dibangkitkan di formasi.
#da dua sistem pengaliran emulsi/ yaitu emulsifikasi entrainment ;emulsifikasi
dan penderetan< serta emulsifikasi entrapment ;emulsifikasi dan penjebakan<.
Emulsifikasi entrainment yaitu bila emulsi yang terjadi akibat reaksi )a*H dengan
minyak di reservoir/ kemudian emulsi tersebut masuk ke dalam air injeksi dan
mengalir bersamanya sebagai minyak-minyak yang halus. #lkalin mempunyai sifat
dapat mencegah minyak menempel pada permukaan pasir. (ondisi tersebut diperlukan
selama penderetan kontinyu terjadi untuk mempertahankan tegangan antar muka yang
rendah saat campuran bergerak mele5ati reservoir.
6>
Emulsifikasi entrapment yaitu bila emulsi tersebut selama proses pengalirannya
ada sebagaian yang terperangkap kembali sehingga sedikit menghambat bergeraknya
air injeksi/ dam mobility air injeksi menjadi berkurang. $aka akan memperbaiki
efisiensi penyapuan vertikal dan horisontal.
(euntungan lain pada emulsifikasi ini adalah sifat pergerakan front-nya seperti
terlihat pada gambar 3.3&.
!. Bersamaan dengan terjadinya perubahan kebasahan dari water-wet menjadi oil
5et/ di dekat front bagian belakang yang mengandung sedikit emulsi akan
terbentuk film ;lamella< ;gambar 3.3&a.<.
'. "erbentuknya lamella akan menghambat aliran injeksi pada pori-pori/
mengakibatkan gradien tekanan yang besar di belakang front ;gambar 3.3&b.<.
3. Pada saat lamella melalui kerongkongan pori/ ia akan pecah/ menjadikan gradien
saturasi yang tajam di daerah front ;gambar 3.3&c.<.
Bila ketiga proses diatas digambatkan secara mikroskopis seperti ;gambar 3.3&d<
6?
ambar 3.3&.
"ekanan .an .istribusi 6luida .alam (olom Pasir Pada +njeksi #lkalin
!>
C. Per(a)an Ke(asa)an
"enaga kapiler cenderung untuk menahan minyak pada media berpori. Hal ini
dapat dikurangi/ dihilangkan atau diubah dengan mekanisme perubahan kebasahan..
Pada injeksi alkalin ada dua kemungkinan terjadinya perubahan kebasahan/ yaitu
perubahan kebasahan dari water-wet menjadi oil-wet dan sebaliknya.
!. Perubahan kebasahan dari water-wet menjadi oil-wet
$ekanisme yang terjadi pada perubahan kebasahan dari 5ater-5et menjadi oil-
wet/ sebagai berikut :
ambar 3.34.
89
$ekanisme Pergerakan $inyak 0esidual .engan Peubahan (ebasahan
3
a. Pada saat konsentrasi 2at perubah kebasahan naik/ batuan water-wet berubah jadi
oil-wet/ akibatnya tenaga kapiler akan mendorong minyak pada kerongkongan pori
yang lebih sempit ;gambar 3.34a.<.
b. Pada saat yang bersamaan 2at perubah itu akan menurunkan tegangan antarmuka/
akibatnya minyak akan pecah dan menjalar sepanjang kerongkongan pori ;gambar
3.34b.<
c. Bila 2at perubah kebasahan tersebut turun/ batuan mulai berubah lagi menuju
water-wet sehingga mengakibatkan minyak menjadi retak-retak sepanjang
kerongkongan pori ;gambar 3.34c<.
d. Bila batuan tadi sudah menjadi 5ater-5et kembali/ maka minyak yang retak-retak
akan pecah dan lepas dari batuan/ kemudian mengalir melalui kerongkongan pori
bersama air injeksi ;gambar 3.34d<.
'. Perubahan kebasahan oil-wet menjadi water-wet
Banyak peneliti yang menyatakan bah5a kenaikan perolhan minyak pada
perubahan kebasahan adalah dari oil-wet menjadi water-wet. Hal penting pada
perubahan kebasahan ini adalah perubahan permeabilitas relatif minyak dan air yang
menyertainya/ dimana hal ini akan membantu terhadap perbaikan mobilty ratio
penginjeksian atau akan menurunkan @*0/ sehingga terjadi kenaikan perolehan
minyak.
D. Pele(uran Rigi* #nter'a*ial Film.
Beberapa hidrokarbon mempunyai kecenderungan untuk membetuk rigid
interfacial film. 6ilm ini akan hancur dan masuk ke dalam minyak/ tetapi prosesnya
sangat lambat. Bila film ini masuk ke dalam ruang pori yang kecil/ maka ia akan
melipat membentuk simpul-simpul yang mengakibatkan minyak tidak dapat keluar
dari media berpori. .engan injeksi alkalin/ padatn film akan pecah atau larut terba5a
gerakan minyak sisa.
