1. Pengertian Menurut Para Ahli a. Prof. Dr. Notonagoro Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan. b. Curzon Hak dikelompokan menjadi 5, yaitu : 1) Hak sempurna, misal dapat dilaksanakan dan dipaksakan melalui hukum, dan hak tidak sempurna, misal hak yang dibatasi oleh daluwarsa; 2) Hak utama, hak yang diperluas oleh hak-hak lain, hak tambahan, melengkapi hak utama; 3) Hak publik, ada pada masyarakat, negara dan hak perdata, ada pada seseorang. 4) Hak positif, menuntut dilakukannya perbuatan, hak negatif agar tidak melakukan; 5) Hak milik, berakaitan dengan barang dan hak pribadi berkaitan dengan kedudukan seseorang; Kewajiban dikelompokan menjadi 5, yaitu : 1) Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan hak dan nisbi melibatkan hak di lain pihak; 2) Kewajiban publik, dakam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik ialah wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian berkorelasi dengan hak perdata; 3) Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif, tidak melakukan sesuatu; 4) Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau secara umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus, timbul dari bidang hukum tertentu, perjanjian; 5) Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal kewajiban untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat memberi sanksi, timbul dari perbuatan melawan hukum misal membayar kerugian dalam hukum perdata.
2. Makna Hak dan Kewajiban Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Hak bersifat fakultatif artinya boleh dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab. Kewajiban bersifat imteratif artinya harus dilaksanakan.
3. Contoh Hak dan Kewajiban Contoh dari hak adalah: a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum; b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak; c. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan; d. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai; e. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran; f. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau NKRI dari serangan musuh;dan g. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku. Contoh dari kewajiban adalah: a. Melaksanakan aturan hukum. b. Menghargai hak orang lain. c. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhankebutuhan masyarakat. d. Melakukan kontrol terhadap para pemimpin dalam melakukan tugas. e. Melakukan komunikasi dengan para wakil di sekolah, pemerintah lokal dan pemerintah nasional f. Membayar pajak g. Menjadi saksi di pengadilan. h. Bersedia untuk mengikuti wajib militer dan lainlain. 4. Hubungan Hak dan Kewajiban Hubungan keduanya adalah saling berhadapan dan berdampingan karena didalam hak terdapat kewajiban untuk tidak melanggar hak orang lain dan tidak menyalahgunakan haknya. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera
B. HAM 1. Pengertian Menurut Para Ahli a. John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). b. Prof. Koentjoro Poerbo Pranoto, hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci. c. G.J. Wolhots, hak-hak asasi manusia adalah sejulah hak yang melekat dan berakar pada tabiat setiap pribadi manusia, bersifat kemanusiaan d. Jan Materson, merumuskan pengertian HAM dalam human right could be generally defines as those right which are inherent in our nature and without which we cannot live as human being yang artinya HAM adalah hak-hak yang secara secara inheren melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia
2. Pengertian berdasarkan UU No 39 Tahun 1999 HAM yakni seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum,pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Negara republik indonesia mengakui dan menjungjung tinggi hak asasi manusia sebagai hak yang kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia,yang harus dilindungi,dihormati dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.
3. Naskah-naskah yang Berisi Penegakkan HAM secara Universal a. Magna Charta (1215) b. Habeas Corpus Act (1679) c. Bill Of Rights (1689) d. Declaration Of Indefendence (1776) e. Declaration des droits de I'homme et du citoyen ( 1789) f. UUD Rusia (1936) g. The Four Freedom (1941) h. Bill Of Rights ( 1789) i. The Universal Declaration Of Human Rights (1948) 4. Pembagian HAM menurut sifat masyarakat a. Hak Asasi pribadi (personal) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, memeluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya. b. Hak Asasi ekonomi (property right) yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli dan menjual sesuai serta manfaatnya. Missal : orang berhak membeli perhiasan namun orang tersebut juga berhak menjual perhiasan tersebut saat mereka butuh. c. Hak Asasi politik (political right) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintah, hak pilih (hak memilih dan dipilih), hak untuk mendirikan partai politik. Misal : setiap orang berhak mencalonkan dirinya sendiri dalam sebuah pemilihan wakil rakyat, namun orang lain juga berhak menentukan pilihan tersebut. d. Hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dalam pemerintah (right legal equality). e. Hak Asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural right)hak memilih pendidikan dan mengembangkan kebudayaan f. Hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural right), misal: perlakuan dalam hal penahanan, penangkapan, pengeledahan, peradilan dsb. C. Moral 1. Pengertian Moral Menurut Para Ahli a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. b. Ensiklopedia Pendidikan: Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat- sifat, corak-corak, maksud-maksud, pertimbangan-pertimbangan, atau perbuatan- perbuatan yang dapat dinyatakan baik/buruk, benar/salah. Lawannya amoral, suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik-benar itu lebih daripada yang buruk/salah. c. Widjaja (1985: 154), moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). d. Al-Ghazali (1994: 31), pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya
2. Pengertian Moral Secara Umum Moral merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat peran lain, kehendak,pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk. 3. Pembagian Moral a. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani. b. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.
D. Moralitas 1. Pengertian Moralitas Menurut Para Ahli a. W. Poespoprojo, Moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-buruknya perbuatan manusia. b. Kamus Besar Bahasa Indonesia, moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun
2. Faktor Penentu Moralitas Sumaryono (1995) mengemukakan tiga faktor penentu moralitas perbuatan manusia, yaitu: a. Motivasi Motivasi adalah hal yang diinginkan para pelaku perbuatan dengan maksud untuk mencapai sasaran yang hendak dituju. Jadi, motivasi itu dikehendaki secara sadar, sehingga menentukan kadar moralitas perbuatan. Sebagai contoh ialah kasus pembunuhan dalam keluarga: Yang diinginkan pembunuh adalah matinya pemilik harta yang berstatus sebagai pewaris Sasaran yang hendak dicapai adalah penguasa harta warisan Moralitas perbuatan adalah salah dan jahat b. Tujuan akhir Tujuan akhir (sasaran) adalah diwujudkannya perbuatan yang dikehendakinya secara bebas. Moralitas perbuatan ada dalam kehendak. Perbuatan itu menjadi objek perhatian kehendak, artinya memang dikehendaki oleh pelakunya. Sebagai contoh, ialah kasus dalam pembunuhan keluarga yang dikemukakan diatas: Perbuatan yang dikehendaki dengan bebas (tanpa paksaan) adalah membunuh. Diwujudkannya perbuatan tersebut terlihat pada akibat yang diinginkan pelaku, yaitu matinya pemilik harta (pewaris) Moralitas perbuatan adalah kehendak bebas melakukan perbuatan jahat dan salah.
c. Lingkungan perbuatan Lingkungan perbuatan adalah segala sesuatu yang secara aksidental mengelilingi atau mewarnai perbuatan. Termasuk dalam pengertian lingkungan perbuatan adalah: manusia yang terlihat kualitas dan kuantitas perbuatan cara, waktu, tempat dilakukannya perbuatan frekuensi perbuatan 3. Klasifikasi Moralitas Menurut Sumaryono a. Moralitas objektif Moralitas objektif adalah moralitas yang terlihat pada perbuatan sebagaimana adanya, terlepas dari bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya. Moralitas ini dinyatakan dari semua kondisi subjektif khusus pelakunya. Misalnya, kondisi emosional yang mungkinmenyebabkan pelakunya lepas control. Apakah perbuatan itu memang dikehendaki atau tidak. Moralitas objektif sebagai norama berhubungan dengan semua perbuatan yang hakekatnya baik atau jahat, benar atau salah. Misalnya: menolong sesama manusia adalah perbuatan baik mencuri, memperkosa, membunuh adalah perbuatan jahat tetapi pada situasi khusus, mencuri atau membunuh adalah perbuatan yang dapat dibenarkan jika untuk mempertahankan hidup atau membela diri. Jadi moralitasnya terletak pada upaya untuk mempertahankan hidup atau membela diri (hak untuk hidup adalah hak asasi) b. Moralitas subjektif Moralitas subjektif adalah moralitas yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional, dan perlakuan personal lainnya. Moralitas ini mempertanyakan apakah perbuatan itu sesuai atau tidak dengan suara hati nurani pelakunya. Moralitas subjektif sebagai norma berhubungan dengan semua perbuatan yang diwarnai niat pelakunya, niat baik atau niat buruk. Dalam musibah kebakaran misalnya, banyak orang membantu menyelamatkan harta benda korban, ini adalah niat baik. Tetapi jika tujuan akhirnya adalah mencuri harta benda karena tak ada yang melihat, maka perbuatan tersebut adalah jahat. Jadi, moralitasnya terletak pada niat pelaku.
E. Sumber-sumber Moral Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan sang pencipta, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut. Moral yang bersumber agama bersifat mutlak, permanen, eternal dan universal. Nilai-nilai moral dalam islam berlaku untuk semua orang dan semua tempat tanpa memandang tanpa memandang latar belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial kultural. A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah Agama bahwa ada beebrapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu : a. Agama itu mendidik manusia menjadi tentram, damai, tabah dan tawakal, ulet serta percaya pada diri sendiri. b. Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi, berani berjuang menegakan kebenaran dan keadilan dengan kesiapan mengabdi dan berkorban, serta sadar, enggan dan takut untuk melakukan pelanggaran yang menuju dosa dan noda. Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-sifat mulia dan terpuji, penyantun, toleransi dan manusiawi.
Daftar Pustaka http://ichwangooner08.blogspot.com/2012/06/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html http://imungblog.blogspot.com/2012/10/pengertian-etika-dan-moral.html http://maemanah123.blogspot.com/2012/12/agama-sebagai-sumber-moral.html http://joy-dedicated.blogspot.com/2011/09/arti-definisi-moralitas-dan-moral.html http://yunizainisyah.wordpress.com/tugas/etika-dan-moralitas/ http://disini-tempat-pr-ku.blogspot.com/2012/10/pengertian-ham-menurut-para-ahli.html http://njanksouljah.blogspot.com/2012/06/hak-dan-kewajiban-menurut-para-ahli.html