Pengertian Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
Definisi Perlindungan Hukum
Pentingnya Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi February 16, 2011 by praskoabdullah Pentingnya Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H (1) bahwasannya setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dijelaskan juga pada Pasal 34 (3) bahwasannya negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayan kesehatan yang memadai. Dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanatkan untuk memberikan perlindungan bagi fakir miskin, anak, dan orang terlantar serta orang tidak mampu yang pembiayaan kesehatannya di jamin oleh pemerintah. Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan upaya kesehatan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang professional. Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi, Perawat Gigi mempunyai tugas pokok merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada individu, kelompok dan masyarakat di sarana pelayanan kesehatan. Selain menjalankan fungsi keperawatan, pemerintah Indonesia mengharapkan hal-hal tertentu dari seorang perawat. Perawat harus loyal terhadap negara sebagaimana mereka loyal kepada profesi dan masyarakat yang dilayaninya. Sebagai pelaksana kebijakan kesehatan nasional, perawat harus ikut berperan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan bangsa, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, memelihara kesejahteraan masyarakat, hingga ikut memberikan sumbangan dalam mewujudkan tujuan WHO. Pelaksanaan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik (1995) dinyatakan bahwa pelaksana pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah perawat gigi dan dilaksanakan di semua unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas dengan sasaran utama kepada kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut yaitu kelompok anak pra sekolah, anak sekolah dasar dan ibu hamil. Bagi kebanyakan orang, sehat memang merupakan sesuatu yang sangat mahal terutama bila sudah jatuh sakit. Sehat adalah bagian dari kualitas hidup, oleh karena itu sehat tidak hanya berarti sehat secara fisik saja tetapi juga harus sehat mental dan kehidupan sosialnya. Secara umum, seseorang dikatakan sehat tidak hanya tubuhnya saja yang sehat tetapi juga sehat rongga mulut dan giginya. Gigi yang sehat juga tidak cukup hanya rapi dan putih saja tetapi harus di dukung oleh gusi, akar dan tulang pendukung yang sehat. Gigi akan berfungsi dengan baik apabila gigi tersebut dalam keadaan sehat, sebaliknya gigi dan mulut yang tidak sehat akan menimbulkan masalah. Sampai sekarang, karies merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih memerlukan perhatian serius. Walaupun prevalensi penyakit gigi ini dilaporkan sudah menurun di beberapa negara, namun prevalensinya di Indonesia masih cukup tinggi. Sayangnya, hingga kini masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi prioritas kedua terutama bagi masyarakat Indonesia. Padahal dari sakit gigi yang tampaknya sepele, bisa menjadi pemicu timbulnya sejumlah penyakit berbahaya. Dari beberapa studi dilaporkan adanya hubungan antara penyakit gigi dengan penyakit jantung koroner, aterosklerosis, pneumonia, diabetes dan kelahiran prematur. Bahkan dilaporkan bahwa penyakit gigi bisa menyebabkan kematian. Informasi statistik rumah sakit di Indonesia (2005) menunjukkan bahwa penyakit gigi kronis seperti penyakit pulpa dan periodontal termasuk dalam urutan ke-24 dari 50 peringkat utama penyebab kematian di rumah sakit. Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah kesehatan baik dinegara maju maupun di negara-negara berkembang. Data dari Bank WHO (2000) yang diperoleh dari enam wilayah WHO yaitu AFRO, AMRO, EMRO, EURO, SEARO, dan WPRO menunjukkan bahwa rerata pengalaman karies (DMF-T) pada anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Indeks karies di Indonesia sebagai salah satu negara SEARO (South East Asia Regional Offices), saat ini berkisar 2,2 untuk kelompok yang sama. Kelompok usia 12 tahun ini merupakan indikator kritis, karena sekitar 76,97% karies menyerang pada usia tersebut. Di negara berkembang lainnya indeks karies 1,2 sedangkan indeks target WHO untuk tahun 2010 adalah 1,0. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seharusnya dilakukan sejak dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk dilakukannya upaya-upaya kesehatan gigi dan mulut karena pada usia anak sekolah dasar ini merupakan awal mula tumbuh kembang gigi permanen dan merupakan kelompok resiko tinggi karies. Salah satu upaya kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan adalah dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi.