Anda di halaman 1dari 16

Makalah

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN MENTAL


PERILAKU KEKERASAN AKIBAT
PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA
DI RUANG JIWA C RUMAH SAKIT
DR. SUTOMO SURABAYA
(Difo!"ka# !#$!k %&%'&("ia'ka# kli&# '!la#)*
Oleh :
S U M A R N O
PROGRAM STUDI S+ ILMU KEPERAWATAN
UNI,ERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
-..-
BAB +
PENDAHULUAN
+.+ La$a( B&laka#)
Perilaku kekerasan seperti memukul orang, memukul anggota keluarga,
membuang alat-alat rumah tangga bahkan merusakannya, merupakan alasan utama
keluarga membawa klien untuk datang mencari pertolongan di bagian psikiatri.
Keluarga merasa tidak mampu menangani dan klien dirasakan menjadi beban keluarga
dan ancaman bagi lingkungan.
Keadaan putus zat merupakan salah satu diantara faktor penyebab timbulnya
perilaku kekerasan. Asuhan perilaku kekerasan terdiri dari manajemen krisis yaitu
asuhan keperawatan saat terjadi kekerasan, manajemen perilaku kekerasan yaitu
asuhan keperawatan yang bertujuan melatih klien mengontrol perilaku kekerasannya
dan pendidikan kesehatan tentang manajemen perilaku kekerasan pada keluarga.
Marah dan amuk akibat penggunaan zat psikoaktif atau putus zat psikoaktif
merupakan salah satu diantara perilaku kekerasan yang dalam PP!" ### digolongkan
sebagai $gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif. %idak jarang
Klien yang sudah diobati dan dinyatakan sembuh, beberapa waktu kemudian datang
kembali dirawat dengan masalah yang sama.
alam makalah ini asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan
&amuk' akan difokuskan pada persiapan klien pulang, dengan harapan setelah klien
kembali kerumah atau lingkungannya, klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya,
menghindari penggunaan psikotropika serta mendapat dukungan keluarga dalam
mengatasi masalah yang dihadapi klien.
(.) %ujuan
(' %ujuan *mum.
Agar klien mampu menggunakan cara yang sehat dalam menyalurkan emosinya
serta tidak lagi menggunakan zat psikotropika.
)' %ujuan Khusus
a Klien tidak melakukan kekerasan.
b Klien menggunakan obat dengan benar
c Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari
d Klien dapat membina hubungan yang harmonis dengan orang lain &teman
sekerja, masyaarakat sekitarnya'
e Keluarga mampu memberi dukungan dan menciptakan suasana yang harmonis
f Keluarga mengetahui cara pemberian obat dengan benar
BAB -
LANDASAN TEORI
-.+ P&#)&($ia# A%!k
Merupakan respon kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan
marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, dimana indi+idu dapat
merusak dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan &keliat, (,,('
Marah merupakan langkah awal dari suatu perilaku kekerasan. Marah merupakan
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan - kebutuhan yang
tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman &.tuart / .undeen, (,,0'.
.ebenarnya perasaan marah normal bagi setiap indi+idu, namun perilaku yang
dimanifestasikanoleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan
maladaptif.
1erikut ini adalah gambaran rentang respon marah2
3espon adaptif 3espon maladaptif
Asertif 4rustrasi Pasif Agresif Kekerasan
-.- /ak$o(0fak$o( 1a#) 2a'a$ %&#i%3!lka# '&(ilak! k&k&(a"a#.
+* /ak$o( P(&2i"'o"i"i
1erbagai pengalaman yang dialami tiap orang merupakan faktor presisposisi,
artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor
berikut ini dialami oleh indi+idu2
&(' Psikologis5
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustrasi yang kemudian dapat
timbul agresif atau amuk. Masa kanak6kanak yang tidak menyenangkan yaitu
perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau saksi penganiayaan.
&)' Perilaku5
3einforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobser+asi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua aspek ini
menstimuli indi+idu mengadopsi perilaku kekerasan.
&7' .osial budaya5
1udaya tertutup dan membalas secara diam &pasif agresif' dn kontrol sosial
yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah
perilaku kekerasan diterima &permisi+e'
&8' 1ioneurologis5
Kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan
neurotransmiter berperaan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
-* /ak$o( P(&"i'i$a"i
4aktor ini dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain.
Kondisi klien seperti kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya
diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. .timulasi lingkungan
yang ribut, padat, kritikan yang bersifat penghinaan, kehilangan orang yang dicintai
- pekerjaan merupakan fartor lain dari penyebab kekerasan. .elain itu interaksi
sosial yang profokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
-.4 P(o"&" $&(5a2i#1a a%!k
Konsep terjaadinya amuk bermula dari kemarahan yang timbul sebagai akibat adanya
ancaman terhadap integritas diri atau kebutuhan. Konsep ini secara sistematis &konsep
marah, 1eck, 3awlins, 9illiams, (,:; dikutip oleh Kelit, (,,(' dapat dilihat pada
bagan sebagai berikut2
Ancaman atau kebutuhan
<emas
Marah
Merasa kuat Mengungkapkan secara +erbal merasa tidak kuat
Menantang menjaga keutuhan orang lain Melarikan diri
Masalah tidak selesai lega Menginkari marah
Marah berkepanjangan Ketegangan menurun marah tidak terungkap
3asa marah teratasi
Muncul rasa bermusuhan
3asa bermusuhan menahun
Marah pada diri Marah pada lingkungan
epresi psikosomatik Agresif - amuk
-.6 Ta#2a 2a# G&5ala
.elain alasan utama klien dirawat, dari obser+asi dapat ditemukan muka merah,
pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, memaksakan kehendak, merampas
makanan, membuang barang-barang serta memukul jika tidak senang.
-.7 Poho# Ma"alah
3esiko mencederai5
=rang lain-lingkungan
Alasan Masuk rumah sakit
&Amuk' Perilaku kekerasan
!angguan harga diri5 harga diri rendah
-.8 Ma"alah K&'&(a9a$a#
(. Perilaku kekerasan
). 3esiko mencederai
7. !angguan harga diri5 harga diri rendah
8. 3esiko pemakaian kembali zat psikotropika
BAB 4
TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan pada klien dengan $gangguan mental perilaku &amuk'
dilaksanakan mulai tanggal 8 April sampai : April )66) dengan menggunakan tahapan
proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan e+aluasi
yang difokuskan pada persiapan pulang
7.( Pengkajian
+* I2&#$i$a" Kli&#
>ama 2 %n. .
"enis kelamin 2 ?aki-laki
*mur 2 (, tahun
Agama 2 #slam
Alamat 2 .idodadi , .urabaya
.uku -bangsa 2 "awa - #ndonesia
1ahasa yang dipakai 2 1ahasa "awa
.tatus perkawinan 2 1elum kawin
Pekerjaan 2 sudah bekerja selama 7 bulan sebagai salesmen.
Pendidikan 2 .M* %amat
3uang rawat 2 3uang "iwa <
3ekam Medik 2 (@@:7)::
%anggal masuk 2 7( A 67 A )66)
%anggal pengkajian 2 68 A 68 A )66)
-* Ala"a# Ma"!k
Klien marah-marah tanpa alasan dan mengamuk serta membuang barang-barang
yang ada dirumah sertaa bicara ngelantur sejak )0 maret )66)
4* /ak$o( P(&2i"'o"i"i.
Menurut orang tua klien, klien dan keluarga tidak ada yang mempunyai gangguan
jiwa pada masa lalu. Klien pernah dirawat tahun )66( dengan gangguan mental
perilaku akibat penggunaan napza &sabu-sabu'. irawat di 3.* r. .oetomo,
ruang jiwaa <, pengobatan yang diberikan berhasil. .ejak saat itu klien tidak lagi
menggunakan napza.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, kurang mendapat perhatian dari
orang tua, karena kedua orang tua bercerai ketika klien berumur 0 tahun.
