Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PENGARUH HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, DAN

VARIANSI RETURN SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PADA MASA


SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT
( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listing

di BEI pada Periode 2003-2009)





Agung Nur Isra Ciptaningsih

Jurusan Manajemen Keuangan

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

2010





ABSTRAK



Fenomena bid ask spread menjadi pertimbangan bagi para investor dalam
menginvestasikan dananya pada perusahaan manufaktur. Dengan mengetahui bid
ask spread serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan investor dapat
memperkecil tingkat risiko kerugian dan memperbesar tingkat keuntungan dalm
berinvestasi. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga
saham, volume perdagangan, dan variansi return saham terhadap bid ask spread
pada masa sebelum dan sesudah stock split.
Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling
dengan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada periode
2003-2009 yang melakukan stock split. Adapun jumlah perusahan manufaktur
yang melakukan hal tersebut sebanyak 44 perusahaan. Hipotesis ini diuji dengan
menggunakan model regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan
pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas,
dan uji autokorelasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji asumsi
klasik menunjukkan model regresi penelitian ini terdistribusi secara normal, bebas



multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil pengujian ini secara
parsial (uji t) menjelaskan bahwa Harga saham memiliki pengaruh negatif tetapi
tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,185. Volume perdagangan
memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0.
Varian return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread sebesar
0,0. Dummy sebelum/ sesudah stock split berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,239.
Secara simultan (uji F) diketahui bahwa secara bersama-sama variabel harga
saham, volume perdagangan, varian return saham, dan stock split berpengaruh
signifikan terhadap tingkat bid ask spread dengan signifikansi sebesar 0,000.




Kata kunci : Harga Saham, Volume Perdagangan, Varian Return Saham, Dummy

Sebelum/ Sesudah Stock Split, dan Tingkat Bid Ask Spread



I LATAR BELAKANG

Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki
fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai
media alternatif dan penghimpun dana (Suad Husnan, 1994:1). Salah satu yang
mendasari investor untuk berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan
yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah. Untuk memperoleh hal tersebut
investor harus memiliki informasi mengenai kinerja perusahaan sehingga terlihat
prospek kedepan perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan yang bagus dapat
terlihat dari tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas dipengaruhi
oleh diantaranya harga saham, volume perdagangan, varians return saham, dan
tingkat bid ask spread.



Harga saham menjadi sangat penting bagi investor, dengan memperhatikan
perubahan harga saham mereka dapat membuat keputusan untuk berinvestasi atau
tidak. Apabila harga saham naik, maka saham aktif untuk diperdagangkan,
sedangkan jika harga saham turun maka akan tidak aktif untuk diperdagangkan.
Harga saham yang turun menyebabkan bid ask spread menurun, atau dapat
dikatakan harga saham memiliki hubungan negatif terhadap bid ask spread. Harga
saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread yang dikemukakan
Magdalena Nany bertentangan dengan Fitriani Akmila bahwa harga saham
berpengaruh positif terhadap bid ask spread.
Volume perdagangan menjadi pertimbangan investor yang hendak
memilih untuk membeli saham. Saham dengan volume perdagangan yang besar
memiliki bid ask spread kecil dibandingkan dengan saham yang memiliki volume
perdagangan yang kecil, karena menyebabkan bid ask spread besar. Hal ini dapat
dikatakan volume perdagangan memiliki hubungan negatif terhadap bid ask
spread. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap bid ask spread
yang dikemukakan oleh Ima Artafani bertentangan dengan Fitriati Akmila bahwa
volume perdagangan berpengaruh positif terhadap bid ask spread.
Varian return saham adalah varian dari return harian dari perubahan harga
saham. Dalam berinvestasi yang diharapkan investor adalah tingkat keuntungan
yang maksimal dengan risiko yang kecil. Risiko yang semakin rendah
mengakibatkan bid ask spread kecil, begitu pula sebaliknya jika risiko semakin
tinggi maka bid ask spread akan semakin besar. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa varian return saham memiliki hubungan negatif terhadap bid ask spread.



