Herlia Nur Istindiah. Drg., M.Si., Sp.Orto Dentocraniofacial malformation Kongenital malformations Faktor genetik Faktor non genetik Chromosome disorder Single gen disorder Multifactorial disorder Maternal infection Maternal metabolic derangement Maternal use of medicine Exposure to radiation disturbance Cohen (1986),mpunyai Master table of Syndrom yang mbagi berkaitan dng penyebabnya 1. Monogennicaly cause syndrome 2. Autosomal recessive 3. X-linked 4. Monogenic-inheritence pattern yg blm jelas 5. Chromosomally caused syndromes 6. Enviromentally induced syndrome 7. Syndrom dng psbb blm jelas Craniofacial malformation, M.Stricker, Secara teori gangguan tumbuh kembang craniofasial dapat dikelompokan berdasarkan : 1. Patogenesis 2. Patomorfologi 3. Topografi 4. Waktu
M.Stricker, Craniofacial Malformation, 1993, hl 149-289 Pathogenesis Kelainan yang berkaitan dng gangguan pd events, yaitu Informasi genetik Deposisi sel Diferensiasi sel : cytodifferentiation & histodifferentiation berinteraksi mbtk jaringan Proliferasi sel : proliferasi sel dan formasi ekstraceluler matrix meningkatkan ketebalan jaringan atau ptumb interstisial (pbtkan prosesus fasial), ptumbh aposisi (deposisi jaringan) M.Stricker, Craniofacial Malformation, 1993, hl 149-289 Pathogenesis Kelainan yang berkaitan dng gangguan pd events, yaitu Degenerasi sel : menciptakan ruangan untuk ptumbuh sel dan jaringan lain. Mis tdk ada degenerasi sel mjd salah satu psbb cleft of the lip Remodelling jaringan : bgantung pd sistem metabolik dan neuromuskular Tiap event dpt mengalami gangguan, tetapi agen yg mesbbkan gangguan sukar ditentukan secara pasti, sehingga klasifikasi ini tdk digunakan
M.Stricker, Craniofacial Malformation, 1993, hl 149-289 Patomorfologi Identifikasi malformasi berdasarkan penampakan (appearance) Digunakan istilah cleft, coloboma dan mikrosomi Identifikasi dng cara ini kurang spesifik
M.Stricker, Craniofacial Malformation, 1993, hl 149-289 Topografi Bdasarkan lokasi malformasi Soemering (1971) bdasarkan aksis konstan thd midline hidung, nostril,garis alis, dan maksila Tessier (1976), menyebut malformasi sbg cleft, menciptakan nomer (0-14) bergantung pada jarak dng zero line (vertical cleft di midline wajah) Semua skrg tdk digunakan !!
M.Stricker, Craniofacial Malformation, 1993, hl 149-289 Kronologi Identifikasi malformasi bdsrkan tahap tertentu : 1. Tahap transformasi dpt disebabkan defisiensi area interplacodal dan even be incompatible with life. Malformasi dapat melibatkan cerebral ,dapat jg tdk yg tjd sblm fusi prosesus wajah terjadicleft Kronologi
2.Tahap diferensiasi Ada tdknya ossifikasi terkarekterisasi dng osseus deficiency atau dysostosis. Adanya disharmoni skeletal dikaitkan dng muscular and cutaneos disharmony
Kronologi 3. Tahap adaptasi Prematur ossifikasi d. sutura atau synostosismbtk gangguan pkemb skeletal pd arah perpendikular dng grs sutura Gangg ini biasanya tkompensasi dng hiper development pada arah paralel grs sutura Otot dan kulit biasanya tdk terlibat
Kronologi
M.Stricker, Craniofacial Malformation, 1993, hl 149-289 Dengan membandingkan tingkat keparahan suatu malformasi dng malformasi lain dpt diperkirakan waktu kejadian, smkn parah---smkn awal mulai tjd malformasi dlm thp embriologi Etiologi maloklusi menurut Dockrell terjadi dlm perode ttt area ttt PENYEBAB WAKTU JARINGAN RESULT
1. Herediter 1.continue 1.neuromuskular malfungsi 2. Anomali krn maldevelopment 2.intermiten 2.gigi maloklusi 3. Trauma 3. tulang dysplasia tlg 4.Agen fisik 4.Cartilago 5.Habits 5. jaringan lunak 6.Penyakit 7.Malnutrisi BAD HABIT Kebiasaan buruk yg dapat menyebabkan terjadinya kelainan dentocraniofacial : Thumb sucking Finger sucking Tongue Thrusting Lip sucking Besarnya kelainan tergantung dari intensitas, durasi dan tipe kebiasaan buruk
1.Kebiasaan sucking Gbran cephalometric pasien usia 6 tahun dan perubahan 1 th kmdn, yg menyebbkan labial tipping insisiv, open bite dan rotasi upward dari anterior maxilla (meningkatkan sudut inklinasi mnrt A.M.Schwarz) 2.Thumb sucking Jempol ditekan ke palatum pada anterior maxilla dan anterior gigi, palatum cenderung menjadi dalam dan sempit Kecenderungan tjd maloklusi kls.II 3.Finger Sucking Jari-jari ditekan ke area lingual tl.alveolar mandibula dan gigi anterior bwh Gigi anterior atas bawah labioversi, insisiv atas krn mekanik sdgkan insisiv bwh krn tekanan lidah ke dpn bwh 4.Tongue Thrust TT dpt merupakan psbb tjdnya maloklusi, tetai dpt jg merupakan faktor adaptasi akibat skeletal open bite Pd byk kasus terlihat stlh kebiasaan sucking dihentikan, atau pola minum susu botol yg tdk benar Gigi cenderung open bite dan spacing Etiologi maloklusi menurut Profit Penyebab khusus maloklusi 1. Gangguan pada perkembangan embrio 2. Gangguan pada perkembangan skeletal 3. Disfungsi otot 4. Acromegali dan hipertrofi hemimandibular 5. Gangguan pada perkembangan gigi Pengaruh genetik Pengaruh lingkungan Etiologi maloklusi menurut moyers 1. Herediter 2. Defek perkembangan 3. Trauma (pre-natal dan post-natal) 4. Agen fisik (prematur ekstraksi gg susu, jenis makanan) 5. Kebiasaan buruk 6. Penyakit (sistemik, endokrin, peny.lokal) 7. malnutrisi Klasifikasi etiologi maloklusi menurut Graber Faktor umum Herediter Kongenital Lingkungan (pre-natal dan post-natal) Penyakit metabolik Defisiensi nutrisi Abnormal pressure habits Trauma
Faktor lokal Anomali jumlah Anomali ukuran gigi Anomali bentuk gigi Prematur loss Prolonged retention gigi susu Erupsi terlambat gigi tetap Pola erupsi yang tidak teratur Labial frenulum 1` abnormal Karies Tambalan gigi yang tidak baik Skeletal malocclusion Yang dikaitkan dng Herediter (T.Rakosi): Class II Mandibular prognathism Bimaxillary protrusion Skeletal openbite Skeletal mandibular retrognathisme Acquire anomalies Kerusakan perkembangan Virus saat hamil : toxoplasmosis Radiasi Alkohol (fetal alcohol embryopathy)kls 3 Obat2an Byk tdpt kasus lip-jaw-palate cleft, kasus LJPC bkaitan herediter hanya 20% (Schilli et al,1971) Trauma Prenatal trauma Trauma saat lahir (mis.Ankylosis TMJmand <<bkemb) Post natal T.Rakosi, Color Atlas Dental Medicine,1993,hl.75-90 Acquire anomalies Faktor fisik (pola mkn, pnafasan) Kebiasaan buruk Penyakit - gangguan endokrin - abberasi chromosom (cleidocranial dysostosis, ectodermal dysplasia, amelogenesis &dentinogenesis imperfecta, LJPC ttentu) T.Rakosi, Color Atlas Dental Medicine,1993,hl.75-90
Klasifikasi mnrt Van der Meulen 1986, bdasarkan tahapan embrionik dan fetal life Digunakan istilah dysplasia atau pertumbuhan abnormal yg meliputi dysinduction, dysgenesis, dysmorphy dan distrophy dari segi kualitatif maupun kuantitatif Klasifikasi dng basis pathomorphogenic yg meliputi elemen kronologik (meliputi thp embrionik dan mekanisme teratogenik yg terlibat) dan elemen topografik (meliputi area anatomi yg terlibat. Elemen kronologikal 1. Cerebrocranial displasia melibatkan otak dan perluasan optik lateral 2. Cerebrofacial displasia 3. Craniofacial displasia craniofacial = tidak melibatkan otak dan mata 4. Craniofacial displasia dng asal lain (other origin) KLASIFIKASI MALFORMASI KRANIOFASIAL Cerebrocranial dysplasia Gbr hubungan otak dan cranium Anencephaly Cerebrocranial dysplasia Tdk adanya penutupan neural tube Alterasi pd otak dan cranium Vogel & Mclanahan (1952) mkaitkan dng vascular abnormality sbg psbbtdk tbukti Microcephaly Cerebrocranial dysplasia Reduksi cranium (msh terlihat harmoni) Cranial asimetri (krn pmbtkan cerebral cyst) Cranial defek (krn ossifikasi abnormal) Cerebrofacial Dysplasia Hubungan perkembangan otak dan wajah Rhinencephalic dysplasia cerebrofacial Dysplasia Malformasi otak depan dan agenesis/hipodevelopment struktur midline wajah Meliputi kegagalan prochencephalon mbelah secara transversal, sagital dan horisontal Occulo orbital dysplasia cerebrofacial dysplasia Anomali orbita meliputi perubahan pd dimensi, konfigurasi dan posisi pada skeletal Kraniofacial dysplasia dng cleft Primary cleft (true) disbbkan persistensi epitelium pd batas facial proceses akibat defisiensi degenerasi sel epitel, daerahnya : A. Lateronaso maxillary clefting B. Medionaso maxillary C (cleft lip) C. Maxillo mand C (macrostomia) D. Intermaxillary C (cleft palate)
CLEFT CLEFT LIP Underdevelopment d.mesenchym maxillary yg menyebabkan kontak yg tdk adekuat dari medial nasal process dan intermaxillary process. Panjang dan luas cleft bervariasi utk tiap individu Cleft lip Faktor patogenetik seperti inadequate migration atau proliferation of neural crest ectomesenchyme, atau excessive cell death selama pertumbuhan maxillary atau pembentukan nasal placode dpt menyebabkan cleft lip. Cleft lip Etiology is multifactorial, Obat-obatan seperti phenytoin and vitamin A and Analog obat2an tersebut dpt menyebabkan kelainan ini CLEFT PALATE Disbbkan Inadequate palatine shelf growth, incorrect shelf elevation, dan excessively wide head,failure of shelves to fuse or rupture after fusion. Cleft palate Dpt disbbkan dpt disebabkan faktor kongenital atau kesalahan genetik Etiology adalah multifactorial, dng faktor teratogen yg sama dng cleft lip, meskipun adanya dugaan x-linked cleftpalate syndrome
Prevalensi cleft Berdasarkan pnelitian di korea o/Seung- hak baek, 2002, cleft lbh byk terjd pd laki- laki (70%), dan maloklusi yg cenderung terjd adalah kelas III (72,7%), sdgkan kelas I (18,5%), kls II (8,8%) PERAWATAN CLEFT McNeil 1954, perawatan cleft dimulai dengan memperbaiki dental arch dilanjutkan memperbaiki cleft Harus diperhatikan jng sampai melukai pusat pertumbuhan dan jng sampai mengganggu proses ptumbh normal o/krn itu lbh baik dilakukan perwatan ortho tlbh dahulu sblm surgery PERAWATAN CLEFT CLEFT LIP & PALATE Pasien dari blm dirawat s/d stlh perawatan CLEFT LIP & PALATE Gambaran intra oral dan rontgen, terlihat daerah palatum yg tdk sempurna CLEFT LIP & PALATE Gaambaran perubahan d.gigi susu ke mixed dentition CLEFT LIP & PALATE Hasil d.perawatan s/d mixed dentition Displasia Kraniofasial dng dysostosis Helix Kraniofasial Pusat di sphenoid arahnya dimulai d. lateral dari pertemuan tl sphenoid dan frontal medial dari sphenoethmoidal Kedua cab btemu di bawah hidung, perlahan berpisah u.mberi ruang u.nasal aperture Bertemu lagi di maksila, mbuat kurva lateral Arah helix blanjut ke tlg malar, tlg .zigomatik dan temporal Kmdn lgs belok ke medial, melewati mandibula kemudian berakhir di simfisis
Displasia Sphenoid Displasia Craniofasial dng dysostosis 1 2 3 4 Dysplasia Sphenofrontal Displasia Craniofasial dng dysostosis Retrusi dinding lateral dan atap orbita Kelainan jaringan lunak berupa lateral canthus, ablepheron, corneal clouding, ulcerasi Biasa disertai nasomax dysp/max dsyp Frontal dyplasia Displasia Craniofasial dng dysostosis Kontur tulang facial yg irreg, dpt berupa defek tlg keseluruhan atau batas superior orbita Jaringan lunak mpengaruhi alis, hairline, kulit muka penuh bintik, rambut ektopik Fronto-frontal dysplasia Displasia Craniofasial dng dysostosis Dysplasia pada tengah forehead, disbt jg cranium bifudum occultum Defek tulang, protrusi jaringan otak Jar.lunak: atrophy kulit di midline, hairline yg iregg Fronto-nasothmoidal dysplasia Displasia Craniofasial dng dysostosis Frontoethmoidal dysplasia Displasia Craniofasial dng dysostosis Internasal dysplasia Displasia Craniofasial dng dysostosis Premaksillo-maxillary & Intermaxillo- palatina dysplasia Displasia Craniofasial dng dysostosis Premaxillo maxillary & intermaxillary dysplasia Displasia Craniofasial dng dysostosis Displasia Craniofacial dng Synostosis Gbran klinis craniostenosis berupa dysmorphy : adanya perubahan pd morfologi facial yg tergantung d.jumlah sutura yg terlibat dysfunction : kelanjutan d.dysmorphy yg melibatkan gangguan fungsi seperti otak, mata & pnafasan Dibagi 3 bdasarkan lokasi (Laitinen,1956) Craniosynostoses, meliputi rongga kepala Craniofacial Synostosis, meliputi 1/3 atas wajah & sebgan rongga kepala Faciosynostoses, terbatas pd wajah
