Anda di halaman 1dari 5

Manajemen laba

Manajemen laba adalah upaya manajemen dalam proses pelaporan keuangan


perusahaan melalui pemilihan kebijakan-kebijakan akuntansi (accounting policies) untuk
mengatur jumlah laba yang dilaporkan dengan tujuan untuk membentuk kesan mengenai
kinerja perusahaan untuk menaikkan nilai perusahan serta untuk mempengaruhi hasil kontrak
yang didasarkan pada angka- angka akuntansi yang dilaporkan untuk memperoleh
keuntungan bagi privat manajemen.
7 macam kejahatan keuangan :
1. Mencatat pendapatan terlalu dini
2. Megakui pendapatan fiktif,
3. Menciptakan transaksi khusus untuk memperoleh gain,
4. Tidak mencatat ataupun mengurangi utang secara tepat,
5. Mengalihkan beban saat ini ke periode lampau ataupun masa depan,
6. Menahan pendapatan saat ini untuk periode masa depan,
7.Mengalihkan beban yang akan datang ke periode sekarang,


TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

Ada 3 pendekatan audit berbasis komputer , yaitu :

Audit Around The Computer
Audit around the computer adalah pendekatan audit dimana auditor menguji
keandalan sebuah informasi yang dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu
mengkalkulasikan hasil dari sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem. Kemudian,
kalkulasi tersebut dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh sistem. Apabila ternyata
valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian sistem telah efektif dan sistem telah
beroperasi dengan baik.
Jenis audit ini dapat digunakan ketika proses yang terotomasi dalam sistem cukup sederhana.
Kelemahan dari audit ini adalah bahwa audit around the computer tidak menguji apakah
logika program dalam sebuah sistem benar. Selain itu, jenis pendekatan audit ini tidak
menguji bagaimana pengendalian yang terotomasi menangani input yang mengandung error.
Dampaknya, dalam lingkungan IT yang komplek, pendekatan ini akan tidak mampu untuk
mendeteksi banyak error.
Audit Through The Computer
Audit through the computer adalah audit yang dilakukan untuk menguji sebuah sistem
informasi dalam hal proses yang terotomasi, logika pemrograman, edit routines, dan
pengendalian program. Pendekatan audit ini menganggap bahwa apabila program pemrosesan
dalam sebuah sistem informasi telah dibangun dengan baik dan telah ada edit routines dan
pengecekan pemrograman yang cukup maka adanya kesalahan tidak akan terjadi tanpa
terdeteksi. Jika program berjalan seperti yang direncanakan, maka semestinya output yang
dihasilkan juga dapat diandalkan.

Audit With The Computer
Audit jenis inilah yang sering disebut dengan teknik audit berbantuan komputer. Jika
pendekatan audit yang lain adalah audit terhadap sistem informasinya, pendekatan audit with
the computer adalah penggunaan komputer untuk membantu pelaksanaan audit. Singkatnya,
ketika kita melaksanakan audit menggunakan ACL atau excel, itulah audit with the computer.

Dengan semakin berkembangnya system informasi, maka auditor dituntut untuk
menguasai proses system informasi yang dipakai klien dan Teknik Audit Berbantuan
Komputer dengan menyesuaikan proses audit dan prosedur yang digunakan pada saat
melaksanakan pekerjaan lapangan
Dalam pembahasan ini kami fokus pada audit through computer dengan
menggunakan software ACL ( audit command language) .
ACL atau yang sebelumnya dikenal sebagai Audit Command Language, adalah software
(perangkat lunak) untuk mengekstrasi dan menganalisis data yang digunakan untuk
mencegah dan mendeteksi kecurangan. Dengan sampling data yang besar, ACL digunakan
untuk menemukan berbagai penyelewengan atau pola dalam transaksi yang dapat
mengindikasikan adanya kelemahan pengendalian atau kecurangan. Kecurangan itu sendiri
dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu kecurangan dalam laporan keuangan (dilakukan
oleh pihak manajemen), korupsi, dan penyalahgunaan asset (dilakukanolehkaryawan).
ACL For Windows
ACL for windows adalah salah satu teknik audit berbantuan computer untuk ekstraksi
dan analisis data. Software/perangkat lunak audit ini mudah digunakan (user friendly)
ACL for Windows dapat memroses setiap tipe data. Software audit ini menggunakan fitur
defini data (Input File Definition) untuk mengakses/membaca data yang disimpan dalam
berbagai format file, antara lain database relasional melalui ODBC (seperti Microsoft Access
dan Oracle), dBASE, delimited, .TXT, .DAT, dan format lain seperti PL/1, COBOL, dan
AS/400 FDF. Selain itu, laporanhasil audit (analisis data) juga dapat diekspor atau disajikan
dalam berbagai format file/data, antara lain .TXT, .HTML, .FIL, Dbase, Excel, Lotus,
Delimited, Word, dan Word Perfect.
Beberapa contoh kecurangan yang dideteki dengan software ACL:

1. Pembayaran ke pemasok fiktif
Teknik skema semacam ini mungkin membutuhkan kolusi antara dua atau lebih
individu. Profil kecurangan yang mendeskripsikan skema pemasok palsu dan prosedur
auditnya dibahas berikut ini.
a. Nomor faktur berurutan
Karena peusahaan korban adalah satu-satunya penerima faktur, maka faktur pendukung yang
dibuat oleh pemasok palsu tersebut mungkin akan berurutan nomornya. Prosedur audit
yang dipakai adalah menggunakan ACL untuk mengurutkan record dalam filefaktur
berdasarkan nomer faktur dan nomer pemasok. Hasilnya kan memperlihatkanrecord yang
memiliki karakteristik berurutan, yang kemudian dapat ditarik perinciannya intuk dikaji lebih
jauh.
b. Pemasok dengan PO Box
Pelaku kecurangan kadang akan menyewa PO Box untuk menerima pembayaran melalui
surat. Prosedur audit untuk hal ini adalah : menggunakan expression builder ACL untuk
membuat filter agar dapat menyeleksi record pemasok dari file faktur yang mengguanakan
alamat PO Box. Dari daftar ini, verifikasi keabsahan pemasok.
c. Pemasok dengan lamat milik karyawan
Prosedur auditnya adalah dengan mengguanakan ACL untuk menggabungkan filekaryawan
dengan file faktur mengguanakan field alamat sebagai kunci utama bersama untuk
kedua file tersebut. Hanya record yang cocok satu sama lain yang dimasukkan ke dalam
hasil file gabungan.
d. Beberapa perusahaan dengan alamat yang sama
Gunakan perintah Duplicates dari ACL agar dapat membuat daftar alamat surat-menyurat
yang sama untuk dua atau lebih pemasok.
e. Nilai faktur sedikit di bawah batas minimal yang akan dikaji
Banyak perusahaan yang menentukan batas bawah pengeluaran materialitas. Kajian pihak
manajemen dan tandatangan dibutuhkan untuk semua cek yang nilainya melebihi batas
maksimal tersebut. Dengan penggetahuan ini pelaku kecurangan dapat memalsukan
pembayaran yang nilainya sedikit dibawah batas bawah tersebut untuk memaksimalkan
keuntungan dari kecurangan tersebut. Prosedur audit untuk hal ini adalah dengan
menggunakan expression builder create dari ACL untuk membentuk kisaran nilai di sekiatar
batas bawah pengendali tersebut. Untuk memperlihatkan aktivitas mencurigakan yang
membutuhkan penyelidikan lebih lanjut, sortirlah record pembayaran yang masuk dalam
kisaran ini berdasarkan pemasoknya.