Varian return saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread yang
dikemukakan Ima Artafani bertentangan dengan Magdalena Nany bahwa varian
return saham berpengaruh positif terhadap bid ask spread.
Stock split atau pemecahan saham merupakan alternatif penghimpun dana
dari investor. Perusahaan yang melakukan stock split akan memiliki harga saham
lebih rendah, dibanding perusahan yang tidak melakukan stock split. Harga yang
rendah/ turun banyak menarik minat investor kecil untuk berinvestasi. Perusahaan
melakukan stock split untuk memberikan sinyal kepada publik prospek yang
bagus dimasa yang akan datang. Sehingga dapat dikatakan dummy sebelum dan
sesudah stock split berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Stock split
menyebabkan turunnya harga sehingga bid ask spread turun yang dikemukakan
Wang Sutrisno bertentangan dengan Usmara Altiza bahwa stock split
menyebabkan harga lebih mahal dan bid ask spread naik.



II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, Varian Return

Saham Terhadap Bid ask Spread

Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan
pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit
perusahaan (Lorie, Dodd, and Kimpton, 1985). ). Jika harga saham naik maka
saham aktif diperdagangkan, sedangkan jika harga saham turun maka saham
tidak aktif untuk diperdagangkan. Hal ini yang menyebabkan bid ask spread
turun, sehingga harga saham memiliki hubungan negatif dengan bid ask spread.



Volume perdagangan adalah jumlah satuan unit saham yang
diperjualbelikan dalam satu periode tertentu, biasanya harian. Menurut Jogiyanto
(1998), volume perdagangan adalah jumlah saham yang beredar mempengaruhi
tingkat volume perdagangan. Jika saham likuid maka bid ask spread akan
mengecil begitu pula sebaliknya jika saham tidak likuid maka bid ask spread
cenderung semakin besar. Dari uraian tersebut maka dapat dapat diketahui bahwa
volume perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap bid ask spread.
Varian return adalah varian dari return harian selama periode penelitian.
Varian return yang digunakan adalah rata-rata enam hari sebelum dan sesudah
stock split. Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu
dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan yang terbesar
dengan risiko terkecil. (Suad Husnan, 1997 : 169). Jika risiko semakin tinggi
maka bid ask spread besar, begitu pula sebaliknya. Berarti varian return saham
memiliki pengaruh negatif terhadap bid ask spread.
Menurut Tracker (1991:97) pemecahan saham adalah penempatan
sejumlah besar saham tambahan atas pemegang saham yang sudah ada, dimana
uang tunai tidak bersangkutan dalam transaksi ini. Latar belakang perusahaan
melakukan stock split dapat dijelaskan oleh dua teori, yaitu pertama, signaling
theory merumuskan bahwa stock split dianggap sebagai tindakan manajemen
untuk memberikan sinyal kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek
yang bagus di masa yang akan datang. Selain itu spread dapat bermanfaat dalam
memprediksi prestasi dari saham di masa yang akan datang. Dalam kamus
ekonomi spread memiliki makna perbedaan antara harga penawaran dan harga



yang ditawar oleh pembeli. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa dummy sebelum/ sesudah stock split dapat berpengaruh negatif terhadap
bid ask spread.
2.2 Penelitian Terdahulu

Fitriati Akmila dan Hadri Kusuma (2003), menguji pengaruh stock split
terhadap likuiditas saham dihitung berdasarkan bid ask spread. Sampel yang
digunakan adalah 45 emiten di BEI pada periode 1995 sampai 1997, dengan
variabel harga saham, volume perdagangan, dan bid ask spread. Hasil yang
dicapai likuiditas saham turun setelah terjadi stock split. Harga saham dan volume
perdagangan berpengaruh positif terhadap bid ask spread, dan bid ask spread
sebelum stock split berbeda secara signifikan dari bid ask spread sesudah stock
split.
Magdalena Nany dan M. Abdul Aris (2004) menguji stabilitas struktural
pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, dan volume
perdagangan saham terhadap bid ask spread pra dan pasca pengumuman laporan
keuangan. Saham-saham yang digunakan adalah saham yang termasuk LQ 45
bulan Februari sampai Juli tahun 1998 sampai dengan tahun 2001, dengan
variabel harga saham, return saham, varian return saham, volume perdagangan,
dan bid ask spread. Hasil yang dicapai adalah pengumuman laporan keuangan
tidak dapat mengubah struktur pengaruh harga saham, return saham, varian return
saham, dan volume perdagangan saham terhadap bid ask spread.
Ima Artafani (2009), menguji pengaruh volume perdagangan dan return
terhadap bid ask spread pada perusahaan go publik. Sampel yang digunakan 35



perusahaan manufaktur go publik yang mengumumkan laba pada tahun 2002-

2005, dengan variabel volume perdagangan, return saham, dan bid ask spread.
Hasi yang dicapai adalah volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap bid
ask spread, semakin tinggi volume perdagangan semakin kecil bid ask spread.
Return saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread, semakin tinggi return
semakin kecil bid ask spread begitu pula sebaliknya.
Agus Purwanto (2004) menguji pengaruh harga saham, volume
perdagangan, dan varian return terhadap bid ask spread pada masa sebelum dan
sesudah right issue pada periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2002.
Sampel yang digunakan 22 perusahaan yang melakukan kebijakan right issue, di
mana variabel yang digunakan harga saham, volume perdagangan, varian return,
dan spread. Hasil yang dicapai adalah secara parsial sebelum right issue dan
sesudah right issue harga saham tidak berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap spread. Sedangkan volume perdagangan berpengaruh negatif dan varian
return berpengaruh positif sebelum dan sesudah right issue ketiga variabel secara
simultan berpengaruh terhadap spread.
2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian menggambarkan hubungan dari variabel
independen, yaitu harga saham, volume perdagangan dan varian return saham, dan
dummy sebelum/sesudah stock split terhadap variabel dependen, yaitu bid ask
spread.



2.4 Hipotesis

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka hipotesis yang ditemukan
adalah sebagai berikut:
H1= Harga saham berpengaruh negatif terhadap Bid Ask Spread

H2= Volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap Bid Ask Spread.
H3= Varian return berpengaruh negatif terhadap Bid Ask Spread.
H4=Dummy Sebelum/ Sesudah Stock Split berpengaruh negatif terhadap Bid Ask

Spread.




III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek,
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999).
Variabel bebas identik dengan variabel penjelas atau independen atau
variabel yang mendahului (Indriantoro dan Bambang Supomo). Variabel ini
biasanya dianggap sebagai variabel independent, yaitu diantaranya harga saham,
volume perdagangan, varian return saham, dan dummy sebelum dan sesudah stock
split.
Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel bebas dan dapat disebut sebagai variabel konsekuensi (Indriantoro dan
Bambang Supomo, 1999). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya
adalah bid ask spread.



3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah:

1. Harga saham adalah harga penutupan (closing price) perdagangan harian
saham selama periode penelitian. Penelitian ini menggunakan harga rata-rata
sebelum dan sesudah stock split.
2. Volume perdagangan adalah volume perdagangan saham harian selama
periode penelitian. Volume perdagangan dihitung berdasarkan jumlah rata-rata
volume perdagangan harian saham enam hari sebelum dan sesudah stock split.
Rumus volume perdagangan:

TVA
jt

Jumlah Saham Perusahaan j yang Diperdagangkan pada Waktu t
Jumlah Saham Perusahaan j yang Beredar pada Waktu t

3. Varian return adalah varian dari return harian selama periode penelitian.

Varian return yang digunakan adalah rata-rata enam hari sebelum dan sesudah
stock split.
Rumus:
2
Ri E ( R)
2


4. Dummy sebelum/ sesudah Stock Split, dalam penelitian ini digunakan variabel
dummy, adapun untuk kategori 1= spread sesudah stock split dan 0=spread
sebelum stock split
5. Bid ask spread adalah spread pasar, yaitu selisih antara harga penawaran jual
terendah dengan harga permintaan beli tertinggi untuk saham tertentu terhadap
rata-rata harga jual terendah dan harga beli tertinggi. Spread yang digunakan
adalah rata-rata spread selama enam hari sebelum ada dan sesudah stock split.
2



Spread menurut Howe dan Lin (1992) dalam Akmila dan Kusuma (2003)

ditentukan sebagai berikut:
Rumus:


Bid Ask Spread




( Ask Bid )
1
( Ask Bid )

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2003 sampai 2009 yang
melakukan stock split. Adapun populasi dalam penelitian ini perusahaan
manufaktur sebanyak 139 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 44 perusahaan adalah sebagian dari populasi di mana diambil untuk
diteliti yang karakternya akan diduga. Sampel dalam penelitian ini diambil secara
purposive sampling, yaitu perusahaan yang melakukan stock split up.
3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti, diperoleh dari brosur perusahaan, majalah dan literatur-literatur.
3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Yaitu metode pengumpulan data di mana data diperoleh dari buku,
majalah, literatur-literatur, dan sebagainya. Data diperoleh dari buku, jurnal,
majalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variabel penelitian.
2. Internet



