Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Budaya Pop di
Kalangan Remaja Indonesia.
Saya tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada guru mata pelajaran
bahasa Indonesia yang selalu membimbing dan mengajari saya dalam melaksanakan penyusunan
makalah ini. Serta semua pihak yang membantu saya dalam hal penyusunan makalah ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena
itu kritik serta saran yang membangun masih penulis harapkan untuk penyempurnaan Makalah
akhir ini.
Sebagai manusia biasa penulis merasa memiliki banyak kesalahan, oleh karena penulis
mohon maaf sebesar besarnya untuk kelancaran penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini penulis ucapkan
terimakasih. Semoga makalah ini dapat dipergunakan seperlunya.

Demak, Februari 2014
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebudayaan adalah hasil karya pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar
dalam kehidupan kelompok. Unsur-unsur potensi budaya yang ada pada manusia antara lain
pikiran (cipta), rasa, dan kehendak (karsa). Untuk menjadi manusia sempurna, ketiga unsur
kebudayaan tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara
menyatakan bahwa Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat.
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor
pendukungnya adalah adanya kontak dengan kebudayaan lain. Seperti masuknya kebudayaan
India ke Nusantara (Indonesia) pada awal zaman sejarah. Kebudayaan India tersebut
mempengaruhi kepercayaan dan ritual masyarakat, seni dan teknologi, serta tata cara
administrasi pemerintahan yang cukup tinggi.
Budaya asing yang sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia
adalah budaya barat. Budaya barat masuk ke berbagai sektor termasuk cara berpakaian.
Budaya pakaian orang Indonesia yang tertutup sebagai simbol kepribadian orang timur mulai
bergeser. Terutama di kalangan para remaja. Gaya berpakaian remaja menjadi lebih terbuka
dan norak. Bahkan, di kota-kota besar seperti Jakarta, gaya hidup bebas yang merupakan
gaya pop barat sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Seiring berubahnya waktu masuknya budaya pop sekarang ini tidak hanya di
dominasi oleh budaya barat. Asia pun sudah mulai menjadi pengekspor budaya pop. Selain
Jepang, Korea mulai bertindak sebagai pengekspor budaya pop melalui tayangan hiburan dan
menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa. Hal ini sejalan dengan
kemajuan industri hiburan music pop pada saat ini.
Hal tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti eksistensi budaya asli
Indonesia di kalangan remaja saat ini, berkaitan dengan merebaknya budaya pop di tanah air
dan sikap imitasi yang berlebihan dari kalangan remaja,. Saya tertarik untuk mengulas
tentang budaya pop dengan judul: PENGARUH BUDAYA POP BARAT TERHADAP
PERGAULAN REMAJA.

B. Permasalahan
Permasalahan yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah bagaimana
pengaruh budaya Pop Barat terhadap Kehidupan Remaja Indonesia ?



C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan gambaran tentang:
Pola perilaku remaja saat ini terhadap budaya Pop.
Pengaruh budaya Pop trutama dari barat terhadap perilaku sosial remaja.
Eksistensi kebudayaan asli Indonesia setelah budaya Pop merebak di kalangan remaja.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dapat mengerti tentang
pengaruh kebudayaan barat terhadap perilaku mereka dan pandangan agama tentang
pengaruh tersebut
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kebudyaan
Budaya berasal dari kata majemuk budi daya atau kekuatan dari akal, akal atau
budi itu mempunyai unsur-unsur cipta atau pikiran, rasa, karsa atau kehendak. Hasil dari
ketiga unsur itulah yang disebut kebudayaan. Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil dari
cipta, rasa, dan karsa.
Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sansekerta) budhayah yang merupakan
bentuk jamak kata budhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-
hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa kebudayaan adalah semua hasil cipta,
rasa dan karsa manusia dalam kehidupan masyarakat yang diperoleh dengan cara belajar.

B. Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua.

C. Budaya Barat
Kebudayaan Barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan
cara mamahami ilmu pengatahuan dan filsafat yang berasal dari wilayah negeri barat.
Mereka melakukan berbagai macam cara diskusi dan debat untuk menemukan atau
menentukan makna seperti apa yang sebenarnyamurni /asli dari kesadaran. Mereka banyak
belajar dan juga mengajar yang awalnya 3ating dari proses diskusi dan perdebatan yang
mereka lakukan. Melalui proses belajar dan mengajar, para ahli kebudayaan barat dituntut
untuk pandai dalam berceramah dan berdiskusi. Hal itu dilakukan
karena pada akhirnya akan banyak yang mengikuti ajarannya..


BAB III
PEMBAHASAN

A. Budaya Pop
Secara umum, budaya populer atau sering disingkat budaya pop merupakan budaya
yang ringan, menyenangkan, trendi, banyak disukai dan cepat berganti. Dalam pandangan
John Fiske (1989), agar menjadi budaya populer, sebuah komoditas budaya haruslah dapat
melahirkan ketertarikan pada banyak orang budaya pop bukan sekadar barang konsumsi,
melainkan sebuah budaya (http://scribd.com)
Hollyday, dkk (2004) mengemukakan empat karakteristik budaya populer
(http://scribd.com), antra lain:
1. Diproduksi oleh industri budaya;
2. Cenderung berlwanan dengan folk culture (warisan budaya tradisional yang sifatnya
berorientasi ritual dan non komersial);
3. Keberadaannya diterima di mana-mana;
4. Memenuhi fungsi sosial.
Budaya populer ini berperan besar dalam mempengaruhi pemikiran seseorang dalam
memahami orang atau kelompok lain karena budaya pop merupakan budaya yang dapat
diterima oleh semua kalangan.
Dilihat dari sejarahnya, kehadiran budaya pop tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan pembangunan pada abad ke-19 dan abad ke-20. Pada abad ke-19,
pembangunan aspek media massa, khususnya surat kabar dan novel menjadikan masyarakat
dari suatu negara dapat mengakses trend kultur dari negara lain tanpa ada jarak. Memasuki
abad ke-20, penemuan radio, televisi, dan komputer juga turut berperan dalam penyebaran
trend kultur dari satu negara ke negara lain.
Budaya populer sebelum masa industri disebut juga sebagai budaya yang berasal dari
budaya rakyat (folk culture). Ia mengangkat masalah ini melalui pendekatan yang
beranggapan bahwa budaya pop adalah sesuatu yang diterapkan pada rakyat dari atas.
Budaya pop adalah budaya otentik rakyat yang kemudian berkembang menajadi sebuah
budaya yang populer di tengah masyarakat. Namun, seiring perkembangan masyarakat
industri, budaya pop sekarang dipandang sebagai budaya massa.
Budaya massa mulai banyak menarik perhatian teoritikus sejak tahun 1920 dimana
pada tahun tersebut mulai bermunculan sinema dan radio, produksi massal dan konsumsi
kebudayaan, bangkitnya fasisme dan kematangan demokrasi liberal di sejumlah negara Barat.
Dengan demikian, budaya pop merupakan budaya massa yang berkembang di tengah
masyarakat industri. Budaya pop bersifat ringan dan mudah diterima oleh masyarakat
banyak.

B. Pengaruh Budaya Pop bagi Remaja Indonesia
Pada awalnya, kajian tentang budaya populer tidak dapat dipisahkan dari peran
Amerika Serikat dalam memproduksi dan menyebarkan budaya Populer. Negara tersebut
telah menanamkan akar yang sangat kuat dalam industri budaya populer, antara lain melalui
Music Television (MTV), McDonald, Hollywood, dan industri animasi mereka (Walt
Disney, Looney Toones, dll). Namun, perkembangan selanjutnya memunculkan negara-
negara lain yang juga berhasil menjadi pusat budaya populer seperti Jepang, Korea Selatan,
Hongkong, dan Taiwan.
Menurut Nissim Kadosh Otmazgin, peneliti dari Center for Southeast Asian Studies
(CSEAS) Kyoto University, Jepang sangat sukses dalam menyebarkan budaya populernya. Ia
mengemukakan bahwa, Selama dua dekade terakhir, produk-produk budaya populer Jepang
telah diekspor, diperdagangkan, dan dikonsumsi secara besar-besaran di seluruh Asia Timur
dan Asia Tenggara. Manga (komik Jepang), anime (film animasi), games, fashion, musik,
dan drama Jepang (dorama) merupakan contoh-contoh budaya populer Jepang yang sukses di
berbagai negara.
Setelah Jepang, menyusul Korea Selatan yang melakukan ekspansi melalui budaya
populer dalam bentuk hiburan. Amerika Serikat sebagai negara asal budaya pop juga
mendapat pengaruh penyebaran budaya pop Korea tersebut. Hal ini dibuktikan dengan
masuknya beberapa artis Korea ke Hollywood. Di samping itu, film-film Korea juga menjadi
magnet bagi sutradara Hollywood untuk melakukan re-make film Korea, salah satunya Il
Mare yang ceritanya diadopsi Hollywood menjadi Lake House. Kasus di Amerika Serikat
tersebut menjadi contoh keberhasilan ekspansi budaya populer Korea di dunia.
Dengan demikian budaya pop merupakan budaya massa yang dapat diterima oleh
semua kalangan dan berkembang melampaui batas negara. Budaya pop ini bukanlah budaya
asli indonesia yang bersifat tradisional, melainkan budaya yang diciptakan sesuai dengan
arah selera pasar (market-driven).
Namun sayangnya banyak remaja Indonesia larut dalam budaya ini, dimana mereka
mulai meniru idola pop mereka baik itu dari Eropa, Amerika Serikat bahkan Jepang dan
Korea. Mereka mengecet warna-warni rambut mereka agar kelihatan seperti orang bule,
berdandan berlebihan yang terkesan menyeramkan, memakai pakaian yang ketat dan sexy
yang membuat kelihatan seluruh aurat mereka bahkan mereka juga ikut budaya minum-
minuman keras sebagai gaya gaul mereka bersama teman-temannya. Saat menirunya mereka
tidak sadar bahwa perbuatannya tersebut telah melanggar adat ketimuran yang bersifat sopan
santun. Namun ketika di ingatkan mereka marah dan terkesan cuek dengan keadaan sekitar.
Orang yang mengingatkan dianggap sebagai orang-orang udik yang tidak tahu mode
sekarang.


C. Pandangan Agama tentang budaya music pop
Keprihatinan yang dirasakan, kalau melihat ulah generasi muda saat ini yang
cenderung liar dalam bermain musik atau bernyanyi. Mungkin mereka berkiblat kepada
penyanyi atau kelompok musik terkenal yang umumnya memang bermental bejat dan bobrok
serta tidak berpegang dengan nilai-nilai Agama. Atau mungkin juga, mereka cukup sulit atau
jarang mendapatkan teladan permainan musik dan nyanyian yang religious di tengah suasana
hedonistik yang mendominasi kehidupan saat ini. Walhasil, generasi muda Indonesia
akhirnya cenderung membebek kepada para pemusik atau penyanyi sekuler yang sering
mereka saksikan atau dengar di TV, radio, kaset, VCD, dan berbagai media lainnya.
Tak dapat diingkari, kondisi memprihatinkan tersebut tercipta karena sistem
kehidupan kita telah menganut paham sekularisme yang sangat bertentangan dengan Ajaran
Agama. Dengan demikian, sekularisme sebenarnya tidak sekedar terwujud dalam pemisahan
agama dari dunia politik, tetapi juga nampak dalam pemisahan agama dari urusan seni
budaya, termasuk seni musik dan seni vokal (nyanyian).



BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan tidak bisa dilepaskan karena kebudayaan bisa menceritakan
sejarah manusia, kebudayaan bisa menceritakan peradaban manusia dari zaman megalitikum
sampai zaman postmodern seperti sekarang ini.
Secara kronologis perkembangan kebudayaan (budaya) Indonesia ditandai dengan
masuknya budaya luar ke Indonesia. Dimana budaya-budaya tersebut mampu memperkaya
khasanah budaya kita akan tetapi tidak semua budaya luar itu baik dan tidak pula semua
jelek.
Pada era modern (era globalisasi) masuknya budaya luar lebih kompleks lagi
disebabkan karena kemajuan teknologi informatika yang semakin maju. Hal ini perlu
penyaringan yang ketat dalam mensikapi budaya yang masuk.
Dengan masuknya budaya luar ke dalam budaya kita sudah barang tentu mempunyai
dampak, baik dampak baik maupun dampak jelek. Dampak baik diantaranya akan
bertambahnya wawasan budaya dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang di hasilkan
negara-negara maju. Dampak jeleknya, kadang-kadang menganggap bahwa budaya luar lebih
bagus ketimbang budaya sendiri. Sehingga tidak sedikit banyak generasi muda yang terjebak
dalam pergaulan bebas.

B. Saran
Hendaklak kita lebih jeli dan lebih selektif dalam mensikapi budaya luar yang masuk
kedalam budaya kita karena pengaruh tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan budaya kita, baik budaya positiv maupun budaya negative, serta
menghilangkan anggapan bahwa budaya luar lebih baik dari budaya sendiri dan mampu
melestarikan budaya yang telah diturunkan oleh nenek moyang kita.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Sapriya,M.Ed, Dra. Susilawati,M. Pd, Drs. Sadjarudin Nurdin, M,Pd, 2009, Konsep
Dasar IPS, Bandung, UPI PRESS.

http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-
daerah/ diunduh tanggal 4 Februari 2014

http://isbdti.blog.uns.ac.id/2009/11/09/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruh-
dari-luar/ diunduh tanggal 4 Februari 2014

http://wisnusaktipermadi.blogspot.com/2009/12/pengaruh-kebudayaan-indonesia-
terhadap.html diunduh tanggal 4 Februari 2014

http://rinahistory.blog.friendster.com/2009/03/pengaruh-budaya-asing-bagi-budaya-bangsa-
indonesia/ diunduh tanggal 4 Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai