I. Identitas Klien Nama : Tn. S No. RM : 03.41.72 Umur : 63 tahun Pekerjaan : Nelayan Jenis Kelamin : laki-laki Status Perkawinan : Kawin Agama : islam Tanggal MRS : 1 Juli 2014 Pendidikan : SD Tanggal Pengkajian : 4 Agustus 2014 Alamat : krajan barat Balung Kendit Situbondo
Sumber Informasi : keluarga pasien dan data sekunder (hasil Lab, t scan)
II. Riwayat Kesehatan 1. Diagnosa Medik: COB + SDH+ Post trepanasi H-30
2. Keluhan Utama: Penurunan kesadaran
3. Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas, pasien mengendarai sepeda motor ditabraka pengendara seped motor yang lain, pasien tidak menggunakan helm. Setelah kejadian pasien mengalami mual, muntah, pusing dan pisang. Pasien dibawa ke rumah sakit umum situbondo kemudian pasien dirujuk ke RSD dr, Soebandi. Pasien menjalani operasi trepanasi, saat ini H 30 Post operasi trepanasi.
4. Riwayat kesehatan terdahulu: a. Penyakit yang pernah dialami Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki penyakit sebelumnya, pasien mempunyai riwayat tekanan darah tinggi tetapi tidak pernah diperiksakan ke pelayanan kesehatan. b. Alergi (obat, makanan, plester, dll): Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi makanan, obat tauapun yang lain. c.Imunisasi: tidak terkaji
d.Kebiasaan/pola hidup/life style keluarga pasien mengatakan pasien memiliki kebiasaan merokok, pasien juga suka mengkonsumsi makan-makanan yang asin. Keluarga pasien mengatakan pasien dahulu sebelum sakit memiliki postur tubuh yang gemuk. e. Obat-obat yang digunakan: keluarga pasien mengatakan pasien tidak megkonsumsi obat-obatam sebelumnya, pasien mengkonsi obat jika pusing saja dan membeli obat di warung atau toko terdekat. 5. Riwayat penyakit keluarga: Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga.
Genogram:
Keterangan :
: Perempuan : Pasien
: Laki-laki : Tinggal dalam satu rumah
: pernikahan
: keturunan
III. Pengkajian Keperawatan 1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan Tidak dapat terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran
Interpretasi : Tidak dapat terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran
Interpretasi : Biomedical sign pasien mengalami gangguan (abnormal), Hb pasien rendah, pasien mengalami anemia, hematrokit pasien juga mengalami penuurunan
Interpretasi : Terjadi gangguan pada clinical sign pasien
- Diet Pattern : Pasien terpasang NGT, pasien makan melalui personde/ melalui NGT. Makanan yang diberikan susu, tim saring/bubur saring, jus buah. Makanan diberikan 3 kali sehari.
Interpretasi : Pola diet pasien selama sakit diet lunak sampai cair (bubur saring)
3. Pola eliminasi: BAK - Frekuensi : - - Jumlah : 300 cc/ 6 jam - Warna : kuning keruh agak merah - Bau : - - Karakter : - - BJ :- - Alat Bantu : pasien terasang kateter urine - Kemandirian : mandiri/dibantu - Lain : perawatan pasien total care
BAB - Frekuensi : 1 kali - Jumlah :- - Konsistensi : lunak - Warna : kuning - Bau : - - Karakter : - - BJ : - - Alat Bantu : pasien terpasang pampers - Kemandirian : mandiri/dibantu - Lain : perawatan pasien total care
Interpretasi : Terjadi gangguan pola eliminasi pasien, pasien terpasang kateter urine, pasien tidak dapat mengontrol BAK
4. Pola aktivitas & latihan Pasien hanya bisa berbaring diatas tempat tidur,.mengalami penurunan kesadaran, semua aktifitas pasien dibantu keluarga (total care) dan dilakukan diatas tempat tidur.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living) Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Makan / minum Toileting Berpakaian Mobilitas di tempat tidur Berpindah Ambulasi / ROM Keterangan : 0 = ketergantungan total, tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas 1 = membutuhkan pertolongan orang lain dan peralatan atau alat bantu 2 = membutuhkan pertolongan orang lain untuk bantuan, pengawasan dan pendidikan 3 = membutuhkan peralatan atau alat bantu 4 = mandiri penuh
Fungsi kardiovaskuler : Nadi : 110 kali/menit Tekanan darah : 100/60 mmHg Bunyi jantung : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
Terapi oksigen : Pasien mendapatkan terapi oksigenasi simple mask/ masker trakeostomi melalui lubang trakeostomi 5 Lpm.
Interpretasi : Terdapat gangguan pada pola aktifitas dan latihan pasien, pasien total care dibantu keluarga dan perawat Pola nafas pasien mengalami gangguan, pasien mengalami takipneu. Fungsi kardiovaskular pasien terganggu, pasien mengalami takikardi.
5. Pola tidur & istirahat Durasi : - Gangguan tidur : - Keadaan bangun tidur : - Lain-lain : pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma.
Interpretasi : pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma.
6. Pola kognitif & perceptual Fungsi Kognitif dan Memori : Tidak dapt terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma.