Yaitu metode pengumpulan data di mana data dan informasi diperoleh
dari situs website. Data yang diperoleh berupa data perusahaan yang
melakukan stock split dari www.jsx.co.id dan idx statistic 2010. Dan data
variabel yang berisi harga saham, volume perdagangan, frekuensi
perdagangan, index, dan IHSG dari Pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
3.5 Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian,
maka pengujian ini menggunakan pengujian asumsi klasik. Model regresi yang
diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (OLS) atau Ordinary Least Square.
Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari:
1. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa
uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas

Untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel bebas (Imam Ghozali, 2001). Cara untuk uji multikolinearitas dengan
melihat nilai variance inflation factor (VIF). Bila VIF lebih dari 10 maka
terjadi multikolinearitas, begitu pula sebaliknya kalau VIF di bawah 10 maka
hal tersebut tidak terjadi.
3. Uji Autokorelasi untuk menguji apakah dalam satuan model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan



kesalahan pengganggu periode sebelumnya (t-1) (Ghozali, 2005). Cara untuk
melakukan uji autokorelasi yaitu dengan uji Durbin Watson.
4. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui apakah model regresi layak dipakai untuk memprediksi
variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini
menggunakan uji Glejser.
3.6 Regresi Linier Berganda

Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda
karena menggunakan satu variabel terikat, yaitu spread dan tiga variabel bebas,
yaitu harga saham, volume perdagangan, dan varian return saham. Model yang
dikembangkan untuk pengujian adalah:
ln Bid Ask Spread = a +
1
ln Harga Saham+
2
ln Volume Perdagangan +
3

lnVarian Return +
4
Stock Split + e



3.7 Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Untuk menguji variabel yang berpengaruh (variabel independen)
terhadap variabel dependen secara individual (parsial) maka digunakan
uji t.
Rumus yang digunakan (Umar, 2004, hal 104):
t

B
1

Sb
1

t = Nilai t
hitung



B
1
= Koefisien Regresi

Sb
1
= Standar error/ kesalahan standat dari
koefisien regresi
awal



2. Uji F (Simultan)

Untuk menguji variabel yang berpengaruh (variabel
independen) secara bersamasama simultan terhadap variabel
dependen) maka digunakan uji F.



IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2003-2009, dengan sampel sebanyak 44 perusahaan.
Perkembangan industri manufaktur terus mengalami keterlambatan hingga
mencapai titik terendah pada triwulan ketiga tahun 2009, dengan pertumbuhan 1,3
persen. Semenjak tahun 2004 sampai
43
2008 ini Industri alat angkut-mesin-

peralatan menjadi cabang industri dengan laju pertumbuhan tertinggi sebesar

12,9%. Industri pupuk-kimia-barang dari karet menjadi cabang industri dengan
laju pertumbuhan tertinggi kedua, sebesar 6,23%. Laju pertumbuhan industri
manufaktur pada 2007 mencapai 9,7 persen, didukung oleh industri alat angkut,
mesin dan peralatan. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada 2006 yang
hanya 7,6 persen. Laju pertumbuhan itu karena meningkatnya permintaan
domestik dalam bentuk konsumsi privat dan investasi.
Perkembangan harga saham perusahaan manufaktur mengalami penurunan
seiring melonjaknya barang-barang dari china yang meledak dipasaran dengan
harga yang lebih murah dan dalam jumlah banyak. Perusahaan manufaktur



memerlukan penanganan untuk dapat menyaingi produk impor tersebut sehingga
dapat menarik kembali konsumen.
Perkembangan volume perdagangan yang semakin meningkat seperti
Industri pupuk karena banyak diuntungkan dengan naiknya harga minyak global,
terutama dari produk amoniak. Industri kimia berkembang terlihat dari semakin
banyaknya jumlah apotik di Indonesia. Industri barang dari karet menopang untuk
industri mobil dan sepeda motor, yang mengalami lonjakan pertumbuhan pada
tahun 2007. Industri alat angkut terkait dengan maraknya industri penerbangan
dan otomotif, yang mulai pulih karena meningkatnya daya beli konsumen. Sub
sektor lain seperti komunikasi dan transportasi udara berkembang selama lima
tahun terakhir masing-masing selalu tumbuh di atas 20 persen dan 10 persen.
Varian return saham merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan
investor, karena mereka menginginkan tingkat keuntungan yang maksimal dengan
tingkat risiko terkecil yang didapatkan. Return merupakan motivasi dan prinsip
yang penting dalam berinvestasi serta merupakan kunci memutuskan pilihan
alternatif investasinya.
Bid ask spread adalah selisih antara harga jual dan harga beli yang
mencerminkan kekuatan permintaan dan penawaran dari suatu saham. Bid ask
spread dipakai oleh investor sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan
untuk menahan atau menjual saham yang dimiliki. Bid ask spread diartikan oleh
investor sebagai selisih dari permintaan beli dengan penawaran jual, dimana
besarnya nilai didapat dari closing price ask bid pada hari kegiatan.



4.2 Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil pengujian maka dapat diketahui bahwa variabel harga
saham memliki nilai rata-rata sebesar 0,0389, standard deviasi sebesar 0,15686,
nilai minimum sebesar -0,33 dan maksimum sebesar 0,53. Variabel Volume
Perdagangan memiliki nilai rata-rata sebesar 206332,8, standard deviasi sebesar
631424,51642, nilai minimum sebesar 11,50,62 dan maksimum sebesar 36084,19.
Variabel Varian Return memiliki nilai rata-rata 724,1814, standard deviasi sebesar
1687,80526, minimum 3,72 dan maksimum 11555,83, Variabel stock split
memiliki nilai rata-rata 5,114, standard deviasi sebesar 0,50274, minimum 0,00
dan maksimum 1,00. Variabel bid ask spread memiliki nilai rata-rata 17,6501,
standard deviasi sebesar 54,74251, nilai minimum -13,01 dan maksimum sebesar
309,13.

4.3 Analisis data

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. berdasarkan
perhitungan menggunakan software SPSS Versi 15 didapatkan hasil, Asymp sig
sebesar 0,658 (>0,05), maka data dari semua data berdistribusi normal.
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau
pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.
Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan
nilai VIF di atas 10. Setiap analisa harus menentukan tingkat kolinearitas yang
masih dapat ditolerir. Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui bahwa
seluruh variabel tidak mengalami multikoliniearitas.



Uji Heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi
ketidaksaman variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain jika
variance dari residual pengamatan yang lain tetap maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda Heteroskedastisitas. Berdasarkan perhitungan
diketahui bahwa nilai koefisien regresi memiliki nilai signifikansi > 0,05 sehingga
variabel dalam penelitian ini tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu
(time series) atau antara space untuk data crossection. Berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan software SPSS V. 15, maka dapat diketahui Nilai
Durbin Watson sebesar 2,167 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunaan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 88 (n), maka di tabel
Durbin Watson akan didapatkan nilai sebesar 2,887. Oleh karena nilai Durbin
Watson 2,979 lebih besar dari batas atas (du) 2,887 maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan
perhitungan melalui komputer dengan menggunakan program SPSS (For
Windows Versi 15) diperoleh hasil regresi sebagai berikut:
Bid Ask Spread = 9,745 - 0,414 Harga Saham - 0,527 Volume

Perdagangan - 0,830 Varian Return - 0,528 Stock Split



Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Jika konstanta model regresi sebesar 9,745 yang menyatakan bahwa jika
tidak ada variabel harga saham, volume perdagangan, varian return, dan
stock split, maka tingkat bid ask spread sebesar 9,745.
2) Harga Saham tidak signifikan pada 0,185 dengan koefisien regresi sebesar

-0,414 yang membuktikan bahwa harga saham tidak berpengaruh
signifikan terhadap bid ask spread. Nilai koefisien regresi yang negatif
menunjukkan adanya hubungan negatif antara harga saham dengan bid ask
spread. Jika harga saham meningkat maka akan menurunkan bid ask
spread. Jika variabel volume perdagangan, varian return, dan stock split
dianggap konstan, maka setiap kenaikan harga saham akan mengakibatkan
menurunnya bid ask spread sebesar 18,5%.
3) Volume Perdagangan signifikan pada 0,0 dengan koefisien regresi -0,527
yang menjelaskan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan
terhadap bid ask spread. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan
adanya hubungan negatif antara volume perdagangan dengan bid ask
spread. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika volume perdagangan
meningkat maka akan mengakibatkan bid ask spread menurun. Jika
variabel harga saham, varian return, dan stock split dianggap konstan,
maka setiap kenaikan volume perdagangan akam mengakibatkan
menurunnya bid ask spread.
4) Varian return signifikan pada 0,0 dengan koefisien regresi -0,83 yang
menjelaskan bahwa varian return berpengaruh signifikan terhadap bid ask
spread. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya



hubungan yang negatif antara varian return dengan bid ask spread. Jika
variabel harga saham, volume perdagangan, dan stock split dianggap
konstan, maka setiap kenaikan varian return mengakibatkan menurunnya
bid ask spread.
5) Stock Split tidak signifikan pada 0,239 dengan koefisien regresi -0,528
yang menjelaskan bahwa stock split tidak signifikan terhadap bid ask
spread. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya
hubungan negatif antara stock split dengan bid ask spread. Jika variabel
harga saham, volume perdagangan, dan varian return dianggap konstan,
maka setiap kenaikan stock split mengakibatkan menurunnya bid ask
spread sebesar 23,9 %.
4.3.2 Pengujian Hipotesis

Uji t (t-test)

Dari hasil perhitungan didapat tingkat signifikansi harga saham sebesar

0,185. Ini berarti harga saham Ho diterima, artinya bahwa tidak ada pengaruh
sgnifikan antara harga saham terhadap bid ask spread. Tingkat signifikansi
Volume Perdagangan sebesar 0,000, berarti Ho ditolak, artinya ada pengaruh
signifikan antara volume perdagangan terhadap bid ask spread. Tingkat
signifikansi varian return sebesar 0,000, hal ini berarti Ho ditolak, artinya ada
pengaruh signifikan antara varian return terhadap bid ask spread. Tingkat
signifikansi stock split sebesar 0,239, ini berarti Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh antara dummy sebelum/ sesudah stock split terhadap bid ask spread.
Uji F



Hipotesis Pengaruh Harga Saham, Varian Return, Volume Perdagangan,
dan Stock Split terhadap Bid Ask Spread. Berdasarkan pengujian diketahui bahwa
nilai F
hitung
sebesar 14,240 dan signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) hal ini berarti
harga saham, varian return, volume perdagangan, dan dummy sebelum/ sesudah
stock split artinya harga saham, varian return, volume perdagangan, dan dummy
sebelum/sesudah stock split Ho ditolak, artinya ada pengaruh signifikan antara
harga saham, varian return dan volume perdagangan dan dummy sebelum/sesudah
stock split terhadap bid ask spread secara simultan.








V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Harga saham memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid
ask spread.
2. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap bid
ask spread.
3. Varian return memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask
spread.
4. Dummy sebelum/ sesudah Stocksplit berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap bid ask spread.



5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan antara
lain:
1. Diharapkan penelitian mendatang dapat lebih banyak menggunakan variasi
variabel yang lain yang sekiranya jika dilakukan pengujian memiliki pengaruh
yang signifikan, misalnya menambahkan variabel abnormal return.
2. Diharapkan penelitian mendatang dapat menggunakan evaluasi model yang
lain misalnya, metode Time Series yang berfungsi untuk mengetahui secara
detail setiap waktu yang berkaitan dengan perkembangan saham. Sedangkan
alternatif metode lain yang dapat digunakan adalah ARIMA, yaitu model
dalam SPSS yang digunakan untuk menghitung time series.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan investor dalam
pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal. Investor diharapkan
memperhatikan volume perdagangan dan varian return karena berpengaruh
terhadap tingkat bid ask spread. Informasi mengenai bid ask spread
mempengaruhi keputusan investor untuk menahan atau menjual saham yang
dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robbert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market), edisi satu, Jakarta : Mediasoft Indonesia

Husnan, Suad, 1994, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Sunariyah, 1997, Pengantar Pasar Modal, Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Umar Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Jakarta : Gramedia





Jogiyanto, Hartono, 1995, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edsi ketiga,
Yogyakarta : BPFE

Idx Statistik 2003-2009 dan Pojok BEI Universitas Diponegoro Semarang

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Semarang, : BP Universitas Diponegoro

J Fred Weston dan Eugene F. Brigham, 1990, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, edisi sembilan, Jakarta : Erlangga

Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha, dan Soffy Susilowati, 2000, Pengaruh
Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek
Jakarta, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, hal 1-13

