7.1. Analisis 7.1.1. Analisis Fisiologi untuk Pemilihan Operator Berdasarkan data naik turun tangga sebanyak lima kali dilakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh. Ada dua metode dalam penilian metode langsung dan metode tidak langsung. Penilaian fisiologi dengan metode langsung adalah dengan menghitung konsumsi energi dari tiap anggota kelompok yang melakukan kegiatan naik turun tangga. Perhitungan konsumsi energi menggunakan data denyut nadi kerja (DNK) dari masing-masing anggota kelompok IX. Dari perhitungan konsumsi energi tersebut, konsumsi energi paling besar adalah Andi karena memiliki beban kerja sangan berat (Very Heavy) dan konsumsi energi paling keci adalah Anita dengan beban kerja moderato. Penilaian metode tidak langsung adalah dengan melakukan perhitungan %CVL, dan perhitungan Brouha. Perhitungan dengan %CVL dengan menggunakan data denyut nadi istirahat (DNI), denyut nadi kerja (DNK), dan denyut nadi maksimum masing-masing operator. Kategori yang dipeoleh dari perhitungan %CVL, yaitu kerja dalam waktu singkat untuk Halimah dan Andi, perlu perbaikan untuk Sendy, Dewi dan Anita. Perhitungan Brouha yang menggunakan data denyut nadi pemulihan (P1, P2, dan P3) diperoleh hasil perhitungan yaitu, operator Halimah, Dewi dan Anita nadi pemulihan tidak normal beban kerja berlebihan dan perlu perbaikan, operator Sendy dan Andi nadi pemulihan normal beban kerja tidak berlebihan dan tidak perlu perbaikan. Waktu istirahat terbesar adalah Halimah karena membutuhakan waktu istirahat selama 31,2870 menit dengan konsumsi energi sebesar 9,7107/menit, operator Dewi dan Anita tidak memerlukan waktu istirahat, dikarenakan energi yang dikeluarkan selama bekerja lebih kecil dari energi rata-rata yang digunakan. Setelah melihat keseluruhan perhitungan dan kriteria fisiologi maka ditetapkan operator untuk pemindahan krat adalah Anita. 7.1.2. Analisis Biomekanika Hasil rekapitulasi nilai RWL, LI dan MPL pada operator Anita dapat dilihat pada Tabel 7.1. Tabel 7.1. Rekapitulasi Nilai LI dan MPL Metode Lokasi Tangan LI Keterangan LI FC Keterangan FC A1 Origin 4,080 Mengandung Resiko 3622,911 Perlu hati-hati A2 Origin 3,314 Mengandung Resiko 1688,499 Aman A3 Origin 3,487 Mengandung Resiko 5764,114 Perlu hati-hati A4 Origin 4,294 Mengandung Resiko 7843,236 Berbahaya A1 Destination 6,791 Mengandung Resiko 1487,151 Aman A2 Destination 5,517 Mengandung Resiko 9023,042 Berbahaya A3 Destination 5,242 Mengandung Resiko 6889,464 Berbahaya A4 Destination 6,457 Mengandung Resiko 2264,153 Aman
Tabel diatas menunjukkan terdapat ketegori FC yang berbahaya, aman dan perlu hati-hati. Kategori berbahaya dikarenakan gaya kompres L5/S1 lebih besar dari gaya maksimum tekanan yaitu sebesar 6500 N, sedangkan kategori aman dikarenakan gaya kompres pada L5/S1 lebih kecil batasan gaya angkat normal yaitu sebesar 3500 N, kategori perlu hati-hati dikarenakan gaya kompres L5/S1 berada diantara batas maksimum tekanan dengan gaya angkat normal.
7.1.3. Analisis Postur Kerja Hasil rekapitulasi dari postur kerja menggunakan metode REBA dapat dilihat pada Tabel 7.2.
Tabel 7.2. Hasil Rekapitulasi Postur Kerja dengan REBA Postur Kerja Tindakan REBA Kanan Kiri Memegang Krat I Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya Mengangkat (Melayang) Krat I Perlu Tindakan Perlu Tindakan Memindahkan (Melayang) Krat I Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya Meletakkan Krat I Perlu Tindakan Sekarang Juga Perlu Tindakan Secepatnya Memegang Krat II Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya Mengangkat (Melayang) Krat II Perlu Tindakan Perlu Tindakan Memindahkan (Melayang) Krat II Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya Meletakkan Krat II Perlu Tindakan Sekarang Juga Perlu Tindakan Secepatnya Memegang Krat III Perlu Tindakan Perlu Tindakan Mengangkat (Melayang) Krat III Perlu Tindakan Perlu Tindakan Memindahkan (Melayang) Krat III Perlu Tindakan Perlu Tindakan Meletakkan Krat III Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya Memegang Krat IV Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya Mengangkat (Melayang) Krat IV Perlu Tindakan Perlu Tindakan Memindahkan (Melayang) Krat IV Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya Meletakkan Krat IV Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya
Dari hasil penelitian dan penilaian dengan metode REBA, dapat dianalisis bahwa kegiatan pemindahan krat memiliki resiko kerja yang cukup membahayakan operator. Hal ini ditandai dengan beratnya beban yang diangkat dan sikap kerja operator pada saat pemindahan krat adalah membungkuk serta memutar ke kanan. Bila ditinjau dari lokasi krat yang harus diangkat, terlihat bahwa hal tersebut sangat mempengaruhi. Letak krat yang terlalu rendah menyebabkan tingginya resiko kerja seperti yang terjadi pada kegiatan dan meletakkan krat I bagian kanan dan meletakkan krat II bagian kanan. Tindakan yang diperlukan adalah tindakan sekarang juga. Selain itu bila ditinjau dari posisi kerja operator, terlihat bahwa dalam beberapa keadaan posisi tubuh operator
7.1.4. Analisis Hubungan Biomekanika dan Postur Kerja pada Aktivitas Pemindahan Krat Hubungan biomekanika dan postur kerja pada aktivitas pemindahan krat adalah untuk mengetahui apa saja yang akan timbul pada operator karena melakukan aktivitas pemindahan krat tersebut dan dapat mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan tersebut berbahaya atau tidak dengan menggunkan metode RWL, LI, MPL, REBA kiri dan REBA kanan. Perbandingan dengan menggunakan metode tersebut dapat dilihat pada tabel 7.3. Tabel 7.3. Perbandingan Penilaian Metode Penilaian Kerja Metode Lokasi Tangan LI MPL REBA Kanan REBA Kiri A1 Origin Mengandung Resiko Perlu hati-hati Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya A2 Origin Mengandung Resiko Aman Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya A3 Origin Mengandung Resiko Perlu hati-hati Perlu Tindakan Perlu Tindakan A4 Origin Mengandung Resiko Berbahaya Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya A1 Destination Mengandung Resiko Aman Perlu Tindakan Sekarang Juga Perlu Tindakan Secepatnya A2 Destination Mengandung Resiko Berbahaya Perlu Tindakan Sekarang Juga Perlu Tindakan Secepatnya A3 Destination Mengandung Resiko Berbahaya Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Sekarang Juga A4 Destination Mengandung Resiko Aman Perlu Tindakan Secepatnya Perlu Tindakan Secepatnya
Penggunaan biomekanika dengan postur kerja dapat digunakan bersamaan. Penilaian postur kerja lebih mudah kerena penilaian postur kerja dapat dillakukan hanya dengan melakukan pengamatan posisi tubuh operator pada saat bekerja tanpa adanya pengukuran posisi tubuh seperti pada penilaian biomekanika. Namun hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan antara penilai yang satu dengan yang lainnya, karena penilain tergantung dari kemampuan penilai itu sendiri. Berbeda denga Biomekanika penilaian yang diperoleh akan sama walaupun dengan penilai yang berbeda karena data pengukuran yang diolah adalah sama. Dengan demikian metode penilain yang lebih baik adalah biomekanika.
7.2.1. Perancangan Metode Usulan Dari hasil anlisis diketahui bahwa nilai RWL dipengaruhi oleh faktor pengali horizontal, faktor pengali vertikal, faktor pengali perpindahan, faktor coupling (pegangan), faktor pengali asimetrik, dan faktor frekuensi. Dari pengolahan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa faktor frekuensi sangat mempengaruhi nilai RWL. Oleh karena itu, sebaiknya frekuensi kerja dikurangi. Dengan durasi kerja 6 jam kerja, maka frekuensi angkat / menit yang diusulkan adalah 3-4 kali. Selain itu, jika dilihat dari segi postur kerja, lokasi krat mempengaruhi besarnya resiko kerja. Faktor yang sangat mempengaruhi munculnya resiko kerja adalah tinggi krat pada saat pengangkatan dan peletakan krat yang terlalu rendah sehingga memaksa operator untuk membungkuk. Sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap fasilitas kerja, yaitu dengan cara membagi tumpukan krat menjadi dua dan menambahkan alas di bagian bawah tumpukan krat setinggi satu krat yaitu 25 cm agar operator tidak terlalu membungkuk untuk mengangkat atau meletakkan krat tertentu sehingga resiko cidera dapat dikurangi.