Perilaku Reservoir Setela) #n$eksi "lkalin
8!
Perilaku reservoir setelah injeksi alkalin dapat dilihat pada gambar 3.36. -eperti
halnya injeksi kimia yang lain/ perilaku reservoir yang baik akan didapat jika semua
parameter bersangkutan sesuai untuk injeksi alkalin.
ambar 3.36.
Perilaku 0eservoir -etelah +njeksi #lkalin
!6
Perolehan minyak tambahan yang dapat diharapkan adalah sekitar 4 A/ atau ultimate
recovery dengan memakai injeksi alkalin adalah 68 A dari minyak mula-mula ;**+P<.
Perolehan minyak dapat tinggi jika ukuran slope yang diinjeksikan ke dalam reservoir
adalah jumlah yang optimal dan @*0 produksi dengan injeksi alkalin akan turun
selama masa injeksi.
%.2.2. #n$eksi Polimer
+njeksi polimer pada dasarnya merupakan injeksi air yang disempurnakan.
Penambahan polimer ke dalam air injeksi dimaksudkan untuk memperbaiki sifat
fluida pendesak/ dengan harapan perolehan minyaknya akan lebih besar.
8'
%.2.2.1. Karakteristik Polimer
(arakteristik polimer diantaranya terdiri dari kimia5i polimer/ rheologi dan
ukuran polimer.
". Kimia+i Polimer
#da dua tipe dasar polimer yang saat ini banyak digunakan untuk B*0 yaitu
polisakarida dan poliakrilamida. :enis polisakarida yang digunakan dalam B*0 adalah
xanthangum yang dihasilkan dari akuifitas bakteri xanthomonas campetris. -truktur
kimia5inya sebagai berikut :
-edangkan molekul poliakrilamida terbentuk rantai panjang molekul-molekul
monomer akrilamid. -atuan dasar akrilamida memiliki rumus dasar sebagai berikut :

Polimer umumnya dimodifikasi secra kimia dengan cara hidrolisis.
B. R)eologi
1arutan polimer yang terdiri atas molekul-molekul raksasa merupakan fluida non
Newtonion/ sehingga kelkuan alirannya terlalu kompleks untuk dinyatakan dalam satu
parameter/ yaitu viskositas. 0heologi larutan meliputi :
Viscoelastisitas dan elaxation time
#liran laminer
$engalir dengan arus longitudinal
.alam hubungannya dengan penurunan permeabililtas dikenal faktor resistensi ;0
yang mengukur pengurangan mobilitas. Harga 0 dipengaruhi oleh konsentrasi
polimer. -ecara matematis 0 dinyatakan sebagai berikut :
83
p p
w w
p
w
k
k
R

=
=
= =
...........................................................................................;3.'<
C. ,kuran Polimer
,kuran polimer dapat ditentukan secara matematis atau melakukan percobaan.
6lory ;!?43< merumuskan untuk polimer non-ionik :
'
!
'
< ; > W r =

...........................................................................................;3.3<
-edangkan untuk polimer linier :
' '
6

= s r
.............................................................................................;3.&<
dimana:
@ 7 berat molekul polimer
7 viscositas minyak intrinsik
7
s
s
c c

9
lim
s 7 radius putaran molekul polimer.
7 viscositas larutan polimer.
s 7 viscositas pelarut.
c 7 konsentrasi polimer.
%.2.2.2. ekanisme Pendesakan
-eperti halnya pada metode lainnya dalam proyek peningkatan perolehan
minyak/ maka saat fluida diinjeksikan masuk ke dalam sumur dan kontak pertama
terjadi maka mekanisme mulai bekerja. .engan adanya penambahan sejumlah polimer
ke dalam air/ akan meningkatkan viskositas air sebagai fluida pendesak/ sehingga
mobilitas air sendiri menjadi lebih kecil dari semula dengan demikian mekanisme
pendesakan menjadi lebih efektif.
Polimer ini berfungsi untuk meningkatkan efisiensi penyapuan dan invasi/
sehingga -or yang terakumulasi dalam media pori yang lebih kecil akan dapat lebih
8&
tersapu dan terdesak. .alam usaha proyek polimer flooding ini membutuhkan analisa
dan kriteria yang tepat terhadap suatu reservoir/ oleh karena itu studi pendahuluan
merupakan faktor yang penting.
ambar 3.38.
$ekanisme +njeksi Polimer
3
%.2.2.%. Pelaksanaan Di Lapangan
Pelaksanaan operasi injeksi polimer di lapangan pada garis besarnya dibagi
menjadi dua/ yaitu sistem pencampuran polimer dan sistem injeksi polimer.