Dr. Purbayu Budi Santosa, Msi., dan Ashari, SE, Akt, 2005, Analisis Statistik
dengan Microsoft Excel dan SPSS, edisi satu, Yogyakarta, ANDI

Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999, Pengaruh Stock Split terhadap
Likuiditas Saham Diukur dengan Besarnya Bid Ask Spread di Bursa
Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, volume 14 no 4 hal
93-110

Fitriati akmila dan Hadri Kusuma, 2003, The Effect of Stock Split on the Stock
Liquidity, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, volume 14 no 4 hal 93-110

Margareta Harsono, 2004, Analisis Stock Split : Dampaknya terhadap
Liquiditas Perdagangan dan Pendapatan Saham, BALANCE, volume 14

Marwata, 2000, Kinerja Keuangan, Harga Saham, dan Pemecahan Saham,
Seminar Nasional Akuntansi III halaman 751-769

Harian Umum Sinar Harapan, Jumat 21 Desember 2007 mengenai
Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia

Samsul, Mohammad, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, edisi ketiga,
Jakarta : Penerbit Erlangga

Floyd A., Beams, 2004, Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia, Jakarta :
Penerbit Salemba Empat

J. fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1999, Manajemen keuangan, edisi
kedelapan, Jakarta : Penerbit Erlangga



DAFTAR LAMPIRAN




Descriptives


Descriptive Statistics


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Harga Saham
Volume Perdagangan
Varian Return
Stocsplit
ask_bid_spread
Valid N (listwise)
88
88
88
88
88
88
-,33
11,50
3,72
,00
-13,01
,53
3608419
11555,83
1,00
309,13
,0389
206332,8
724,1814
,5114
17,6501
,15686
631424,51642
1687,80526
,50274
54,74251



NPar Tests


Descriptive Statistics


N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Unstandardized Residual 39 ,0000000 1,27192913 -1,86834 2,86061





One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N
Normal Parameters
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences
Positive

Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
39
,0000000
1,27192913
,117
,117
-,083
,732
,658
a.
Test distribution is Normal.
b.
Calculated from data.



REGRESI

Hasil Analisis Regresi Berganda



Model
Unstandardized
Coeffecients
Standardized
Coeffecients


t


Sig.

Collinearrity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
ln_harga saham
ln_volume perdagangan
ln_varian return saham
Stock split
9,745
-,414
-,527
-,830
-,528
1,558
,306
,099
,121
,441

-,144
-,614
-,787
-,128
6,255
-1,352
-5,321
-6,868
-1,199
,000
,185
,000
,000
,239

,968
,824
,837
,960

1,033
1,213
1,194
1,042
a. Development Variable : ln_bid ask spread

Sumber: Output SPSS



Uji Glejser


Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N
abs
ln_x1
ln_2
ln_x3
Stocsplit
1,0045
-1,9346
10,3352
4,9892
,5385
,76298
,72408
2,42452
1,97289
,50504
39
39
39
39
39


Correlations


abs ln_x1 ln_2 ln_x3 Stocsplit
Pearson Correlation abs
ln_x1
ln_2
ln_x3
Stocsplit
1,000
-,342
-,209
,143
-,103
-,342
1,000
,085
-,054
-,165
-,209
,085
1,000
-,400
-,117
,143
-,054
-,400
1,000
,003
-,103
-,165
-,117
,003
1,000
Sig. (1-tailed) abs
ln_x1
ln_2
ln_x3
Stocsplit
.
,017
,100
,192
,266
,017
.
,302
,372
,158
,100
,302
.
,006
,239
,192
,372
,006
.
,492
,266
,158
,239
,492
.
N abs
ln_x1
ln_2
ln_x3
Stocsplit
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39


Variables Entered/Removed
b



Model
Variables
Entered
Variables
Removed

Method
1 Stocsplit,
ln_x3, ln
a
_

x1, ln_2

.

Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: abs




Model Summary
b



Model

R

R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,430
a
,185 ,089 ,72831 1,557
a. Predictors: (Constant), Stocsplit, ln_x3, ln_x1, ln_2
b. Dependent Variable: abs


ANOVA
b



Model
Sum of
Squares

df

Mean Square

F

Sig.
1 Regression
Residual
Total
4,087
18,035
22,121
4
34
38
1,022
,530
1,926 ,129
a

a. Predictors: (Constant), Stocsplit, ln_x3, ln_x1, ln_2
b. Dependent Variable: abs

Anda mungkin juga menyukai