Budidaya ikan hias adalah salah satu sektor akuakultur yang pada dewasa ini telah banyak mendapat perhatian oleh berbagai pembudidaya, karena prospeknya yang luas dan menjanjikan dalam segi bisnis. Selain itu, masih banyak spesies ikan hias yang perlu mendapatkan peningkatan dan pengembangan teknologi budidaya untuk pelestariannya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan budidaya organisme akuatik terutama ikan, mulai beralih dari sistem tradisional ke sistem intensif (Sidik dkk, 2002 dalam Efendi dkk, 2008). Budidaya perikanan intensif menggunakan padat penebaran dan dosis pakan yang tinggi. Peningkatan kepadatan akan diikuti dengan peningkatan hasil jika dalam keadaan lingkungan yang baik dan pakan yang cukup. Padat tebar ikan dan pertukaran air akan sangat mempengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup dan efisiensi pakan (Asyari dan Gaffar, 1993 dalam Efendi dkk, 2008). Peningkatan produksi ikan hias Balashark dapat dilakukan melalui peningkatan persiapan wadah, prosedural pemeliharaan, regulasi manajemen pemberian pakan, pengelolaan kualitas air dan pencegahan hama penyakit ikan serta pengembangan teknologi pasca panen. Dengan demikian permintaan pasar dan ketersediaan ikan hias Balashark yang selama ini menjadi masalah mampu terpenuhi, sehingga dengan adanya upaya tersebut menjadikan suatu peluang usaha di sektor perikanan budidaya khususnya ikan hias bagi masyarakat.
1.2. Tujuan Memperkenalkan biota akuakulur ikan Balashark sebagai suatu usaha budidaya dari tinjauan teori dan teknis serta analisis usaha yang berorientasi peningkatan dan pengembangan teknologi budidaya perairan serta analisis usahanya.
BAB II Isi dan Pembahasan
2.1. Ikan Balashark (Balantheocheilus melanopterus Blkr.) Merupakan jenis ikan hias air tawar yang hidup di perairan umum dan masih termasuk ke dalam jenis golongan Cyprinidae. Ikan ini banyak di jumpai di perairan pulau Sumatra dan Kalimantan, beberapa diantaranya juga terdapat di perairan pulau Jawa (Sudarto, 2009). Penggolongan ini di dalam taksonomi adalah sebagai berikut: Ordo : Cypriniformes -minnows, suckers Famili : Cyprinidae -minnows and carps Genus : Balantiocheilos (Bleeker, 1851) Nama Ilmiah : Balantiocheilos melanopterus (Bleeker, 1851) Nama dagang : Tricolour sharkminnow, silver shark, Balashark, Tricolor Shark. Bala Sharkminnow. Nama daerah : Puntung anyut, ridik angus, ketutung, tutung, gatata, aru pendiyem, ridi, telidi. Menurut Sudarto (2009), Ikan ini diicirikan dengan ukuran sisik yang besar, diberi nama shark karena penampakan sirip punggung yang unik dan mencolok. Sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur, dan sirip dada berwarna kuning pucat dan diikuti dengan warna hitam yang mengikuti lengkung sirip, oleh karena itu ikan ini diberi nama juga tricolor shark. Ikan silver-shark yang mempunyai sisik besar, sebenarnya ikan-ini ikan air tawar, tetapi diberi nama "shark = cucut" karena penampiian yang unik dan punggung yang lancip hampir menyerupai ikan cucut. Walaupun ikan ini relatif besar untuk _ikan hias, tetapi banyak disenangi karena ikan yang ramah dan sangat cocok dipelihara sebagai ikan hias di dalam akuarium. Ikan jantan lebih langsing sedangkan ikan betina mempunyai tubuh yang lebih tinggi ibandingkan dengan ikan laih dari famili Cyprinidae. Pada Habitat aslinya ikan ini dapat mencapai ukuran 12 -14 inci, tetapi data yang terdokumentasi mampu tumbuh mencapai 24 inci, sedangkan ikan yang dibudidayakan tidak leih dari 12 inci panjangnya, pada ukuran kecil dijual sebagai ikan hias. lkan ini dikenal sebagai ikan Omnivora, bisa makan segala, mau diberi pakan buatan (pelet), dan disarankan berbagai sayuran segar. Untuk kisaran kualitas air yang mampu mendukung ikan balashark tumbuh dan perkembangbiak perairan dengan hardness soft-medium (dH 5 -12), dengan kadar pH antara 6 -8 dan temperatur antara 22 -28 C (Sudarto, 2009).
2.2. Persiapan 2.2.1. lokasi Untuk lokasi budidaya ikan balashark pada awalnya dilakukan di alam 2.2.2. wadah
2.2.3. alat dan bahan
2.3. Seleksi induk
2.4. Pemijahan
2.5. Penetasan larva
2.6. Pemeilharaan benih
2.7. Pembesaran
2.8. Manajemen pemberian pakan
2.9. Manajemen kualitas air
2.10. Pencegahan dan penanggulangan hama penyakit
2.11. Pemanenan
2.12. Analisis usaha
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sudarto. 2009. Laporan Akhir: Studi Produksi Benih Ikan Hias Balashark. Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Depok.