". Sistem Pen*ampuran Polimer
Pencampuran polimer umumnya dilakukan di dalam fasilitas pencampur seperti
ditunjukkan pada gambar 3.3>. Bagian utama dari peralatan ini adalah pencampur
;mixer< polimer kering/ yang mengukur butiran dan serbuk polimer di dalam pengatur
aliran air untuk memberikan dispersi yang seragam. Persiapan ini menyebabkan
polimer kontak dengan aliran air yang berputar ;swirling stream< didalam alat funnel-
shaped. :enis merk dagang pera5atan tersebut itu adalah #%* dan Dow mixer. 1aju
feed polimer untuk pencampuran diatur dengan sebuah speed feed anger. 1aju alir
perlu diatur untuk memberikan kebutuhan percampuran di dalam funnel. #ir yang
tersisa setelah tercapai konsentrasi polimer yang diinginkan dimasukkan ke dalam
pencampur sebagi aliran by pass yang bercampur dengan dispersi polimer dibagian
ba5ah alat pencampur ;mixer<.
Perlakuan terhadap polimer kering yang disimpan di dalam feed hopper
umumnya dilakukan dengan salah satu jarak sebagai berikut. .alam skala operasi
kecil/ karung-karung seberat 49 pounds polimer dimasukkan ke dalam feed hoper atau
ke dalam storage bin dan dialirkan ke feed hoper secara pneumatik ;pompa angin<.
84
ambar 3.3>.
.iagram Peralatan Pencampur Polimer (ering
!6
(arena laju larutan polimer yang berkonsentrasi tinggi begitu lambat/ dibutuhkan
tangki-tangki pencampur yang relatif besar di bagian ba5ah. "angki-tangki ini
biasanya di isi dengan nitrogen untuk mengeluarkan oCigen yang berasal dari udara.
+ni juga adalah tempat yang biasanya untuk memasukkan pemakan oksigen ;oxygen
scavenger< atau biosida bila dirasa diperlukan. Polimer yang telah tercampur dalam
tangki diinjeksikan secara langsung dengan menggunakan pompa jenis positive
displacement. :ika dikha5atirkan akan terjadi penyumbatan permukaan ;face
plugging< di sumur injeksi/ well head cartridge filter bisa digunakan untuk
memastikan polimer yang telah diinjeksikan tidak terdapat penggumpalan gel dari
polimer dengan konsentrasi tinggi.
Persiapan larutan polimer dari polimer emulsi atau dari persediaan tidak begitu
kompleks. Hanya dibutuhkan pengukuran air dan penambahan 2at-2at kimia. %airan
polimer seringkali dapat disempurnakan dengan miCer statis atau miCer in-line tanpa
memakai tangki pencampur yang besar. (onsentrasi polimer yang tinggi disimpan di
dalam sebuah tangki dengan menggunakan pompa dengan ukuran untuk mengontrol
kecepatan polimer yang masuk ke dalam miCer.
86
B. Sistim #n$eksi Polimer
+njeksi fluida ke dalam reservoir melalui beberapa sumur umumnya dilakukan
dengan memakai sistim manifold. ambar 3.3?. menggambarkan sistim yang
sederhana. (arena umumnya digunakan pompa positive displacement untuk
menginjeksikan fluida ke dalam reservoir/ laju aliran volumetris totoal dapat dikontrol
untuk melihat program injeksi secara keseluruhan. "anpa alat pengontrol aliran pada
masing-masing sumur/ aliran relatif dapat ditentukan dengan flow resistance ;daya
tahan aliran< dalam masing-masing sumur injeksi. ,ntuk mengimbangi injeksi yang
terkontrol/ dibutuhkan jenis kontrol aliran pada masing-masing sumur. .alam
beberapa kasus/ jika fluida yang diinjeksikan adalah air atau slug tercampur ;miscible
slug</ throttling valve sederhanadapat untuk mengatur aliran fluida. :ika sejumlah
sumur menerima fluida dari satu pompa dalam jumlah besar/ alat-alat pengontrol
tersebut menjadi tidak stabil karena seluruh sistim saling berhubungan. Perubahan
sedikit saja dari alat throttling ;katup penyumbat< pada satu sumur menyebabkan
perubahan aliran di semua sumur yang lain karena laju alir total tetap konstan. )amun
sistim ini tetap bekerja jika cukup monitoring terhadap laju injeksi pada masing-
masing sumur.
+njeksi polimer polycrylamide memerlukan larutan khusus dalam masalah
pengontrolan laju injeksi. Polimer-polimer tersebut rentan terhadap penurunan shear
pada saat mele5ati throttling valve. %ara yang umumya digunakan untuk mengontrol
rate ;kecepatan< adalah penempatan tubing panjang dengan diameter relatif kecil.
(arena polimer-polimer sedikit sensitif terhadap viscous shear daripada viscoelastic
shear di dalam pipa orifice atau peralatan yang serupa/ tubing-tubing tersebut
menyempurnakan sasaran ;tujuan< kontrol aliran tanpa menurunkan kualitas polimer.
.iameter tubing dihitung berdasarkan shear rate untuk laju alir yang diinginkan/
sedangkan panjang coil ;tubing< dihitung berdasarkan tekanan yang harus dihilangkan
sebelum memasukkan
5ellhead.
88
ambar 3.3?.
.iagram -istim $anifold ,ntuk .istribusi 6luida +njeksi
!6
%.2.2.-. Perilaku Reservoir Setela) Diin$eksikan Polimer
Bila karakteristik reservoir telah cocok untuk injeksi polimer/ diharapkan
perilaku reservoir setelah injeksi polimer mempunyai hasil yang baik. .ari data-data
di lapangan yang telah berhasil dilakukan injeksi kimia dapat menggambarkan
perilaku reservoir setelah injeksi kimia.
Perolehan minyak tambahan yang dapat diharapkan dari injeksi polimer adalah
kira-kira sebesar 4A dari residual oil reserves. -edangkan untuk sumur-sumur
produksi reservoir minyak dengan solution gas drive/ perolehan minyak bertambah
kira-kira '4A. .an untuk sumur-sumur produksi dengan water drive/ injeksi gas atau
gravity drainage perolehan minyak yang dapat dihasilkan sekitar !4 A. Perolehan
minyak ini lebih besar daripada menggunakan injeksi air konvensional.
1aju produksi minyak bertambah dari a5al dilakukannya proses injeksi polimer.
Water cut dari sumur produksi dapat diturunkan/ sedangkan @*0 ;water oil ratio<
berkurang dengan banyak selama proses injeksi polimer sekitar 66A dari **+P
;original oil in place<. (arakterisitik reservoir setelah injeksi polimer dapat dilihat
pada ambar 3.&9. di ba5ah.
8>
ambar 3.&9.
(arakteristik 0eservoir -etelah +njeksi Polimer
!6
%.2.%. #n$eksi Sur'a*tant
+njeksi surfactant bertujuan untuk menurunkan tegangan antarmuka dan
mendesak minyak yang tidak terdesak hanya dengan menggunakan pendorong air.
:adi efisiensi injeksi meningkat sesuai dengan penurunan tagangan antarmuka ;1%
,ren D BH 6ahmy<.
*jeda et al ;!?4&< mengidentifikasikan parameter-parameter penting yang
menentukan kinerja injeksi surfaktan/ yaitu :
!. eometri pori.
'. "egangan antarmuka.
3. (ebasahan atau sudut kontak.
&. P atau P=1.
4. (arakteristik perpindahan kromatografi surfactant pada sistim tertentu.
%.2.%.1. Pertim(angan dan Batasan Pemakaian Sur'a*tant
.asar pertimbangan yang diguankan untuk memilih metoda pendesakan
surfactant pada suatu reservoir/ yang diperoleh dari data empiris diantaranya meliputi :
!. -ifat fisik fluida reservoir yang terdiri dari : gravity minyak/ viskositas minyak/
komposisi dan kandugan kloridanya.
'. -ifat fisik batuan reservoir yang terdiri dari : saturasi minyak sisa/ tipe formasinya/
ketebalan/ kedalaman/ permeabilitas rata-rata dan temperaturnya.
-edangkan syarat-syarat dan batasan-batasan yang digunakan dalam pemilihan
metoda pendesakan surfactant dapat dirinci sebagai berikut :
!. (ualitas crude oil
8?
ravity E '4 #P+
Fiskositas G 39 cp
(andungan klorida G '9999 ppm
(omposisi diutamakan minyak menengah ringan ;1ight +ntermediate<
'. -urfactant dan polimer
,kuran dari slug adalah 4 H !4A dari volume pori ;PF< untuk sistim surfactant
yang tinggi konsentrasinya sedangkan untuk yang rendah besarnya !4 H
49A dari volume pori ;PF<.
(onsentrasi polimer berkisar antara 499 H '999 mg=i
Folume polimer yang diinjeksikan kira-kira 49A dari volume pori.
3. (ondisi reservoir
-aturasi minyak E39A PF
"ipe fomasi diutamakan sandstone
(etebalan formasi E !9 ft
Permeabilitas E '9 md
(edalaman G >999 ft
"emperatur G !84 6
&. Batasan lain
Penyapuan areal oleh 5ater floding sebelum injeksi surfactant diusahakan lebih
besar dari 49A
.iusahakan formasi yang homogen
"idak terlalu banyak mengandung annydrite/ pysum atau clay.
-alinitas lebih kecil dari '9999 ppm dan kandungan ion divale ;%a dan $g<
lebih kecil dari 499 ppm.
%.2.%.2. Ba)an.Ba)an /ang Digunakan Dalam #n$eksi Sur'a*tant
Penentuan (uantitas dan kualitas surfactant yang digunakan untuk injeksi perlu
diketahui agar residu oil yang tertinggal bisa didesak dan diproduksikan dengan cara
menurunkan tegangan permukaan minyak- air. ,ntuk memperbaiki kondisi reservoir
yang tidak diharapkan/ yang dapat menghambat operasi injeksi surfactant/ maka perlu
ditambahkan bahan-bahan kimia lain seperti kosurfactant dan larutan )a%l. -etelah
>9
kuantitas dan kualitas surfactant serta aditive ditentukan/ maka dilakukan
pencampuran larutan. 1arutan in dapat berbentuk larutan biasa atau dalam bentuk
microemulsion.
". Klasi'ikasi Sur'a*tant
-urfactant dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok/ yaitu :
!. #nion
!.!. aram-#sam %arboCylic
a. aram sodium dan potasium dari asam lemak rantai lurus ;soaps<.
b. aram sodium dan potasium dari asam lemak minyak kelapa.
c. aram sodium dan potasium dari asam minyak tall.
d. aram amine.
e. #cylated polypeptides.
!.'. aram #sam -ulfonat
a. 1inear alkyl ben2en sulfonat ;1#-<.
b. Hygher alkyl ben2en sulfonat.
c. Ben2en/ toluen/ Cylen dan cumenesulfonat
d. 1ignusulfonat.
e. Petroleum sulfonat
f. )-acyl-n-alkyltaurates.
g. Parafin sulfonat ;-#-<. -econdary n-alkyltaurates.
h. #lfa olefin sulfonat ;#*-<.
i. Bster sulfosuccinate.
j. #lkyl napthalen sulfonat.
k. +sethionates.
l. aram ester dari phosporic dan polyphosporic.
m. Perfluorinated anion.
'. (ation
a. #mine rantai panjang dan garam-garamnya.
b. .iamines dan polyamines dan garam-garamnya.
c. aram Iuartenary #mmonium.
d. PolyoCythelenated #mine rantai panjang.
>!
e. Iuarterni2ed PolyoCythelenated rantai panjang.
f. #mine *Cides.
3. )onion
a. PolyoCythelenated #lkylphenols/ alkylphenol ethoCylates.
b. PolyoCythelenated rantai lurus alkohol/ alkohol ethoCylates.
c. PolyoCythelenated mercaptans
d. 0antai panjang asam Bster %arboCylic.
e. #lakanolamine kondensat/ #lkanolamides.
f. "ertiery #cetylenic licol.
&. #mphoterik
-urfactant jenis ini mengandung dua atau lebih aspek jenis lain. -ebagai contoh
amphoterik mungkin mengandung anion group dan non polar group. -urfactant jenis
ini tidak pernah digunakan dalam perolehan minyak. Jang termasuk ke dalam
surfactant ini adalah jenis-jenis aminocarboCylic.
B. Kuantitas Dan Kualitas Ba)an Sur'a*tant
Penentuan kuantitas bahan surfactant adalah penentuan volume surfactant yang
dibutuhkan dalam pendesakan. -lug surfactant yang digunakan ini jangan terlalu
banyak karena tidak ekonomis dan sebaliknya jangan terlalu sedikit karena
mengakibatkan permukaan minyak tidak semuanya dilalui.
-edangkan yang dimaksud dengan kualitas surfactant adalah efektivitas kerja
dari surfactant untuk menurunkan tegangan permukaan antara minyak-air. Bahan
utama dari surfactant ini adalah petroleum sulfonat/ dimana 2at ini dihasilkan dari
sulfonatisasi minyak mentah.
-urfactant didefinisikan sebagai molekul yang mencari tempat diantara dua
cairan yang tidak dapat bercampur dan mempunyai kemampuan untuk mengubah
kondisi. -urfactant yang mempunyai daya afinitas yang kuat terhadap minyak disebut
oil-soluble ;mahagony< sedangkan surfactant yang mempunyai daya afinitas yang kuat
terhadap air disebut water soluble ;green acid<. Petroleum sulfonate mempunyai daya
afinitas terhadap air dan minyak.
(ualitas surfactant oleh parameter berat ekivalen. -emakin besar berat
ekivalennya/ maka efektivitas kerjanya semakin baik/ dan sebaliknya. -urfactant
>'
dengan berat ekivalen yang terlalu besar maupun kecil tidak efektif sebagai bahan
dasar injeksi surfactant. Berat ekivalen surfactant yang menghasilkan recovery minyak
tertinggi adalah antara 384 sampai &84.
C. Pelarut dan "ditive
Pelarut utama surfactant adalah air dan minyak. -ulfonate yang merupakan hasil
industri penyulingan suatu campuran 2at-2at kimia disebut etroleum !eedstock/
dilarutkan dalam minyak atau air sehingga membentuk micele-micele yang
merupakan microemulsion dalam air atau minyak. $icele-micele berfungsi sebagai
medium yang miscible baik terhadap minyak atau air. 1arutan yang menggunakan air
atau minyak sebagai pelarutnya/ tergantung pada bentuk larutan yang dikehendaki/
apakah a3ueous solution atau microemulsion ;oil-external atau water-external
microemulsion<. .alam sistem a"ueous solution/ pelarut utamanya adalah air.