Scaphocephaly(interparietal) craniosynostosis Fusi prematur d.sutura interparietal sagital, mhambat pkembangan skeletal in breadth shg dikompensasi pkembangan blebih ke longitudinal Trigonocephaly(interfrontal) craniosynostosis Penutupan dini d.sutura frontal Area frontal bbentuk segitiga Craniosynostoses Gambaran Craniosynostoses Plagiocephaly Cranio-faciosynostosis Malformasi asimetri Fusi hanya pada 1 sutura coronal Kadang hanya pd inferior, mpengaruhi sutura sphenotemporal Oxicephaly Cranio-faciosynostosis Prolongasi kepala Pointed/sugarloaf head Sinostosis tlg parietal dng tlg occipital dan temporal, ptumb kompensasi d.anterior fontanel Brachycephaly & Acrobrachycephaly Cranio-faciosynostosis Tulang memendek di sagital sehingga terkompensasi pkembangan lateral di tinggi kepala Vomero Premaxillary synostosis (Binders syndrom) Faciosynostosis Centrofacial nasomaxillary syndrom Pd bag bwh hidung dan premaksilla d.rontgen terlihat tdk ada anterior nasal spine Dysplasia Craniofacial dng dysostosis dan synostosis Ada 3 malformasi : 1. Crouzon 2. Acrocephalosyndactyly (Aperts) 3. Triphyllocephaly (cloverleaf scull) Crouzon Dysplasia Craniofacial dng dysostosis dan synostosis Aperts Syndrome Dysplasia Craniofacial dng dysostosis dan synostosis KESIMPULAN Malformasi craniofacial dpt mempengaruhi dental dpt jg tdk Diagnosis malformasi craniofacial hrs tepat (dibutuhkan pemerikasaan lengkap tmsk rontgen) Penyebab terbanyak Malformasi Craniofacial berupa kelainan chromosom yg dikaitkan dng genetic factor dan lingkungan Thank you for you attention TAMBAHAN ILMU TTG TUMB.KEMB WAJAH, BIBIR, PALATUM PERKEMBANGAN WAJAH BIBIR DAN PALATUM Wajah dan bibir (4 minggu IU) By the end of the fourth week, all five swellings have appeared. The maxillary swellings can be distinguished lateral, and the mandibular swellings caudal to the stomodeum The frontonasal process is blue in these illustrations 5 minggu The paired maxillary swellings enlarge and grow ventrally and medially. A pair of ectodermal thickenings called the nasal placodes appear on the frontonasal process and begin to enlarge. 5 minggu terakhir The ectoderm at the centre of each nasal placode invaginates to form an oral nasal pit, dividing the raised rim of a placode into a lateral nasal process and a medial nasal process 6 minggu IU Each medial nasal process begins to migrate towards the other and they fuse. The mandibular swellings have now fused to create the primordial lower lip. The nasal pits deepen and fuse to form a single, enlarged, ectodermal nasal sac. Palatam (7minggu IU) The floor of the nasal cavity at this stage is a posterior extension of the intermaxillary process known as the primary palate. The medial walls of the maxillary swellings begin to produce a pair of thin medial extensions, 'palatine shelves', which grow inferiorly on either side of the tongue. Palatum (8 minggu) The tongue moves downward and the palatine shelves rapidly rotate upwards towards the midline, growing horizontally. 9 minggu (palatum) The palatine shelves begin to fuse ventrodorsally with each other, the primary palate and the inferior nasal septum.
Palatum (10 minggu) The ventral secondary palate becomes the bony hard palate through mesenchymal condensations (endochondral ossification).
The dorsal secondary palate becomes the soft palate through myogenic mesenchymal condensation.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis