Anda di halaman 1dari 50

Kelompok 3

Abdurozak Zaki
Albar Wajid F
Dimas Jatu
Ivan Dwi Jatmiko
Yoga Kus Subandoro
BARANG MILIK DAERAH
PENGHAPUSAN
PEMINDAHTANGANAN
PEMBINAAN,
PENGENDALIAN, DAN
PENGAWASAN
TUNTUTAN GANTI
RUGI
PENGHAPUSAN
PENGHAPUSAN
Permendagri No
17 Tahun 2007
tentang Pedoman
Teknis
Pengelolaan BMD
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
Penghapusan
Barang Milik Daerah dimaksud sudah tidak
berada dalam penguasaan pengguna dan/atau
kuasa pengguna. Pasal 54 ayat (1)
Penghapusan dilaksanakan dengan Keputusan
pengelola atas nama Kepala Daerah. Pasal
54 ayat (3)
Penghapusan
dari Daftar
Barang
Pengguna
dan/atau Kuasa
Pengguna
Barang Milik Daerah dimaksud sudah beralih
kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau
karena sebab-sebab lain. Pasal 54 ayat (2)
Penghapusan dilaksanakan dengan Keputusan
Kepala Daerah. Pasal 54 ayat (4)
Penghapusan
dari Daftar
Barang Milik
Daerah
Penghapusan Dengan Tindak
Lanjut Pemusnahan (Pasal 55)
Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan
dan tidak dapat dipindahtangankan; atau
Alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Penghapusan
BMD dengan
Tindak Lanjut
Pemusnahan
Pemusnahan dilaksanakan oleh pengguna dengan
keputusan dari pengelola setelah mendapat
persetujuan Kepala Daerah.
Keputusan
Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam
Berita Acara Pemusnahan dan dilaporkan kepada
Kepala Daerah.
Berita Acara
Definisi Penghapusan
Penghapusan
BMD
Tindakan penghapusan barang
Pengguna/Kuasa Pengguna
dan penghapusan dari Daftar
Inventaris Barang Milik Daerah
Keputusan Kepala
Daerah tentang
Penghapusan Barang
Milik Daerah.
Dasar Penghapusan Barang
Rusak berat, terkena bencana alam/force majeure
Tidak dapat digunakan secara optimal (idle)
Terkena planologi kota
Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas
Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan
memudahkan koordinasi
pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana
strategis Hankam
Barang
Tidak
Bergerak
Dasar Penghapusan Barang
Barang
Bergerak
Pertimbangan
Teknis
Pertimbangan
Ekonomis
Hilang /
Kekurangan
Perbendaharaan
atau Kerugian
Dasar Penghapusan Barang Bergerak
Barang rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki.
Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi.
Telah melampaui batas waktu kegunaannya/kedaluwarsa.
Penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dan
sebagainya.
Selisih kurang dalam timbangan/ukuran disebabkan
penggunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan.
Pertimbangan
Teknis
Optimalisasi BMD yang berlebih atau idle.
Secara ekonomis lebih menguntungkan apabila dihapus, karena
biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat
yang diperoleh.
Pertimbangan
Ekonomis
Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang.
Diluar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/atauPengurus Barang.
Mati, bagi tanaman atau hewan/ternak.
Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure)
Hilang/kekurangan
perbendaharaan
atau kerugian
Wewenang & Kewajiban Pelaporan
Penghapusan barang tidak bergerak (tanah
dan/atau bangunan) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat
persetujuan DPRD.
Penghapusan barang-barang inventaris lainnya
selain tanah dan/atau bangunan sampai
dengan Rp 5.000.000.000,-00 (lima milyar
rupiah) dilakukan oleh Pengelola setelah
mendapat persetujuan Kepala Daerah.
Wewenang
Penghapusan
BMD
Barang milik daerah yang rusak, hilang, mati
(hewan dan tanaman), susut, berlebih dan tidak
efisien lagi dilaporkan kepada Kepala Daerah
melalui pengelola.
Laporan tersebut harus menyebutkan nama,
jumlah barang, lokasi, nomor kode barang, nilai
barang dan lain-lain yang diperlukan.
Kewajiban
Pelaporan
Proses Penghapusan
Kepala Daerah
Membentuk Panitia
Penghapusan BMD
Tugas Panitia
Penghapusan BMD
Berita Acara Hasil
Penelitian Panitia
Penghapusan
Pengelola Mengajukan
Permohonan
Persetujuan kepada
Kepala Daerah
Penghapusan
Ditetapkan dgn Surat
Keputusan Pengelola
a.n. Kepala Daerah &
Menetapkan Cara
Penjualan
Jika Lelang Terbatas,
Kepala Daerah
Membentuk Panitia
Pelelangan terbatas
Khusus penghapusan untuk barang bergerak
karena rusak berat dan tidak dapat dipergunakan,
ditetapkan penghapusannya oleh Pengelola setelah
mendapat persetujuan Kepala Daerah
Pelaksanaan Penghapusan BMD
Penghapusan BMD
Barang sudah tidak
dalam penguasaan
Pengguna Barang
(mutasi)
Barang sudah tidak
berada pada Daftar
Barang Daerah
Mendapat persetujuan
Kepala Daerah dan
Penetapan oleh
Pengelola a.n. Kepala
Daerah
Penghapusan BMD
dengan tindak lanjut
pemusnahan
Tidak dapat digunakan,
tidak dapat
dimanfaatkan dan tidak
dapat
dipindahtangankan
Alasan lain sesuai
peratuan perundang-
undangan
Pelaksanaan Penghapusan Secara Khusus
Penghapusan gedung milik daerah yang harus
segera dibangun kembali (rehab total) sesuai
dengan peruntukan semula serta yang sifatnya
mendesak dan membahayakan,
penghapusannya ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah.
Penghapusan
Gedung yang
Harus Segera
Direhab
Dalam keadaan bangunan yang
membahayakan keselamatan jiwa dapat
dilakukan pembongkaran terlebih dahulu sambil
menunggu Keputusan Kepala Daerah.
Bangunan
Membahayakan
Keselamatan
Rusak berat yang disebabkan oleh kondisi
konstruksi bangunan gedung sangat
membahayakan keselamatan jiwa dan
mengakibatkan robohnya bangunan gedung
tersebut.
Rusak berat yang disebabkan oleh bencana
alam seperti gempa bumi, banjir, angin topan,
kebakaran dan yang sejenis.
Alasan
Pembongkaran
PEMINDAHTANGANAN
Pemindahtanganan
Barang rusak & tidak dpt digunakan: dihapus dari Daftar
Inventaris Barang Milik Daerah sesuai ketentuan
perundang-undangan
Penghapusan barang yang masih mempunyai nilai
ekonomis, dapat dilakukan melalui:
pelelangan umum/pelelangan terbatas dan/atau
disumbangkan atau dihibahkan kpd pihak lain
Hasil pelelangan disetor ke kas Daerah
Pemindahtanganan
Pemindahtanganan : pengalihan kepemilikan sebagai tindak
lanjut dari penghapusan
Pemindahtanganan tanah dan bangunan serta selain tanah
dan bangunan senilai >5milyar rupiah harus dengan
persetujuan DPRD yang diajukan oleh kepala daerah
Pemindahtanganan tanah dan bangunan tanpa persetujuan
DPRD jika;
Tidak sesuai lagi dengan peruntukan tata ruangnya
Anggaran pengganti telah tersedia
Diperuntukkan bagi pegawai negeri
Diperuntukkan untuk kepentingan umum
Dikuasai oleh negara berdasarkan keputusan pengadilan
dan berkekuatan hukum
POKOK-POKOK PEMINDAHTANGANAN
Pengguna Barang
Pengelola Barang
DPRD
1
2
3
4.a
a. SK Penghapusan Kepala Daerah
b. Pelaksanaan pemindahtanganan
PEMINDAHTANGANAN BMD YANG
HARUS DGN PERSETUJUAN DPRD
4.b
Pelaksanaan pemindahtanganan
utk. Tanah/bangunan krn RUTW
& selain tanah/bangunan
T/B, dan
> Rp 5 M
asriumar
POKOK-POKOK PEMINDAHTANGANAN
Pengguna Barang
Pengelola Barang
KDH
1
2
3
4.a
a. SK Penghapusan
b. Pelaksanaan pemindahtanganan
PEMINDAHTANGANAN BMD YANG
TIDAK PERLU PERSETUJUAN DPRD
4.b
Pelaksanaan pemindahtanganan
utk. Tanah/bangunan krn RUTW
& selain tanah/bangunan
18
PEMINDAHTANGANAN

BENTUK-BENTUK
PEMINDAHTANGANAN
Penjualan
Tukar Menukar
Hibah
Penyer Modal Daerah
Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan
sebagai tindak lanjut penghapusan
Ada Penilaian dalam Pemindahtanganan
Penilaian Barang Milik Daerah dilakukan
dalam rangka penyusunan neraca
pemerintah daerah, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan barang milik daerah
Penetapan nilai barang milik daerah dalam
rangka penyusunan neraca, berpedoman
pada Standar Akuntasi Pemerintah

20
PENJUALAN
Pertimbangan:
Optimalisasi barang yang berlebih atau idle;
secara ekonomis lebih menguntungkan bila dijual;
sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundangan.
Penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang, kecuali:
Penjualan kendaraan perorangan dinas pejabat negara.
Kendaraan perorangan dinas yang digunakan Pejabat
Negara dgn umur >5 tahun, dapat dijual 1 (satu) unit
kepada ybs. setelah masa jabatannya berakhir;
Penjualan rumah golongan III; dan
Barang milik daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut
oleh pengelola.
Tata cara penjualan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Kendraan Dinas Rumah Dinas
Pelepasan Hak Atas
Tanah dan/atau
Bangunan dengan
Ganti Rugi
Penjualan Barang
selain Tanah
dan/atau Bangunan
PENJUALAN
Bagan Penjualan Kendaraan
Kendaraan
Dinas Operasional
Kendaraan Dinas
Operasional
Khusus/Lapangan
Jenis
Umur > 5 Th > 10 Th
Cara
Penjualan
Kendaraan
Pejabat Negara
> 5 Th
Dapat Dijual
Kepada
Yang Bersangkutan
Lelang Umum/
Lelang Terbatas
Lelang Umum/
Lelang Terbatas
Kepala Daerah menetapkan lebih lanjut
umur kendaraan sesuai kondisi masing-masing daerah
Penjualan dan/atau penghapusan dimungkinkan
apabila sudah ada kendaraan pengganti dan/atau
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas
TUKAR MENUKAR (1)
Pertimbangan:
untuk memenuhi kebutuhan operasional
penyelenggaraan pemerintahan;
untuk optimalisasi barang milik daerah; dan
tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
Tukar menukar barang milik daerah dapat dilakukan dengan
pihak:
Pemerintah Pusat dgn Pemerintah Daerah
Antar Pemerintah Daerah
BUMN/D atau Badan Hukum milik pemerintah lainnya;
Swasta.
Tukar menukar barang milik daerah dapat berupa:
tanah dan/atau bangunan yg telah diserahkan oleh Ka.
SKPD kpd Kepala Daerah melalui pengelola;
tanah dan/atau bangunan yang masih dipergunakan tetapi
tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
dan
barang selain tanah dan/atau bangunan.
Tukar menukar tersebut dilaksanakan oleh pengelola setelah
mendapat persetujuan Kepala Daerah sesuai batas
kewenangannya.
Tukar menukar antara Pemerintah Pusat dengan pemerintah
daerah dan antar pemerintah daerah apabila terdapat selisih
nilai lebih, maka selisih nilai lebih dimaksud dapat dihibahkan;
Selisih nilai lebih yang dihibahkan dituangkan dalam Berita
Acara Hibah.
TUKAR MENUKAR (2)
HIBAH
Hibah dapat dilakukan dgn pertimbangan untuk kepentingan
sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan penyelenggaraan
pemerintahan;
Syarat-syarat:
bukan merupakan barang rahasia negara/daerah;
bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang
banyak;dan
tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Hibah barang milik daerah berupa:
tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan oleh kepala
satuan kerja perangkat daerah kepada Kepala Daerah;
tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya
direncanakan untuk dihibahkan;
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
Dilakukan dalam rangka pendirian,
pengembangan dan peningkatan kinerja
BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki
oleh Pemerintah dan swasta.
Pertimbangan penyertaan modal daerah
dilaksanakan atas barang milik daerah yang
sejak awal pengadaaannya direncanakan untuk
penyertaan modal dan barang milik daerah akan
lebih optimal apabila dilakukan melalui
penyertaan modal
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
Barang milik daerah yang dijadikan
sebagai penyertaan modal daerah
ditetapkan oleh KDH setelah
mendapat persetujuan DPRD.
Penyertaan modal Pemda ditetapkan
dengan Perda.
