0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
300 tayangan16 halaman
Kasus klien laki-laki berusia 31 tahun yang dirawat karena perilaku kekerasan akibat penggunaan zat psikotropika. Klien mengalami amuk dan membuang barang-barang dirumah tanpa sebab. Berdasarkan pengkajian, klien mengalami gangguan harga diri dan risiko kembali menggunakan zat psikotropika setelah pulang.
Kasus klien laki-laki berusia 31 tahun yang dirawat karena perilaku kekerasan akibat penggunaan zat psikotropika. Klien mengalami amuk dan membuang barang-barang dirumah tanpa sebab. Berdasarkan pengkajian, klien mengalami gangguan harga diri dan risiko kembali menggunakan zat psikotropika setelah pulang.
Kasus klien laki-laki berusia 31 tahun yang dirawat karena perilaku kekerasan akibat penggunaan zat psikotropika. Klien mengalami amuk dan membuang barang-barang dirumah tanpa sebab. Berdasarkan pengkajian, klien mengalami gangguan harga diri dan risiko kembali menggunakan zat psikotropika setelah pulang.
PERILAKU KEKERASAN AKIBAT PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA DI RUANG JIWA C RUMAH SAKIT DR. SUTOMO SURABAYA (Difo!"ka# !#$!k %&%'&("ia'ka# kli&# '!la#)* Oleh : S U M A R N O PROGRAM STUDI S+ ILMU KEPERAWATAN UNI,ERSITAS AIRLANGGA SURABAYA -..- BAB + PENDAHULUAN +.+ La$a( B&laka#) Perilaku kekerasan seperti memukul orang, memukul anggota keluarga, membuang alat-alat rumah tangga bahkan merusakannya, merupakan alasan utama keluarga membawa klien untuk datang mencari pertolongan di bagian psikiatri. Keluarga merasa tidak mampu menangani dan klien dirasakan menjadi beban keluarga dan ancaman bagi lingkungan. Keadaan putus zat merupakan salah satu diantara faktor penyebab timbulnya perilaku kekerasan. Asuhan perilaku kekerasan terdiri dari manajemen krisis yaitu asuhan keperawatan saat terjadi kekerasan, manajemen perilaku kekerasan yaitu asuhan keperawatan yang bertujuan melatih klien mengontrol perilaku kekerasannya dan pendidikan kesehatan tentang manajemen perilaku kekerasan pada keluarga. Marah dan amuk akibat penggunaan zat psikoaktif atau putus zat psikoaktif merupakan salah satu diantara perilaku kekerasan yang dalam PP!" ### digolongkan sebagai $gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif. %idak jarang Klien yang sudah diobati dan dinyatakan sembuh, beberapa waktu kemudian datang kembali dirawat dengan masalah yang sama. alam makalah ini asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan &amuk' akan difokuskan pada persiapan klien pulang, dengan harapan setelah klien kembali kerumah atau lingkungannya, klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya, menghindari penggunaan psikotropika serta mendapat dukungan keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien. (.) %ujuan (' %ujuan *mum. Agar klien mampu menggunakan cara yang sehat dalam menyalurkan emosinya serta tidak lagi menggunakan zat psikotropika. )' %ujuan Khusus a Klien tidak melakukan kekerasan. b Klien menggunakan obat dengan benar c Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari d Klien dapat membina hubungan yang harmonis dengan orang lain &teman sekerja, masyaarakat sekitarnya' e Keluarga mampu memberi dukungan dan menciptakan suasana yang harmonis f Keluarga mengetahui cara pemberian obat dengan benar BAB - LANDASAN TEORI -.+ P&#)&($ia# A%!k Merupakan respon kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, dimana indi+idu dapat merusak dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan &keliat, (,,(' Marah merupakan langkah awal dari suatu perilaku kekerasan. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan - kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman &.tuart / .undeen, (,,0'. .ebenarnya perasaan marah normal bagi setiap indi+idu, namun perilaku yang dimanifestasikanoleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptif. 1erikut ini adalah gambaran rentang respon marah2 3espon adaptif 3espon maladaptif Asertif 4rustrasi Pasif Agresif Kekerasan -.- /ak$o(0fak$o( 1a#) 2a'a$ %&#i%3!lka# '&(ilak! k&k&(a"a#. +* /ak$o( P(&2i"'o"i"i 1erbagai pengalaman yang dialami tiap orang merupakan faktor presisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut ini dialami oleh indi+idu2 &(' Psikologis5 Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustrasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak6kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau saksi penganiayaan. &)' Perilaku5 3einforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobser+asi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimuli indi+idu mengadopsi perilaku kekerasan. &7' .osial budaya5 1udaya tertutup dan membalas secara diam &pasif agresif' dn kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima &permisi+e' &8' 1ioneurologis5 Kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter berperaan dalam terjadinya perilaku kekerasan. -* /ak$o( P(&"i'i$a"i 4aktor ini dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. .timulasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang bersifat penghinaan, kehilangan orang yang dicintai - pekerjaan merupakan fartor lain dari penyebab kekerasan. .elain itu interaksi sosial yang profokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan. -.4 P(o"&" $&(5a2i#1a a%!k Konsep terjaadinya amuk bermula dari kemarahan yang timbul sebagai akibat adanya ancaman terhadap integritas diri atau kebutuhan. Konsep ini secara sistematis &konsep marah, 1eck, 3awlins, 9illiams, (,:; dikutip oleh Kelit, (,,(' dapat dilihat pada bagan sebagai berikut2 Ancaman atau kebutuhan <emas Marah Merasa kuat Mengungkapkan secara +erbal merasa tidak kuat Menantang menjaga keutuhan orang lain Melarikan diri Masalah tidak selesai lega Menginkari marah Marah berkepanjangan Ketegangan menurun marah tidak terungkap 3asa marah teratasi Muncul rasa bermusuhan 3asa bermusuhan menahun Marah pada diri Marah pada lingkungan epresi psikosomatik Agresif - amuk -.6 Ta#2a 2a# G&5ala .elain alasan utama klien dirawat, dari obser+asi dapat ditemukan muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, memaksakan kehendak, merampas makanan, membuang barang-barang serta memukul jika tidak senang. -.7 Poho# Ma"alah 3esiko mencederai5 =rang lain-lingkungan Alasan Masuk rumah sakit &Amuk' Perilaku kekerasan !angguan harga diri5 harga diri rendah -.8 Ma"alah K&'&(a9a$a# (. Perilaku kekerasan ). 3esiko mencederai 7. !angguan harga diri5 harga diri rendah 8. 3esiko pemakaian kembali zat psikotropika BAB 4 TINJAUAN KASUS Asuhan keperawatan pada klien dengan $gangguan mental perilaku &amuk' dilaksanakan mulai tanggal 8 April sampai : April )66) dengan menggunakan tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan e+aluasi yang difokuskan pada persiapan pulang 7.( Pengkajian +* I2&#$i$a" Kli&# >ama 2 %n. . "enis kelamin 2 ?aki-laki *mur 2 (, tahun Agama 2 #slam Alamat 2 .idodadi , .urabaya .uku -bangsa 2 "awa - #ndonesia 1ahasa yang dipakai 2 1ahasa "awa .tatus perkawinan 2 1elum kawin Pekerjaan 2 sudah bekerja selama 7 bulan sebagai salesmen. Pendidikan 2 .M* %amat 3uang rawat 2 3uang "iwa < 3ekam Medik 2 (@@:7):: %anggal masuk 2 7( A 67 A )66) %anggal pengkajian 2 68 A 68 A )66) -* Ala"a# Ma"!k Klien marah-marah tanpa alasan dan mengamuk serta membuang barang-barang yang ada dirumah sertaa bicara ngelantur sejak )0 maret )66) 4* /ak$o( P(&2i"'o"i"i. Menurut orang tua klien, klien dan keluarga tidak ada yang mempunyai gangguan jiwa pada masa lalu. Klien pernah dirawat tahun )66( dengan gangguan mental perilaku akibat penggunaan napza &sabu-sabu'. irawat di 3.* r. .oetomo, ruang jiwaa <, pengobatan yang diberikan berhasil. .ejak saat itu klien tidak lagi menggunakan napza. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, kurang mendapat perhatian dari orang tua, karena kedua orang tua bercerai ketika klien berumur 0 tahun. 6* /i"ik %anda Bital 2 %2 ()6-@6mmCg >2 ,)D-mnt .2 7@ < P2 (;D-mnt *kur 2 %1 2 (;( 112 8@ Keluhan 4isik 2 1adan terasa lemas. 7* P"iko"o"ial G&#o)(a% : Klien Ko#"&' 2i(i (. !ambaran diri Klien menerima diri sendiri apa adanya. ). #dentitas Klien bekerja sebagai salesmen salah perusahaan tiga sejak 7 bulan yang lalu 7. Peran iri Klien adalah anak ke 8 dari ; bersaudara yang tinggal dengan ibunya. 8. #deal iri Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang, klien akan kembali bekerja sebagai salesmen 0. Carga diri Klien merasa rendah diri berhadapan dengan konsumen dan sesama teman salesmen. H!3!#)a# So"ial Menurut klien orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah ibunya. Klien kurang perduli dengan lingkungan, klien sering diam, agak tertutup. S'i(i$!al Klien adalah penganut agama #slam yang tidak terlalu taat, klien jarang shalat selama dan belum sakit. .elama sakit, klien tidak melakukan kewajiban agamanya yaitu shalat 0 waktu. 8* S$a$!" M&#$al P&#a%'ila# : %ampak rapi , mandi dan berpakaian sendiri, senang menggunakan celana pendek, rambut disisir rapi a P&%3ia(aa# : Klie mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan berupa penjelasan, cukup komunikatif, namun agak tertutup, cukup kontak mata waktu berbicara. 3 Ak$i;i$a" Mo$o(ik: .ering jalan-jalan di luar ruangan, tidak agitasi, tidur setelah mendapat obat Ala% P&(a"aa#: %ampak cukup ceria, hanya sedikit kelihatan kuatir untuk mendapat pekerjaan &diungkapkan' 2 Af&k: alam batas normal & I#$&(ak"i "&la%a 9a9a#a(a: Kontak mata baik, klien mau memandang lawan bicara saat berkomunikasi. f P&("&'"i : %idak ada halusinasi baik akustik, maupun +isual. ) P(o"&" 'iki(: alam batas normal. h A(!" Piki(: alam batas normal i I"i 'iki(: %idak terjadi waham. 5 Ti#)ka$ k&"a2a(a# Kesadaran normal baik kualitatif maupun kuantitatif. k M&%o(i %idak ada gangguan memori. l Ti#)ka$ ko#"&#$(a"i 2a# 3&(hi$!#) Mampu berkonsentrasi dengan baik dan dapat berhitung dengan baik % K&%a%'!a# '&#ilaia# %idak ditemukan gangguan kemampuan penilaian diri, klien mampu menentukan keinginannya. <* K&3!$!ha# P&("ia'a# P!la#) a Klien bisa menyiapkan makanan dan minuman sendiri. Klien senang membeli makanan tambahan dari luar rumah sakit. b 1A1 - 1AK teratur dan tak perlu bantuan. c Mandi ) E sehari sendiri, tak perlu bantuan. Klien terlihat bersih dan rapi. d Klien senang memakai celana pendek e Klien bisa tidur nyenyak baik siang maupun malam. f .istem pendukung yang ada5 #bu dan saudara kandungnya yang tinggal bersama dalam satu rumah. g Klien paham dengan penggunaan obat yang dibawa pulang dan efek sampingnya. h Kegiatan didalam rumah5 klien membantu ibu membersihkan rumah. i Kegiatan diluar rumah5 klien mengatakan akan membantu ibu menjual ikan dipasan dan akan kembali bekerja sebagai salesmen. Klien mengaku tidak suka ikut kegiatan kelompok pemuda dimasyarakat. =* M&ka#i"%& Ko'i#) Adaptif 2 Mau bicara dengan orang lain,mengikuti kegiatan olah raga dan terapi akti+itas lainnya Mal adaptif 2 agak menghindar. >* Ma"alah P"iko"o"ial 2a# Li#)k!#)a# Masalah dengan dukungan kelompok spesifik 2 klien tinggal dengan ibu dan saudaranya. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik 2 kurang berinteraksi dengan lingkungan , lebih suka menyendiri. Masalah dengan pendidikan, spesifik 2 klien tamat .M* Masalah dengan pekerjaan, spesifik 2 1erhenti bekerja setelah tiga bulan bekerja. Masalah dengan perumahan2 3umah berukuran 8 E ,, dihuni oleh 0 anggota keluarga, pri+asi kurang Masalah dengan ekonomi2 ekonomi keluarga pas-pasan, ibu bekerja sebagai tukang jual ikan, hanya satu saudara yang ikut bekerja membantu keluarga. Masalah dengan pelayanan kesehatan2 ada fasilitas pelayanan kesehatan yang terjangkau. Masalah lainnya2 orang tua cerai ketika klien masih duduk di bangku . +.* P&#)&$ah!a# k!(a#) $&#$a#) : Koping 2 keluarga tidak tahu bahwa perlu dan penting dukungan keluarga untuk proses penanganan klien amuk .istem Pendukung2 kurangnya sistem pendukung klien agar tidak kembali menggunakan zat psikotropika. . ++* A"'&k M&2ik iagnosa Medik 2 gangguan Mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikotropika %erapi Medik 2 ?argactil 06 mg im Promactil ) E (66 mg +-* Poho# Ma"alah 3esiko mencederai5 =rang lain-lingkungan Alasan Masuk rumah sakit &Amuk' Perilaku kekerasan Pemakaian zat psikotropika !angguan harga diri5 harga diri rendah +4* Ma"alah K&'&(a9a$a# (. Perilaku kekerasan ). 3esiko mencederai 7. !angguan harga diri5 harga diri rendah 8. 3esiko pemakaian kembali zat psikotropika +6* Dia)#o"a K&'&(a9a$a# (. 3esiko tinggi pemakaian kembali zat psikotropika berhubungan dengan harga diri rendah +7* R&#a#a Ti#2aka# (. 3esiko tinggi pemakaian kembali zat psikotropika berhubungan dengan harga diri rendah T!5!a# U%!%2Klien tidak kembali menggunakan zat psikotropika setelah kembali ke rumah T!5!a# kh!"!"2 a Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik b Klien mengerti bahaya pemakaian zat psikotropika dan tidak menggunakannya c Memperbaiki kualitas hidup dengan melakukan kegitan yang bersifat produktif d Meningkatkan harga diri. e Menggunakan obat yang diberikan dokter dengan benar I#$&(;&#"i: R&#a#a Ti#2aka# Ra"io#al Membina hubungan saling percaya - jelaskan tujuan pertemuan - jujur dan menepati janji - tunjukan sikap empati dan menerima klien dengan apa adanya. - 1erika perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien engan membina hubungan saling percaya, maka klien mampu mengungkapkan perasaannya dan masalah yang dihadapi. Mendiskusikan bahaya zat psikotropika2 - Ffek secara fisik - Ffek secara psikologis engan mengenal bahaya pengunaan zat psikotropika dapat menghindari penyalahguaan zat psikotropika. 1erkatifitas yang produktif2 - lakukan pekerjaan sehari-hari - ikuti kegiatan sosial di masyarakat - 1elajar meningkatkan kemampuan sesuai dengan bidang kerjanya. engan aktifitas produktis, klien dialihkan perhatiannya dari keinginan pemakaian zat psikotropika Meningkatkan harga diri2 - gali kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien - diskusi kemampuan yang ada dan dapat dilanjutkan dengan pelaksanaan. - 1antu pasien dalam menentukan cara penyelesaian yang konstruktif. - iskusi dengan keluarga tentang keadaan pasien. engan meningkatkan harga diri, klien mempunyai rasa percaya diri dan tidak perlu menggunakan zat psikotropika. - 1antu keluarga dengan memberikan asuhan yang tepat - 1antu keluarga untuk merencanakan kegiatan yang sesuai dengan keadaan pasien. - Keluarga membantu menyiapkan lingkungan yang sehat dan kondusif. Menggunakan obat dari dokter dengan benar - iskusi dengan pasien mamfaat pemberian obat - Anjurkan pasien untuk kontrol dengan teratur sebelum obat habis. - "elaskan pada klien tentang efek samping obat. +8* I%'l&%&#$a"i 2a# E;l!a"i T)l?5a% I%'l&%&#$a"i E;al!a"i 60-68-)66( (6266 Membina hubungan saling percaya - Menjelas tujuan pertemuan - menunjukan sikap empati dan menerima klien dengan apa adanya. - Memberikan perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien - Klien dan ibunya mau mengungkapkan permasalahan yang dihadapi namun agak tertutup. 60-68-)66( ()266 Mendiskusikan bahaya zat psikotropika2 - Menjelaskan Ffek secara fisik - Menjelaskan Ffek secara psikologis - Klien dapat menjelaskan kebali bahaya pengunaan zat psikotropika. 6:-68-)66) 6,276 1erkatifitas yang produktif2 - Menganjurkan melakukan - Klien mengatakan akan pekerjaan sehari-hari - Menjelaskan pentingnya mengikuti kegiatan sosial di masyarakat - Menganjurkan klien untuk meningkatkan kemampuan dengan cara belajar dari buku-buku sesuai dengan bidang kerjanya. membantu ibu menjual ikan. - Klien belum berkeinginan untuk ikut kegiatan pemuda. - klien mengatakan akan kembali bekerja sebagai salesmen dan belajar lebih banyak. (6266 Meningkatkan harga diri2 - membantu klien menggali kemampuan dari aspek positif yang dimilikinya. - Mendiskusikan kemampuan yang ada dan dapat dilanjutkan dengan pelaksanaan. - Membantu pasien dalam menentukan cara penyelesaian yang konstruktif. - Mendiskusikan dengan keluarga tentang keadaan pasien. - Membantu keluarga dengan memberikan asuhan yang tepat - Membantu keluarga untuk merencanakan kegiatan yang sesuai dengan keadaan pasien. - Menganjurkan keluarga menyiapkan lingkungan yang sehat dan kondusif. - Klien mengenal aspek positif, bahwa dirinya punya kemampuan untuk bekerja - Klien mengerti perlunya pengendalian diri waktu marah - #bu mengerti keadaan anaknya dan mau membantu memberikan asuhan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif - Klien mau mencoba melakukan kegiatan sesuai kemampuan - #bu mengerti dan mengatakan akan berusaha menciptakan lingkungan yang tidak membuat klien marah ()266 Menggunakan obat dari dokter dengan benar - Mendiskusikan dengan pasien mamfaat pemberian obat - Menganjurkan klien untuk kontrol dengan teratur sebelum obat habis. - menjelaskan pada klien tentang efek samping obat. - klien mengerti bahwa obat yang diberikan akan menolong permasalahannya. - Klien mengatakan akan kembali kontrol sebelum obat habis. - Klien mengerti sebagian efek samping obat yang dimakan.