Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada
umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak
sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan
perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan jumlah
kelahiran triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak
42%. Sebaliknya, kelahiran janin tunggal hanya meningkat 6%. Peningkatan luar biasa
kehamilan multi janin ini merupakan masalah kesehatan masyarakat karena para bayi ini
lebih kecil kemungkinan nya untuk bertahan hidup dan lebih sering mengalami kecacatan
jangka panjang akibat kelahiran preterm. Jewell dan Yip (1995) mengumpulkan profil para
wanita yang melahirkan multijanin di Amerika Serikat selama tahun 1980an dan
mengamati bahwa meningkatnya persalinan multijanin disebabkan oleh penggunaan terapi
stimulasi kesuburan oleh wanita yang biasanya berusia lebih tua, berkulit putih dan
berstatus pendidikan tinggi. Gestasi multiple saat ini meliputi 3% diantara semua
kehamilan (American College Of Obstetricians and Ginecologists, 1998).
B. Identififkasi Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ganda
2. Bagaimana penanganan pada kehamilan ganda

2

C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas yaitu hanya sebatas pada kehamilan ganda dan cara
penanganan kehamilan ganda itu sendiri baik pada ibu ataupun janinnya.

D. Tujuan
Untuk memberikan informasi mengenai kehamilan ganda dan cara penanganannya.
Mulai dari definisi sampai bagaimana prognosis pada kehamilan ganda.













3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kehamilan Ganda
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan kembar
dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam
menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif.
(Manuba, 1998:265)
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih (Rustam Mochtar, 1998)
Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu.
(Sarwono, 2005)
Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin
sekaligus, kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi
atau bila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio
yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. (Taufan, 2012)

B. Etiologi Kehamilan Ganda
Bangsa, hereditas, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon gonadotropin
yang di pergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih
dalam satu folikel. Kemungkinan pertama di buktikan dengan ditemukannya 21 korpora
lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilasasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan
4

kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio
yang kemudian dimasukkan ke dala rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas
tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan
disini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk,
menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada
kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum
amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion , sebelum
primitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah
primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk.
1. Faktor Ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai
ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1
diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit
hitam 1 diantara 80 kehamilan. Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan
ganda sangat tinggi. Knox dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu
masyarakat pedesaan di Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali
pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang Timur atau Oriental tidak begitu sering
terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi
terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh
perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple
ovulasi.


5

2. Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai
jemaat gereja, menemukan bahwa para wanita yang dirinya sendiri dizigot dengan
frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami
kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih
lanjut, dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu
mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar,
keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang
diturunkan.
3. Faktor umur dan paritas
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi
kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga
pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya, bila dibandingkan
dengan wanita yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di
Swedia, Petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka
kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas. Dalam kehamilan
pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan kehamilan keempat
sebesar 2,7%.
4. Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan
status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan
berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan
ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa
6

kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi
dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil.
5. Faktor terapi infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau
chlomiphene citrate menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring
penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker
& co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan
gemelli dan triplet terjadi karena induksi ovulasi dengan terapi human menopause
gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimualsi
dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic
gonadotropin pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karakteristik sperma,
meningkatkan konsenterasi dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992, Pasqualato
dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan
monozigotik.
6. Faktor Assisted Reproductive Technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga
meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan
dilakukan melalui teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum
yang benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam
uterus. Pada umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah
itulah akan berisiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.

C. Jenis Kehamilan Ganda
1. Kehamilan kembar monozigotik. Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut
kembar monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uniovuler. Kira-kira
7

sepertiga kehamilan kembar adalah monozigotik. Jenis kehamilan kedua anak sama,
rupanya atau bayangan cermin; mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropolgik
pun sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu bayi
kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa karena lokasi daerah motorik di korteks
serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kira-kira satu pertiga kehamilan kembar
monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta ; kadang-kadang 2 plasenta
tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua
pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotik kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusat; untung sekali
kehamilan ini jarang terjadi.












Gambar 29-1 : Jenis kembar monozigot berhubungan dengan waktu terjadinya faktor penghambat
(Corner) : (A). Hambatan dalam tingkat segmentasi (2-4 hari). (B). Hambatan dalam tingkat
blastula (4-7 hari). (C). Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum primitive streak.
8

2. Kehamilan kembar dizigotik. Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik
yang berasal dari 2 telur; disebut heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin
sama atau berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar
dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta
menjadi satu.
D. Superfekundasi dan Superfetasi
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama
pada 2 koitus yang dilakukan dengan jarak waktu pendek. Kehamilan demikian ini sukar
dibedakan dengan kehamilan kembar dizigotik. Pada tahun 1910 oleh Archer dilaporkan
bahwa seorang wanita kulit putih yang melakukan koitus berturut-turut dengan seorang
kulit putih dan kemudian dengan seorang Negro melahirkan bayi kembar dengan satu bayi
berwarna putih dan yang lainnya berupa mullato.
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau beberapa
bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum pernah
dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda.

E. Pertumbuhan Janin pada Kehamilan Ganda
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat
badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal. Setelah itu, kenaikan berat
badan lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan menyebabkan peredaran
darah plasenta mengurang. Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 g
lebih ringan daripada janin kehamilan tunggal. Berat badan bayi yang baru lahir umumnya
pada kehamilan kembar kurang dari 2500 g, pada triplet kurang dari 2000 g dan untuk
9

kuadruplet kurang dari 1500 g. Suatu faktor penting dalam hal ini ialah kecenderungan
terjadinya partus prematurus.
Selain itu berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda
antara 50 sampai 1000 g. pada kembar dizigotik plasenta yang satu dapat berimplantasi
lebih menguntungkan, dipandang dari sudut tempat pada dinding uterus dan penyediaan
darah, daripada plasenta yang lain. Dengan demikan, pertumbuhan plasenta itu serta
janinnya lebih baik dari pada plasenta yang lain serta janinnya. Demikian juga pada
kehamilan kembar monozigotik pembagian darah pada plasenta untuk kedua janin tidak
sama, sehingga yang satu kurang bertambah dibandingkan dengan yang lain.
Pada kembar monozigotik tidak jarang pembuluh darah dalam plasenta untuk janin
yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah untuk janin yang lain. Karena hal itu,
setelah bayi pertama lahir dan tali pusat dipotong ujung bagian tali pusat yang menuju ke
plasenta harus diikat dengan teliti untuk menghindarkan perdarahan berasal dari janin yang
lain.
Pada kehamilan kembar monozigotik, bila terdapat peredaran darah yang tidak
seimbang karena anastomosis pembuluh darah, pada hamil muda dapat terjadi berbagai
anomali. Jantung janin yang satu, karena peredaran darah yang lebih sempurna, menguasai
jantung serta sistem peredaran darah janin yang lain melalui pembuluh-pembuluh darah
yang beranastomosis, dengan akibat bahwa janin yang terakhir terganggu pertumbuhannya
dan menjadi suatu monstrum yang dinamakan akardiakus. Akardiakus asefalus ialah
monstreum yang hanya terdiri atas panggul dan ekstremitas bahwa; akardiakus akornus
ialah monstrum tanpa badan; akardiakus amorfus ialah monstrum tanpa bentuk yang terdiri
atas jaringan-ikat yang mengandung berbagai alat rudimenter dan diliputi kulit. Bila tidak
keseimbangan terjadi pada kehamilan yang lebih tua, dapat terjadi sindrom transfuse fetal.
Pada janin yang mendapat darah lebih banyak terdapat hidramnion, polisitemia, edema,
10

dan pertumbuhan janin yang baik ; janin kedua kecil, menderita anemia, dehidrasi,
oligohidramnion, dan mikrokardia.
Bila segmentasi terhambat dan baru terjadi setelah primitive streak terbentuk (lebih
kurang 13 hari setelah fertilisasi), maka pemisahan mudigah tidak sempurna, sehingga
terjadilah kembar dempet (kembar siam). Kembar dempet sangat jarang dijumpai, yaitu
pada 1 : 70.000 persalinan. Kembar dempet dapat dibagi atas beberapa jenis, sesuai lokasi
anatomis dempetnya, yaitu torakopagus (40%), sifo-omfalopagus (35%), pigopagus (18%),
iskiopagus (6%), dan kraniopagus (12%). Derajat dempet bervariasi dari dempet kulit dan
jaringan lemak saja, hingga dempet kepala, tubuh, visera atau anggota gerak yang berbagi
sama. Pada kehamilan kembar dizigotik janin dapat juga mengalami kelainan. Kadang-
kadang satu janin meninggal dan yang lainnya tumbuh trus sampai matur. Janin yang mati
dapat diresorbsi sama sekali atau masih ditemukan dalam uterus. Dalam hal terakhir cairan
aminion dapat diserap semua dan janin berubah menjadi gepeng (fertus papiraseus atau
kompresus). Pada persalinan fertus papiraseus dapat mendahului janin yang normal,
sehingga menyebabkan kesukaran diagnosis atau dapat tertinggal dalam uterus yang
menyebabkan infeksi dan perdarahan. Plasenta fetus papiraseus biasanya berwarna putih,
keras, fibrotic, dan berbatasan tegas. Penemuan plasenta ini harus mengingatkan penolong
kepada kemungkinan pada masih tertinggalnya janin kedua dalam uterus. Dalam hal yang
sangat jarang terjadi, satu konseptus mengalami perubahan menjadi mola hidatidosa dan
yang lainya tumbuh terus sampai matur dan dilahirkan hidup.

F. Diagnosis pada Kehamilan Ganda
Hidramnion demikian sering ditemukan pada kehamilan ganda, sehingga adanya
hidramnion harus menimbulkan kewaspadaan terhadap kehamilan ganda. Janin yang tidak
seberapa besar, cairan amnion yang sering berlebihan, dan regangnya dinding perut
11

menyebabkan diagnosis dengan palpasi sukar. Tidak jarang diagnosis kehamilan kembar
baru dibuat setelah anak pertama lahir dan uterus masih lebih besar daripada biasa dan
pada pemeriksaan memang masih ada satu janin lagi dalam rahim. Kira-kira hanya dalam
50% diagnosis kehamilan kembar dibuat secara tepat jika berat badan satu janin kurang
dari 2500 g, dan 75% jika berat badan itu melebihi 2500 g.
Diagnosis kehamilan kembar sering tidak dibuat bukan karena sukar, tetapi karena
pemeriksa tidak memikirkan kemungkinan tentang hal tersebut. Untuk mempertinggi
ketetapan diagnosis, haruslah difikirkan kemungkinan kehamilan kembar bila didapatkan
hal-hal berikut : (1) besarnya uterus melebihi lamanya amenorea ; (2) bertumbuh lebih
cepat daripada biasanya pemeriksaan berulang ; (3) penambahan berat badan ibu yang
mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas ; (4) banyak bangian kecil
teraba ; (5) teraba 3 bagian besar janin ; (6) teraba 2 balotemen.
Diagnosis pasti dapat ditentukan dengan (1) terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan
satu/dua punggung; (2) terdengar dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan
perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit ; (3) sonogram dapat membuat
diagnosis kehamilan kembar pada triwulan pertama ; (4) rontgen foto abdomen.
Pada umumnya diagnosis kehamilan triplet, kuadruplet dan selebihnya hanya dapat
ditentukan secara rontgenologik. Dewasa ini dengan pemeriksaan ultrasonografi lebih dini
diketahui.

G. Gambaran Klinik pada Kehamilan Ganda
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek
dengan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar ; kira-kira 25% bayi kembar, 50%
bayi triplet, dan 75% bayi kuadruplet lahir 4 minggu sebelum kehamilanya cukup-bulan.
12

Lama kehamilan rata-rata untuk kehamilan kembar 260 hari triplet 246 hari dan kuadruplet
235 hari.
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah, sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit difisiensi lain. Frekuensi hidramnion kira-kira
sepuluk kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. Hidramnion
menyebabkan uterus renggang, sehingga dapat menyebabkan partus prematurus, inersia
uteri, atau pendarahan postpartum. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan
lebih sering pada kehamilan kembar. Hal ini diterangkan dengan penjelasan bahwa
keregangan uterus yang lebih menyebabkan iskemia uteri. Solusio plasenta dapat terjadi
setelah bayi pertama lahir, sehingga menyebabkan salah satu faktor kematian yang tinggi
bagi janin yang kedua. Keluhan karena tekanan uterus yang besar dapat terjadi, seperti
sesak nafas, sering kencing, edema, dan varises pada tungkai bawah dan vulva. Berhubung
uterus regang secara berlebihan, ada kecendrungan terjadinya inersia uteri. Tetapi, keadaan
ini diimbangi oleh bayi yang relative lebih kecil, sehingga lamanya persalinan tidak
banyak berbeda dari persalinan kehamilan tunggal.
H. Komplikasi pada Kehamilan Ganda
Berikut adalah tabel yang menunjukkan komplikasi pada kehamilan kembar baik bagi
ibu maupun bagi anak.
Tabel 1. Komplikasi pada Kehamilan Kembar
Ibu Anak
Anemia
Hipertensi
Partus prematurus
Atonia uteri
Perdarahan pasca persalinan
Hidraamnion
Malpresentasi
Plasenta previa
Solusio plasenta
Ketuban pecah dini
Prolapsus funikuli
Pertumbuhan janin terhambat
Kelainan bawaan
Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat
13

I. Penanganan Kehamilan dan Persalinan Kehamilan Ganda
1. Penanganan dalam masa kehamilan ganda
Untuk kepentingan ibu dan janin, perlu diadakan pencegahan terhadap pre-
eklamsia dan eklamsia, partus prematurus, dan anemia. Agar tujuan tersebut dapat
tercapai, perlu dibuat diagnosis dini kehamilan kembar. Pemeriksaan antenatal perlu
diadakan lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu; sesudah kehamilan 36 minggu dilakukan tiap minggu, sehingga tanda-tanda
pre-eklamsi dapat di ketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
Istirahat-baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah ke
plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik.
Setelah kehamilan mencapai 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sbaiknya
dilarang karena dapat merupakan faktor pradisposisi partus prematurus. Oleh beberapa
penulis diajurkan untuk merawat wanita dengan kehamilan kembar setelah kehamilan
mencapai 30 minggu, untuk menghindarkan partus prematurus, tetapi berapa jauh
pengaruhnya tidak diketahui dengan pasti.
Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan
besi dua bayi dan penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas
ferrosus sebanyak 3 x 100 mg secara rutin perlu dilakukan. Selain besi, oleh beberapa
penulis dianjurakan untuk member asam folik sebagai tambahan. Makanan diajurkan
mengandung banyak protein dan makan di lakasanakan lebih sering dalam jumlah
lebih sedikit.
2. Penanganan dalam persalinan dengan kehamilan ganda
Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi premature disediakan.
Golongan darah ibu sudah ditentukan dan persediaan darah diadakan mengingat
kemungkinan pendarahan postpartum lebih besar.
14

Kala I di perlakukan seperti biasa bila anak pertama letaknya memanjang.
Karena sebagian besar persalinan kembar bersalin premature, maka pemakaian
sedative perlu dibatasi. Episiotomy mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala
pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala bayi.
Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan-luar dan vaginal untuk
mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Bila janin dalam letak-memanjang, selaput
ketuban dipecahkan dan air ketuban di alirkan perlahan-lahan untutuk menghindari
prolapses funikuli. Penderita dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali
pada fundus uteri, agar bagian bawah janin masuk dalam panggul. Janin kedua turun
dengan cepat sampai ke dasar panggul dan lahir sepontan karena jalan-lahir telah di
lalui anak pertama.
Tenggang waktu antara lahirnya anak pertama dan akan kedua adalah antara 5
sampai 15 menit. Kelahiran kedua kurang dari 5 menit setelah anak pertama lahir,
dengan tindakan yang cepat ini dapat menimbulakan trauma persalinan pada anak.
Kelahiran kedua lebih dari 30 menit dapat menimbulakan insufisiensis uteroplasenta,
karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum
anak kedua dilahirkan.
Bila janin kedua dalam letak-lintang, denyut jantung janin tidak teratur, terjadi
prolapses funikuli, atau solusio plasenta, atau bila persalinan sepontan tidak terjadi
dalam 15 menit, maka janin perlu dilahirkan dengan tindakan obstetric karena resiko
akan meningkat dengan meningkatnya waktu. Dalam hal letak-lintang dicoba untuk
mengadakan versi-luar dan bila tidak berhasil, maka segera dilakukan versiekstraksi
tanpa narcosis. Pada janin dalam letak-memanjang dapat dilakukan ekstrasi cunam
pada letak-kepala dan ekstraksi kaki pada letak-sungsang.
15

Seksio sesarea pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin pertama
dalam letak-lintang, prolapses funikuli, plasenta previa, dan lain-lain. Masuknya dua
bagian besar kedua janin dalam pangul sangat luas. Kesulitan ini dapat diatasi dengan
mendorong kepala atau bokong yang belum masuk benar dalam rongga panggul, ke
atas untuk memungkinkan janin yang lain lahir lebih dahulu. Kesulitan lain yang
mungkin terjadi ialah interlocking, dalam hal ini janin pertama dalam letak-sungsang
dan janin kedua presentasi-kepala. Setelah bokong lahir, dagu janin pertama
tersangkut pada leher dan dan dagu janin kedua. Bila keadaan ini tidak dapat
dilepaskan, dilakukanlah dekapitasi atau seksio sesarea menurut keadaan janin.
Segera setelah anak kedua lahir, penderita disuntik 10 satuan oksitosin, dan
tingginya fundus uteri diawasi. Bila tanda-tanda plasenta lepas tampak, maka plasenta
dilahirkan dan diberi 0,2 mg methergin secara intravena. Kala IV dawasi secara
cermat dan cukup lama, agar pendarahan postpartum dapat diketahui dini dan
penangulangannya dilakukan segera.

J. Prognosis Kehamilan Ganda
Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan tunggal,
karena lebih sering terjadi anemia, pre-eklamsia dan eklamsia, oprasi obstetric, dan
pendarahan postpartum.
Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan
tunggal.Prematuritas merupakan sebab utama.Selain itu, juga lebih sering terjadi pre-
eklamsi dan eklamsi, hidramnion, kelainan letak, prolapsus funikuli, dan oprasi obstetrik,
dan menyebabkan sindroma distres respirasi, trauma persalinan dengan pendarahan
serebral dan kemungkinan adanya kelainan bawaan pada bayi.
16

Kematian anak kedua lebih tinggi daripada yang pertama karena lebih sering terjadi
gangguan sirkulasi plasenta setelah anak pertama lahir, lebih banyaknya terjadi prolapsus
funikuli, solusio plasenta, serta kelainan letak pada janin kedua .
Kematian anak pada kehamilan monozigotik lebih besar daripada kehamilan dizigotik
karena pada yang pertama dapat terjadi lilitan tali pusat antara janin pertama dan kedua.















17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (
Rustam Mochtar,1998 ). Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan
paritas, sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur, factor obat obat induksi ovulasi ;
profertil, clomid, dan hermonegonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan
kembar lebiah dari 2, factor keturunan. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata rata
1000 gram lebih ringan dari janin tunggal. Terdapat beberapa perbedaan ciri, sifat, antara
kembar monozogotik dan dizigotik. Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin,
diantaranya adalah kebutuhan akan zat zat lainnya, terhadap janin yaitu usia kehamilan
tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar : 25 % pada
gemelli, 50 % pada triplet, 75 % pada quadruplet yang akan lahir pada 4 minggu sebelum
cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi.
B. Saran
Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu hamil sangat perlu dilakukan karena dapat
membantu ibu dalam menghadapi persalinannya kelak, dengan dilakukannya pemeriksaan
kehamilan, ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan,
pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan dan komplikasi yang dapat
membahayakan ibu dan janinnya. Begitu juga untuk kehamilan ganda atau kehamilan
kembar, dibutuhkan diagnosis dini kehamilan kembar, agar baik ibu maupun janin dapat
sehat karena apabila telat didiagnosis kehamilan kembar maka banyak resiko komplikasi
yang kemungkinan dapat terjadi baik selama proses kehamilan ataupun persalinan.

Anda mungkin juga menyukai