Penyertaan modal daerah atas tanah
dan/atau bangunan (1)
Pengelola mengajukan usul
penyertaan modal Pemerintah
Daerah atas tanah dan/atau
bangunan kepada Kepala Daerah
disertai alasan pertimbangan serta
kelengkapan data;
Kepala Daerah membentuk Tim
untuk meneliti dan mengkaji usul
yang disampaikan oleh pengelola;

Penyertaan modal daerah atas tanah
dan/atau bangunan (2)
Apabila Kepala Daerah menyetujui
atas rencana penyertaan modal
tersebut, selanjutnya Kepala Daerah
mengajukan permohonan
persetujuan kepada DPRD untuk
menghapus/memindahtangankan
aset tersebut yang akan dijadikan
sebagai penyertaan modal;
Penyertaan modal daerah atas tanah
dan/atau bangunan (3)
Setelah mendapat persetujuan
DPRD, Kepala Daerah menetapkan
penghapusan terhadap aset
tersebut, selanjutnya pengelola
menyiapkan rancangan Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal
Daerah;
Penyertaan modal daerah atas tanah
dan/atau bangunan (4)
Setelah Peraturan Daerah
ditetapkan, selanjutnya dilakukan
penyerahan barang dengan Berita
Acara Serah Terima kepada pihak
ketiga selaku mitra penyertaan
modal daerah;
Pelaksanaan penyertaan modal
sesuai peraturan perundang
undangan.
Penyertaan modal daerah selain tanah
dan/atau bangunan (1)
Pengguna barang mengajukan usul
kepada Kepala Daerah melalui
pengelola disertai alasan
pertimbangan dan kelengkapan data
dan hasil kajian Tim intern Instansi
pengguna.
Penyertaan modal daerah selain tanah
dan/atau bangunan (2)
Pengelola melakukan penelitian dan
pengkajian dan apabila memenuhi
syarat, pengelola dapat
mempertimbangkan untuk
menyetujui usul dimaksud sesuai
batas kewenangannya.
Penyertaan modal daerah selain tanah
dan/atau bangunan (3)
Hasil penelitian dan kajian tersebut di
atas, pengelola menyampaikan kepada
Kepala Daerah dan apabila Kepala
Daerah menyetujui, selanjutnya pengelola
menyiapkan rancangan Peraturan Daerah
dan disampaikan kepada DPRD.
Setelah Perda ditetapkan, pengguna
melakukan penyerahan barang kepada
pihak ketiga dan dituangkan dalam Berita
Acara Serah Terima
Laporan Pemindahtanganan
Pemindahtanganan yang meliputi
penjualan, tukar-menukar, hibah dan
penyertaan modal, Kepala Daerah
melaporkan kepada Menteri Dalam
Negeri selambat-lambatnya 15 (lima
belas) hari setelah ditetapkan
Keputusan Penghapusan
PEMBINAAN,
PENGENDALIAN, DAN
PENGAWASAN
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, DAN
PENGAWASAN
usaha atau kegiatan melalui pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi
Pembinaan
usaha atau kegiatan untuk menjamin dan
mengarahkan agar pekerjaan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
Pengendalian
usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan
menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai
pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah
dilakukan sesuai peraturan perundangundangan
Pengawasan
PIHAK-PIHAK DAN FUNGSI YANG TERKAIT
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, DAN PENGENDALIAN
Mendagri : pembinaan pengelolaan barang
Kepala Daerah : pengendalian pengelolaan barang
Pengguna Barang : pemantauan dan penertiban
terhadap penggunaan, pemanfaatan,
pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan, dan
pengamanan Barang yang berada di bawah
penguasaannya.
Pelaksanaan pemantauan dan penertiban dilaksanakan
oleh Pengguna.
Pengguna dan Kuasa Pengguna Barang dapat meminta
aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit
tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban.
Pengguna dan Kuasa Pengguna Barang menindaklanjuti
hasil audit sesuai ketentuan perundangundangan.
Pengelola berwenang untuk melakukan
pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan
penggunaan, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan Barang Milik Daerah,
dalam rangka penertiban penggunaan,
pemanfaatan, dan pemindahtanganan Barang
sesuai ketentuan yang berlaku.
Tindak lanjutnya pengelola dpt meminta aparat
pengawas fungsional untuk melakukan audit
atas pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan,
dan pemindahtanganan Barang
Hasil audit disampaikan kepada Pengelola
untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan
perundang-undangan.
PEMBINAAN, PENGENDALIAN & PENGAWASAN
Tuntutan ganti rugi
TGR
Setiap kerugian daerah akibat kelalaian,
penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas
pengelolaan Barang Milik Daerah
diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Sanksi:
Administratif, dan/atau
Pidana
Pihak-Pihak Terkait TGR
Tugas Majelis Pertimbangan TGR adalah memberikan pendapat dan
pertimbangan apabila ada permasalahan yang menyangkut kerugian daerah
Sekda, selaku Ketua merangkap anggota;
Kepala Bawasda, selaku Wakil Ketua Satu merangkap anggota;
Asisten Sekda yang membidangi selaku Wakil Ketua Dua merangkap
anggota;
Kepala Biro/Bagian Keuangan/Badan Pengelola Keuangan, selaku
Sekretaris;
Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit Pengelola Barang, selaku
Anggota;
Kepala Biro/Bagian Hukum, selaku anggota; dan
Kepala Biro/Bagian Kepegawaian, selaku anggota
Dalam melaksanakan Tuntutan Ganti Rugi, Kepala Daerah dibantu oleh Majelis
Pertimbangan TGR
Keanggotaan Majelis Pertimbangan TGR:
Tugas-Tugas Majelis Pertimbangan TGR
1) Mengumpulkan, menatausahakan,
menganalisis serta mengevaluasi kasus TGR
yang diterima;
2) Memproses dan melaksanakan penyelesaian
TGR;
3) Memberikan saran/pertimbangan TGR kepada
Kepala Daerah atas setiap kasus yang
menyangkut TGR; dan
4) Menyiapkan laporan Kepala Daerah mengenai
perkembangan penyelesaian kasus kerugian
Daerah secara periodik kepada Menteri Dalam
Negeri cq. Direktur Jenderal Bina Administrasi
keuangan Daerah
Tatacara TGR Barang
Penentuan Jumlah Kerugian
Pengiriman Pemberitahuan
Penetapan SKPGR
Penagihan
Pengajuan Banding
SK Pembebasan
TAHAPAN
TUNTUTAN
GANTI RUGI
BARANG
DAERAH
Tatacara TGR Barang
Apabila biaya pelaksanaan tuntutan ganti rugi barang akan memerlukan
biaya yang lebih besar dibandingkan dengan uang yang akan diterima
oleh daerah, tuntutan ganti rugi barang tersebut dapat ditiadakan
Penggantian kerugian daerah dapat dilakukan dalam bentuk uang
atau barang sesuai dengan cara penggantian kerugian yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Tuntutan ganti rugi barang kadaluwarsa jika telah lewat 5 (lima) tahun
setelah akhir tahun anggaran dimana kerugian daerah itu diketahui atau
jika telah lewat 8 (delapan) tahun setelah akhir tahun anggaran dimana
perbuatan melanggar hukum atau kelalaian yang menyebabkan kerugian
daerah itu dilakukan, tidak mengurangi tanggung jawab pegawai/pihak
yang merugikan daerah atas tuntutan berdasarkan hukum Perdata
Penggantian kerugian daerah dapat dilakukan dalam bentuk uang
atau barang sesuai dengan cara penggantian kerugian yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Pembebasan Tuntutan Ganti Rugi dan
Pemberhentian Sementara dari jabatan
Kepala Daerah menerbitkan keputusan penghentian/ penghapuskan
tuntutan ganti rugi baik sebagian atau seluruhnya
Kepala Daerah dapat melakukan tindakan sementara berupa
membebaskan pegawai yang bersangkutan dari jabatannya
Pihak bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh Kepala
Daerah atau pejabat yang berwenang
Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri, Kepala Daerah
memberhentikan Pejabat/Pegawai, Penyimpan dan/atau
pengurus Barang tersebut. Putusan tersebut tidak
menggugurkan hak daerah untuk mengadakan Tuntutan Ganti
Rugi
Laporan tentang terjadinya kerugian
daerah
Terjadinya kerugian daerah dapat diketahui oleh
Kepala Daerah melalui laporan, baik yang
merupakan laporan hasil pemeriksaan dari aparat
pengawasan maupun laporan Kepala SKPD yang
membawahi pejabat/pegawai, penyimpan dan/atau
pengurus barang yang bersangkutan
Contoh Kasus (Penghapusan)
Aset Dinas Kelautan Perikanan Kota Kendari berupa Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) pada tahun 2009 terbakar total. Akibat
kebakaran tersebut, TPI tidak bisa digunakan untuk kegiatan
operasional karena menghabiskan sebagian besar konstruksi
bangunan.
Respon:
Tahun 2010, DKP mengajukan usulan penghapusan kepada
Sekda melalui Dinas PPAD.
Sesuai usulan tersebut, Sekda melalui Dinas PPAD menurunkan
panitia penghapusan untuk meneliti, memperoleh bukti, dan
menyusun BA Hasil Penelitian.
Sekda menyusun draf SK Penghapusan Barang sesuai BA Hasil
Penelitian.
Walikota setuju, mengesahkan, dan menandatangani SK
Penghapusan Barang.
SK tersebut menjadi dasar penghapusan aset dari pencatatan,
baik dari Daftar Barang Milik Daerah maupun Daftar Inventaris
BMD Dinas Kelautan Perikanan yang berimplikasi juga pada
penyajian di Neraca
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai