Anda di halaman 1dari 6

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR


SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ILMU
PENGETAHUAN ALAM

Oleh:
Romli Munawar , Saur Tampubolon , Dadang Kurnia

ABSTRAK
Romli Munawar. 037108066. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair
Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas IV
Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-Mubarokah Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Skripsi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan.
Bogor, 2012.Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan
secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV melalui penerapan model
pembelajaran Kooperatif Think Pair Share.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mubarokah Kecamatan Cileungsi Bogor sebanyak 26 siswa yang terdiri
dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan karakteristik individu yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun palajaran 2012/2013.Hasil penelitian
menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai 64,6 dengan
ketuntasan sebesar 58%, sedangkan siklus kedua memperoleh nilai 81,2 dengan ketuntasan 92%.
Begitu pula dengan hasil observasi perilaku siswa secara kelompok menunjukan adanya
peningkatan pada perhatian, kerja sama, tanggung jawab, dan komunikasi dengan memperoleh
nilai 70% pada siklus pertama, sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai 90,8%. Penelitian
ini berkesimpulan bahwa penerapan Model Pembelajaran Koperatif Think Pair Share dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV di Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mubarokah Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Selain itu, penerapan
model pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran.

Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Kooperatif Think Pair Share





Mahasiswa Program Sudi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan
Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan
Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan

Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan, November 2012

2




PENDAHULUAN
Ilmu alam dalam bahasa inggris
berarti natural science atau ilmu
pengetahuan alam. Sains (science) di ambil
dari kata latin scientia yang arti harfiafnya
adalah pengetahuan. Sedangkan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di
ketahui manusia. Ilmu adalah alat bantu
manusia dalam menanggulangi masalah-
masalah yang dihadapinya sehari hari,
pengetahuan keterampilan, keingintahuan,
keteguhan hati, dan juga Keterampilan
melakukan penyelidikan ilmiah.
Menurut Wahyana dalam Trianto
(2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah
kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam pengetahuannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam. Perkembangannya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi
adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Adapun pendapat dari James Conant dalam
samatowa (2010: 1) mendefinisikan IPA
sebagai suatu deretan konsep serta skema
konseptual yang berhubungan satu sama
lain, dan yang tumbuh sebagai hasil
eksperimentasi dan observasi, serta berguna
untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih
lanjut.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) di Sekolah Madrasah
Ibtidaiyah Al-Mubarokah, salah satunya
tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,
yaitu mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi di
kelas IV Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-
Mubarokah permasalahan yang dihadapi
adalah rendahnya hasil belajar pada mata
pelajaran IPA. Hal ini ditandai dengan nilai
rata-rata kelas IV ketika belajar IPA tidak
mencapai standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Adapun KKM yang harus
di tempuh oleh siswa adalah 65. Perolehan
nilai siswa yang di atas KKM mencapai 9
orang atau 35% dan 17 orang atau 65%
belum mencapai KKM. Padahal target KKM
di sekolah adalah mencapai 75%. Beberapa
ahli mengungkapkan teori mengenai hasil
belajar, diantaranya yaitu Sudjana (2009: 22)
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
Adapun pendapat Sudjana (2004;
22) mengemukakan pendapatnya tentang
hasil belajar . hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Pendapat serupa yang disampaikan
Hamalik (2007: 30) hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan
dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Pendapat Bloom dalam Suprijono (2009: 6)
hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif
adalah knowledge (pengetahuan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas), aplication (menerapkan),
analysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru),
dan evaluation (menilai). Pendapat lain dari
Nasution dalam Darwayan Syah (2009: 43)
hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku yang terjadi pada individu yang belajar,
bukan saja perubahan mengenai
pengetahuan, tetapi juga perubahan untuk
membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penguasaan, dan penghargaan,
dalam diri individu yang belajar.
Berdasarkan teori-teori di atas
dapat disintesiskan bahwa hasli belajar
adalah perubahan tingkah laku yang
ditunjukkan oleh siswa setelah melakukan
kegiatan pembelajaran, atau interaksi guru
dan peserta didik, yang ditunjukkan dengan
kompetensi sehingga tercermin dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dapat di
evaluasi (terukur) melalui tingkah laku
dalam kehidupannya.
2



Model pembelajaran think pair
share memberi sisa waktu untuk siswa lebih
banyak berfikir, yaitu menjawab sendiri soal
atau permasalahan-permasalahan yang telah
di berikan guru. Selain itu model
pembelajaran think pair share
dikembangkan dalam usaha untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar. Aktivitas pembelajaran
think pair share menekankan pada
kesadaran bahwa siswa berfikir logis,
memecahkan masalah dan belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
skripsi terhadap Penerapan Model
Pembelajaran Think Pair Share untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Ilmu
Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mubarokah
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, penulis mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab terjadinya Masalah
rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
semester I Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-
Mubarokah kecamatan Cileungsi Kabupaten
Bogor, antara lain:
1. Apakah hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam rendah?
2. Apakah penggunaan model
pembelajaran think pair share pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?
METODE PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran think pair share dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam tentang
pengelompokkan hewan berdasarkan jenis
makanannya, pada siswa kelas IV Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mubarokah
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
Penelitian ini dengan penerapan
model pembelajaran think pair share yang
dilaksanakan di Sekolah Madrasah
Ibtidaiyah Al-Mubarokah yang berlokasi di
Kp. Lebak Kongsi Rt. 01/07 Desa Cileungsi
Kidul Kecamatan Cileungsi Kabupaten
Bogor, pada semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013, yaitu pada tanggal 5-12
Desember 2012. Subyek penelitian adalah
kelas IV A dengan jumlah siswa sebanyak
26 orang yang terdiri dari 14 laki-laki dan 12
siswa perempuan.
Dalam penelitian ini dilaksanakan
dua siklus. Dengan menggunakan
mododifikasi desain PTK model Depdiknas
(2010). Penelitian ini dilakukan empat tahap
pada setiap siklusnya, yaitu: Perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi
(observing), refleksi (reflecting) merupakan
satu siklus. Setelah siklus pertama selesai,
peneliti mungkin akan menemukan masalah
baru, yang harus diperbaiki dan dilanjutkan
ke siklus ke dua dengan langkah yang sama
dengan siklus pertama. Ada pun penjelasan
dari tahapan-tahapan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan (planning).
Pada tahap ini peneliti membuat
perencanaan tindakan yang meliputi
umum dan khusus. Perencanaan
umum merupakan perencanaan
yang di
2. Susun untuk keseluruhan aspek,
sedangkan perencanaan khusus
merupakan perencanaan yang di
susun berdasarkan hasil diskusi
antara peneliti dan rekan sejawat
sebagai kolaborator. Perencanaan
umum di susun berdasarkan
permasalahan penelitian sebagai
mana yang telah di paparkan pada
bab I, yakni yang terkait dengan
peningkatan hasil belajar mata
pelajaran IPA di kelas IV Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Al-
Mubarokah.
3. 2. pelaksanaan Tindakan (Acting)
pada pelaksanaan tindakan, segala
3



sesuatu yang telah direncanakan di
coba untuk dilaksanakan dengan
bantuan dari teman sejawat sebagai
kolaborator yang disesuaikan
dengan waktu belajar yang
dijadwalkan oleh pihak sekolah.
3. pengamatan Tindakan (Observing)
penagamatn tindakan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi yang
dikakukan oleh teman sejawat yang
bertindak sebagai observer dalam
pembelajaran.Observasi dilakukan oleh
kolabora Tor terhadap proses kegiatan yang
dilakukan selama kegiatan pembelajaran
IPA dengan model pembelajaran think pair
share. Hal ini dilakukan agar data yang di
dapat bersifat obyektif. Kolaborator
mengamati jalannya kegiatan untuk melihat
apakah yindakan tersebut sesuai dengan
yang direncanakan.
4. refleksi Tindakan (Reflecting)
setelah dilakukan perencanaan,
tindakan, dan pengamatan,
peneliti bersama kolaborator
mengadakan refleksi tindakan-
tindakan yang telah dilakukan
untuk menganalisis ketercapaian
proses pemberian tindakan
maupun untuk menganalisis
faktor penyebab tidak tercapainya
tindakan. Adapun hasil siklus
pertama kurang memuaskan dan
harus diperbaiki pada siklus ke
dua.
Adapun desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
menggunakan model Kemmis dan Taggart
adalah sebagai berikut:















Siklus PTK model modifikasi Depdiknas (2010) daro model Kemmis san Taggart (1988)






Refleksi Awal
Perencanaan
Tindakan 1
Pelaksanaan
Tindakan 1
Observasi 1 Evaluasi/Refleksi
1
Perencanaan
Tindakan 2
Pelaksanaan
Tindakan 2
Observasi 2 Evaluasi/Refleksi 2
2



HASIL PENELITIAN
temuan penelitian di mulai pada prasiklus, siklus I kemudian dilanjutkan pada siklus II
hingga mencapai ketuntasan hasil belajar.

Tabel 1
Nilai Hasil Belajar pada Tes Awal

No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 Tuntas 9 36%
2 Belum Tuntas 17 64%
Jumlah 26 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam
pembelajaran IPA sebanyak 9 orang atau 36% , kemudian siswa yang belum tuntas sebanyak 17
orang atau 64%.
Tabel 2
Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar pada siklus I

No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 Tuntas 15 58%
2 Belum Tuntas 11 42%
Jumlah 26 100%

Berdasarkan hasil pada belajar siklus I di atas diperoleh data sebanyak 15 siswa atau 58%
yang mencapai KKM dan 11 siswa atau 42% belum mencapai KKM.
Tabel 3
Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar pada Siklus II

No Keterangan Frekuensi Presentasi
1 Tuntas 22 92%
2 Belum Tuntas 4 2%
Jumlah 26 100%

Berdasarkan hasil pada belajar siklus II di atas diperoleh data sebanyak 22 siswa atau
92% yang mencapai KKM dan 4 siswa atau 2% belum mencapai KKM.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian di bahas pada setiap siklus, untuk memperjelas maka dapat disajikan
sesuai dengan tabel di bawah ini.

Aspek yang diteliti
Hasil Siklus Kateg
ori
Makna Ket
I II
Penilaian
pelaksanaan
pembelajaran
59,75% 77,25% Baik Meningkat Tuntas
Observasi perubahan
perilaku siswa
Kelompok
70% 90,8% Baik Meningkat Tuntas
Data Hasil Belajar
Mata Pelajaran IPA
64,6% 81,2% Baik Meningkat Tuntas




2



Berdasarkan tabel 4.18 di atas, hasil
observasi yang dilakukan oleh observer
terhadap penilaian pelaksanaan
pembelajaran dan observasi perilaku siswa
peneliti pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal
ini terlihat dari perolehan penilaian
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru pada siklus I sebesar 59,75 mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 77,25
atau baik. Sedangkan observasi aktivitas
siswa secara kelompok pada siklus I sebesar
70 meningkat pada siklus II menjadi 90,8
atau sangat baik, dan hasil belajar pada
siklus I sebesar 64,6 meningkat pada siklus
II menjadi 81,2 atau sangat baik.

SIMPULAN
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, hasil
observasi yang dilakukan oleh observer
terhadap penilaian pelaksanaan
pembelajaran dan observasi perilaku siswa
peneliti pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal
ini terlihat dari perolehan penilaian
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru pada siklus I sebesar 59,75 mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 77,25
atau baik. Sedangkan observasi aktivitas
siswa secara kelompok pada siklus I sebesar
70 meningkat pada siklus II menjadi 90,8
atau sangat baik, dan hasil belajar pada
siklus I sebesar 64,6 meningkat pada siklus
II menjadi 81,2 atau sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dan Abdul Jabar,
Safruddin. 2010. Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
Pedoman Penilaian Hasil Belajar di
Sekolah Dasar. Jakarta: DepDikNas.
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Ilmu
Pengetahuan Alam untuk Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta: DepDikNas.
Gijono. 2007. KTSP IPA untuk Sekolah
Dasar Kelas IV. Depok: Arya Duta.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar
Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Remaja Rosda karya.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu
dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
2010. Mendesain Model
pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Usman Samatowa. 2006. Bagaimana
Membelajarkan IPA di Sekolah
Dasar. Jakarta: DepDikNas.
BIODATA

Romli Munawar, lahir di Bogor pada tanggal
26 Oktober 1987, beragama Islam, anak ke
dua dari tiga bersaudara pasangan Bapak H.
Mintra dan Ibu Hj. Khodijah. Bertempat
tinggal di Kp. Lebak Kongsi Rt 03/07
No.125 Desa Cileungsi kidul Kecamatan
Cileungsi Kabupaten Bogor. Pendidikan
Formal yang telah di tempuh Sekolah Dasar
Negeri Belendung II pada tahun 1994-2000,
MTSN Rawa Merta Tahun 2000-2003, MA
An-Nizhamiyyah Tahun 2004-2007, tahun
2008 melanjutkan S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor,
kemudian lulus pada tahun 2013. Sejak
tahun 2007 tepatnya bulan Juli sampai
dengan sekarang penulis mengemban tugas
sebagai guru honorer di Sekolah Madrasah
Ibtidaiyah Al-Mubarokah Kecamatan
Cileungsi Kabupaten Bogor.

Anda mungkin juga menyukai