3.1. Keadaan Geologis Lapangan Duri yang terletak 120 kilometer di utara Pekanbaru ditemukan pada tahun 1941. Endapan minyak di lapangan ini terdapat dalam empat lapisan dangkal pada kedalaman antara 75 hingga 210 meter. Lapangan Duri mulai berproduksi pada bulan Mei 1958 setelah selesainya pemasangan pipa saluran ke Dumai di selat Rupat. Produksi lapangan Duri mencapai puncaknya sebesar 65 ribu barrel sehari pada tahun 1965 dengan cara konvensional. Formasi Duri menyesuaikan dengan formasi Bekasap. Bagian bawah formasi ini ditunjukkan oleh pasi Rindu yang dibagi atas: Rindu Pertama, Rindu Kedua, dan Rindu Ketiga. Biasanya lapisan Rindu ditunjukkan sebagai sekat garis pantai dengan persamaan perkembangan dari distribusi terusan lapisan pasir. Bagian atas formasi ini mengandung lapisan batuan pasir dan lapisan clay. Berdasarkan kekentalannya minyak Duri digolongkan sebagai minyak yang kental (heavy crude oil) dengan derajat API 22,7; GOR 18,5; SCF/BBL dan viskositas sebesar 105 cP pada temperatur awal reservoir 104 F, sehingga minyaak Duri sulit mengalir. Oleh karena itu dilakukan injeksi uap yang dikenal sebagai Duri Steam Flood (DSF) dengan harapan uap tersebut akan memanaskan minyak dan menjadi encer serta menurunkan viskositas minyak mentah sehingga minyak mudah mengalir ke sumur-sumur produksi. DSF merupakan area injeksi uap terbesar di dunia. Proyek Duri steam flood ini mempunyai tujuan untuk memaksimalkan produksi minyak mentah di ladang Duri untuk kemudian dijual ke pasaran melalui dermaga yang ada di Dumai dengan kadar Basic Sediment and Water (BS&W) kurang dari 1%. Perkembangan proyek Duri Steam Flood dibagi menjadi 13 area perkembangan. Area 1 sampai 9 sudah beroperasi penuh, area 10 & 11 belum beroperasi penuh (80% yang telah selesai), sedangkan area 12 & 13 masih dalam tahap pengembangan proyek. 3.2. Proses Secara Umum Minyak bumi yang terdapat di daerah Duri terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Sumatera Light North Oil Minyak jenis ini memiliki viskositas yang rendah artinya minyak yang dihasilkan tidak begitu kental. Minyak jenis ini jumlahnya sedikit di lapangan Duri, namun harga jualnya lebih mahal dibandingkan dengan heavy oil. 2. Heavy Oil Minyak jenis ini memiliki viskositas yang tinggi artinya minyak yang dihasilkan memiliki kekentalan yang cukup tinggi. Selain itu didalamnya banyak terdapat pasir dan kotoran lain. Pada dasarnya proses utama yang terjadi di lapangan Duri, PT. Chevron Pasific Indonesia adalah proses pengolahan minyak mentah dari sumur menjadi minyak dengan spesifikasi yang telah ditentukan, yaitu dengan kadar air dan pasir kurang dari 1%. Untuk mencapai spesifikasi itu banyak tahapan-tahapan yang harus dilewati dan unit-unit yang saling berhubungan satu sama lain demi mencapai sebuah proses yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan. Secara garis besar, pertama-tama minyak mengandung air, gas, dan pasir diangkat dari dalam sumur produksi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan pompa dan dibantu oleh injeksi uap agar viskositas minyak menurun dan minyak lebih encer sehingga dapat diangkat lebih banyak. Setelah terangkat, minyak tersebut disalurkan melalui pipa produksi menuju Well Test Station terlebih dahulu. Setelah selesai dilakukan pengetesan sumur, minyak baru kemudian dialirkan ke Unit Station Pengumpul (Central Gathering Station/CGS) yang didalamnya terdapat Unit Pengolahan Minyak (Oil Treating Plant/OTP), Unit pengolahan air (Water Treating Plant/WTP), unit pengolahan minyak sisa/slop oil (slop oil treating plant/SOTP), dan unit pengolahan pasir (sand removal facilities/SRF). Minyak yang masih mengandung air, gas, dan pasir akan diolah di OTP sehingga sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan berupa minyak berat (heavy oil) untuk kemudian langsung disalurkan menuju Dumai melalui sistem perpipaan. Limbah dari OTP berupa air akan diolah di WTP, sedangkan pasir akan diolah di SRF. Air dari WTP sebagian besar akan diolah menjadi steam oleh generator di steam station untuk kemudian menjadi steam yang akan diinjeksikan ke dalam sumur tertentu (sumur injeksi) untuk membantu sumur produksi mengangkat minyak ke permukaan.