Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN. 1
1. Latar Belakang.. 1
2. Rumusan Masalah.. 1
3. Tujuan. 1
BAB II PEMBAHASAN.. 2
1. KONSEP DASAR MEDIK PENYAKIT DIARE. 2
1. Definisi Diare. 2
2. Klasifikasi Diare. 3
3. Etiologi 3
4. Patofisiologi. 4
5. Manifestasi Klinik 5
6. Pemeriksaan Diagnostik.. 6
7. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DIARE 7
1. Pengkajian 7
2. Diagnosa Keperawatan .. 10
3. Perencanaan Keperawatan.. 10
4. Implementasi Keperawatan. 16
5. Evaluasi Keperawatan. 17
BAB III PENUTUP.. 19
1. Kesimpulan 19
2. Saran. 19
DAFTAR PUSTAKA. 20


BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Diare merupakan gangguan pada saluran cerna yaitu ketidaknormalan (pertambahan) frekuensi
buang air besar (defekasi) dengan ciri khas konsistensi fesesnya cair. Yang dimaksudkan
dengan ketidaknormalan disini adalah keadaan yang tidak seperti biasanya. Misalnya seseorang
biasa buang air besar 3 kali seminggu, pada saat diare orang tersebut bisa buang air besar 3
kali dalam sehari dengan konsistensi yang cair.
Di Amerika 16,5 juta anak kurang dari 5 tahun menderita diare dan 300-500 anak meninggal
setiap tahunnya karena diare. Di negara berkembang, diare akut membunuh 5000 anak setiap
tahunnya. WHO (World Health Organization) memperkirakan bahwa 744 ribu sampai 1 juta
kasus diare terjadi pada anak-anak setiap tahunnya. Jadi sebaiknya jangan menyepelekan diare.
Karena penyakit diare ini sangat berbahaya, kami menyusun makalah ini sebagai bahan ajaran
dan pedoman bagi kita semua untuk mengetahui tentang penyakit diare ini lebih dalam.
1. B. Rumusan Masalah
2. C. Tujuan
1. Jelaskan konsep dasar medik penyakit diare !
2. Jelaskan konsep asuhan keperawatan penyakit diare !
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang
penyakit diare dan konsep asuhan keperawatan dari penyakit diare.




BAB II
PEMBAHASAN
1. A. KONSEP DASAR MEDIK
2. 1. Definisi Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyakdari biasanya
(normal 100 200 ml per jam tinja), dengantinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah
padat), dapat pula disertaifrekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO,1980),
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yangmemberikan
gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yangdisebabkan oleh
bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang pathogen (Whaley & Wongs,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yangdisebabkan
oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (MarlenanMayers,1995 ).

Jadi dari pengertian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis atau penyakit diare
adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala BAB dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang
pathogen.



1. 2. Klasifikasi Diare
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501). Diare akut adalah diare awalnya mendadak dan berlangsung
singkat,dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. Diare kronis adalah diare yang berlangsung
lebih dari tiga minggu pada orang dewasa dan dua minggu pada bayi anak-anak (Kapita selekta
kedokteran, FKUI 2001).
Perbedaan diare akut dan kronis:
Diare Akut:
Terjadi 72 jam setelah agen diare masuk ke dalam tubuh
Keluhan yang dialami penderita adalah: feses berair, lemah, perut sakit, seperti kembung, perut
bagian bawah tiba-tiba kejang dan berbunyi sebagai tanda adanya gangguan pencernaan
Diare kronis:
Terjadi setelah 2-3 kali agen diare menyerang, biasanya terjadi lebih dari 14 hari
Menyebabkan turunnya berat badan, selalu lesu dan anoreksia (selera makan menurun)
Demam, yang mengindikasikan bahwa diare disebabkan oleh adanya infeksi

1. 3. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor Infeksi
1. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
Infeksi bakteri; Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobakter, Yersinia, Aeromonasdan
sebagainya.
Infeksi virus; Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus,
Antrovirus dan lain-lain.
Infeksi parasit; Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba
histolitika, Giardia lambia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans).
1. Infeksi Parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti; otitis media akut (OMA),
tonsilitis/tonsilofaringitis, bronchopneumonia, enchefalitis dan sebagainya. Keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorpsi
Malabsorpsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa): monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
adalah intoleransi laktosa.
Malabsorpsi lemak
Malabsorpsi protein
1. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
1. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