6* /i"ik
%anda Bital 2 %2 ()6-@6mmCg >2 ,)D-mnt .2 7@ < P2 (;D-mnt
*kur 2 %1 2 (;( 112 8@
Keluhan 4isik 2 1adan terasa lemas.
7* P"iko"o"ial
G&#o)(a% :
Klien
Ko#"&' 2i(i
(. !ambaran diri
Klien menerima diri sendiri apa adanya.
). #dentitas
Klien bekerja sebagai salesmen salah perusahaan tiga sejak 7 bulan yang
lalu
7. Peran iri
Klien adalah anak ke 8 dari ; bersaudara yang tinggal dengan ibunya.
8. #deal iri
Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang, klien akan kembali
bekerja sebagai salesmen
0. Carga diri
Klien merasa rendah diri berhadapan dengan konsumen dan sesama teman
salesmen.
H!3!#)a# So"ial
Menurut klien orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah ibunya. Klien
kurang perduli dengan lingkungan, klien sering diam, agak tertutup.
S'i(i$!al
Klien adalah penganut agama #slam yang tidak terlalu taat, klien jarang shalat
selama dan belum sakit. .elama sakit, klien tidak melakukan kewajiban
agamanya yaitu shalat 0 waktu.
8* S$a$!" M&#$al
P&#a%'ila# :
%ampak rapi , mandi dan berpakaian sendiri, senang menggunakan celana pendek,
rambut disisir rapi
a P&%3ia(aa# :
Klie mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan berupa
penjelasan, cukup komunikatif, namun agak tertutup, cukup kontak mata
waktu berbicara.
3 Ak$i;i$a" Mo$o(ik:
.ering jalan-jalan di luar ruangan, tidak agitasi, tidur setelah mendapat obat
Ala% P&(a"aa#:
%ampak cukup ceria, hanya sedikit kelihatan kuatir untuk mendapat pekerjaan
&diungkapkan'
2 Af&k:
alam batas normal
& I#$&(ak"i "&la%a 9a9a#a(a:
Kontak mata baik, klien mau memandang lawan bicara saat berkomunikasi.
f P&("&'"i :
%idak ada halusinasi baik akustik, maupun +isual.
) P(o"&" 'iki(:
alam batas normal.
h A(!" Piki(:
alam batas normal
i I"i 'iki(:
%idak terjadi waham.
5 Ti#)ka$ k&"a2a(a#
Kesadaran normal baik kualitatif maupun kuantitatif.
k M&%o(i
%idak ada gangguan memori.
l Ti#)ka$ ko#"&#$(a"i 2a# 3&(hi$!#)
Mampu berkonsentrasi dengan baik dan dapat berhitung dengan baik
% K&%a%'!a# '&#ilaia#
%idak ditemukan gangguan kemampuan penilaian diri, klien mampu
menentukan keinginannya.
<* K&3!$!ha# P&("ia'a# P!la#)
a Klien bisa menyiapkan makanan dan minuman sendiri. Klien senang membeli
makanan tambahan dari luar rumah sakit.
b 1A1 - 1AK teratur dan tak perlu bantuan.
c Mandi ) E sehari sendiri, tak perlu bantuan. Klien terlihat bersih dan rapi.
d Klien senang memakai celana pendek
e Klien bisa tidur nyenyak baik siang maupun malam.
f .istem pendukung yang ada5 #bu dan saudara kandungnya yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
g Klien paham dengan penggunaan obat yang dibawa pulang dan efek sampingnya.
h Kegiatan didalam rumah5 klien membantu ibu membersihkan rumah.
i Kegiatan diluar rumah5 klien mengatakan akan membantu ibu menjual ikan dipasan
dan akan kembali bekerja sebagai salesmen. Klien mengaku tidak suka ikut kegiatan
kelompok pemuda dimasyarakat.
=* M&ka#i"%& Ko'i#)
Adaptif 2 Mau bicara dengan orang lain,mengikuti kegiatan olah raga dan terapi
akti+itas lainnya
Mal adaptif 2 agak menghindar.
>* Ma"alah P"iko"o"ial 2a# Li#)k!#)a#
Masalah dengan dukungan kelompok spesifik 2 klien tinggal dengan ibu dan
saudaranya.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik 2 kurang berinteraksi dengan
lingkungan , lebih suka menyendiri.
Masalah dengan pendidikan, spesifik 2 klien tamat .M*
Masalah dengan pekerjaan, spesifik 2 1erhenti bekerja setelah tiga bulan bekerja.
Masalah dengan perumahan2 3umah berukuran 8 E ,, dihuni oleh 0 anggota
keluarga, pri+asi kurang
Masalah dengan ekonomi2 ekonomi keluarga pas-pasan, ibu bekerja sebagai tukang
jual ikan, hanya satu saudara yang ikut bekerja membantu keluarga.
Masalah dengan pelayanan kesehatan2 ada fasilitas pelayanan kesehatan yang
terjangkau.
Masalah lainnya2 orang tua cerai ketika klien masih duduk di bangku .
+.* P&#)&$ah!a# k!(a#) $&#$a#) :
Koping 2 keluarga tidak tahu bahwa perlu dan penting dukungan keluarga untuk
proses penanganan klien amuk
.istem Pendukung2 kurangnya sistem pendukung klien agar tidak kembali
menggunakan zat psikotropika.
.
++* A"'&k M&2ik
iagnosa Medik 2 gangguan Mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikotropika
%erapi Medik 2 ?argactil 06 mg im
Promactil ) E (66 mg
+-* Poho# Ma"alah
3esiko mencederai5
=rang lain-lingkungan
Alasan Masuk rumah sakit
&Amuk' Perilaku kekerasan
Pemakaian zat psikotropika
!angguan harga diri5 harga diri rendah
+4* Ma"alah K&'&(a9a$a#
(. Perilaku kekerasan
). 3esiko mencederai
7. !angguan harga diri5 harga diri rendah
8. 3esiko pemakaian kembali zat psikotropika
+6* Dia)#o"a K&'&(a9a$a#
(. 3esiko tinggi pemakaian kembali zat psikotropika berhubungan dengan harga diri
rendah
+7* R&#a#a Ti#2aka#
(. 3esiko tinggi pemakaian kembali zat psikotropika berhubungan dengan harga diri
rendah
T!5!a# U%!%2Klien tidak kembali menggunakan zat psikotropika setelah kembali
ke rumah
T!5!a# kh!"!"2
a Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik
b Klien mengerti bahaya pemakaian zat psikotropika dan tidak menggunakannya
c Memperbaiki kualitas hidup dengan melakukan kegitan yang bersifat produktif
d Meningkatkan harga diri.
e Menggunakan obat yang diberikan dokter dengan benar
I#$&(;&#"i:
R&#a#a Ti#2aka# Ra"io#al
Membina hubungan saling percaya
- jelaskan tujuan pertemuan
- jujur dan menepati janji
- tunjukan sikap empati dan menerima
klien dengan apa adanya.
- 1erika perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
engan membina hubungan saling
percaya, maka klien mampu
mengungkapkan perasaannya dan
masalah yang dihadapi.
Mendiskusikan bahaya zat psikotropika2
- Ffek secara fisik
- Ffek secara psikologis
engan mengenal bahaya pengunaan
zat psikotropika dapat menghindari
penyalahguaan zat psikotropika.
1erkatifitas yang produktif2
- lakukan pekerjaan sehari-hari
- ikuti kegiatan sosial di masyarakat
- 1elajar meningkatkan kemampuan
sesuai dengan bidang kerjanya.
engan aktifitas produktis, klien
dialihkan perhatiannya dari
keinginan pemakaian zat
psikotropika
Meningkatkan harga diri2
- gali kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien
- diskusi kemampuan yang ada dan
dapat dilanjutkan dengan
pelaksanaan.
- 1antu pasien dalam menentukan cara
penyelesaian yang konstruktif.
- iskusi dengan keluarga tentang
keadaan pasien.
engan meningkatkan harga diri,
klien mempunyai rasa percaya diri
dan tidak perlu menggunakan zat
psikotropika.
- 1antu keluarga dengan memberikan
asuhan yang tepat
- 1antu keluarga untuk merencanakan
kegiatan yang sesuai dengan keadaan
pasien.
- Keluarga membantu menyiapkan
lingkungan yang sehat dan kondusif.
Menggunakan obat dari dokter dengan
benar
- iskusi dengan pasien mamfaat
pemberian obat
- Anjurkan pasien untuk kontrol
dengan teratur sebelum obat habis.
- "elaskan pada klien tentang efek
samping obat.
+8* I%'l&%&#$a"i 2a# E;l!a"i
T)l?5a% I%'l&%&#$a"i E;al!a"i
60-68-)66(
(6266
Membina hubungan saling
percaya
- Menjelas tujuan pertemuan
- menunjukan sikap empati
dan menerima klien dengan
apa adanya.
- Memberikan perhatian
kepada klien dan
memperhatikan kebutuhan
dasar klien
- Klien dan ibunya mau
mengungkapkan permasalahan
yang dihadapi namun agak
tertutup.
60-68-)66(
()266
Mendiskusikan bahaya zat
psikotropika2
- Menjelaskan Ffek secara
fisik
- Menjelaskan Ffek secara
psikologis
- Klien dapat menjelaskan
kebali bahaya pengunaan zat
psikotropika.
6:-68-)66)
6,276
1erkatifitas yang produktif2
- Menganjurkan melakukan - Klien mengatakan akan
pekerjaan sehari-hari
- Menjelaskan pentingnya
mengikuti kegiatan sosial di
masyarakat
- Menganjurkan klien untuk
meningkatkan kemampuan
dengan cara belajar dari
buku-buku sesuai dengan
bidang kerjanya.
membantu ibu menjual ikan.
- Klien belum berkeinginan
untuk ikut kegiatan pemuda.
- klien mengatakan akan
kembali bekerja sebagai
salesmen dan belajar lebih
banyak.
(6266 Meningkatkan harga diri2
- membantu klien menggali
kemampuan dari aspek
positif yang dimilikinya.
- Mendiskusikan kemampuan
yang ada dan dapat
dilanjutkan dengan
pelaksanaan.
- Membantu pasien dalam
menentukan cara
penyelesaian yang
konstruktif.
- Mendiskusikan dengan
keluarga tentang keadaan
pasien.
- Membantu keluarga dengan
memberikan asuhan yang
tepat
- Membantu keluarga untuk
merencanakan kegiatan yang
sesuai dengan keadaan
pasien.
- Menganjurkan keluarga
menyiapkan lingkungan
yang sehat dan kondusif.
- Klien mengenal aspek positif,
bahwa dirinya punya
kemampuan untuk bekerja
- Klien mengerti perlunya
pengendalian diri waktu
marah
- #bu mengerti keadaan anaknya
dan mau membantu
memberikan asuhan dengan
menciptakan lingkungan yang
kondusif
- Klien mau mencoba
melakukan kegiatan sesuai
kemampuan
- #bu mengerti dan mengatakan
akan berusaha menciptakan
lingkungan yang tidak
membuat klien marah
()266 Menggunakan obat dari dokter
dengan benar
- Mendiskusikan dengan
pasien mamfaat pemberian
obat
- Menganjurkan klien untuk
kontrol dengan teratur
sebelum obat habis.
- menjelaskan pada klien
tentang efek samping obat.
- klien mengerti bahwa obat
yang diberikan akan menolong
permasalahannya.
- Klien mengatakan akan
kembali kontrol sebelum obat
habis.
- Klien mengerti sebagian efek
samping obat yang dimakan.

Anda mungkin juga menyukai