Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PLASENTA PREVIA





DI SUSUN OLEH:
YULI TRIRETNO 2010730118


PROGRAM STUDI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014

STATUS PASIEN
Identitas
Nama : Ny. BR
Umur : 32 tahun
Alamat : Komplek Aneka Elok Blok D 6/4 Rt 07/Rw 09 Pengilingn Cakung Jakarta
Timur
MRS : 30 Juli 2014
Medrek : 74.75.92

Anamnesis
Keluhan Utama
Dijadwalkan operasi sesar tanggal 30 Juli 2014
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu usia 32 tahun G2P0A0 hamil 39 minggu datang ke Rumah Sakit karena dijadwalkan
operasi sesar tanggal 30 Juli 2014. Pasien mengeluh keluar flek berulang. Mules (-). Perut
tegang terus menerus (-). Keluar tetelan (-). Keluar jaringan seperti telur ikan (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-)
Riwayat Operasi
Belum pernah melakukan operasi sebelumnya
Riwayat Haid
Menarkhe : 12 th
Siklus Haid : 28 hari, lamanya 7 hari, teratur, tidak sakit
HPHT : 28 Oktober 2013
Taksiran Partus : 4 Agustus 2014
Riwayat Perkawinan
Perkawinan pertama, masih kawin, lama kawin 3 tahun
Riwayat persalinan
G2P1A0
1. Ditolong oleh bidan. Persalinan spontan. Jenis kelamin Laki-laki. BBL 3500 gr.
2. Ini

Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TD :100/70
N : 80x/menit
S : 36C
RR : 20x/menit
Kepala
Mata : konjungtiva anemis: -/-
Sklera ikterik: -/-
Leher
Pembesaran KGB: -
Thorax
Paru: I: simetris
P: vokal fremitus simetris
P: sonor
A: vesikuler (+)
Wheezing (-)
Ronkhi (-)
Jantung: I: iktus kordis tidak terlihat
P: iktus kordis tidak teraba
P: pekak
A: BJ I dan II normal
Murmur (-)
Gallop (-)

Abdomen
Cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+)

Ekstremitas
Edema:

Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Leopold I

: TFU 30 cm, teraba bagian besar bulat lunak
Leopold II : teraba bagian keras memanjang (kanan)
Leopold III : teraba bagian besar bulat keras melenting dan mudah digerakkan
Leopold IV : Penurunan kepala 5/5
DJJ : 160 x/menit
His : -

Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan

Diagnosa
Ibu : Ibu usia 32 tahun G2P0A0 hamil 39 minggu plasenta previa
Bayi : janin hidup intrauterin presentasi kepala puka

Prognosa
Ibu : Bonam
Bayi : Bonam

Rencana/Tindakan
- Observasi TTV, DJJ
- -
- -
- Partus perabdominal

LAPORAN PEMBEDAHAN
Pukul 10.30 wib operasi dimulai
Pasien dalam posisi terlentang dg spinal analgesia
Asepsis dan antisepsis
Dilakukan insisi Pfannensteil
SBR diiris, air ketuban jernih
Pukul 12:2
Bayi lahir tunggal hidup BB : 3.350 gr, PB : 47 cm, AS : 9/10
Plasenta inersi di SBR belakang meluas ke depan menutupi OUI dilahirkan lengkap
Ujung SBR dijahit, SBR dijahit
Kontrol perdarahan (-)
Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
Jumlah perdarahan 500 cc
Pukul 13.00 wib operasi selesai

Diagnosa pre bedah :
G2P1A0 Hamil 39 minggu dengan PPT

Diagnosis Pasca Bedah :
G0P2A0 Hamil 39 minggu dengan PPT










TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak normal, yang dapat
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna.
Beberapa klasifikasi plasenta previa:
a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
menutupi seluruh ostea.
2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi
oleh plasenta, dibagi 2 :
2.1 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian belakang
2.2 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan
2.3 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea yang
ditutupi plasenta
b. Klasifikasi lain terbagi atas 4 macam :
1. Plasenta letak rendah (plasenta berimplantasi pada SBR, dimana ujung plasenta tidak
mencapai OUI tetapi mendekati OUI)
2. Plasenta marginalis (ujung plasenta terdapat pada batas OUI)
3. Plasenta lateralis/parsial (OUI tertutup sebagian oleh plasenta)
4. Plasenta totalis (OUI tertutup sepenuhnya oleh plasenta)
Faktor resiko
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan endometrium yang
kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau karena kurangnya vaskularisasi
desidua. Endiometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas
untuk memenuhi kebutuhan janin dan juga menyebabkan zigot mencari penyebab
implantasi yang lebih baik. Hal ini dapat ditemukan pada : multipara, dalam sebuah studi
terhadap 314 wanita para 5 atau lebih, Babinszki dkk (1999) melaporkan bahwa insiden
plasenta previa adalah 2,2 persen dan meningkat drastis dibandingkan dengan insiden pada
wanita dengan para lebih rendah, mioma uteri, kuretase berulang, usia lanjut, bekas SC,
perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Menurut Williams dkk bahwa hiposemia akibat karbonmonoksida menyebabkan hipertrofi
plasenta kompensatorik dan pada orang dengan Diabetes mellitus, atau kehamilan multipel.

Diagnosis
Diagnosa plasenta previa ditegakkan dari anamnesis dan gejala klinis didapatkan :
1. Perdarahan dari jalan lahir tanpa nyeri yang biasanya muncul setelah bulan ke-7 masa
kehamilan akibat pergerakan antara plasenta dengan dinding rahim. Perdarahan
tergantung pada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada isthmus uteri,
sehingga pada kehamilan tidak diperlukan adanya his untuk menghentikan perdarahan.
Perdarahan bersifat berulang-ulang, darah biasanya berwarna merah segar, dimana
darah dapat berasal dari ibu yaitu dari ruangan intervillosa maupun dari anak yang
berasal dari jonjot yang terputus. Perdarahan yang berulang disebabkan oleh regangan
dinding rahim dan tarikan pada serviks yang bertambah akibat majunya kehamilan.

2. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.

3. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila
dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit.
Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

4. Janin biasanya masih baik.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan :
- Pemeriksaan in spekulo . Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai. Pada
pemeriksaan dalam plasenta previa hanya dibenarkan bila dilakukan di kamar operasi
yang telah siap untuk melakukan operasi segera, karena dengan melakukan pemeriksaan
dalam atau dengan pemasangan tampon terlebih dahulu akan menambah kemungkinan
perdarahan dan infeksi.
- Pemeriksaan luar. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP. Apabila presentasi
kepala, biasanya kepala masih terapung di atas PAP, sukar didorong ke dalam PAP. Tidak
jarang terdapat kelainan letak janin, seperti letak lintang atau letak sungsang.
- Penentuan letak plasenta tidak langsung. Dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG.
Dengan pemeriksaan USG diagnosa plasenta previa sudah dapat ditegakkan sebelum
kehamilan trimester ketiga. Pemeriksaan USG biasanya merupakan diagnosa yang paling
mendukung pada plasenta previa.
- Penentuan letak plasenta secara langsung. Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena
dapat menimbulkan perdarahan banyak. Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi.
Perabaan forniks, mulai dari forniks posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan)
antara bagian terdepan janin dan jari kita. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari di
masukkan hati-hati kedalam OUI untuk meraba adanya jaringan plasenta.

Penanganan
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga, dirawat
di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena pendarahan
yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau
tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
Keadaan umum pasien, kadar Hb
Jumlah perdarahan yang terjadi
Umur kehamilan/taksiran BB janin
Jenis plasenta previa
Paritas dan kemajuan persalinan
1. Penanganan Ekspektif
Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan (His)
- Keadaan umum ibu dan janin baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
Rencana Penanganan :
1). Istirahat baring mutlak
2). Infus D 5% dan elektrolit
3). Tokolitik (jika ada kontraksi)
4). Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah
5). Pemeriksaan USG
6). Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.
7). Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu
sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif
2. Penanganan aktif
Kriteria :
Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram
Perdarahan banyak 500 cc atau lebih
Ada tanda-tanda persalinan
Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%
Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginam, dilakukan
pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.
Partus per vaginam :
Cara ini bermaksud untuk memberi penekanan pada plasenta yang dengan demikian
menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka (tamponade pada plasenta) dilakukan
pada - Plasenta letak rendah
- Plasenta previa marginalis
- Plasenta previa lateralis anterior dengan anak letak kepala
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) Cara ini
dapat menghentikan perdarahan karena:
- Setelah pemecahan ketuban, uterus mengadakan retraksi hingga kepala akan
menekan pada plasenta
- Plasenta tidak tertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikuti gerakan dinding rahim
hingga tidak terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim
jika his lemah, diberikan oksitosin drips
2. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan perdarahan
(kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap plasenta) hanya dilakukan
pada keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk
melakukan operasi
3. Cunam Willet Gauss
4. Jika perdarahan masih berlangsung dilakukan SC
Cara 2 dan 3 sekarang hampir tidak pernah dilakukan lagi
Persalian per abdominam (SC)
Cara ini bermaksud untuk mengkosongkan rahim hingga rahim dapat berkontraksi dan
menghentikan perdarahan. Seksio sesaria juga mencegah terjadinya robekan serviks yang
merupakan komplikasi serius persalian pervaginam pada plasenta previa totalis dan
lateralis.
Dilakukan pada :
- Plasenta previa dengan perdarahan banyak
- Plasenta previa totalis
- Plasenta previa lateralis di posterior
- Plasenta letak rendah dengan letak sungsang atau lintang
- Plasenta previa pada primigravida
- Plasenta previa lateralis jika :
Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior)

Tatalaksana (Menurut Prof. Ida Bagus Manuaba Sp.OG)










Plasenta Previa
Totalis
Parsial
Aterm
Prematur konsevatif
Aterm
Prematur konsevatif
Prematur :
- Perdarahan
- Fetal distress
Seksio Sesaria :
Langsung SC :
- Perdarahan banyak
- Fetal distress
- Anemia
- Plasenta previa primi
- Kelainan letak
Prematur ::
- Perdarahan
- Fetal distress
Amniotomi
His mulai
Fetal distress :
- Perdarahan
- Febris
- Prolaps tali pusat
Persalinan :
- Pervaginam
- Indikasi





PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karana plasenta rendah
sekali atau tak ada sama sekali. Sejak diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun 1945,
kematian perinatal berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini
kematian perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama.



























DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaan-RSHS Bandung.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS Hasan Sadikin Bandung.
Bandung : 2005.
Cunningham, F.G. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC. 2005.
Mochtar, dr. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi & Obstetri Patologi. Jilid I ed. ke-2. Jakarta :
EGC. 1998.
Manuaba, Ida B. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta :
EGC. 2003.
Prawirohardjo. S, Ilmu Kebidanan, Ed. III, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2007.

Anda mungkin juga menyukai