Fungsi dan keadaan indera : pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma. Pasien tidak berespon ketika diberikan rangsang nyeri, suara. Reflek cahaya (-), pupil anisokor
Interpretasi : 7. Pola kognitif dan perceptual pada pasien terganggu karena pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma.
8. Pola persepsi diri Gambaran diri : Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma. Identitas diri : Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma. Harga diri : Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma. Ideal Diri : Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma. Peran Diri : Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma. Interpretasi : Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma.
9. Pola seksualitas & reproduksi Pola seksualitas: Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma.
Fungsi reproduksi Pasien memilki satu orang istri, dari pernikahnyya dengan istri yang sekarang pasien memilki 2 orang anak perempuan.
Interpretasi : Tidak dapat terkaji karena pasien pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadaran pasien koma. Pada fungsi reproduksi pasien normal, psien memilki 2 orang anak perempuan.
10. Pola peran & hubungan Menurut keluarga semenjak pasien mengalami sakit peran pasien sebagai ayah didalam keluarga terganggu, karena tidak ada yang mencari nafkah, pasien merupakan tulang punggung keluarga.
Interpretasi : Pola peran dan hubungan pasien terganggu semenjak pasie dirawat di rumah sakit 11. Pola manajemen koping-stress Menurut keluarga pasien sebelum sakit sering bercerita kepada keluarga jika ada masalah, namun setelah pasien sakit pasien pola koping dan stress pasien tidak dapat terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran.
Interpretasi : Pola manajemen koping-stress tidak dapat terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadarn.
12. System nilai & keyakinan Pasien beragama islam, Menurut kleuarga sebelum sakit pesien menjalankan sholat 5 wktu, namun setelah sakit paisen tidak dapat melakukan solat 5 waktu ()pasien mengalamai penurunan kesadaran
Interpretasi : Terdapat ganggua pada sistem nilai dan keyakinan pasien setelah pasien sakit.
IV. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: Keadaan umum pasien lemah, Pasien mengalami penurunan kesadaran, GCS pasien (1-X-1), kesadaran pasien koma. Tanda vital: - Tekanan Darah : 100/ 60 mm/Hg - Nadi : 110 X/mnt - RR : 40 X/mnt - Suhu : 39,2 C Interpretasi : Pasien mengalami takipneu , takikardi dan hipertermi
Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) 1. Kepala Inspeksi : lesi (+), terdapat luka jahitan bekas operasi, rambut tipis dan beruban, distribui tidak merata Palapasi : massa (-), 2. Mata Inspeksi : lesi (-), pupil anisokor , reflek cahaya (-), sclera ikterik (+), konjungtiva anemis (-) Palapasi : massa (-) 3. Telinga Inspeksi : lesi (-), telinga tampak kotor, terdapat serumen yang mongering, telinga simetris Palapasi : massa (-)
4. Hidung Inspeksi : lesi (-), hidung tampak kotor, terpasang NGT pada lubang hidung sebelah kiri Palapasi : massa (-) 5. Mulut : Inspeksi : Mulut : mukosa bibir kering (+); gigi: tampak terdapat karies gigi (+); lidah: lidah kotor (+), candidiasis (+), perdarahan gusi (-) Palapasi : massa (-) 6. Leher Inspeksi : lesi (+), terdapat trakeostomi (+), terpasang O2 dengan simple mask melalui trekeostomi dengan 8 Lpm Palapasi : massa (-), pembesaran kelenjar thyroid (-) 7. Dada Inspeksi : lesi (-), pernafasan dada simetris (+), bantuan otot pernafasan (- ), RR : 40 kali/menit Palapasi : massa (-) Perkusi : paru paru: sonor; jantung : redup Auskultasi: paru-paru: terdapat suara tambahan (+), ronchi (+/+), wheezing (-/-), batuk (+), stridor (+) jantung: suara jantung s1 dan s2 tunggal 8. Abdomen Inspeksi : lesi (-) Auskultasi : bising usus (+), Perkusi : thympani Palapasi : massa (-) 9. Urogenital Pasien terpasang kateter urine dan pampers, lesi (-) 10. Ekstremitas Inpeksi : lesi (+), oedem (+)
+ - - -
Palpasi : massa (-), akral hangat kekuatan otot
0 0
0 0
Kulit dan kuku Inspeksi : kulit kering, warna sawo matang, lesi (+); kuku: kuku tampak kotor, CRT < 2 detik, Palpasi : massa (-)
11. Keadaan lokal Look : pada kepala pasien tampak terdapat jahitan luka bekas operasi Feel : tidak teraba massa pada kepala Move : pasien belum mampu menggerakan kepala, pasien mengalami penuruanan kesadaran
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium Nama pemeriksaan Nilai normal 18 juli 2014 24 juli 2014 4 Agt 2014 5 Agt 2014 DARAH LENGKAP Hemoglobin 13,5 -17,5 gr/Dl
BUN 6-20 mg/dL 5,6 Urea 26-43 g/24h 119 Serologi imunologi HBs-Ag kuanti Negatif U/ml Negatif V. Terapi Tanggal No Nama Obat/dosis Jenis/Golongan Cara Kerja Indikasi Kontra indikasi Efek Samping
(___________________________________________) ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH DS: keluarga pasien mengatakan bapak sayan habis mengalami kecelakaan 1 bulan yang lalu dan langsung pingsan sampi sekarang belum sadarkan diri
DO: pasien mengalami penurunan kesadaran, kesadarn koma, GCS (1-X-1)
trauma kepala Ketidakefektifan perfusi jaringan otak DS keluarga pasien mengatakan semenjak hbis operasi itu mbak bnyak lendirnya, kadang bapak itu sampai batuk batuk mbk, sampai sulit nafas:
DO: RR : 44 kali/menit, pasien terpasang trakeostomi (+) H 28, ronchi (+/+), batuk (+), Whezing (-/-), terdapat banyak penumpukan sputum di daerah trakeostomi,kesadran pasien koma, GCS (1-X-1)
Obstruksi jalan nafas: adanya jalan nafas buatan, mucus dalam jumlah banyak Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
DS : keluarga pasien mengatakan bapak saya kok panas terus ya mbak, sudah saya kompres ini mbak
DO : suhu: 39,2 C, badan pasien terasa hangat, RR : 40 kali/ menit, nadi : 110 kali/menit
Penyakit dan trauma (trauma kepala) Hipertermi DS: -
Pertahan tubuh primer yang tidak adekuat : kerusakan intregitas kulit Resiko infeksi DS : keluarga pasien mengatakan bapak saya sudah gak sadar sperti ini kurang lebih hampir 1 bulan lebih mbak, ya mkannya lewat selang itu, terkadang saya seka juga mbak, ya gak bisa ngapa-ngapain gitu mbak
DO : pasien mengalami peurunan kesadaran, kesadaran pasien koma, GCS 111, pasien tidak mampu melakukan DL secara mandiri, pasien total care Gangguan muskulosekeletal , ganguan neuromuscular Defsisit perawatan diri : madi, berpakaian, makan, toileting DS : keluarga passion mengatakan bapak mulai sakit itu makannya ya lewat selang itu mbak, Cuma minum susu sama bubur yang encer itu, bisanya saya yang memassukkan sendiri, terkdang juga perawtanya
DO : pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien terpasang NGT, reflek menelann pasien (-), diet pasien bubur saring, susu, jus buah, HB 14 gr/%, hematokrit : 41, 8 %, natrium : 135 mmol/L, kalium 3,92 mmol/Lkalsium : 2,47 mmol/L ketidakmampuan pasien dalam mencerna dan memasukkan makanan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh
DS: keluarga pasien mengatakan bapak itu cuam berbaring ajaa mbak, tidak bisa miring
DO: suhu: 39,2 C, badan pasien terasa hangat, RR : 40 kali/ menit, nadi : 110 kali/menit kulit pada punggung lecet, terdapat trakeostomy, terdapat luka bekas jhitan post trepanasi Imobilisasi fisik, gangguan mekanis Kerusakan intregitas kulit
DS : keluarga pasien mengatakan bapak saya kok tetapa gak bisa bergerak ya mbak, kai dan tangannya belumbisa bergerak
DO : klien mengalami penurunan kesadarn, kesadaran koma, GCS 111.
Penurunan kesadaran Resiko jatuh
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 Ketidakefektifan perfusi jaringan otak behubungan dengan trauma kepala 2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas: adanya jalan nafas buatan, penumpukan sekret yang berlebihan 3 Hipertermi berhubungan dengan penyakit 4 Resiko tinggi infeksi 5 Defisit perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan dengan gangguan muskulosekeletal 6 Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dalam ketidakmampuan pasien dalam mencerna dan memasukkan makanan 7 Kerusakan intregitas kulit behubungan dengan hambatan mobilitas fisik, faktor mekanik 8 Hambatan mobilitas fisik gangguan muskulosekeltal 9 Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan status mental
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 1
Gangguan perfusi jaringan serebral Circulation status Tissue Prefusion: cerebral
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien dapat 1. mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan : a. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang normal (120/80 mmHg) b. Tidak ada ortostatikhipertens i c. Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg) 2. mendemonstrasikan 1. Tentukan faktor-faktor yg menyebabkan koma/penurunan perfusi jaringan otak dan potensial peningkatan TIK
2. Pantau /catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar GCS
3. Evaluasi keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya
1. Penurunan tanda/gejala neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan awal, menunjukkan perlunya pasien dirawat di perawatan intensif 2. Mengkaji tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP 3. Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulomotor (III) berguna untuk menentukan apakah batang otak masih baik kemampuan kognitif yang ditandai dengan: a. berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan b. menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi c. memproses informasi d. membuat keputusan dengan benar 3. menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter 4. Pantau tanda-tanda vital: TD, nadi, frekuensi nafas, suhu
5. Pantau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa.
4. Peningkatan TD sistolik yang diikuti oleh penurunan TD diastolik (nadi yang membesar) merupakan tanda terjadinya peningkatan TIK, jika diikuti oleh penurunan kesadaran. 5. sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 2
Bersihan jalan nafas tidak efektif 1. Respiratory status : Ventilation 2. Respiratory status : Airway patency 3. Aspiration Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien dapat 1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam 1. Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah tindakan 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Lakukan fisioterapi dada bila perlu 4. Keluarkan seret dengan nafas dalam dan batuk efektif 5. Ajarkan pasien cara membuang sekret yang telah dikeluarkan 1. Evaluasi keefektifan tindakan
2. Membantu ventilasi pasien agar maksimal 3. Membantu mengeluarkan sekret 4. Teknik pengeluaran sekret
5. Mencegah penyebaran infeksi rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) 3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 3
Hipertermi
thermoregulation
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien dapat 1. Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Nadi dan RR dalam rentang normal 3. Tidak ada pusing dan tidak ada perubahan warna kulit
1. monitor suhu tubuh sesering mungkin
2. beri kompres hangat
3. Monitor intake dan output
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
5. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik
1. mengetahui peningkatan suhu tubuh 2. mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil 3. Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. 4. Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh 5. Obat antipiretik untuk menurunkan panas tubuh pasien
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 4
Resiko infeksi 1. imune status 2. Knowledge : infection control 3. Risk control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien dapat 1. Klien terbebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Leukosit dalam batas normal 3. Menunjukkan kemampuan mencegah timbulnya infeksi 1. cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 2. pantau tanda-tanda vital pasien 3. Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan (seperti luka, garis jahitan). 4. Pertahankan perawatan luka aseptik, jika terjadi luka dengan balutan kering 5. Kolaborasi berikan antibiotik sesuai indikasi
1. mencegah terjadinya infeksi 2. mengetahui kondisi umum pasien 3. Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan terhadap komplikasi selanjutnya. 4. Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan 5. berguna secara profilaktik untuk mencegah infeksi.
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 5
Hambatan mobilitas fisik 1. Joint movement : active 2. Mobility level 3. Self care : ADLs
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien dapat 1. klien meningkat dalam aktivitas fisik 2. mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas 3. memperagakan penggunaan alat bantu 1. monitor tanda vital sebelum dan sesudah latihan
2. bantu klien menggunakan alat bantu 3. latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri 4. dampingi pasien saat mobilisasi 5. ajarkan pasien mengubah posisi
1. mengetahui tingkat toleransi pasien terhadap latihan yang diberikan 2. mencegah terjadinya cedera 3. pasien mampu melakukan ADL s secara mandiri 4. mencegah cedera
5. mencegah terjadinya luka dekubitus
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 6
Deficit perawatan diri Self care : Activity of Daily Living (ADLs)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien dapat 1. Klien terbebas dari bau badan 2. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs 3. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
1. Kaji kemampuan klien
2. Bantu pasien dalam personal hygiene
3. Bekerjasama dengan klien untuk memprioritaskan tugas-tugasmerawat diri 4. Berikan motivasi dalam perawatan diri sesuai kondisi klien
5. Dorong atau gunakan teknik penghematan energi seperti dudukdalam melakukan aktivitas dan peningkatan bertahap.
6. Libatkan keluarga dalam perawatan klien 1. Kondisi dasar dapat menentukan kekurangan ataukebutuhan 2. untuk meningkatkan kontrol pasien dan kesehatan diri 3. meningkatkan kemampuan dalam perawatan diri 4. meningkatkan harga diri, meningkatkan rasa kontrol dankemandirian 5. menghemat energi atau menurunkan kelemahan danpeningkatan kemampuan klien
6. untuk pencapaian hasil yang maksimal harus ada partisipasiaktif anggota keluarga dan untuk mengukur derajatdari kemandirian pasien
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 7
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Nutritional status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam nutrisi pasien dapat terpenuhi 1. Mampu mengidentifikas i kebutuhan nutrisi 2. Tidak terdapat tanda-tanda malnutrisi 1. Monitor berat badan pasien
2. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 3. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 4. Monitor lingkungan selama makan
5. Monitor turgor kulit 1. Memantau keadekuatan sirkulasi darah 2. Mencegah hipoksia jaringan
3. Memantau keseimbangan tubuh 4. Pencegahan komplikasi lebih lanjut 5. Rehidrasi
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 8
Resiko gangguan integritas kulit
1. Tissue intregity : skin and mucous membrane
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien dapat 1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan 2. Tidak ada luka/lesi di kulit 3. Perfusi jaringan baik 1. mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap dua jam sekali) 2. masasse dan lubrikasi pada kulit dengan lotion atau minyak.
2.3 monitor kulit adanya kemerahan
2.4 monitor status nutrisi pasien
1. mencegah terjadinya luka dekubitus
2. Meningkatkan sirkulasi dan melindungi permukaan kulit, mengurangi terjadinya ulserasi. 3. Kulit biasanya cenderung rusak karena perubahan sirkulasi 4. Membantu untuk mempertahankan volume sirkulasi yang baik untuk perfusi jaringan dan memenuhi kebutuhan energy seluler untuk memudahkan proses regenerasi atau penyembuhan
2.5 jaga kebersihan kulit tetap bersih dan kering
jaringan. 5. mencegah terjadinya infeksi
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL TUJUAN KRITERIA HASIL 9
Resiko jatuh
Risk control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x dalam 24 jam pasien terbebas dari cidera
a. Pertahankan tirah baring dan imobilisasi sesuai indikasi
b. Gunakan bantal air atau pengganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang menonjol c. Bila terpasang bebat, sokong fraktur dengan bantal atau gulungan selimut untuk mempertahankan posisi netral d. Evaluasi pembebat terhadap a. Meminimalkan rasa nyeri akibat gesekan antara fragmen tulang dengan jaringan lunak di sekitarnya b. Menghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol
c. Mencegah perubahan posisi
d. Pembebatan yang kemungkinan adanya edema
e. Evaluasi tanda/gejala perluasan cidera
f. Kolaborasi pemberian antibiotik terlalu kuat dapat menyebabkan edema e. Menilai perkembangan masalah pasien f. Membantu membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI 4 Agustus 2014 Pagi 08.00
09.00
10.30 12.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan cefadroxil 1 tablet dan asam mefenamat 1 tablet per sonde Mengobservasi kesadaran, GCS, keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya Memberikan posisi head up 40 0
Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa.
JAM: S: keluarga pasien mengatakan sampai sekarang pasien belum sadar
O: - GCS: 3 (1-1-1), pupil isokor, ukuran kanan: 2, kiri 2; reaksi terhadap cahaya (+) - Intake cairan: Makanan per sonde: 1200 ml/24 jam Cairan infuse : 500 ml/24 jam Jadi, intake cairan 1700 ml/24 jam - Output cairan: UP: 1000 ml/24 jam
A: masalah ketidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi Sore 14.30
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada JAM: S:
16.00
18.00 tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan asam mefenamat 1 tablet per sonde Mengobservasi kesadaran, GCS, keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya Memberikan posisi head up 40 0
Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. keluarga mengatakan keadaan Tn S masih turun dan belum sadarkan diri O: - TD : 110/70mmHg, RR:48x/menit, HR: 160x/menit - Posisi pasien headup 40 O
- GCS: 3 (1-1-1), pupil isokor, ukuran kanan: 2, kiri 2; reaksi terhadap cahaya (+) - Intake cairan: Makanan per sonde: 1200 ml/24 jam Cairan infuse : 500 ml/24 jam Jadi, intake cairan 1700 ml/24 jam - Output cairan: UP: 1000 ml/24 jam Turgor kulit jelek
A: masalah ketidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Malam 20.30
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada JAM: S: keluarga pasien mengatakan pasien
24.00
06.00 tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan cefadroxil 1 tablet dan asam mefenamat 1 tablet per sonde Mengobservasi kesadaran, GCS, keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya Memberikan posisi head up 40 0
Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. belum sadar
O: - GCS: 3 (1-1-1), pupil isokor, ukuran kanan: 2, kiri 2; reaksi terhadap cahaya (-) - Intake cairan: Makanan per sonde: 1200 ml/24 jam Cairan infuse : 500 ml/24 jam Jadi, intake cairan 1700 ml/24 jam - Output cairan: UP: 1100 ml/24 jam
A: masalah ketidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi P: lanjutkan intervensi 5 Agustus 2014 Pagi 08.00
09.00
10.30 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan cefadroxil 1 tablet dan asam mefenamat 1 tablet per sonde Mengobservasi kesadaran, GCS, keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya Memberikan posisi head up 40 0
Menyiapkan pasien untuk pindah ke ruang observasi JAM: S: keluarga pasien mengatakan bapak saya kok kondisinya semakin kenapa kok memburuk ya?
O : Jam 08.00 kesadaran koma, GCS 111, N : 76 kali/menit, RR: 40 kali/menit, TD :100/70 mmHg, S: 39,8 C , terpasang masker trakeostomi
A: masalah ketidakefektifan perfusi 12.00 Memindahkan pasien ke ruang observasi Memasang O 2 Memasang monitor Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. jaringan cerebal belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Sore 14.30
16.00
18.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan asam mefenamat 1 tablet per sonde Mengobservasi kesadaran, GCS, keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya Memberikan posisi head up 40 0
Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. JAM: S: Keluarga mengtakan klien masih belum sadarkan diri
A:masalah ketidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi Malam 20.30
24.00
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan cefadroxil 1 tablet dan asam mefenamat 1 tablet per sonde JAM: S: keluarga pasien mengatakan kondisi pasien semakin parah
O: - GCS: 3 (1-1-1), pupil anisokor,
06.00 Mengobservasi kesadaran, GCS, keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya Memberikan posisi head up 40 0
Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. ukuran kanan: 2, kiri 2; reaksi terhadap cahaya (-) - Intake cairan: Makanan per sonde: 1200 ml/24 jam Cairan infuse : 500 ml/24 jam Jadi, intake cairan 1700 ml/24 jam - Output cairan: UP: 900 ml/24 jam
A: masalah ketidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
6 Agustus 2014 Pagi 08.00
10.00 10.30 11.00 11.20 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan cefadroxil 1 tablet dan asam mefenamat 1 tablet per sonde Mengobservasi GCS TTV meliputi TD, RR, HR, T Mengobservasi GCS TTV meliputi TD, RR, HR, T Melakukan RJP Merawat jenazah, melepas peralatan dari tubuh pasien (infuse, NGT, DC, monitor) JAM: S: keluarga pasien mengatakan bapak saya kok kondisinya semakin menururn ya mbak?
O : jam 08.00 kesadaran koma, GCS 111, N : 86 kali/menit, RR: 40 kali/menit, TD : 70 palpasi, S: 36,6 C Jam 10.00 wib kesadaran koma, GCS 111, TD : 60/40 Mmhg, Nadi : 80 kali/menit, RR: 40 kali/menit Jam 11.00 WIB Apneu, nadi tidak teraba. Jam 11.30 WIB meninggal
A: -
P: Hentikan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Bersihan jalan nafas tidak efektif WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI 4 Agustus 2014 Pagi 08.00 10.00
10.05
10.10
10.20
10.30 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Mengaskultasi suara nafas (suara nafas wheezing), mengevaluasi kebutuhan akan suction Menyiapkan peralatan suction Menginformasikan kepada keluarga bahwa pasien akan di suction Melakukan fisioterapi dada Memberikan O 2 via tracheostomy 10 LPM sebelum dilakukan suction Melakukan suction Memberikan O 2 via tracheostomy 10 LPM setelah dilakukan suction Menurunkan O 2 menjadi 4 LPM Memberikan posisi semifowler Mengevaluasi suara nafas JAM: S: Keluarga pasien mengatakan suara nafas pasien grok grok
O: - Suara napas ronki - Terdapat dahak pada daerah trakeostomi - Melakukan suction untuk membersihkan dahak pada daerah trakeostomi jam 10.20 WIB
A: Masalah bersihan jalan napas teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi: - Observasi suara napas - Observasi kebersihan trakeostomi terhadap dahak Sore 14.30
16.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Mengaskultasi suara nafas (suara nafas ronki), mengevaluasi kebutuhan akan suction
JAM: 20.00 WIB S: Keluarga mengatakan suara napas seperti ada dahak
O: - Suara napas ronki - Dahak pada daerah trakeostomi - Memberikan terapi nebulizer ventolin 1 ampul jam 16.00 WIB - Melakukan suction untuk membersihkan dahak pada daerah trakeostomi jam 16.30 WIB
A: Masalah bersihan jalan napas teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi: - Observasi suara napas - Observasi kebersihan trakeostomi terhadap dahak Malam 20.30 21.00 21.30 22.00
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan terapi nebulizer Melakukan suction Mengaskultasi suara nafas (suara nafas wheezing), mengevaluasi kebutuhan akan suction Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada JAM: 05.00 WIB S: keluarga mengatakan Tn. S sering batuk dengan disertai lender
O: 04.00 tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier)
- TD : 100/70mmHg, RR: 44x/menit, HR: 160x/menit - Terdapat dahak pada saat batuk - Suara ronkhi (+), Whezing (-) - Melakukan terapi nebulizer dengan menggunakan bisolvon dan larutan PZ - Melakukan suction pada pukul 21.30 WIB A: masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi: - Observasi suara napas - Observasi kebersihan trakeostomi terhadap dahak 5 Agustus 2014 Pagi 08.00
10.00
10.05
10.10 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Mengaskultasi suara nafas (suara nafas wheezing), mengevaluasi kebutuhan akan suction Menyiapkan peralatan suction Menginformasikan kepada keluarga bahwa pasien akan di suction Melakukan fisioterapi dada JAM: 13.00 WIB S: Keluarga mengatakan bahwa napas terdengar serak seperti banyak dahak O: - Suara napas ronki - RR 44x/ menit - Keluarga sudah dapat melakukan fisioterapi dada A: Masalah bersihan jalan napas teratasi sebagian
10.20
10.30
12.00 Memberikan O 2 via tracheostomy 10 LPM sebelum dilakukan suction Melakukan suction Memberikan O 2 via tracheostomy 10 LPM setelah dilakukan suction Menurunkan O 2 menjadi 4 LPM Memberikan posisi semifowler Mengevaluasi suara nafas Menyiapkan pasien untuk pindah ke ruang observasi Memindahkan pasien ke ruang observasi Memasang O 2 Memasang monitor P: Lanjutkan intervensi: - Observasi suara napas - Observasi kebutuhan suction - Observasikepatenan O2 Sore 14.30
16.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Mengaskultasi suara nafas (suara nafas wheezing), mengevaluasi kebutuhan akan nebulizer Memberikan nebulizer ventolin 1 ampul JAM: 19.00 WIB S: keluarga mengatakan ada lender yang keluar setelah bapak batuk O: - S: 39 C, nadi : 120 kali/menit, RR: 46 kali/menit, TD : 95/60 Kali/menit - Terdapat sputum di daerah tracheostomy klien - Dilakukan terapi nebulizer dengan menggunakan ventolin 1 ampul A: Masalah bersihan jalan napas teratasi sebagian
21.45 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Mengaskultasi suara nafas (suara nafas wheezing), mengevaluasi kebutuhan akan nebulizer Memberikan nebulizer ventolin 1 ampul JAM: 04.00 WIB S: keluarga pasien mengatakan nafas pasien masih seperti ada dahaknya meskipun sudah sering di asap
O: - pasien diberikan terapi oksigen 5 lpm - dilakukan nebul ventolin 1 ampul - terdengar suara ronkhi A: masalah bersihan jalan nafas belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 6 Agustus 2014 Pagi 08.00
10.00 10.30 11.00 11.20 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Mengobservasi TTV meliputi TD, RR, HR, T Mengobservasi TTV meliputi TD, RR, HR, T Melakukan RJP Merawat jenazah, melepas peralatan dari tubuh pasien (infuse, NGT, DC, monitor) JAM: 11.00 WIB S: Keluarga mengatakan nafas pasien sedikit berat dan ada lender O: jam 08.00 kesadaran koma, GCS 111, N : 86 kali/menit, RR: 40 kali/menit, TD : 70 palpasi, S: 36,6 C Jam 10.00 wib kesadaran koma, GCS 111, TD : 60/40 Mmhg, Nadi : 80 kali/menit, RR: 40 kali/menit Jam 11.00 WIB Apneu, nadi tidak teraba. Jam 11.30 WIB meninggal A: -
P: hentikan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Hipertermi
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI 4 Agustus 2014 Pagi 08.00 08.30
10.00
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan kompres dingin Mengajarkan keluarga cara memberikan kompres dingin Mengevaluasi suhu Memeriksa kelancaran cairan infuse JAM : 13.00 WIB S: keluarga pasien mengatakan mulai pagi badan pasien panas O: - S : 39,2 C, nadi : 110 kali/menit, RR:44 kali/menit, TD 100/60 mmHg - Dilakukan kompres dingin A: Masalah hipertermi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Kolaborasi dalam pemberian terapi farmakologi
Sore 14.30 17.00 18.00
20.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan paracetamol 1 gr per IV Melepas infuse Memasang infuse Mengevaluasi suhu JAM: 20.00 WIB S: Keluarga mengatakan sudah di kompres menggunakan air dingin, namun badan masih terasa hangat O: - TD : 110/70mmHg, RR:48x/menit, HR: 160x/menit - jam 17.00 wib diberi paracetamol 1 gram per IV - suhu tubuh turun dari 40,4 o C menjadi 39,5 o C A: Masalah Hipertermi belum teratasi P: Lanjutkan intervensi: - Observasi suhu - Kompres dingin
Malam 20.30
24.00
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan injeksi Antrain 1 ampul per IV Mengevaluasi suhu
JAM: 05.00 WIB S: Keluarga mengatakan badan Tn, S masih terasa hangat O: - jam 20.00 wib diberi antrain 1ampul per IV - TD : 100/70mmHg, RR: 44x/menit, HR: 160x/menit - Suhu tubuh turun dari 39,9 o C menjadi 38,9 o C saat dilakukan pemeriksaan pada jam 05.00 WIB (5 Agustus 2014)
A: Masalah Hipertermi belum teratasi P: Lanjutkan intervensi: - Observasi suhu - Kompres dingin
5 Agustus 2014 Pagi 08.00
09.30 10.30 12.00
13.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan kompres dingin Memberikan paracetamol 1 tablet per sonde Mengobservasi suhu Menyiapkan pasien untuk pindah ke ruang observasi Memindahkan pasien ke ruang observasi Memasang O 2 Memasang monitor Memantau intake dan output cairan, turgor kulit dan membran mukosa. Mengevaluasi suhu Memberikan injeksi antrain 1 ampul per IV JAM: 13.00 WIB S: keluarga mengatakan sudah memberikan kompres dingin, dan mengganti handuk untuk mengompres setiap jam O: - Suhu 39,8 o C - Pasien dipindah ke ruang intensif dan dipasang bed side monitor - Jam 09.30 WIB masuk paracetamol 1 tablet 500mg - Jam 13.00 WIB masuk antrain 1 ampul A: Masalah hipertermi belum teratasi P: lanjutkan intervensi: - Observasi vital sign - Kompres dingin Sore 14.30 17.00 18.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan injeksi Antrain 1 ampul per IV Mengevaluasi suhu Memantau intake dan output cairan, JAM: S: keluarga mengatakan sudah memberikan kompres dingin, dan turgor kulit dan membran mukosa. mengganti handuk untuk mengompres setiap jam tetapi masih panas
O: - S: 39 C, nadi : 120 kali/menit, RR: 46 kali/menit, TD : 95/60 Kali/menit - Dilakukan kompres dingin - Keringat dingin A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Malam 20.30 21.00 22.00 04.00 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan injeksi Antrain 1 ampul per IV Memberikan kompres dingin Mengevaluasi suhu JAM: S: keluarga pasien mengatakan pasien masih panas meskipun sudah di kompres
O: -.S: 39,8, N: 120X/Menit, RR: 44X/menit - memberikan injeksi antrain 1 ampul per IV - melakukan kompres dingin pada Tn. S
A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 6 Agustus 2014 Pagi 08.00
10.00 11.00 11.20 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memeriksa kepatenan O 2 (posisi sungkup O 2 pada tracheostomy, volume O 2 yang diberikan, Aquabides pada humidifier) Memberikan cefadroxil 1 tablet dan asam mefenamat 1 tablet per sonde Mengobservasi GCS TTV meliputi TD, RR, HR, T Melakukan RJP Merawat jenazah, melepas peralatan dari tubuh pasien (infuse, NGT, DC, monitor) JAM: 11.00 WIB
S: Keluarga mengatakan turunnya sudah sedikit turun dibandingkan malam kemarin O: jam 08.00 kesadaran koma, GCS 111, N : 86 kali/menit, RR: 40 kali/menit, TD : 70 palpasi, S: 36,6 C Jam 10.00 wib kesadaran koma, GCS 111, TD : 60/40 Mmhg, Nadi : 80 kali/menit, RR: 40 kali/menit Jam 11.00 WIB Apneu, nadi tidak teraba. Jam 11.30 WIB meninggal
A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Resiko infeksi b.d. kerusakan integritas kulit
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI 4 Agustus 2014 Pagi 08.00 08.30 12.30
12.45
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan cefadroxil 1 tablet per sonde Melakukan perawatan tracheostomy dengan teknik aseptik Merawat anak kanul dan tindakan keperawatan dengan teknik aseptic JAM: 13.00 WIB S:-
O: - Dilakukan perawatan tracheostomy dengan menggunakan NaCl dan povidon iodine - Memberikan cefadroxin per oral A: masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P: - Pantau adanya tanda gejala infeksi pada pasien - Pantau kebersihan pada area tracheostomy dan lakukan perawatan tracheostomy secara teratur setiap hari - Ajarkan pada keluarga pasien cara membantu personal hygiene pasien Sore 14.30 16.00
18.00 19.00
19.30
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Melepas infuse Memasang infuse Mengevaluasi suhu Memberikan perawatan tracheostomi dengan teknik aseptic Merawat anak kanul dan melakukan tindakan keperawatan dengan teknik aseptik JAM: 20.00 WIB S:-
O: - TD : 110/70mmHg, RR:48x/menit, HR: 160x/menit - Observasi infuse terpasang tanggal 30 Juli 2014 (infuse hari ke 5), aff infuse dan memasang infuse pada vena perifer yang lain - Membersihkan daerah siku yang mengalami luka dekubitus - Dilakukan perawatan tracheostomi dengan teknik aseptic dengan menggunakan NaCl dan povidone iodine
A: masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P: - Pantau adanya tanda gejala infeksi pada pasien - Pantau kebersihan pada area tracheostomy dan lakukan perawatan tracheostomy secara teratur setiap hari - Ajarkan pada keluarga pasien cara membantu personal hygiene pasien
Malam 20.30 22.00 05.00
05.45 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan cefadroxil 1 tablet per sonde Memberikan perawatan tracheostomi dengan teknik aseptic Merawat anak kanul dan tindakan keperawatan dengan teknik aseptic JAM: 05.00 S: - O: - TD : 100/70mmHg, RR: 44x/menit, HR: 160x/menit - Dilakukan perawatan tracheostomy dengan menggunakan NaCl dan povidone iodine - Memberikan cefadroxil per oral lewat nutrisi personde
A: masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P: - Pantau adanya tanda gejala infeksi pada pasien - Pantau kebersihan pada area tracheostomy dan lakukan perawatan tracheostomy secara teratur setiap hari - Ajarkan pada keluarga pasien cara membantu personal hygiene pasien
5 Agustus 2014 Pagi 08.00
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Memberikan cefadroxil 1 tablet per sonde JAM: 13.00 WIB S:- 08.30 10.00 12.00 Perawatan tracheostomy dengan menggunakan teknik aseptic Merawat anak canul dean tindakan keperawatan dengan menggunakan teknik aseptic
O: - Dilakukan perawatan luka dekubitus pada daerah yang mengalami tekanan - Dilakukan perawatan tracheostomy dengan menggunakan NaCl dan povidon iodine
A: masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P: - Pantau adanya tanda gejala infeksi pada pasien - Pantau kebersihan pada area tracheostomy dan lakukan perawatan tracheostomy secara teratur setiap hari - Ajarkan pada keluarga pasien cara membantu personal hygiene pasien Sore 14.30 18.00 19.00
19.30
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Mengevaluasi suhu Perawatan tracheostomy dengan menggunakan teknik aseptic Merawat anak canul dean tindakan keperawatan dengan menggunakan teknik aseptic JAM: S: -
O: - S: 39 C, nadi : 120 kali/menit, RR: 46 kali/menit, TD : 95/60 Kali/menit - Dilakukan perawatan tracheostomy dengan menggunakan NaCl dan povidone iodine A: masalah risiko infeksi teratasi sebagian
P: - Pantau adanya tanda gejala infeksi pada pasien - Pantau kebersihan pada area tracheostomy dan lakukan perawatan tracheostomy secara teratur setiap hari - Ajarkan pada keluarga pasien cara membantu personal hygiene pasien Malam 20.00 21.00 22.00
Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Melakukan perawatan tracheostomy dan anak kanul Melakukan tindakan keperawatan dengan prinsip aseptic JAM: 05.00 WIB S: -
O: - S: 39,8, N: 120X/Menit, RR: 44X/menit - Tidak terlihat tanda gejala infeksi pada sekitar tracheostomy - Daerah tracheostomy terlihat banyak mucus A: masalah resiko infeksi belum teratasi
P: - lanjutkan intervensi -Observasi suhu 6 Agustus 2014 Pagi 08.00 10.00 10.30 11.00 11.20 Memeriksa TTV, meliputi TD, RR, HR, T Mengobservasi GCS TTV meliputi TD, RR, HR, T tiap jam Melakukan RJP Merawat jenazah, melepas peralatan dari tubuh pasien (infuse, NGT, DC, monitor) JAM: 11.00 WIB S: -
O: jam 08.00 kesadaran koma, GCS 111, N : 86 kali/menit, RR: 40 kali/menit, TD : 70 palpasi, S: 36,6 C Jam 10.00 wib kesadaran koma, GCS 111, TD : 60/40 Mmhg, Nadi : 80 kali/menit, RR: 40 kali/menit Jam 11.00 WIB Apneu, nadi tidak teraba. Jam 11.30 WIB meninggal