1. 4. Patofisiologi



Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
1. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi lumen usus.
1. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
1. 5. Manifestasi Klinik
Sebagai manifestasi klinis dari diare (Hassan dan Alatas, 1998) adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula bayi cengeng, rewel, gelisah
2. Suhu tubuh biasanya meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada.
4. Feses cair biasa disertai lendir atau darah, warna tinja mungkin berubah hijau karena
bercampur dengan empedu.
5. Anus mungkin lecet karena tinja makin asam akibat asam laktat dari laktosa yang tidak
diabsorbsi usus dan sering defikasi.
6. Mumpah disebabkan lambung yang turut meradang atau gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit.
7. Bila kehilangan banyak cairan muncul dehidrasi (berat badan turun, turgor kulit kurang, mata
dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir bibir dan mulut kering)
Tabel 1.1 Penilaian Derajat Dehidrasi (Mansjoer, 2000).
Penilaian Ringan Sedang Berat
Keadaan umum baik, sadar gelisah, rewel lesu, lunglai atau tidak
sadar
Mata Normal Cekung sangat cekung
Air mata ada tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering tidak ada, sangat kering
Rasa haus minum biasa, tidak haus haus, ingin minum
banyak
malas/tidak bisa minum
Turgor kulit Kembali kembali lambat kembali sangat lambat
Hasil pemeriksaan tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan,
sedang, bila ada tanda
ditambah satu atau
lebih tanda lain.
Bila ada satu tanda
ditambah satu atau lebih
tanda lain.

1. 6. Pemeriksaan Diagnostik
Apabila penyebab diare tak terbukti maka test diagnostik berikut harus dilakukan :
1. Hitung darah lengkap
2. Serat kimia
3. Urinalis
4. Pemeriksaan faces rutin, serta pemeriksaan faces untuk organisme infeksius atau parasit.





Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hassan dan Alatas (1998) pemeriksaan laboratorium pada diare adalah:
1. Feses
1. Makroskopis dan Mikroskopis
2. pH dan kadar gula pada tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat
intoleransi gula.
3. Biakan dan uji resisten.
2. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan
alkalin atau dengan analisa gas darah.
3. Ureum kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Elektrolit terutama natrium, kalium dan fosfor dalam serium.
5. Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit.

1. B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2. 1. Pengkajian
1. Identitas pasien
Terdiri dari : Nama,Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Agama, Status, Pendidikan Terakhir,
Pekerjaan.
1. Identitas Penanggung Jawab
Terdiri dari : Nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Hubungan dengan pasien.
1. Pola Fungsi
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum
Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare
Gelisah dan ansietas



1. Sirkulasi:
Tanda:
Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi dan nyeri)
Hipotensi
Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah
1. Integritas ego:
Gejala:
Ansietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdaya
Tanda:
Respon menolak, perhatian menyempit, depresi
1. Eliminasi:
Gejala:
Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk.
1. Tenesmus, nyeri/kram abdomen
Tanda:
Bising usus menurun atau meningkat
Oliguria/anuria
1. Makanan dan cairan:
Gejala:
Haus
Anoreksia
Mual/muntah
Penurunan berat badan
Intoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak
Tanda:
Penurunan lemak sub kutan/massa otot
Kelemahan tonus otot, turgor kulit buruk
Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
1. Hygiene:
Tanda:
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
Badan berbau
1. Nyeri dan Kenyamanan:
Gejala:
Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang dengan defekasi
Tanda:
Nyeri tekan abdomen, distensi.
1. Keamanan:
Tanda:
Peningkatan suhu pada infeksi akut,
Penurunan tingkat kesadaran, gelisah
Lesi kulit sekitar anus
1. Seksualitas:
Gejala:
Kemampuan menurun, libido menurun
1. Interaksi sosial
Tanda:
Penurunan aktivitas sosial
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
Riwayat anggota keluarga dengan diare
Proses penularan infeksi fekal-oral
Personal higyene
Rehidrasi



2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake
dan output.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari
diare.
4. Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB
(diare)
5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
berhubungan dengan
kehilangan cairan
skunder terhadap
diare

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
keseimbangan cairan
dan elektrolit
dipertahankan secara
maksimal
Kriteria hasil :
Tanda vital dalam batas
normal
Turgor elastik ,
membran mukosa bibir
basah, mata tidak
cekung
Konsistensi BAB
lembek, frekwensi 1
kali perhari


1. Pantau tanda dan gejala
kekurangan cairan dan
elektrolit
2. Pantau intake dan output
3. Timbang berat badan
setiap hari
4. Anjurkan keluarga untuk
memberi minum banyak
pada kien, 2-3 lt/hr
5. Kolaborasi :
1. Pemeriksaan laboratorium
serum elektrolit (Na,
K,Ca, BUN)
2. Cairan parenteral ( IV line
) sesuai dengan umur.
3. Obat-obatan :
(antisekresin,
antispasmolitik,
antibiotik)

1. Penurunan sisrkulasi
volume cairan
menyebabkan
kekeringan mukosa.
Deteksi dini
memungkinkan terapi
pergantian cairan
segera untuk
memperbaiki defisit
2. Dehidrasi dapat
meningkatkan laju
filtrasi glomerulus
membuat keluaran tak
aadekuat untuk
membersihkan sisa
metabolisme.
3. Mendeteksi
kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB
sama dengan
kehilangan cairan 1 lt
4. Mengganti cairan dan
elektrolit yang hilang
secara oral
5. a. koreksi keseimbang
cairan dan elektrolit,
BUN untuk
mengetahui faal ginjal
(kompensasi).
b. Mengganti cairan
dan elektrolit secara
adekuat dan cepat.
c. anti sekresi untuk
menurunkan sekresi
cairan dan elektrolit
agar simbang,
antispasmolitik untuk
proses absorbsi
normal, antibiotik
sebagai anti bakteri
berspektrum luas
untuk menghambat
endotoksin.
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan tidak
adekuatnya intake dan
output.
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama dirumah di RS
kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Kriteria hasil:
Nafsu makan meningkat
BB meningkat atau
normal sesuai umur
1. Diskusikan dan jelaskan
tentang pembatasan diet
(makanan berserat tinggi,
berlemak dan air terlalu
panas atau dingin)
2. Ciptakan lingkungan yang
bersih, jauh dari bau yang
tak sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam
keadaan hangat.
3. Berikan jam istirahat
(tidur) serta kurangi
kegiatan yang berlebihan
4. Monitor intake dan output
dalam 24 jam.
5. Kolaborasi dengan tim
kesehtaan lain :
1. terapi gizi : Diet TKTP
rendah serat, susu
2. obat-obatan atau vitamin
(A)

1. Serat tinggi, lemak,air
terlalu panas / dingin
dapat merangsang
mengiritasi lambung
dan sluran usus.
2. Situasi yang nyaman,
rileks akan
merangsang nafsu
makan.
3. Mengurangi
pemakaian energi
yang berlebihan
4. Mengandung zat yang
diperlukan , untuk
proses pertumbuhan
5. Mengetahui jumlah
output dapat
merencenakan jumlah
makanan.

Resiko peningkatan
suhu tubuh
berhubungan dengan
proses infeksi dampak
sekunder dari diare
Stelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 3x 24 jam tidak
terjadi peningkatan
suhu tubuh.
Kriteria hasil :
Suhu tubuh dalam batas
normal ( 36-37,5 C)
Tidak terdapat tanda
infeksi (rubor, dolor,
kalor, tumor)
1. Monitor suhu tubuh setiap
2 jam.
2. Berikan kompres hangat.
3. Kolaborasi pemberian
antipirektik

1. Deteksi dini
terjadinya perubahan
abnormal fungsi tubuh
( adanya infeksi)
2. Merangsang pusat
pengatur panas untuk
menurunkan produksi
panas tubuh
3. Merangsang pusat
pengatur panas di otak
Resiko gangguan
integritas kulit
perianal berhubungan
dengan peningkatan
frekwensi BAB
(diare)

Setelah dilakukan
tindaka keperawtan
selama di rumah sakit
integritas kulit tidak
terganggu
Kriteria hasil :
1. Diskusikan dan jelaskan
pentingnya menjaga
tempat tidur
2. Demontrasikan serta
libatkan keluarga dalam
merawat perianal (bila
basah dan mengganti
pakaian bawah serta
1. Kebersihan mencegah
perkembang biakan
kuman.
2. Mencegah terjadinya
iritassi kulit yang tak
diharapkan oleh
karena kelebaban dan
keasaman feces.
Tidak terjadi iritasi :
kemerahan, lecet,
kebersihan terjaga.
Keluarga mampu
mendemontrasikan
perawatan perianal
dengan baik dan benar
alasnya)
3. Atur posisi tidur atau
duduk dengan selang
waktu 2-3 jam

3. Melancarkan
vaskulerisasi,
mengurangi
penekanan yang lama
sehingga tak terjadi
iskemi dan irirtasi

Kecemasan anak
berhubungan dengan
tindakan invasive
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 3 x 24 jam, klien
mampu beradaptasi
Kriteria hasil :
Mau menerima
tindakan perawatan,
klien tampak tenang
dan tidak rewel

1. Libatkan keluarga dalam
melakukan tindakan
perawatan
2. Hindari persepsi yang
salah pada perawat dan
RS
3. Berikan pujian jika klien
mau diberikan tindakan
perawatan dan pengobatan
4. Lakukan kontak sesering
mungkin dan lakukan
komunikasi baik verbal
maupun nonverbal
(sentuhan, belaian dll)

1. Pendekatan awal pada
anak melalui ibu atau
keluarga.
2. Mengurangi rasa takut
anak terhadap perawat
dan lingkungan RS
3. Menambah rasa
percaya diri anak akan
keberanian dan
kemampuannya.
4. Kasih sayang serta
pengenalan diri
perawat akan
menunbuhkan rasa
aman pada klien.

4. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan
: melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk
melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanaan
keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
c. Tindakan health education
d. Tindakan kolaborasi


5. Evaluasi Keperawatan
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai,
sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui
kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan
perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui. Dalam evaluasi dapat
dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
1. Masalah klien dapat dipecahkan .
2. Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.
3. Masalah klien tidak dapat dipecahkan.
4. Dapat muncul masalah baru.

Dx 1 : Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal, dengan kriteria
evaluasi :
Tanda vital dalam batas normal (N: 60-100 x/menit, S: 36-37C)
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cekung
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Dx 2 : Kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria evaluasi:
Nafsu makan meningkat
BB meningkat atau normal sesuai umur
Dx 3 : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh atau suhu tubuh normal, dengan kriteria evaluasi:
Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
Tidak terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor)
Dx 4 : Integritas kulit tidak terganggu, dengan kriteria evaluasi:
Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga.
Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
Dx 5 : klien mampu beradaptasi, dengan kriteria evaluasi:
Mau menerima tindakan perawatan,
Klien tampak tenang dan tidak rewel













BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gastroenteritis atau penyakit diare adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala BAB dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan
oleh bakteri,virus dan parasit yang pathogen. Diare terbagi 2 yaitu diare akut dan kronis. Diare
akut adalah diare awalnya mendadak dan berlangsung singkat,dalam beberapa jam sampai 7
atau 14 hari sedangkan diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu pada
orang dewasa dan dua minggu pada bayi anak-anak.
1. Saran
Adapun saran dari penulis yakni, pembaca dapat memahami dan mengerti tentang asuhan
keperawatan pada penyakit diare dan dapat bermanfaaat dan berguna bagi pembaca dan
masyarakat umumnya. Selain itu jagalah kebersihan lingkungan dan ubah gaya hidup yang
lebih sehat serta jangan pernah menyepelekan penyakit diare.









DAFTAR PUSTAKA
Id.2009.Askep Diare.http://id.scribd.com/doc/19470851/ASKEP-DIARE.13 September 2013
Akbidfitri.2010.Diare dan Pengobatannya.http://akbidfitri.blogspot.com/p/diare-dan-
pengobatanya.html.13 September 2013
Semaraputraadjoezt.2012.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien Diare Akut dan
Kronis.http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/12/15/konsep-dasar-asuhan-
keperawatan-pasien-diare-akut-dan-kronis/.13 September 2013
Budinh.2013.Askep Diare Lengkap.http://budinh.blogspot.com/2013/03/askep-diare-
lengkap.html.14 September 2013

Anda mungkin juga menyukai