Anda di halaman 1dari 5

1. Di pertemuan sebelumnya dibahas tentang TOC & STOT pada siklus penjualan dan penagihan.

Saat akan melakukan pengujian, auditor perlu menentukan item-item mana yang akan diuji. Jika
item yang diuji tidak semua, artinya auditor menggunakan metode sampling.

2. Contoh :
Misal dalam suatu perusahaan, staff akuntansi mendokumentasikan dokumen penjualan berupa
Sales Invoice, yang dilampiri dengan dokumen pengiriman, tanda terima barang oleh customer.
Namun diasumsikan staff melanggar prosedur dengan tidak melampirkan dokumen tsb
sebanyak 3%. Auditor mengambil sample 100 buah dokumen penjualan. Jadi sample dikatakan
sangat representative jika terdapat 3 dokumen lengkap. Jika jumlah dokumen tidak lengkap ada
2 atau 4, maka sampel masih bisa dikatakan representative. Namun bila dokumen tidak lengkap
banyak atau tidak ada, maka sampel tidak representativ.
Misal suatu perusahaan dengan line of business : rental mobil, penjualan sparepart, dan jasa
perbengkelan, maka sampel akan dikatakan representative jika audit menggunakan sampel sari
semua lini bisnis ersebut.

3. Sampel bisa menjadi tidak representative karena adanya error (sampling error & nonsampling
error). Resiko sample memiliki sampling error & non sampling error disebut : Non sampling risk
& Sampling Risk
Non sampling Risk : setelah menguji sample, auditor tidak menemukan adanya penyimpangan
(meskipun sebenarnya ada penyimpangan)
Contoh : dengan kasus diatas, dalam 100 sample ternyata ada 3 dokumen yang tidak dilengkapi
bukti pengiriman barang. Kalau dengan kondisi tadi auditor tidak menganggap ada
penyimpangan, maka disebut non sampling risk. (Auditor tidak mengenali adanya
penyimpangan).
Prosedur audit yang tidak efektif tjd misal auditor salah interpretasi bahwa mereka harus
mengecek dokumen pengiriman barang harus dilampiri sales invoice, bukannya sales invoice
harus dilampiri dokumen pengiriman.
Cara mengatasi : design prosedur audit yang benar, instruksi yang tepat, supervisi.

4. Misal :
Asumsi batas kontrol baik adalah : ada error 4%
Ditemukan dalam sampel : ada 2%
Auditor menganggap bahwa internal kontrol sudah baik.
Padahal sebenarnya error yang ada di populasi sebesar 8%,

5. - Semakin besar ukuran sampel, semakin kecil sampling risk. Ekstrimnya, kalau sample yang
digunakan adalah seluruh item populasi, maka sampling risk nya = 0. Sebaliknya jika sample
hanya menggunakan 1 / 2 item, maka sampling risknya akan tinggi sekali.
-Dengan pemilihan metode sampling yang lebih tepat, maka sampel akan lebih representative

6. Sebelum membahas metode pemilihan sampel agar sampel representative, kita lihat dulu
pengelompokan metode sampling : Statistical & Non Statistical.
-Perencanaan sample : mencapai tingkat sampling error tertentu, dan minimalisasi non sampling
error.
-Setelah memilih sampel, baru bisa dilakukan pengujian.
-Menarik kesimpulan dari hasil pengujian

7. Statistical : penentuan sampel menggunakan pertimbangan sampling risk & metode statistik,
agar sampel yang dipilih dapat representative.
Non statistical sampling : tidak menggunakan metode matematis untuk menghitung resiko dan
memilih sample.

8. Jadi perbedaan utamanya : ada pada kesempatan tiap anggota populasi untuk terpilih.
Probabilistik : contohnya dengan random sampling.
Non probabilistik : tidak setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
terpoloh, karena auditor memakai judgement.

9. BACA
10. BACA

11. - Piutang yang sudah lama outstanding (memang belum dibayar, atau ada kecurangan). Untuk
tahu piutang sudah lama/belum menggunakan report aging.
- Transaksi afiliasi : rawan terjadi manipulasi.
- Transaksi yang rumit, tidak biasa. (UKSW membangun gedung dg kontraktor)

2. Auditor memilih sample dari tiap-tiap karakteristik populasi, agar sample representative.
Contoh : Pengeluaran kas dari tiap bank account / tiap cabang.

3. Penjualan : cek penjualan yang ke klien2 besar aja.

12. Block : item pertama tiap blok yg dipilih.
Haphazard : misal kemudahan mendapatkan data. >> resiko tinggi untuk tidak representatif.

13. Random Tabel : penggunaan seperti tabel statistik, mulai ditemukan & dpakai awal abad 20.
Namun sekarang auditor lebih banyak memakai angka random yang dihasilkan sistem komputer.
Misal excel.

14. BACA

15. Jelaskan perhitungannya.
Kelebihannya : mudah digunakan
Kekurangan : Akan ada bias jika pola populasinya tidak rata polanya, karena begitu item 1 dipilih
item selanjutnya akan otomatis terpilih.

16. Masing-masing anggota populasi (transaksi) memiliki probabilitas berbeda-beda, tergantung
besarnya nominal.

17. Bedanya dengan PPS, pada stratified sampling, dikelompokkan berdasarkan karakteristik
tertentu. Contohnya pada populasi data detail penjualan, maka dibagi dalam group2
berdasarkan pembeli. Besar kecilnya sample untuk tiap-tiap pembeli, didasarkan pada jumlah
penjualannya
Contoh : Distribusi penjualan :
Penjualan ke PT A : 5M
Penjualan ke PT B : 3M
Penjualan ke PT C : 1.5M
Penjualan lain : 0.5M
Jadi sampel untuk PT A sampelnya 50%, PT B 30% , dst

18. Atribut spesifik : karena mencari exception rate, maka atribut spesifiknya adalah penyimpangan
itu sendiri.
Misal : TOC : Berapakah exception rate untuk bukti penjualan tidak diverifikasi dengan baik?
= Jumlah bukti penjualan yang mengandung kesalahan / jumlah total seluruh bukti penjualan
Karena tidak mungkin memeriksa seluruh bukti penjualan, maka dilakukan pendekatan sample.
Diambil 1000 sampel, dan diperiksa ternyata ada 20 sampel yang mengandung kesalahan.
Maka exception rate untuk bukti penjualan tidak diverifikasi dengan baik ada;ah 20/1000 = 2%.
Angka 2% ini digunakan untuk mengestimasi exception rate untuk seluruh populasi.

19. Tidak taat prosedur. Misal prosedur otorisasi tidak dipenuhi.
Salah input nominal transaksi
Disebabkan karena no 2
No 1 & 2, memiliki detal transaksi sehingga bisa dilakukan TOC & STOT

20. Sekarang kita akan melihat langkah2 audit sampling, tetapi kita perlu tahu dulu istilah2 yang
sering dipakai dalam audit sampling.
1. Karakteristik yang akan diuji.
2. Resiko dimana auditor menganggap internal kontrol sudah efektif & tingkat salah saji dapat
ditoleransi, padahal sebenarnya penyimpangan pada populasi lebih besar dari batas toleransi.
3. Batas toleransi yang dapat diterima atas terjadinya penyimpangan, untuk menyatakan bahwa
internal kontrol sudah efektif dan jumlah salah saji masih dapat diterima.
4. Perkiraan awal sebelum dilakukannya pengujian, atas besarnya penyimpangan yang akan
ditemukan.
5. Jumlah sampel yang besarnya ditetapkan setelah mempertimbangkan faktor2 diatas.

21. Pengecualian = catatan auditor atas penyimpangan dalam sample yang perlu di follow up
Tingkat penyimpangan dalam sampel (Jumlah penyimpangan dalam sampel / jumlah sampel)
Batas tertinggi adanya penyimpangan pada tingkat ARACR tertentu.

22. -TOC : Menguji keefektifan internal kontrol, STOT : menguji apakah ada salah saji nilai.

-Tergantung dari tipe pengujian auditnya, ada yang perlu pakai sampel, ada yang tidak.
Misal AP menguji trend penjualan selama 5 tahun terakhir (tanpa sampel)
Menguji TOC apakah sudah ada pemisahan tugas antara kasir dan pembukuan (tanpa
sampel)
TOC menguji apakah dokumen sudah lengkap (dengan sampel)

- Jika tidak ditentukan di awal, maka auditor akan bingung menentukan apakah terjadi
penyimpangan atau tidak.
Attr : Persetujuan pemberian kredit
Exc : Form persetujuan tidak lengkap
Attr : Barang sudah dikirim ke pembeli
Exc : tidak terdapat bukti penerimaan barang
Attr : Completeness transaksi penjualan dalam sales journal
Exc : nomor dokumen dalam sales journal sudah lengkap
Dst, lihat tabel 15-3

-Kesimpulan pengujian atas sampel nantinya akan digeneralisasi ke populasi, jadi sampel harus
representative. Misal jika auditor menguji sampel penjualan hanya dari bulan Januari saja, maka
kesimpulan pengujian tidak dapat digeneralisasi ke penjualan sepanjang tahun.

-Unit sampling : unit dari populasi yang dipakai saat pemilihan sampel.
Contoh : untuk pengujian siklus penjualan : sampling unitnya berupa sales invoice.
Untuk pengujian keakuratan antara customer order dengan pengiriman barang, maka
sampling unitnya adalah customer order dan bukti pengiriman barang.

23. 6. Menentukan besarnya penyimpangan yang masih dapat ditoleransi TER ( berdasarkan
judgement auditor)
7. Menentukan besarnya ARACR
8. Menentukan exception rate
9. Menetukan ukuran sampel awal. Dikatakan sampel awal, karena hasil pengujian harus
dievaluasi kembali apakah kira-kira ukuran sampel tersebut sudah cukup untuk mencapai tujuan
audit atau belum.

24. BACA
25. 12 Berdasarkan pengujian sampel, hasilnya dipakai sebagai dasar untuk digeneralisasi ke
populasi.
13 Jika SER > TER terjadi, auditor harus menganalisis masing-masing pengecualian, kenapa bisa
terjadi. Pengecualian bisa terjadi karena keerobohan karyawan, salah pengertian thd perintah,
atau kesengajaan melanggar prosedur.
14 Berdasarkan evaluasi, auditor akan menetukan apakah kesimpulan yang digeneralisasi ke
populasi bisa diterima atau tidak.

26. Ini adalah contoh panduan bagi auditor dalam menentukan besarnya ARACR.
Saat auditor menganggap (judgement), bahwa resiko pengendalian perusahaan:
Risiko pengendalian rendah : ARACR rendah
Resiko pengendalian tinggi : ARACR tinggi

27. Tingkat signifikansi suatu item (saldo account / transaksi) akan menjadi pertimbangan besarnya
TER.
28. Ini juga contoh pedoman penentuan ARACR dan TER , pada STOT
29. NEXT
30. Tabel ini menunjukkan dampak dari perubahan faktor2 sampling terhadap ukuran sampel awal
31. Jika hasil pengujian tidak sesuai yang diharapkan, maka auditor dapat melakukan beberapa
langkah berikut ini :
32. Ini hanya pengelompokan dari 14 step sampling planning tadi.
33. Atribut disini beda dengan yang dibahas tadi dalam non statistical sampling (karakteristik yang
diuji). Kalau dalam statistical sampling, atribut adalah salah satu metode sampling.
34. Binomial : artinya setiap sampel memiliki salah satu nilai : lengkap/tidak lengkap, sesuai
proseur/tidak.
35. Ini cara menenrukan jumlah sample dalam attribute sampling, yaitu dengan menggunakan rabel.
36. Ukuran populasi tidak begitu dipertimbangkan untuk menentukan ukuran sampel, sebab
representatif/tidak proses pemilihan sampel, bukan ukuran sampelnya.
37.

Anda mungkin juga menyukai