Anda di halaman 1dari 4

Kebijakan Desentralisasi

Kelompok 14
Alif Ilham Akbar F 1111031006
Boga Abiyoga 1111031025
Gilang Andriyan 1111031049
Mariska 1111031073
Rindy Dwi Ladista 1111031098
Yulia Dwiyanti 1111031118
P.S. : S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia






Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
Bandarlampung
22 April 2014
Sebagai sebuah konsep, desentralisasi mempunyai berbagai pengertian
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Desentralisasi adalah penyerahan
wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menurut International Encyclopedia of Social Science (1968: 370),
desentralisasi adalah sebuah terminologi yang merefer kepada
transfer kekuasaan-kekuasaan dari sebuah pemerintah pusat kepada
otoritas yang berfungsi secara spesial dan legal personal berbeda
(sebagai contoh, peningkatan tingkat otonomi dari sebuah pemerintah
daerah atau sebuah perusahaan publik atau BUMN)
Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan desentralisasi sebagai
penugasan dan responsibiltas dari aspek keuangan, politik dan
administrasi yang diberikan kepada tingkatan-tingkatan
pemerintahan yang lebih rendah (Litvack, Ahmad dan Bird, 1998: 7).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, konsep desentralisasi
berhubungan dengan transfer kekuasaan dan kewenangan dari level
pemerintahan yang tinggi kepada yang lebih rendah dalam suatu
sistem pemerintahan.
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di negara berkembang
termasuk Indonesia telah menggunakan tiga tipe teori desentralisasi yaitu
Desentralisasi politik
Desentralisasi administratif, dan
Desentralisasi fiskal
Desentralisasi Fiskal :
Mencakup transfer tanggung jawab pengeluaran dan pendapatan
dari pemerintah pusat kepada pemerintah sub nasional.
Bentuk desentralisasi fiskal antara lain :
a. pembiayaan sendiri atau menutupi biaya melalui
pengenaan retribusi (user charges);
b. Pembiayaan bersama atau produksi bersama dgn sektor
swasta;
c. Perluasan pajak lokal dan pendapatan bukan pajak;
d. Transfer antarpemerintah;
e. Pinjaman lokal.

Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Menyerahkan kewenangan dan memberikan perimbangan keuangan
Daerah mengenal informasi daerah lebih baik
Penyediaan pelayanan publik daerah yang efektif dan efisien
Peran serta masyarakat daerah yang optimal
Instrument
1. Revenue sharing: pusat membagikan sebagian penerimaan
pemerintah (biasanya dalam bentuk hasil ekstraksi SDA, konsesi, dsb)
kepada daerah
2. Fiscal sharing: pusat membagi kewenangan memungut pajak dan
belanja publik kepada daerah.
3. Pemberian subsidi (grants) kepada pemerintah daerah:
a. General grants
b. Specific grants
c. Matching grants
d.
e. Desentralisasi fiskal di Indonesia dilakukan dengan
pemberian diskresi belanja daerah yang luas dengan
didukung oleh pendanaan transfer dari pusat ke
daerah. Amanat itu tertuang dalam UU Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai