Anesthesia for surgical correction of Scoliosis with Wake-Up Test Monitoring:
A Case Report Anestesia pada Operasi Koreksi Skoliosis dengan Wake-Up Test Monitoring: aporan Kasus dr. Redhy Sindharta Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakltas Kedokteran !ni"ersitas #ra$i%aya& Fakltas Kedokteran !ni"ersitas Indonesia RS dr.Saifl An$ar 'alang Telp& Fa() *+,-./ ,0.,12 Dr. dr. 3ari #agianto4 SpAn *K/ dr. Rddi 3artono4 SpAn S'F& 5a6oratorim Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakltas Kedokteran !ni"ersitas #ra$i%aya& RS dr.Saifl An$ar 'alang Telp& Fa() *+,-./ ,0.,12 1 Anaesthesia for surgical correction of Scoliosis with Wake-Up Test Monitoring: A Case Report Anestesia pada Operasi Koreksi Skoliosis dengan Wake-Up Test Monitoring: aporan Kasus Sindharta! Redh"# $adinata! %udi# $artono! Ruddi# &agianto! $ari 'epart(ent of Anesthesiolog" and )ntensi*e Therap" &rawi+a"a Uni*ersit"-Saiful Anwar $ospital A,stract &ackground: O,+ecti*e: To share our e-perience of anesthetic (anage(ent of scoliosis with intra operati*e wake up test Methods: The cases of scoliosis surger" scheduled in which intraoperati*e wake-up test was planned were followed in the stud". 'e-(edeto(idine and se*oflurane were the (ain anesthetic for a /0- "ears-old girl! who underwent scoliosis repair surger" with intraoperati*e wake-up test. The de-(edeto(idine dose ranged fro( 1./ to 1!2 3g4kg per hour throughout the case! and se*oflurane ranged fro( 1./ to 1!5 6*ol. This anesthetic regi(en pro*ided satisfactor" conditions for the intraoperati*e Wake-up test. This case report discusses the use of de-(edeto(idine and se*oflurane to pro*ide ,alance anesthesia with fentan"l drip as analgesia. 7ostoperati*e course was likewise unre(arka,le with no recall of intra-operati*e e*ents. 2 Results: We (anaged a case of scoliosis in our hospital. Wake up test was done intraoperati*el" after surgical (anipulation of spinal cord. )ntra-operati*e wakeup test was co(pleted successfull" in the patient. The patients had no neurological da(age and was also successfull" e-tu,ated at the end of procedure. Conclusion: )ntra-operati*e wake up test are relia,le (ethods for detection of intraoperati*e spinal cord ische(ia during scoliosis surger". This case report discusses the use of de-(edeto(idine and se*oflurane as an alternati*e to pro*ide ,alance anesthesia during scoliosis repair surger" in /0 "ears-old girl with intraoperati*e wake-up test. 7reoperati*e preparations for patient and wake-up test ha*e ,een perfor(ed in one da" ,efore surger". )ntra-operati*e wakeup test was co(pleted successfull" in the patient. 7ostoperati*e course was likewise unre(arka,le with no recall of intra- operati*e e*ents. Ke"words: Skoliosis! Spinal Cord! Anaesthetic! Wake-up Test 3 PENDAHULUAN Skoliosis (erupakan kondisi tulang ,elakang (elengkung ke lateral dan pada u(u(n"a disertai dengan rotasi tulang ,elakang. 'efor(itas ini ,iasan"a (uncul pada (asa akhir anak-anak dan dapat ,erupa kelainan struktural atau postural. Skoliosis postural (erupakan ko(pensasi adan"a kelainan di luar *erte,ra! (isaln"a adan"a pe(endekan tungkai atau a,nor(alitas pel*is. Kelainan struktural pada u(u(n"a (erupakan defor(itas (enetap dan diawali oleh a,nor(alitas tulang. Skoliosis re(a+a idiopatik (erupakan ,entuk tersering! pada u(u(n"a diderita pada usia 01-02 tahun. Operasi pada u(u(n"a dilakukan pada skoliosis le,ih dari 81 dera+at 9Cra,,! /11:;. Mengingat ko(plikasi neurologis "ang ,isa ter+adi (aka perlu die*aluasi sedini (ungkin dari tindakan re*isi defor(itas "ang dilakukan dengan (enge*aluasi kondisi (otoris pasien saat operasi (asih tengah ,erlangsung se,elu( luka operasi ditutup dan din"atakan operasi selesai. <*aluasi hasil re*isi terse,ut ,isa dilakukan dengan teknik Wake-up test sehingga diharapkan dapat diketahui kondisi neurologis pasien sedini (ungkin dan dapat dilakukan re*isi tulang ,elakang "ang sesuai kondisi pasien sehingga risiko untuk ter+adin"a ko(plikasi neurologis pasca operasi ,erkurang. aporan kasus ini (elaporkan tatalaksana anesthesia pada operasi koreksi skoliosis dengan wake-up test monitoring intraoperatif. 4 LAPORAN KASUS Kondisi preoperatif pasien se,agai ,erikut : Usia : /0 tahun =enis kela(in : Wanita &erat &adan : 81 kg Register : 0:12>>> A : Riwa"at as(a positif M : Tidak ada (edikasi khusus 7 : 'idapat riwa"at sakit as(a ? dan ke(udian telah digali le,ih lan+ut tentang riwa"at keluaga! pencetus as(a! frekuensi! dan terapi "ang telah dilakukan pasien : 7uasa terakhir @ +a( se,elu( operasi < : Kaki kanan (engala(i gangguan ,er+alan se(en+ak 8 tahun "ang lalu. Kele(ahan di kaki kanan dirasakan se(akin (e(,erat se+ak 8 ,ulan terakhir dan terdapat n"eri pada daerah lutut! dan se(akin (e(,erat hingga dirasakan n"eri (en+alar dari pinggang ,elakang hingga paha ,elakang se+ak 0 ,ulan terakhir. 5 7e(eriksaan Aisik : &0 : 7asien ,ernafas spontan dengan oksigen ruangan! ,uka (ulut : +ari pe(eriksa! gerak leher fleksi ekstensi ,e,as! gigi geligi lengkap tidak go"ang! (alla(pati )! TM= +oint ,e,as! +arak th"ro(ental : +ari! trakea letak ditengah! tidak tera,a (assa tiroid. RR 05-4(enit reguler! ronkhi negatif! wheeBing negatif! suara nafas *esikular diseluruh lapang paru! SaO/ (onitor C@6 dengan udara ruangan. &/: Akral hangat kering (erah! CRT 0 detik! nadi @1 -4(enit kuat angkat! ane(ia negatif pada con+uncti*a dan ekstre(itas! tekanan darah 0/14D1 (($g! suara +antung 0 dan / tunggal! tidak dite(ukan (ur(ur. &:: 7asien ko(pos (entis! Motoris 2 pada ektre(itas kecuali 8 pada kaki kanan. Sensoris pasien dala( ,atas nor(al &8: A,do(en flat soefl! ,ising usus positif nor(al. &2: 7roduksi urine spontan. =u(lah cukup. &5: Kesan drop foot pada kaki kanan. Tulang ,elakang skoliosis. 7e(eriksaan la,oratoriu( ta(,ahan : ' : 0:.C 4 C811 4 80 4 :50.111 A$ : 0/ 90/; 4 :/9/:; 6 E'S : C1 Kolesterol T4$'4'4TE : 0@1 4 8D 4 C@ 4 08: SEOT 4 SE7T : :1 4 /8 Al,u(in : 8.2/ Ur4Cr : /0 4 1.5 7e(eriksaan radiologis : Ta(pak skoliosis dengan kon*eksitas ke kanan! dengan ,ending kanan sudut Co,, 81 1 Kesi(pulan : ASA / As(a )nter(itten Sedang Kondisi Sta,il 7ersiapan wake up test "ang dilakukan pada pasien ini dilakukan K)< tentang prosedur terse,ut 0 hari se,elu(n"a dan dikonfir(asi ulang pagi hari se,elu( operasi. 