Anda di halaman 1dari 16

Tugas Individu

ISU-ISU PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada
Mata Kuliah Profesi Kependidikan dan BK
Dosen Pengampu : Prof.Dr.H.Juhri A.!a.Pd
DISUSUN "#EH :
Nama : D$I SEPTI NIN%SIH
NP! : &&&'(()(
Ke*as : A
Prodi : +im,ingan Konse*ing
-AKU#TAS KE%U.UAN DAN I#!U
PENDIDIKAN
UNI/E.SITAS !UHA!!ADI0AH !ET."
1(&)
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
begitu banyak rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas individu yang berjudul Isu-Isu Pendidikan.
Tugas ini disusun sedemikian rupa dengan sistematika yang sederhana
dengan harapan mudah dipahami oleh para pembacanya. Setiap bagian dalam
tulisan ini selalu di mulai dengan motivasi yang menunjukkan bagaimana setiap
isi tulisan yang disajikan akan berguna jika dipelajari. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih berbagai pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari baha tugas ini masih memiliki kekurangan-kekurangan
baik dari segi penulisan maupun isi yang disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan penulis. !ntuk itu kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan guna penyempurnaan tugas ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini dapat berman"aat bagi kita
semua. Amin#
$etro, April %&'(
Penulis
iii
DAFTAR ISI
)A*A$AN +!,!* ................................................................................... i
-ATA P.N/ANTA0 .................................................................................. ii
,A1TA0 2S2 ............................................................................................... iii
3A3 2 P.N,A)!*!AN .......................................................................... '
A. *atar 3elakang ............................................................................... '
3. Permasalahan ................................................................................. %
3A3 22 P.$3A)ASAN ............................................................................ (
A. Pengertian Pendidikan .....................................................................
3. $asalah Pokok Pendidikan .............................................................
4. -eterkaitan Antara +enis $asalah Pendidikan
,engan -ebijakan Pendidikan ........................................................
3A3 222 -.S2$P!*AN ............................................................................. ''
,A1TA0 P!STA-A
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai sarana membentuk karakter bangsa sudah
semestinya mampu menjadi ruang untuk melahirkan intelektual yang nantinya
bisa menopang keberlangsungan perjalanan bangsa yang bersandar pada
kesejahteraan rakyat, esensi pendidikan tersebut sepertinya telah jauh dari
harapan yang ada. -eberadaan institusi pendidikan yang ada saat ini malah
menjadi institusi yang menghamba pada modal dan kekuasaan, keberadaan
pendidikan tidak lebih sebagai ruang legitimasi akademik yang dijadikan alat
pembenar dalam penerapan kebijakan-kebijakan yang anti terhadap rakyat.
$emahami pra5is emansipatoris sebagai dialog-dialog dan tindakan-tindakan
komunikati" yang menghasilkan pencerahan. )abermas menempuh jalan
konsensus dengan sasaran terciptanya demokrasi radikal yaitu hubungan sosial
dalam lingkup komunikasi bebas penguasaan. $asalahnya, emansipasi lanjut
tidak mempertautkan sesuatu yang ada dan hanya bersi"at material saja dengan
komunikasi untuk membentuk makna baru. .mansipasi yang dilakukan di sini
adalah melakukan rede"inisi makna terlebih dahulu untuk kemudian dilakukan
ekstensi makna baru dengan nilai-nilai etis, batin dan spiritual. .mansipasi di
sini dilakukan dengan langkah penyucian batin maupun spiritual.
-ajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua
jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan diluar sekolah.
$asyarakat 2ndonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada 6aman
pemerintahan 7rde 3aru, telah mengalami banyak perubahan. Sebagai
masyarakat majemuk, maka komunitas dengan ciri-ciri unik baik secara
hori6ontal maupun vertikal masih dapat ditemukan, demikian pula halnya
dengan si"at-si"at dasar dari 6aman penjajahan belum terhapus seluruhnya.
Permasalahan pendidikan di 2ndonesia sangat komplek dan banyak
sekali, sehingga perlu pembahasan yang panjang dan berkelanjutan. ,emikian
v
pula isu-isu pendidikan yang terjadi diindonesia antara lain yang berkaitan
dengan 8 konstitusi pendidikan8 korupsi8 kurikulum8 guru8 ujian nasional8
akses dan e9uity8 keadaan sekolah8 kekerasan disekolah8 mutu pendidikan8
teknologi pendidikan8 dana pendidikan8 dan re"ormasi pendidikan.
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk :
'. pengertian pendidikan
%. masalah pokok pendidikan
(. keterkaitan antara jenis masalah pendidikan dengan kebijakan pendidikan
vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua
untuk mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup secara
mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya dengan sebaik-
baiknya. 7rang tua atau generasi tua memiliki kepentingan untuk meariskan
nilai-nilai dan norma-norma hidup dan kehidupan kepada penerusnya.
,emikian kata -i )ajar ,eantara mendidik ialah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Selaras dengan itu, +ohn ,eey seorang "iloso" pendidikan
berkebangsaan Amerika mengatakan baha ;pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan "undamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia<. +adi maksud dari tujuan
pendidikan adalah agar generasi muda sebagai penerus generasi tua dapat
menghayati, memahami dan mengamalkan nilai-nilai atau norma-norma
tersebut dengan cara meariskan segala pengalaman, pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan yang melatar belakangi nilai-nilai dan norma-
norma hidup dan kehidupan.
B. Masalah Pkk Pendidikan
Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi
tercapainya tujuan pendidikan. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai
berikut.
'. Pemerataan Pendidikan
%. $utu dan 0elevansi Pendidikan
(. ."isiensi dan ."ekti"itas Pendidikan
vii
3erikut ini adalah penjelasan-penjelasan mengenai ( poin permasalahan
pendidikan di atas.
'. Pemerataan Pendidikan
$enurut -amus 3esar 3ahasa 2ndonesia =-332>, kata pemerataan
berasal dari kata dasar rata, yang berarti: '> meliputi seluruh bagian, %>
tersebar kesegala penjuru, dan (> sama-sama memperoleh jumlah yang
sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan
melakukan pemerataan. +adi dapat disimpulkan baha pemerataan
pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan
terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat
dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program
pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi
seluruh arga negara 2ndonesia untuk dapat memperoleh pendidikan.
Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan
keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. )al ini dimaksudkan agar setiap orang
mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan.
-esempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan
menurut jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi
geogra"is.
,alam propernas tahun %&&&-%&&? yang mengacu kepada /3)N
'@@@-%&&? mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin
pertama menyebutkan:
;$engupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan
yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat 2ndonesia menuju terciptanya
$anusia 2ndonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran
pendidikan secara berarti;. ,an pada salah satu tujuan pelaksanaan
pendidikan 2ndonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti
pendidikan bagi setiap arga negara.
,ari penjelasan tersebut dapat dilihat baha Pemerataan Pendidikan
merupakan tujuan pokok yang akan diujudkan. +ika tujuan tersebut tidak
viii
dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan
berhasil. )al inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan
sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang
tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. )al ini menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu
masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya
suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa
saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan
daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. +adi hal ini akan
mengakibatkan mayoritas penduduk 2ndonesia yang dalam usia sekolah,
tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan
menyediakan "asilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat
yang ajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana
pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan
mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program
yang dijalankan ini.
%. $utu dan 0elevansi Pendidikan
$utu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. +adi
pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat
menghsilkan tenaga pro"esional sesuai dengan kebutuhan negara dan
bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait
mangait, dan berguna secara langsung.
Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu
untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan.
Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan
lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan
untuk menjalankan pendidikan.
i5
0endahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa "aktor. 1aktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses
pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas. )asil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem
pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu
pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojekti" dan teratur.!ji banding
antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian
pendidikan belum ber"ungsi unutk penyempurnaan proses dan hasil
pendidikan.
Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan
beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik.
Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreati"itas
sisa unutk belajar secara e"ekti". Sistem yang berlaku pada saat sekarang
ini juga tidak mampu membaa guru dan dosen untuk melakukan
pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovati".
Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah
cenderung kurang "leksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan
perubahan aktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan
kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan
secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum
yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
0endahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh
rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kuali"ikasi
belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. ,ibanding negara
berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di
2ndonesia memiliki masalah yang sangat mendasar.
$elihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama
antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat.
Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. ,apat
dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga
5
penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat
ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti tekonologi
industri.
(. ."isiensi dan ."ekti"itas Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain
sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka
ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan
pendidikan, yaitu e"isiensi dan e"ekti"itas pendidikan. Permasalahan
e"isiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. $aksud
e"isiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai
secara e"isien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat
memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya
yang ada, seperti uang, aktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang e"isien adalah apabila
pendayagunaan sumber daya seperti aktu, tenaga dan biaya tepat sasaran,
dengan lulusan dan produkti"itas pendidikan yang optimal. Pada saat
sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di 2ndonesia jauh dari e"isien, dimana
peman"aatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan
yang diharapkan. 3anyaknya pengangguran di 2ndonesia lebih
dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh.
Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat
pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang e"ekti" adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil
yang dicapai sesuai dengan rencana A program yang telah ditetapkan
sebelumnya. +ika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru
tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut
tidak e"ekti".
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan
kualitas S,$ sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui
berbagai upaya. ,ari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan 2ndonesia
menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas S,$
yang mantap. -etidake"ekti"an pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu
5i
menghasilkan lulusan yang berkualitas. $elainkan akan menghasilkan
lulusan yang tidak diharapkan. -eadaan ini akan menghasilkan masalah
lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan
peningkatan kulitas tenaga pengajar. +ika kualitas tenaga pengajar baik,
bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan
yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan
penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan
yang e"ekti" dan e"isien. -elebihan dana dalam pendidikan lebih
mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat
meningkatkan e"ekti"itas dan e"isiensi pendidikan.
!. Keterkaitan antara "enis Masalah Pendidikan dengan Ke#i$akan
Pendidikan
Pada aal 0epalita 2 keadaan pendidikan di 2ndonesia menunjukan
beberapa ketidakseimbangan yang antara lain meliputi :
'. -etidak seimbangan antara jumlah penduduk yang berumur cukup untuk
sekolah dengan jumlah "asilitas yang dapat disediakan bagi mereka.
%. -etidakseimbangan pendidikan secara hori6ontal yaitu antara jenis dan
bidang pendidikan. )al ini menimbulkan akibat kurang sesuainya
persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja untuk
pembangunan.
(. -etidakseimbangan vertical yaitu perbandingan antara S,,
S*TP,S*TA,Perguruan tinggi dam akademi.
Setelah beberapa ketidakseimbangan tersebut masih banyak
permasalahan yang harus dihadapi seperti kurangnya "asilitas, banyaknya
masyarakat yang masih buta huru", rendahnya kualitas pengajar, bahkan
masalah drop out dll.
!ntuk mengatasi beberapa masalah tersebut 0epelita 2, pemerintah
menetapkan beberapa kebijakan seperti:
'. Program pendidikan secara hori6ontal lebih di arahkan kepada kebutuhan-
kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sector-sektor pembangunan yang
5ii
di prioritaskan seperti pertanian, industry yang mendukung pertanian,
industry ringan dan kerajinan rakyat, prasarana serta pariisata.
%. Secara vertical program pendidikan di arahkan kepada perbaikan
keseimbangan dengan menitik beratkan kepada tingkat pendidikan
menengah.
-ebijaksanaan tersebut dituangkan dalam program-program seperti
berikut: Program Peningkatan $utu Pendidikan Sekolah ,asar, Program
Penambahan Pendidikan -ejuruan Pada Sekolah *anjutan !mun, Program
Peningkatan Pendidikan Teknik ,an -ejuruan, Program Peningkatan
Pendidikan /uru, Program Pendidikan $asyarakat dan 7rang ,easa,
Program Pengembangan Pendidikan, Program Pembinaan -ebudayaan dan
7lah 0aga, Program Pendidikan *atihan 2nstitusional, serta Program
Peningkatan Penelitian.
,alam 0epelita 22 ='@B?ABC-'@BDAB@> terdapat masalah-masalah
pendidikan yang lebih khusus yang dapat diidenti"ikasi sebagai berikut:
'. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengembangan system
pendidikan, pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan, perluasan
mutu pendidikan pada semua tingkat, perluasan kesempatan belajar,
pengembangan system penyajian, pendidikan diluar system sekolah
=pendidikan non "ormal>, usaha-usaha lain dalam pembinaan generasi
muda yang meliputi kelompok usia 'C-%? tahun, pembangunan system
in"ormasi dan kemampuan pengelolaan yang dapat diandalkan untuk
melaksanakan pembaharuan pendidikan, dan pengarahan penggunaan
sumber-sumber pembiyaan yang tersedia. =0epelita 22, '@B?:'(B-'(D>
%. ,alam trilogy pembangunan pada masa Pelita 22 ='@B@AD&-'@D(AD?>
-ebijaksanaan Pendidikan diprioritaskan pada upaya pemerataan, upaya
ini dalam bidang pendidikan dirumuskan dari jalur kedua dari delapan
jalur pemerataan, yakni pemerataan dalam memperoleh kesempatan
pendidikan. )al ini dinyatakan secara tegas dalam 0epellita 222 yakni, titik
berat pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan selama pelita 222
adalah penyediaan "asilitas belajar pada pendidikan dasar bagi anak yang
5iii
berumur B-'% tahun dan penampungan kelulusan pada tingkat pendidikan
yang lebih tinggi =0epelita T22.'@B@:(?B>
Sebagai kelanjutan kebujaksanaan yang telah dilaksanakan pada Pelita
222, maka pembangunan bidang pendidikan pada 0epelita 2E yang
menekankan pada berbagai bidang kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan keseimbangan dan keserasian pendidikan nasional yang sangat
penting bagi pengembangan sumber daya manusia. !ntuk mencapai yujuan
tersebut dalam 0epelita 2E, memprogramkan tiga kebijaksanaan umum dalam
pembangunan bidang pendidikan nasional yang antara lain meliputi:
pendidikan seumur hidup, pendidikan semesta menyeluruh dan terpadu,
kebijaksanaan untuk membina kemajuan adat, budaya dan persatuan. =0epelita
2E,'@D?:C%F>
Sedangkan dalam 0epelita E arah kebijaksanaan pendidikan
diprioritaskan pada berbaikan system dan multi pendidikan dalam keseluruhan
unsure, jenis, jalur dan jenjangnya. -ebijaksanaan yang dimaksud meliputi:
peningkatan mutu kurikulum, silabi, tenaga pengajar, pelatih serta metodik
sarana pengajar yang memungkinkan peningkatan kualitas dan hasil
pendidikan dan latihan. =0epelita E, '@D@:C@&>
3eberapa kebijakan umum dalam 0epelita E antara lain: $eningkatkan
pembudayaan nilai-nilai pancasila dalam rangka meujudkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-
sama bertanggung jaab atas pembangunan bangsa. $eningkatkan mutu
pendidikan. $eningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan. $enata kembali system pendidikan guru dan tenaga pendidik
lainya. $elaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan dan
kebudayaan agar dapat di hasilkan gagasan-gagasan baru yang berorientasi
pada penyempurnaan system pendidikan yang e"isien. Penyeragaman mutu
pendidikan melalui pengembangan institusi dan pengujian untuk semua jenis
dan jenjang pendidikan, agar dapat diupayakan standartisasi mutu pendidikan
baik secara regional maupun nasional.
5iv
BAB III
KESIMPULAN
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua untuk
mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup secara mandiri dan
mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan di 2ndonesia pada dasarnya masih rendah di bandingkan dengan
Negara-negara maju lainya. )al ini tentu saja akan berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bangsa ini. -ita memang telah berusaha
semaksimal mungkin untuk selalu memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam
system pendidikan terdahulu. Namun tanpa adanya kerjasama yang baik antara
pemerintah dan masyarakat, tentu tak akan menghasilkan hasil yang memuaskan
pula. Terkadang pemerintah selalu member kemudahan-kemudahan bagi
masyarakat agar mereka mampu mengenyam pendidikan dengan baik, namun di
sisi lain masyarakatpun tidak semuanya dapat memetik hasil jerih payah
pemerintah yang berusaha memberikan kemudahan itu.
,engan kata lain, komunikasi antara pemerintah dan masyarakat harus
selalu terbuka agar permasalahan pendidikan yang di hadapi negeri ini dapat
dikurangi bahkan hilang seiring berjalanya aktu.
5v
,A1TA0 P!STA-A
A6yumardi A6ra, '@@@. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju
Melenium baru, +akarta: *ogo $acam ilmu.
,johar, %&&(. Pendidikan Strategik Alternative untuk Pendidikan Masa Depan
Gogyakarta: *.S12.
)eryanto, %&&&. Industri alisasi Pendidikan: Berka Tantangan atau Ben!ana
bagi Indonesia, Gogyakarta: -anisus.
http:AAismailonline.comAperlunya-sistem-pendidikan-yang-melahirkan-adabA
http:AAridas6abbarae.blogspot.comApAblog-pageH'%DF.html
http:AAvipvaliant%F.blogspot.comA%&'(A&BAmakalah-permasalahan-pendidikan.html
5vi

Anda mungkin juga menyukai