2. Kecurangan penggajian
Dua bentuk umum kecurangan penggajian adlah kelebihan pembayaran ke karyawan
dan pembayaran untuk karyawan yang tidak ada. Skema yang pertama biasanya melibatkan
penggelembungan jumlah jam kerja dan/atau pengeluaran cek gaji duplikat. Pendekatan
kedua melibatkan pemasukkan karyawan fiktif ke dalam sistem penggajian. Supervisor, yang
kemudian menerima cek gaji hasil dari sistem penggajian ini biasanya akan melakukan jenis
kecurangan semacam ini. Vaiasi dari skema ini adalh tetap memasukkan nama karyawan
yang telah keluar dari daftar penggajian. Prosedur audit yang disarankan untuk mendeteksi
kecurangan ini dijelaskan sebagai berikut.
a. Pengujian jam kerja yang berlebihan
Gunakan expression builder ACL untuk menyeleksi record penggajian yang mencerimnkan
jam kerja berlebihan. Jika ada cukup banyak waktu lembur yang umum ditemui, maka
melakukan filter terhadap record jam kerja yang mengungkap yang lebih besar dai 50 jam
kerja mungkin akan dapat mengungkap kasus kecurangan.
b. Pengujian duplikasi pembayaran
Gunakan fungsi Duplicate ACL untuk mencari record penggajian para karyawan yang
memiliki karakteristik berikut ini :
Nomer karyawan yang sama, nama yang sama, alamat yang sama dan sebagainya
Nama yang sama dengan alamat rumah yang berbeda
Nama yang sama dengan nomer rekening yang berbeda
Nama yang sama dengan nomer jaminan sosial yang berbeda
Alamat surat yang sama dengan nama karyawan yang berbeda
Beberapa record duplikasi yang terdeteksi dalam pencarian ini mungkin ditimbulkan oleh
fenomena alami (contohnya, orang-orang yang tidak memiliki hubungan tetapi memliki nama
yang sama). Akan tetapi, hasil pencarian ini akan memberikan auditor dasar untuk melakukan
pengkajian lebih lanjut.
c. Pengujian karyawan yang tidak ada
Gunakan fitur join ACL untuk menghubungkan file penggajian dengan file karyawan
berdasarkan Nomer Karyawan sebagai atribut umumnya. File gabungan yang dihasilkan
seharusnya hanya akan berisi record dari file penggajian yang tidak sesuai
dengan recordkaryawan yang valid. Semua record ini harus dikaji ulang oleh pihak
manajemen.

3. Gali lubang tutup lubang dalam piutang usaha
Kesederhanaan teknik kecurangan ini adalah kunci keberhasilannya. Satu-satunya
bukti dalam kecurangan ini dalam datanya adalah pada perbed\aan waktu, antara saat
pembayaran diterima dengan datang pembayaran tersebut dicatat. Masalah ini dijelaskan
dengan membandingkan dua metode umum untuk mengelola piutang usaha.
a. Metode pemindahal saldo ke pariode berikutnya
Gali lubang tutup lubang akan sulit dideteksi dalam sistem ini. Contohnya, asumsikan bahwa
pelaku kecurangan menggelapkan pe,bayaran pelanggan senilai $500. Jumlah ini tidak akan
dicatat kedlam rekening pelanggan tersebut dalam pariode sekarang dan saldo yang akan
dipindahkan ke pariode berikutnya dinyatakan terlalu tinggi sebesar $500. Dalam pariode
berikutnya, uang yang diambil dari pelanggan lainakan digunakan untuk menutup sejumlah
tersebut. Akan tetapi pelanggan kaan mengeluh karena pembayarannya tidak tercatat. Apabila
pelaku itu sendiri yang menangani hal tersebut maka ia akan mengatakan bahwa pembayaran
terlambat diterima sehingga kan muncul di laporan berikutnya.
b. Metode faktur terbuka
Untuk menggambarkan situasi gali lubang tutup lubang pada metode faktur terbuka
ini asumsikan pelanggan Amengirim sebuah cek senilai $3000 untuk membayar sebuah
faktur terbuka dengan jumlah yang sama. Pelaku kecurangan akan mengantongi cek tersebut
tanpa mencatatnya pada pariode sekarang. Kemudian pelanggan B membayar $5000 yang
kemudian dipotong sebesar $3000 untuk membayar pelanggan A yang sudah dikantongi
sebelumnya. Sisanya ($2000) akan dimasukkan dalam faktur pelanggan B yang tetap terbuka.
Saldo sebesar $3000 akan dipindahkan ke dalam pariode berikutnya.
Jika auditor mencurigai adanya teknik gali lubang tutup lubang, maka auditor tersebut
dapat menggunakan uji ACL berikut ini :
Gunakan expression builder ACL untuk memilih penjualan dari tiap versi field dan file
jumlah dikirimnya lebih besar dari nol dan kurang dari nilai faktur. Contohnya, barang
yang ruak, kelebihan tagihan, dan penolakan kiriman barang yang mengakibatkan si
pelanggan hanya melakukan pembayaran sebagian
Gabungan file pindahan yang dihasilkan ke dalam sebuah file yang mencerminkan
aktivitas untuk sebuah pariode terkait
Buatlah field terhitung untuk nilai yang dipindahkan (nilai faktur jumlah uang dikirim)
Gunakan perintah Duplicates untuk mencari dalam file tersebut, nilai pindahan yang
memiliki nilai yang sama dengan nilai pindahan yang sudah dihitung.









Contoh kasus

Tirtanadi Medan Bayar Gaji Karyawan Koperasi Fiktif

Temuan ini merupakan hasil dari pemeriksaan sejumlah dokumen yang disita dari
Kantor Koperasi PDAM Tirtanadi, pecan lalu. "Selain adanya tidak pidana korupsi itu (Rp3
miliar), kami juga menemukan adanya kwitansi pembayaran gaji secara fiktif," ujar Direktur
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumut Komisaris Besar
(Kombes) Pol Sadono
BudiNugroho
Sejauh ini, kata Sadono, penyidik sudah memeriksa tujuh saksi.Namun, dari hasil
pemeriksaan ketujuh saksi, pihaknya belum bias memastikan bakal jadi tersangka. Sementara
itu, informasi yang diperoleh di kepolisian menyebutkan, selain kasus dugaan tindak pidana
korupsi, penyidik tengah menelusuri adanya dugaan tindak pidana pencucian uang (money
laundring) yang dilakukan sejumlah pejabat di perusahaan air minum tersebut.
Uang itu merupakan pembayaran tagihan rekening air dari 450.000 pelanggan di
Sumut. Rinciannya, 385.000 rekening pelanggan warga Kota Medan dan 65.000 pelanggan di
luar Kota Medan."Sebenarnya, setiap hari pihak koperasi selalu menyetorkan uang dari
pelanggan ke rekening perusahaan Tirtanadi.
Nah pengelolaan uang di rekening itu kuasanya siapa?" ujar sumber tadi.Masih kata
sumber tadi, seandainya setiap pelanggan membayar tagihan rekening rata-rata Rp50.000,
jika dikalikan 450.000 pelanggan, maka total uang yang masuk ke rekening Tirtanadi berkisar
Rp22,5 miliar setiap bulan. Besaran uang dari pelanggan yang di kutip Koperasi PDAM
Tirtanadi itu langsung disetor ke rekening PDAM Tirtanadi.
"Jika dikali 12 bulan dalam satu tahun, berarti total uang yang ada di PDAM Tirtanadi
mencapai Rp270 miliar per tahun. Besaran angka yang ada di rekening itu jika disimpan
dalam rekening bank atau didepositokan, berapa bunganya per bulan?" katanya.Dia
menyebutkan, praktik semacam ini sudah berlangsung selama 10 tahun atau sejak 2002
hingga 2012.
Artinya, sejauh ini PDAM Tirtanadi sudah menerima uang dari pelanggan sekitar
Rp2,7 triliun. "Itu baru hitungan yang kita buat tadi itu jika kita rata-ratakan semua pelanggan
membayar Rp50.000 per bulan. Bayangkan jika lebih dari itu," tandasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Publikasi dan Komunikasi PDAM Tirtanadi Medan Jumirin
mengakui pihak Koperasi PDAM Tirtanadi menyetorkan uang dari pelanggan setiap
hari.Namun dia enggan menjelaskan besaran angka yang disetorkan tersebut. (sindo)

Anda mungkin juga menyukai