7asien (endapatkan pre(edikasi granisetron 0 (g dan o(epraBole 81 (g intra*ena / +a( se,elu( +adwal operasi. )nduksi dan intu,asi oral sleep apneu diker+akan dengan (idaBola( / (g! propofol D1 (g i* dan fentan"l D2 ug serta *ecuroniu( 1!0 (g4kg&&. &alance anesthesia terpelihara dengan s"ringe de-(edeto(idine 91.2 ug4kg&&4+a(; dan O/-se*oflurane 91!/6; serta analgesik drip fentan"l 21 ug4 +a(. Koreksi tulang ,elakang dan instru(entasi dilakukan oleh operator ke(udian dilan+utkan dengan Wake-up test. Se*oflurane dihentikan dan di,erikan fentan"l /2ug 2 (enit se,elu( Wake-up test dilakukan. Wake-up test dapat diker+akan 7 dengan lancar dan pasien dapat (enggerakkan kedua kakin"a dengan perintah. Setelah dipastikan fungsi neurologis (otoris intak! kedala(an anesthesia diperdala( (enggunakan propofol 81 (g4i* dan pe(eliharaan anestesi dilan+utkan dengan 'e-(edeto(idine 1./ ug dan O/-Se*oflurane 1!5 *ol6. Operasi ,er+alan relatif sta,il dengan total durasi operasi /81 (enit dan durasi tindakan anestesi sela(a /@1 (enit. Kondisi pasien pasca operasi relatif sta,il sela(a di ruang pe(ulihan sadar! dengan skor aldrete se,esar C. 7aska operasi pasien dipindahkan ke ruang )CU untuk tindakan o,ser*asi. 7e(eriksaan post operati*e (enun+ukkan tidak ada ke+adian-ke+adian intraoperatif "ang diingat oleh pasien. Satu hari ke(udian pasien pindah ke ruangan. Kondisi fungsi (otoris dan sensoris pasien post operasi: Ketinggian Motoris Sensoris 'e-tra Sinistra 'e-tra Sinistra / 8 2 / / : 8 2 / / 8 : 2 / / 2 : 2 0 / S0 8 2 0 / PEMBAHASAN Koreksi skoliosis pada u(u(n"a (e(erlukan pendekatan anterior dan 9torakoto(i4 laparoto(i; untuk (e(,e,askan *erte,ra dan ke(udian diikuti pendekatan posterior pada posisi prone untuk (ene(patkan alat $arrington dan Cotrel-'u,ousset. )nsidensi defisit (otoris tanpa (onitoring (edulla spinalis diperkirakan antara :!D6 hingga 5!C 6. )nsidensi terse,ut dapat dikurangi dengan (onitoring intraoperatif hingga 1!26. Metode "ang tersedia untuk (e(onitor integritas fungsi (edulla spinalis (eliputi tes klonus ankle! wake-up tes Stagnara! So(atosensor" e*oked potentials 9SS<7; and Motor <*oked 7otentials 9M<7; 9$oda! /118;. 7araplegia (erupakan ko(plikasi "ang paling ditakutkan dala( operasi spinal. Oleh karena itu sangat penting untuk (endeteksi spinal injury sedini (ungkin. Wake-up test 8 (e(onitor fungsi (otoris *olunter ketika *erte,ra ditraksi dan diinstu(entasi. Kele,ihan wake-up test adalah relatif (udah diker+akan dan tidak (e(,utuhkan instu(entasi ru(it. Wake-up test dianggap pe(eriksaan gold-standart untuk (onitoring spinal! na(un kele(ahann"a adalah tidak dapat (e(perkirakan onset iske(ia! tidak dapat (engidentifikasi in+ur" saraf terisolasi! dan peru,ahan-peru,ahan subtle. 9Erottke! /118;. Metode "ang saat ini secara luas digunakan adalah electroph"siological (onitoring 9so(atosensor" e*oked potentials! spinal e*oked potentials! and (otor e*oked potentials; dan clinical monitoring 9the wake-up test; F0-8G. Wake-up test (erupakan tes sederhana! ekono(is! dan relatif akurat karena dapat (e(onitor kerusakan (edulla spinalis perioperatif. Wake-up test tidak (e(erlukan peralatan atau tenaga ta(,ahan! ekono(is! dan (udah diker+akan. <fek sa(ping Wake-up test dapat di(ini(alisir dengan pen+elasan awal "ang ,aik! penggunaaan +enis dan dosis o,at "ang sesuai! dan anestesia "ang cer(at. Wake-up test (e(iliki sensiti*itas dan spesifitas "ang tinggi! dan paling sering digunakan 9Seol! /10/;. Wake-up test (e(erlukan o,at anestesi "ang (e(,erikan reco*er" cepat dan ke(,alin"a kognitif secara cepat untuk (e(ungkinkan pe(eriksaan segera. Sela(a pe(eriksaan ini! pasien di(inta untuk (enggengga( tangan anesthesiologist dan (enggerakkan kaki pasien untuk ke(udian anestesi dilan+utkan. Oleh karena ada ke(ungkinan pasien ,angun sela(a prosedur ini! (aka setiap pasien harus di,erikan pen+elasan se,elu(n"a 9Erottke! /118;. &er,agai teknik anestesi telah digunakan untuk Wake-up test (isalkan anesthesia ,er,asis inhalasi! infus propofol! atau (idaBola( 9&a+wa! /10:;. 'e-(edeto(idine adalah agonis selektif reseptor H/ "ang @ kali le,ih selektif daripada clonidine. Alpha-/ adrenoreseptor dite(ukan di perifer siste( saraf perifer dan siste( saraf pusat pada lokasi presinap! postsinap! dan ekstrasinap. Reseptor ini (e(odulasi pelepasan norepinefrin (elalui (ekanis(e u(pan ,alik negatif. Ada : su,tipe 9 reseptor adrenergic H/: H/a! H/,! dan H/c. Sti(ulasi dari su,tipe H/,! terletak teruta(a di perifer pe(,uluh darah! (en"e,a,kan *asokonstriksi! dan ,ertanggung +awa, untuk hipertensi transien. Su,tipe H/a dan H/c dite(ukan teruta(a di pusat siste( saraf dan ,ertanggung +awa, atas hipotensi efek de-(edeto(idine. Selain itu! sti(ulasi su,tipe H/a ,ertanggung +awa, untuk sedasi! analgesia! dan s"(pathol"sis! sedangkan rangsangan dari su,tipe H/c adalah ,ertanggung +awa, untuk an-iol"sis dan ,erkontri,usi terhadap antinociception tulang ,elakang. )nfus la(,at 01-:11 ug4 kg de-(edeto(idine dapat (encapai H/ selekti*itas! tetapi efek ini hilang pada dosis tinggi 9I 0.111 (g 4 kg; atau dengan pe(,erian cepat 97enne"! /101;. <fek uta(a de-(edeto(idine "aitu se,agai agonis pada reseptor alpha-/ "ang dapat (engha(,at pelepasan norepinephrine sehingga (en"e,a,kan eksitasi siste( saraf pusat. 'e-(edeto(idine dapat (e(,erikan efek sedasi! an-iolisis! dan analgesia pada tingkat spinal (aupun supraspinal tanpa disertai depresi nafas. $al ini dapat (e(,erikan keuntungan untuk tindakan ekstu,asi tanpa (enghentikan pe(,erian de-(edeto(idine untuk sedasi paska operasi. Keuntungan lain dari sedasi dengan o,at ini ,ahwa pasien dapat di,angunkan dan (e(iliki ke(a(puan kognitif "ang nor(al! sehingga penilaian status neurologis dapat dilakukan. 7asien akan tersedasi ,ila tidak ada sti(ulasi. Akan tetapi apa,ila disti(ulasi akan (en"e,a,kan pasien (en+adi alert dan sanggup ,erespon tanpa kehilangan rasa n"a(an. Setelah itu pasien dapat segera ke(,ali ke posisi tidurn"a. Karakteristik ini (e(,uat de-(edeto(idine digunakan sehari-hari dala( Wake-up test secara a(an 9&ekker! /112;. &alance anesthesia pada pasien ini dapat terpelihara dengan s"ringe de-(edeto(idine 91.2 ug4kg&&4+a(; dan O/-se*oflurane 91!/6*ol; serta analgesik drip fentan"l 21 ug4 +a(. 7ada kasus ini penggunaan de-(edeto(idine (e(,erikan keuntungan sedasi "ang cukup sehingga penggunaan se*oflurane dapat diperkecil hingga 1!/6 *ol. analgesik fentan"l drip +uga dapat (en+aga anestesia durante operasi. 7ada kasus ini dihindari o,at-o,at "ang ,ersifat hista(ine release (engingat pasien (e(iliki riwa"at as(a 10 ,ronkiale. Se*oflurane dihentikan dan di,erikan fentan"l /2ug 2 (enit se,elu( Wake-up test dilakukan. Wake-up test dapat diker+akan dengan lancar dan pasien dapat (enggerakkan kedua kakin"a dengan perintah suara. Setelah dipastikan fungsi neurologis (otoris intak! kedala(an anesthesia diperdala( (enggunakan propofol 81 (g4i* dan pe(eliharaan anestesi dilan+utkan dengan 'e-(edeto(idine 1./ ug dan O/-Se*oflurane 1!5 6*ol. Jecuroniu( han"a digunakan pada saat laringoskopi dan intu,asi. 7e(eriksaan post operati*e (enun+ukkan tidak ada ke+adian-ke+adian intraoperatif "ang diingat oleh pasien! ter(asuk proses Wake-up test "ang telah dilakukan.
KESIMPULAN Wake-up test intraoperatif (erupakan (etode sederhana! ekono(is! dan efektif dala( (enilai fungsi (otoris pada operasi koreksi skoliosis. aporan kasus ini (endiskusikan penggunaan de-(edeto(idine dan se*oflurane serta fentan"l se,agai alternati*e pilihan untuk (enghasilkan ,alance anesthesia sela(a operasi koreksi skoliosis pada pasien pere(puan /0 tahun dengan wake-up test intraoperatif. 7ersiapan preoperatif dan wake-up test pada pasien ini dilakukan dala( satu hari se,elu( operasi. 7rosedur wake-up test intraoperatif dapat dilakukan dengan lancer pada pasien terse,ut. 7e(eriksaan post operati*e (enun+ukkan tidak ada ke+adian-ke+adian intraoperatif "ang diingat oleh pasien! ter(asuk proses Wake-up test "ang telah dilakukan. DAFTAR PUSTAKA 11 &ekker! A! Dexmedetomidine For Neurological urgery. Neurosurgery !" #$N uppl %&'$N-%($N-%)* +))! ,ttp'--anest,esia.ucs..edu-neuroanest,esia-residents-respd.- Dexmedetomidine/neurosurgery.pd. $oda! M.K. et Lafar! S.U.! /118! 0naest,esia .or surgical correction o. coliosis wit, pinal 1ord Monitoring - a case series! 'epart(ent of Anaesthesia! Aga Khan Uni*ersit" $ospital! Karachi. =7MA 28:252#/118 Erottke! O et al! /118! 2ntraoperati3e Wake-Up Test and 4ostoperati3e 5mergence in 4atients Undergoing pinal urgery' 0 1omparison o. 2ntra3enous and 2n,aled 0 nest,etic Tec,ni6ues Using ,ort-0cting 0nest,etics. Anesth Analg /118#CC:02/0MD Cra,,! ).! /11:! 0naest,esia For pinal urgery. 0naest,esia 0nd 2ntensi3e 1are Medicine. The Medicine 7u,lishing Co(pan" td Seol! TK! et al.! /10/! 7ispectral index and t,eir relation wit, consciousness o. t,e patients w,o recei3e des.lurane or se3o.lurane anest,esia during wake-up test .or spinal surgery .or correction. 'epart(ent of Anesthesiolog" and 7ain Medicine! $an"ang Uni*ersit" College of Medicine! Seoul! Korea. Korean = Anesthesiol /10/ =anuar" 5/90;: 0:-0@ http:44d-.doi.org401.81CD4k+ae./10/.5/.0.0: &a+wa! S=. et Kulshrestha! A.! /10:! Spine Surgeries: Challenging Aspects and )(plications for Anaesthesia! = Spine Neurosurg! http:44d-.doi.org401.80D/4/:/2- CD10.0111008 7enne"! R! /101! Use o. Dexmedetomidine and 8etamine 2n.usions During coliosis 9epair urgery Wit, omatosensory and Motor-53oked 4otential Monitoring' 0 1ase 9eport. 00N0 :ournal O 'ece(,er /101 O Jol. D@! No.5 www.aana.co(4aana+ournalonline.asp- 12