(
=
(
(
1 1
2 2
1 1
3
2 2
2 2
2 2
12 6 12 6
6 4 6 2
12 6 12 6
6 2 6 4
Q v l l
M l l l l
EI
Q v l l l
M l l l l
u
u
| | | | (
| | (
| | (
=
| | (
| | (
| |
\ . \ .
Dengan material balok adalah : Tembaga dengan properties berikut:
11 2
1.1 10 N/m E =
( )
3
3
6 4
0.1 0.1
8.33 10
12 12
m m
bh
I m
= = =
Untuk: l= 0.6m
( )
11 2 6 4
6
3 3
1.1 10 / 8.33 10
4.24 10 /
0.6
EI N m m
N m
l
m
= =
1 1
2 2
1 1 6
2 2
2 2
2 2
12 6 12 6
6 4 6 2
4.24 10 /
12 6 12 6
6 2 6 4
Q v l l
M l l l l
N m
Q v l l
M l l l l
u
u
| | | | (
| | (
| | (
=
| | (
| | (
| |
\ . \ .
Kondisi Batas dan Gaya Luar:
1
2
2
1
1
0
500
0
0
0
Q
Q N
M
v
u
=
=
=
=
=
1 1
, Q v
2 2
, Q v
1 1
, M u
2 2
, M u
1 2
Finite Element Analysis
By Farraz Sarmento Salim. Email: farraz02@gmail.com 12
Maka didapat :
1
2 2
1 6
2
2 2
2
0 12 6 12 6
0 6 4 6 2
4.24 10 /
500 12 6 12 6
0 6 2 6 4
Q l l
M l l l l
N m
v l l
l l l l u
| | | | (
| | (
| | (
=
| | (
| | (
| |
\ . \ .
Reduksi Matriks :
2 6
2
2
500 12 6
4.24 10 /
0 6 4
v l
N m
l l u
| | | | (
=
| | (
\ . \ .
Didapatkan 2 persamaan sebagai berikut :
( )
6
2 2
6 2
2 2
500 4.24 10 / 12 3.6
0 4,24 10 / ( 3.6 1.44 )
N N m v m
Nm N m m v m
u
u
=
= +
Dari 2 persamaan maka didapat bahwa:
5
2
5
2
1.09 10
2.73 10
v m
rad u
=
=
J ika digunakan asumsi untuk batang kantilever dengan beban terpusat (point load)
sebesar 500 N ( 50 / 10 N cm cm = ), maka berlaku:
3
max
1
3
PL
v
EI
= (defleksi maksimum)
Sehingga,
3
5
max 11 6 4
1 500 .(0.6 )
3.93 10
3 (1.1 10 )(8.33 10 )
N m
v m
Pa m
= =
J adi, diperoleh bahwa besarnya defleksi vertikal terbesar adalah
5
3.93 10 m
=
Posisi defleksi maksimum tersebut terjadi pada jarak 500mm dari ujung beam yang
dijepit (yakni pada garis tepi ujung bebas dari beam).
Finite Element Analysis
By Farraz Sarmento Salim. Email: farraz02@gmail.com 13
BAB V
HASIL PERHITUNGAN
Solusi yang telah diperoleh memuat hasil perhitungan dari respon model (beam)
dengan kondisi pembebanan yang sudah didefinisikan seperti dalam pembahasan
sebelumnya.
Kami juga menggunakan asumsi bahwa pada temperatur referensi (temperatur kamar
sekitar 25
o
C) tidak terjadi regangan yang diakibatkan oleh ekspansi termal.
Tabel 5.1 Hasil perhitungan Msc.PATRAN-NASTRAN 2005
Result Stress Tensor
(von Mises)
Deformations
(displacements)
Max.value
(
2
/ N m )
6
3.05 10
5
4.02 10
Max.position
(at Nodal)
52962 52962
Min.value (
2
/ N m )
3
2.08 10
0
Min.position
(at Nodal)
52921 1
Finite Element Analysis
By Farraz Sarmento Salim. Email: farraz02@gmail.com 14
BAB VI
TAMPILAN KESELURUHAN
I. Lokasi, Besar, dan Distribusi Tegangan Von Misses yang Terjadi pada
Batang
Gambar 6.1 Distribusi Tegangan Von-Misses
Finite Element Analysis
By Farraz Sarmento Salim. Email: farraz02@gmail.com 15
II. Lokasi, Besar, dan Distribusi Defleksi yang Terjadi pada Batang
Gambar 6.2 Distribusi defleksi batang kantilever
Finite Element Analysis
By Farraz Sarmento Salim. Email: farraz02@gmail.com 16
Finite Element Analysis
By Farraz Sarmento Salim. Email: farraz02@gmail.com 17
BAB VII
ANALISIS
Dari dua metode perhitungan yang telah dilakukan, secara manual (rumus teoritik)
dan melalui perhitungan Msc.PATRAN-NASTRAN, didapatkan perbandingan besar
defleksi maksimum antara keduanya sebagai berikut.
Comparison ANALYTIC
(m)
PATRAN-NASTRAN
(m)
(%)
Maximum
Displacement
3.93 x 10
-5
4.02 x 10
-5
2.3
Dapat dilihat bahwa perbedaan besar defleksi maksimum antara perhitungan analitis
dan perhitungan software sebesar 2.3 %. Angka tersebut menunjukkan nilai kesalahan
(error) yang kecil dan masih dapat ditolerir.
Error tersebut dapat terjadi karena:
1) Pada perhitungan manual, asumsi batang kantilever yang digunakan adalah
analisis 2-Dimensi, sedangkan pada Msc.PATRAN-NASTRAN
menggunakan asumsi analisis 3-Dimensi.
2) J umlah elemen pada perhitungan manual adalah 1 elemen dengan 2 titik
nodal, sedangkan pada ANSYS 10 Workbench terdapat 48.001 elemen
dengan 53.362 titik nodal.
3) Keterbatasan kemampuan software FEA yang digunakan.
Secara teori, tegangan maksimum pada batang kantilever (dengan kondisi
pembebanan seperti di atas) akan terjadi pada daerah di sekitar ujung jepitnya. Karena
arah gaya ke bawah, maka elemen bagian bawah yang dijepit mengalami gaya tekan
sedangkan bagaian atasnya akan mengalami gaya tarik.
Pada permodelan dengan Msc.PATRAN-NASTRAN, tegangan maksimum pada
batang kantilever tersebut justru terjadi pada ujung bebas yang diberi gaya (Nodal
52.962). Sedangkan di daerah sekitar tumpuan jepit hanya terjadi kondisi tegangan
yang tingi, tetapi bukan nilai tegangan maksimum (lihat dalam tampilan keseluruhan).
Finite Element Analysis
By Farraz Sarmento Salim. Email: farraz02@gmail.com 18
Menurut kami, hal ini terjadi karena material yang digunakan pada permodelan ini
tidak cukup tangguh untuk meneruskan tegangan sampai ke daerah di sekitar tumpuan
sehingga terjadi deformasi lokal di sekitar daerah pembebanan yang menyebabkan
tegangan maksimum terjadi pada daerah di sekitar pembebanan ini (ujung bebas).
BAB VIII
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari permodelan dengan menggunakan software
Msc.PATRAN-NASTRAN untuk batang kantilever paduan tembaga adalah:
1) Didapatkan:
a. Tegangan tarik maksimum (max. Stress Tensor) yang terjadi pada
batang kantilever adalah 3,05 Mpa dan terletak pada ujung bebas yang
di bebani. Lokasi tegangan maksimum sendiri tidak terletak di
sepanjang garis pembebanan, tetapi pada suatu titik nodal saja.
b. Defleksi maksimum yang terjadi pada batang kantilever paduan
tembaga adalah 4,02 x 10
-5
m dan terletak pada ujung bebas batang
kantilever.
2) Hasil perhitungan Msc.PATRAN-NASTRAN lebih representatif daripada
hasil perhitungan manual karena parameter-parameter yang digunakan lebih
lengkap dan detail seperti jumlah elemen yang beragam dan lebih banyak.
3) Hasil tampilan kondisi pembebanan batang kantilever dari Msc.PATRAN-
NASTRAN mampu mengestimasi daerah-daearah dengan kondisi tegangan
yang tinggi yang tidak dapat diketahui melalui perhitungan manual (analitis).