Tahanan dapat dicari dengan menggunakan rumus
( )
dimana = tahanan spesifik dari sebuah konduktor
l = panjang konduktor
d = diameter konduktor
Tarikan terhadap konduktor menyebabkan pertambahan panjang l dan
pengurangan secara bersamaan pada diameter d. Maka tahanan konduktor berubah
menjadi
( )
( )( )
( )
( )
( )
dengan mensubsitusikan
ke dalam persamaan, memberikan
( )
(
)
[ ( )
]
Pertambahan tahanan R, jika dibandingkan terhadap pertambahan panjang
l, selanjutnya dapat dinyatakan dalam factor gage K, dimana
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN_EDISI KE-2
Iradona Rahmawati_I1A004065 Page 5
Hukum Hooke memberikan hubungan antara tegangan geser dengan
regangan untuk sebuah kurva tegangan geser-regangan (stress-strain curve) yang
linear, dinyatakan dalam modulus kekenyalan (elastisitas) dari bahan yang dipasang
per satuan luas dan regangan sebagai perpanjangan benda yang tergeser per satuan
luas.
dimana = regangan
s = tegangan geser (kg/cm
2
)
E = modulus Young (kg/cm
2
)
13.3.2. KONFIGURASI STRAIN GAGE
Bentuk elemen pengindera dipilih menurut regangan yang akan diukur : satu
sumbu (uniaksial), dua sumbu (biaksial), dan arak ganda/banyak. Pemakaian satu
sumbu biasanya untuk memaksimalkan bahan pengindera regangan dalam arah yang
diselidiki.
Pengukuran regangan dalam arah lebih dari satu dapat dilakukan dengan
menempatkan gage elemen tunggal pada lokasi yang sesuai, dan bisa juga
menggunakan gage elemen ganda atau gage rosette.
13.3.3. STRAIN GAGE TANPA IKATAN (UNBONDED STRAIN GAGE)
Strain gage ini terdiri dari sebuah kerangka diam dan sebuah jangkar yang
ditopang pada pertengahan kerangka. Tipe ini dipakai sebagai transducer pergeseran
atau dinamometer yang mampu mengukur gaya.
13.4. TRANSDUCER PERGESERAN (DISPLACEMENT TRANSDUCER)
Konsep pengubahan suatu gaya terpasang menjadi pergeseran merupakan dasar bagi
berbagai jenis transducer. Elemen mekanis yang digunakan untuk mengubah gaya terpasang
menjadi pergeseran disebut alat-alat penjumlah gaya (force summing devices). Bagian dari
alat ini umumnya dalah sebagai berikut :
a) Diagragma rata atau bergelombang.
b) Tiupan (bellows).
c) Tabung Boundon melingkar atau berbelit.
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN_EDISI KE-2
Iradona Rahmawati_I1A004065 Page 6
d) Tabung/pipa lurus.
e) Kantilever massa suspense tunggal atau dobel.
f) Torsi ujung berputar.
Pergeseran yang ditimbulkan oleh tindakan alat penjumlah gaya diubah menjadi
perubahan suatu parameter elektris. Prinsip-prinsip listrik yang paling lazim digunakan dalam
pengukuran pergeseran adalah : kapasitif, induktif, transformator selisih, ionisasi, osilasi,
fotolistrik, piezoelektris, potensiometrik, kecepatan.
13.4.1. TRANSDUCER KAPASITIF
Kapasitansi dari kapasitor pelat parallel diberikan oleh :
()
dimana A = luas masing-masing pelat (m
2
)
d = jarak kedua pelat (m)
o
= 9,85 x 10
-12
F/m
k = konstanta dielektrik
Transducer kapasitif memiliki respons frekuensi yang sangat baik dan dapat
mengukur fenomena statik dan dinamik. Kekurangannya adalah kepekaan terhadap
variasi temperatur dan kemungkinan sinyal-sinyal yang tak teratur atau cacat
(distorsi) karena kawat yang panjang.
13.4.2. TRANSDUCER INDUKTIF
Dalam transducer induktif, pengukuran gaya dilakukan dengan mengubah
perbandingan induktansi dari sepasang kumparan atau dengan mengubah induktansi
kumparan tunggal. Kesalahan histerisis dari transducer seluruhnya hampir dibatasi
oleh komponen-komponen mekanis.
