fasilitator/trainer dan pendidik yang sukses. 2. Meningkatkan Percaya Diri & Memahami Karakter : memusatkan pada kekuatan pribadi, menambah rasa percaya diri, pemahaman dalam Karakter fasilitator/trainer dan pendidik yang sukses 3. Peran Komunikasi Dalam Karakter fasilitator/trainer dan pendidik: Penguasaan komunikasi 4. Meningkatkan Etos Kerja Yang Positif Dan Kondusif : ketrampilan menampilkan diri. KOMPETENSI FASILITATOR/TRAINER 1. Penguasaan Diri (self mastery) 2. Penguasaan peserta (audience mastery ) 3. Penguasaan Wawasan (insight mastery) 4. Penguasaan Materi (matter mastery)
GAMBARLAH SALAH SATU BANGUN DATAR BERIKUT YANG ANDA SUKAI A B C D Kepribadian berdasarkan gambar Tegas, bijaksana dan berwibawa A Jujur, adil, dan disiplin B Rendah hati, murah hati dan tanggung jawab C Mengutamakan Seks D Fasilitasi Efektif Prinsip-prinsip Fasilitasi : Fasilitator bukan Guru : memfasilitasi proses sebagai moderator dan memberikan pendapat sebagai narasumber.
audience/siswa : orang yang memiliki pengalaman, konsep diri, cita-cita dan keinginan, sehingga model komunikasi harus dua arah/partisipatif dan mudah dimengerti. Materi : Harus sesuai dengan kebutuhan audience/siswa, artinya materi harus merupakan masukan-masukan bagi pemenuhan kebutuhan audience untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Metode : Harus memungkinkan terjadinya dinamika serta peran aktif audience. Misalnya metode simulasi, demonstrasi kegiatan nyata, kunjung kerja, diskusi , dll.
Media : Harus mendukung efektivitas metode, sehingga media yang digunakan harus menarik, dengan pesan yang jelas, mudah dimengerti dan bahasa yang sederhana.
Tehnik Memfasilitasi : Harus mempertimbangkan kesantunan, keseimbangan dan norma-norma setempat. Sikap Fasilitator/Trainer/Pendidik: EMPATI : Bersatu dan menyatu, merasakan apa yang dirasakan, memahami jalan pikiran audience/siswa.
WAJAR : tidak mencoba tampil lebih pintar, lebih hebat, lebih ahli daripada diri anda yang sebenarnya.
RESPEK : Memiliki pandangan positip, menghargai pengetahuan, kemampuan, pengalaman, kelemahan, kedudukan dan tradisi audience/siswa.
HADIR secara utuh : walaupun kadang-kadang letih dan bosan, harus tetap berkonsentrasi pada proses belajar.
MENGAKUI : kehadiran setiap audience/siswa. Ada baik yang kece maupun memble, tua/muda, Pejabat maupun rendahan.
TERBUKA : mempunyai kesanggupan untuk mendengarkan pendapat, tidak ngotot kalau timbul konsep atau pemikiran yang berbeda.
Tidak MENGGURUI : karena orang dewasa sebal digurui.
Tidak menjadi AHLI : Tidak menjadi AHLI dalam segala bidang, bila tidak tahu katakan tidak dan kalaupun tahu mau memberi kesempatan orang lain untuk mengungkapkan pendapat dan pengalamannya.
MENGINTERUPSI : tidak memotong pembicaraan karena tidak sabar. Bila audience/siswa bertele-tele diperingatkan dengan cara yang taktis. Tidak BERDEBAT : dengan satu orang audience/siswa. Jika ada yang menyanggah jawaban Fasilitator/Trainer/Pendidik, maka jadikanlah topik diskusi umum. MEMOTIFASI : Mengunakan kalimat mudah diingat Menghangatkan Suasana: Memanfaatkan: Ice Breaker, lagu, Tepuk, Vidio Flas, Senam Kompetensi Fasilitator/Trainer/Pendidik Fasilitator/Trainer/Pendidik yang Efektif Sebagai seorang Fasilitator/Trainer/Pendidik, berperan menginspirasikan semangat belajar ketrampilan baru, merangsang pemikiran dan melibatkan orang dalam diskusi. Kembangkan gaya sendiri Fasilitator/Trainer/Pendidik didorong untuk mengembangkan gaya pribadi sendiri dalam memberikan training: Mengerti diri anda sendiri dan kebutuhan anda, identifikasi hal-hal baik untuk anda
Kompetensi Fasilitator/Trainer/Pendidik Hindari model penyajian yang otoriter. Buat lingkungan menjadi terbuka dan informal.
Dorong audience/siswa untuk merasa nyaman dan bebas berbagi ide-ide, pemikiran dan keahlian mereka.
Berbagilah pengetahuan dan keahlian anda untuk mengilustrasikan berbagai poin. Kompetensi Fasilitator/Trainer/Pendidik Ketahui atau kenali audience/siswa anda. Coba untuk tidak merasa terancam atau dinilai oleh audience/siswa anda. Proyeksikan sikap positif, bersemangatlah dalam penyajiannya dan, yang paling penting, bersenang-senanglah. Memiliki Etika Komunikasi
Sadari akan adanya bias mengenali dan menerima bias anda sendiri Atasi demam panggung Untuk mengurangi demam panggung: Persiapkan dengan baik. Baca semua materi terlebih dahulu. Buat catatan dan rencana. Miliki serangkaian catatan yang telah dipersiapkan, halaman- halaman dinomori, ukuran huruf cukup besar agar dapat dilihat sekilas dan dibuat dalam bentuk poin-poin tapi berisikan informasi yang cukup. Atasi demam panggung Latihkan porsi presentasi anda didepan kaca sebelum presentasi Pastikan bahwa peralatan visual bekerja dengan baik sebelum anda mulai dan buat rencana sampingan Plan B kalau-kalau rencana utama tidak berjalan. Bicara dengan audience/siswa sebelum presentasi. Daripada khawatir tentang apa yang dipikirkan audience/siswa tentang anda, fokuskan pada isi yang anda presentasikan. Lihat pada wajah-wajah yang tersenyum di kelompok audience/siswa. Pandu diskusi secara efektif Tentukan apa yang ingin kelompok- kelompok diskusikan. Berikan batasan waktu. Bimbing kelompok untuk menjaga fokus dan relevansi kepada mata pelajarannya. Tawarkan sebagian fleksibilitas, tergantung pada ukuran kelompok, kerangka waktu dan area yang diminati.
Pandu diskusi secara efektif Pastikan semua audience/siswa memiliki kesempatan untuk berkontribusi. Rujuk kepada prinsip-prinsip Partisipasi. Bimbing diskusi untuk memenuhi jadwal, terus lanjutkan ketika ada ketertundaan atau gangguan. Jika perlu, berikan bimbingan kepada audience/siswa yang sulit yang mungkin mendominasi atau mengganggu diskusi. Presentasikan penguatan inti materi
Variasikan kecepatan berbicara anda Pada awal presentasi anda, luangkan waktu untuk mencatat kecepatan berbicara anda kepada audience/siswa. Berbicara terlalu cepat membuat audience/siswa sulit mengejarnya dan mereka akan berhenti mendengarkan. Berbicara terlalu lamban akan membuat audience/siswa anda tertidur. Variasikan kecepatan berbicara anda tergantung informasi yang sedang anda bahas: Kurangi kecepatan berbicara anda ketika informasi yang anda berikan lebih sulit, ketika anda mengenalkan ide yang rumit, ketika anda membacakan kutipan atau ketika informasi memerlukan perhatian khusus.
Perhatikan volume dan nada bicara anda Membuat nada kejut disaat tepat Jeda untuk Keefektifan Mendengarkan dengan seksama Bahasa tubuh Kontak mata Ekspresi wajah Etika Komunikasi Berbicaralah sambil tersenyum Menganggap Ide audience/siswa Benar Lanj. Etika Komunikasi Menganggap audience/siswa pintar Tidak Meremehkan audience/siswa Selalu belajar dari audience/siswa Bisa berbasa-basi Toleransi sangat tinggi Utamakan kompromi pemecahan masalah Menyapa audience/siswa lebih dahulu Mengajak audience/siswa berperan aktif
Lanj. Etika Komunikasi Senang menerima keluhan audience/siswa Jangan meninggalkan tanda tanya Beri Sanjungan pada audience/siswa secara halus Pahami alur pikiran audience/siswa Jangan tunjukkan kekuasaan diri Suka mengikuti Perubahan/anti Kemapanan Jangan Memotong Pembicaraan audience/siswa
Tindakan/penampilan mengganggu Suara : Gemetar, monoton, gagap, jeda canggung, mengulang kata-kata Mulut : Menelan, berdehem, menghela nafas, batuk- batuk, menguap, kumat-kamit Wajah : Berkerut, ekspresi mati/kaku, mata berputar, menatap, murung, sok wibawa, sangar, berkeringat, kotor, kumis, Tindakan/penampilan mengganggu Tangan : Kaku, tegang, melambai, gelisah, mengusap wajah, memukul-mukul, bermain dengan sesuatu, menggaruk, Tubuh : Melenggang, melangkah bolak-balik, memegang podium, bersandar pada meja Penampilan : Aroma, rambut, pakaian, sabuk, sepatu, kaos kaki, sapu tangan, kuku, kumis, Perhiasan berlebihan, Kancing baju
BAGAIMANA ANDA MENANGANI audience/siswa yang memiliki kelebihan 1. Terlalu Cerewet 2. Sangat senang mendebat 3. Cepat menjawab dan bereaksi 4. Suka ngelantur 5. Berbicara sulit dimengerti 6. Meminta pendapat saudara 7. Tidak mau berbicara
8. Keras kepala, tidak mau mengalah 9. keluar dari topik 10. Tukang Mengeluh 11. Suka mengobrol 12. Menganggap paling pintar 13. ingin menguasai audience/siswa lain 14. Menyepelekan materi
BAGAIMANA ANDA MENANGANI audience/siswa yang memiliki kelebihan Terlalu Cerewet: lempar pendapat minta Sangat senang mendebat: Mencari kebaikan dari pendapatnya & lempar pendapat Cepat menjawab dan bereaksi: Ucapkan terima kasih & lempar pendapat Suka ngelantur: puji pendapatnya sambil lihat jam Berbicara sulit dimengerti: katakan saya mengerti maksud .. Meminta pendapat saudara: Tanyakan alasannya & lempar pendapat Tidak mau berbicara: minta pendapatnya Keras kepala, tidak mau mengalah: waktu & lempar pendapat Keluar dari topik: Maaf yang telah saya sampaikan menyebabkan anda keluar dari topik, waktu & lempar pendapat Mengeluh: kebijakan Suka mengobrol: Panggil namanya & berdiri di dekatnya Menganggap paling pintar: minta pendapatnya Ingin menguasai: waktu & lempar pendapat Menyepelekan: minta pendapatnya