Case Report III

Glakoma Akut
Case Report
Glaukoma Akut
Seorang wanita 42 tahun masuk RSU pada bulan
November 2003,Emergency:
Sehari sebelumnya mengalami gradual onset,
sakit kepala, denyut nadi berkurang
CT-Scan kepala normal. Dia masuk keruangan UGD
karena mempertimbangkan kemungkinan
hemmoragik subarachnoid
Riwayat penyakit sebelumnya:
- Hipertensi
- Lower back pain kronik
Obat-obatan yang diberikan sebelumnya:
- Pantoprazol
- Gabapentin
- Avalide

Case Report
Glaukoma Akut
Pemeriksaan Mata:
- Kedua mata merah
- Kedua pupil midriasi 7 mm
- Tidak respon terhadap cahaya
-Fingerr couring 4 feet
Pemerik darah, lektrolit serum, creatinin,
glukosa, enzim hati test fungsi hati
kreatinin kinase dan troponin normal
ESR : 34 mm/h (N: 0-20)
CRP : 20.6 mg/L(N:0-5)
Case Report
Glaukoma Akut
Peningkatan TIO
mata kanan : 40 mmHg
mata kiri : 44 mmHg
(N: 10-21)


Diagnosis Sementara
Glaukoma akut sudut tertutup
Pemeriksaan oleh
dr. Mata
Genioscopy:
- Sudut kornea-iris tertutup
- Ditemukan disk rasio cup
normal (<0.5)
- Ditemukan udema kornea
Penatalaksanaan oleh
dr. Mata
Obat tetes kombinasi :
- Betabloker
- Parasimpatik
- Carbonik anhidrase inhibitor
Untuk mereduksi tekanan Intra okuler
Terapi
Laser peripheral Iridoktomi pada kedua
mata
Catatan: Meskipun glaukoma sudut
tertutup sering terjadi, tetapi
sering ditemukan yang bilateral
glaukoma sudut tertutup.
Case Report
Glaukoma akut sudut tertutup
banyak terjadi, karena
meningkatnya tekanan
Intraokuler sehingga
menyebabkan kerusakan
n.optikus, dan biasanya tidak
diketahui/nonspesifik sympthom
seperti sakit kepala, gastro
intestinal upset.
Case Report
Glaukoma akut sudut tertutup
biasanya terjadi karena reaksi obat
seperti : adrenergik agonist,
kolinergik agents, anti kolinergik,
selektif serotonin reuptake inhibitor,
AH, ACE inhibitor, Walfarin dan
sulfonamide. Kesemuanya ini bisa
mengimplikasikan terjadinya
unilateral atau bilateral glaukoma
akut sudut tertutup.
Case Report
Banyak terjadi pada obat-obat
sulfonamide, juga pada
penggunaan
Hidrochlortiazemide
Glaukoma akut sudut bilateral
perlu dideteksi sejak dini untuk
menghindari kebutaan