-edangkan untuk oil-external adalah minyak/ dan water-external pelarut utamanya
adalah air. -ebagai 2at tambahan dalam slug surfactant digunakan kosurfactant/
umumnya adalah alkohol. (osurfactant sering digunakan karena mrmpunyai banyak
fungsi dalam sistem pendesakan/ antara lain viscositas larutan dapat diatur dengan
kosurfactant untuk kontrol mobilitas. .ari pengalaman di lapangan/ penggunaan
kosurfactant ini dapat meningkatkan recovery minyak sampai '9 A. Hal ini
disebabkan karena selain ikut mendesak/ kosurfactant turut melarutkan minyak.
Kat tambahan lain yang sering digunakan adalah larutan elektrolit )a%l yang
digunakan sebagai preflush/ untuk menggerakkan air formasi yang tidak compatible
dengan komposisi slug surfactant.
D. Sistem Pen*ampuran
,ntuk mencampur komponen-komponen menjadi slug surfactant/ diperlukan
sistem penanganan yang tepat/ antara lain harus memakai 5ater treatment dan sistem
pencampuran slug surfactant. 6asilitas water treatment diperlukan untuk
menghilangkan kation-kation yang merugikan seperti %a
'L
/ $g
'L
dan ion besi dengan
ion-ion natrium dari pelembut air ;water softener<.
%.2.%.%. 0aria(el.0aria(el /ang empengaru)i #n$eksi Sur'a*tant
>3
Fariabel-variabel yang mempengaruhi injeksi surfactant diantaranya adalah
adsorbsi/ konsentrasi slug surfactant/ clay/ salinitas.
". "dsor(si
Persoalan yang dijumpai pada injeksi surfactant adalah adsorbsi batuan reservoir
terhadap larutan surfactant. #dsorbsi batuan reservoir pada slug surfactant terjadi
akibat gaya tarik-menarik antra molekul-molekul surfactant dengan batuan reservoir
dan besarnya gaya ini tergantung dari besarnya afinitas batuan reservoir terhadap
surfactant. :ika adsorbsi yang terjadi kuat sekali/ maka surfactant yang ada dalam slug
surfactant menjadi menipis/ akibatnya kemampuan untuk menurunkan tegangan
permukaan minyak-air semakin menurun.
$ekanisme terjadinya adsorbsi adalah sebagai berikut/ surfactant yang dilarutkan
dalam air yang merupakan microemulsion diinjeksikan ke dalam reservoir. -lug
surfactant akan mempengaruhi tegangan permukaan minyak-air/ sekaligus akan
bersinggungan dengan permukaan butiran batuan. Pada saat terjadi persinggungan ini
molekul-molekul surfactant akan ditarik oleh molekul-molekul batuan reservoir dan
diendapkan pada permukaan batuan secara kontinyu sampai mencapai titik jenuh.
#kibatnya kualitas surfactant menurun karena terjadi adsorbsi sehingga
mengakibatkan fraksinasi/ yaitu pemisahan surfactant dengan berat ekivalen rendah
didepan dibandingkan dengan berat ekivalen tinggi.
B. Konsentrasi Slug Sur'a*tant
(onsentrasi surfactant juga berpengaruh besar terhadap terjadinya adsorbsi
batuan reservoir pada surfactant. $akin pekat konsentrasi surfactant yang digunakan/
maka akan semakin besar adsorbsi yang diakibatkannya mencapai titik jenuh.
C. Cla!
"erdapatnya clay dalam reservoir harus diperhitungkan karena clay dapat
menurunkan recovery minyak/ disebabkan oleh sifat clay yang suka air ;#yophile<
menyebabkan adsorbsi yang terjadi besar sekali. ,ntuk reservoir dengan salinitas
rendah/ peranan clay ini sangat dominan.
D. Salinitas
-alinitas air formasi berpengaruh terhadap penurunan tegangan permukaan
minyak-air oleh surfactant. ,ntuk konsentrasi garam-garam tertentu/ )a%l akan
>&
menyebabkan penurunan tegangan permukaan minyak-air tidak efektif lagi. Hal ini
disebabkan karena ikatan kimia yang membentuk )a%l adalah ikatan ion yang sangat
mudah terurai menjadi ion )a
L
dan ion %l
-
/ begitu juga halnya dengan molekul-
molekul surfactant..i dalam air ia akan mudah terurai menjadi ion 0-*3
-
dan H
L
.
(onsekuensinya bila pada operasi injeksi surfactant terdapat garam )a%l/ maka akan
membentuk H%l dan 0-*3)a/ dimana H%l dan 0-*3)a buakan merupakan 2at aktif
permukaan dan tidak dapat menurunkan tegangan permukaan minyak-air.
-elain mempengaruhi tegangan permukaan minyak-air/ garam )a%l juga
mengakibatkan fraksinasi surfactant yang lebih besar/ sampai batuan reservoir tersebut
mencapai titik jenuh.
ambar 3.&!.
.iagram -istem @ater "reatment
!8
>4
ambar 3.&'.
.iagram -istem Pencampuran -lug -urfactant
!8
%.2.%.-. Si'at Sur'a*tant Se(agai Ba)an #n$eksi &1R
-urfactant adalah bahan kimia yang molekulnya selalu mencari tempat diantara
dua fluida yang tidak mau bercampur dan surfactant mengikat kedua fluida tersebut
menjadi emulsi. -urfactant yang berada di dalam slug harus dibuat agar membentuk
micelle/ yaitu surfactant yang aktif dan mampu mengikat air dan minyak pada
konsentrasi tertentu. :ika konsentrasinya masih kecil/ maka campuran surfactant
tersebut masih berupa monomor ;belum aktif<. ,ntuk itu setiap slug perlu diketahui
%$%-nya ;$ritical %icelles $ocentration< yaitu konsentrasi tertentu/ sehingga
campuran surfactant yang semula monomor berubah menjadi micelle.
-urfactant yang umum dipakai dalam proses eksploitasi B*0 adalah -odium
sulfonate yang ionik bermuatan negatif. -edangkan jenis lain jarang dipakai. 1arutan
surfactant yang biasa digunakan di lapangan untuk pendesakan minyak sisa hasil
pendorongan air/ terdiri dari komponen surfactant/ air/ minyak dan alkohol sebagai
kosurfactant. %ampuran cairan surfactant ini diijeksikan ke dalam reservoir sebagai
>6
slug kemudian didorong oleh larutan polimer untuk memperbaiki mobilitas aliran/
selanjutnya diikuti pendorongan air agar hemat bahan polimer. -lug yang biasa
digunakan dari 4 H !4 A PF;Pore Folume</ diharapkan kemampuannya menghasilkan
tambahan perolehan diatas perolehan jika digunakan secondery recovery&
%.2.%.2. ekanisme Sur'a*tant Pada Sistem Fluida.Batuan Reservoir
1arutan surfactant yang merupakan microemulsion yang diinjeksikan ke dalam
reservoir/ mula-mula bersinggungan dengan permukaan gelembung-gelembung
minyak melalui film air yang tipis/ yang merupakan pembatas antara batuan reservoir
dan gelembung-gelembung minyak. -urfactant memulai perannya sebagai 2at aktif
permukaan untuk menurunkan tegangan permukaan minyak-air. Pertama sekali
molekul-molekul surfactant yang mempunyai rumus kimia 0-*3H akan terurai dalam
air menjadi ion-ion 0-*3
-
dan H
L
. +on-ion 0-*3
-
akan bersinggungan dengan
gelembung-gelembung minyak/ ia akan mempengaruhi ikatan antara molekul-molekul
minyak dan juga mempengaruhi adhesion tension antara gelembung-gelembung
minyak dengan batuan reservoir/ akibatnya ikatan antara gelembung-gelembung
minyak akan semakin besar dan adhesion tension semakin kecil sehingga terbentuk
oil bank didesak dan diproduksikan.
Pada operasi di lapangan/ setelah slug surfactant diinjeksikan kemudian diikuti
oleh larutan polimer. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya fingering dan
chanelling. (arena surfactant L kosurfactant harganya cukup mahal/ di satu pihak
polimer melindungi bank ini sehingga tidak terjadi fingering menerobos 2one minyak
dan di lain pihak melindungi surfactant bank dari terobosan air pendesak.
#gar slug surfactant efektivitasnya dalam mempengaruhi sifat kimia fisika sistem
fluida di dalam batuan reservoir dapat berjalan baik/ maka hal-hal diatas harus
diperhatikan. $isalnya mobilitas masing-masing larutan harus dikontrol. $obilitas
slug surfactant harus lebih kecil dari mobilitas minyak dan air didepannya.
%.2.%.3. Pelaksanaan Di Lapangan
Pelaksanaan di lapangan untuk injeksi surfactant meliputi sistem perlakuan
terhadap air injeksi/ sistem pencampuran slug surfactant dan sistem injeksi fluida.
>8
". Sistem Perlakuan Ter)adap "ir #n$eksi
6asilitas perlakuan terhadap air injeksi akan sangat bergantung pada persediaan
air untuk injeksi dan keperluan-keperluan lain. .alam beberapa kasus/ kebutuhan
perlakuan minimum terhadap filtrasi air dilakukan melalui penyaringan tekanan bumi
diatomaeous.
:ika air dipakai sebagai slug tercampur 'miscible slug( atau formasi polimer/
proses penyaringan air dilakukan dengan penukaran ion 5ater softener. 1angkah ini
digunakan untuk menghilangkan bermacam-macam kation pengganggu dengan ion-
ion sodium dari regin di dalam 5ater softener seperti diperlihatkan pada gambar 3.&3.
B. Sistem Per*ampuran Slug Sur'a*tant
(omponen-komponen slug tercampur ;miscible< mempunyai komposisi berbeda-
beda pada kebanyakan rumus-rumus dari micellar. (ebanyakan slug terdapat paling
sedikit terdiri dari empat komponen berbeda : petroleun sulfonat/ fasa cairan ;encer</
hidrokarbon dan kosurfactant. -emua komponen tersebut kecuali kosurfactant/ diukur
didalam tangki pencampur yang luas dimana mereka tercampur sampai menjadi
homogen/ seperti dapat dilihat pada gambar 3.&4.
ambar 3.&3.
.iagram -istem Perlakuan "erhadap #ir
!6
>>

a m
b ar
3.&&.
.iagram -istem Pencampuran -lug -urfactant
!6
6iltrasi diperlukan slug yang umumnya memanas sebelum dipompa mele5ati
filter. .engan memanaskan lebih dahulu mempunyai beberapa maksud/ menstabilkan
slug/ memperbaiki penyaringan yang menyebabkan turunnya viskositas slug dan
mengurangi kemungkinan terendapkannya parafin di dalam sumur injeksi. -etelah
filtrasi/ kosurfactant yang hampir selalu alkohol/ terukur di dalam slug. (osurfactant
menaikkan kesetabilan micellar dan secar serempak merubah viskositas untuk
memenuhi kebutuhan mobilitas di dalam reservoir. -lug tersebut biasanya
ditempatkan di dalam tangki penyimpanan preinjection sebelum diijeksikan di dalam
sumur. -ebuah pompa positive displacement digunakan untuk mengnjeksikan slug
pada laju alir seperti sebelumnya.
C. Sistem #n$eksi Fluida
+njeksi fluida ke dalam reservoir dengan melslui beberapa sumur umumnya
dilakukan dengan memakai sistem manifold. (arena biasanya digunakan pompa
positive displacement untuk menginjeksikan fluida di dalam reservoir/ laju aliran
volumetris total dapat dikontrol/ untuk melihat program injeksi secara keseluruhan.
ambar 3.&4. menggambarkan penginjeksian surfactant ke dalam reservoir suatu
lapangan.
>?
ambar 3.&4.
-istem Penginjeksian -urfactant
!6
"anpa alat pengontrol aliran pada masing-masing sumur/ aliran relatif ditentukan
dengan mengukur daya tahan aliran dalam aliran masing-masing sumur injeksi. ,ntuk
mengimbangi injeksi yang tak terkontrol/ dibutuhkan beberapa jenis kontrol aliran
pada masing-masing sumur. :ika fluida yang diinjeksikan adalah atau slug tercampur
'miscible slug(/ throttling valve sederhana cukup untuk mengukur aliran. :ka sejumlah
sumur mendapat fluida dari satu pompa dalam jumlah yang besar/ alat-alat pengontrol
dapat menjadi tidak stabil karena seluruh sistem saling berhubungan. Perubahan
sedikit saja pada pera5atan throttling pada sumur menyebabkan perubahan aliran di
sebuah sumur yang lainnya/ karena laju alir total tetap konstan. )amun sistem ini
tetap dapat bekerja jika cukup memonitoring terhadap laju injeksi pada masing-
masing sumur.
%.2.%.4. Perilaku Reservoir Setela) #n$eksi Sur'a*tant
Peilaku reservoir setelah injeksi surfactant pada dasarnya tidak dapat antara satu
reservoir dengan reservoir yang lain/ tergantung pada karakteristik reservoit tersebut
yang lebih sesuai atau tepat untuk pelaksanaan injeksi surfactant. )amun dari data-
?9
data yang diperoleh dari keberhasilan injeksi surfactant pada sumur-sumur produksi
yang telah dilakukan / dapat diambil perilaku reservoir setelah injeksi surfactant.
Perolehan minyak yang dapat mengharapkan dari injeksi surfactant adalah sekitar
adalah >' A dari **+P ;original oil in place< atau bahkan lebih jika dilakukan injeksi
surfactant di laboratorium dengan memakai model batu pasir. )amun keseluruhan
dari injeksi surfactant dapat dihasilkan perolehan minyak yang lebih besar dari pada
menggunakan injeksi air konvensional. -edangkan perolehan tambahan adalah sekitar
!4A dari residual oil reserves. ,ntuk reservoir dengan kandungan minyak kental atau
reservoir minyak berat perolehan yang mungkin didapat adalah sekitar 39A. ,ntuk
reservoir minyak dengan solution gas drive perolehan yang dapat diharapkan lebih
kecil/ yaitu sekitar !4 A dan untuk reservoir minyak dengan 5ater drive injeksi gas
atau gravity drainage sekitar !9 A.
Perolehan minyak bertambah jika ukuran buffer mobilitas semakin besar. .ari
percobaan diketahui bah5a perolehan minyak maCimum dengan injeksi surfactant
terjadi pada harga salinitas yang optimal ;gambar 3.&6.<
ambar 3.&6.
(arakteristik 0eservoir -etelah +njeksi -urfactant
!6
?!

Anda mungkin juga menyukai