Transducer induktif member respons terhadap pengukuran static dan
dinamik, dan dia memiliki resolusi yang kontinyu beserta keluaran yang cukup
tinggi. Kekurangannya adalah bahwa respons frekuensi (variasi gaya yang
dimasukkan) dibatasi oleh konstruksi anggota penjumlah gaya. Di samping itu,
medan magnet luar dapat mengakibatkan petunjuk yang salah.
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN_EDISI KE-2
Iradona Rahmawati_I1A004065 Page 7
13.4.3. TRANSFORMATOR SELISIH YANG BERUBAH-UBAH
Transducer transformator selisih mengukur gaya dinyatakan dalam
pergeseran inti ferromagnetik dari sebuah transformator.
Transformator selisih menghasilkan resolusi kontinu dan memperlihatkan
histerisis yang rendah. Pergeseran yang relatif besar diperlukan sehingga instrumen
sensitif terhadap getaran. Instrumen pencatat harus dipilih agar beroperasi pada
sinyal ac atau harus menggunakan sebuah jaringan demodulator jika diinginkan suatu
keluaran dc.
13.4.4. TRANSDUCER OSILASI
Transducer ini menggunakan anggota penjumlah gaya untuk mengubah
kapasitansi atau induktansi dalam sebuah rangkaian osilator LC.
Transducer ini mengukur kedua fenomena statik dan dinamik yang
digunakan dalam telemetri. Keterbatasan rangkuman frekuensi, kestabilan thermal
yang jelek, dan ketelitian yang rendah, membatasi penggunaannya pada pemakaian
ketelitian rendah.
13.4.5. TRANSDUCER FOTOLISTRIK
Transducer fotolistrik memanfaatkan sifat-sifat sel emisi cahaya yang
mengontrol pancaran elektronnya bila dihadapkan pada cahaya yang dating.
Efisiensi transducer ini tinggi dan kesesuaiannya untuk mengukur kondisi
static dan dinamik. Alat ini bisa memiliki stabilitas jangka panjang yang jelek, tidak
member respons terhadap variasi cahaya berfrekuensi tinggi dan memerlukan
pergeseran yang besar bagi anggota penjumlah gaya.
13.4.6. TRANSDUCER PIEZOELEKTRIK
Transducer ini memiliki respons frekuensi yang sangat baik, sehingga
digunakan dalam asselometer frekuensi tinggi. Tegangan keluaran yang dihasilkan
dalam orde 1 sampai 30 mV setiap g percepatan. Alat ini tidak memerlukan sumber
daya luar. Kekurangan alat ini adalah alat ini tidak bisa mengukur kondisi statik,
tegangan keluaran juga dipengaruhi oleh variasi temperatur dan kristal.
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN_EDISI KE-2
Iradona Rahmawati_I1A004065 Page 8
13.4.7. TRANSDUCER POTENSIOMETRIK
Transducer potensiometrik adalah alat elektromekanik yang mengandung
elemen tahanan yang dihubungkan oleh sebuah kontak geser yang dapat bergerak.
Efisiensi listriknya sangat tinggi dan memberikan suatu keluaran yang
cukup untuk memperbolehkan operasi pengontrolan tanpa penguatan selanjutnya.
Alat ini juga bisa mengeksitasi dari ac ke dc.
13.4.8. TRANSDUCER KECEPATAN
Transducer kecepatan terdiri dari sebuah kumparan putar yang digantung di
dalam medan magnet sebuah magnet permanen. Pengukuran jenis ini umumnya
digunakan untuk kecepatan yang ditimbulkan dalam bentuk linear, sinus atau
random. Redaman diperoleh secara elektris, berarti menjamin stabilitas yang tinggi
dalam kondisi temperature yang berbeda.
13.5. PENGUKURAN TEMPERATUR
13.5.1. TERMOMETER TAHANAN
Detector thermometer tahanan (RTD/resistance temperature detector)
menggunakan elemen sensitif dari kawat platina, tembaga atau nikel yang
memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing temperatur di dalam
rangkumannya.
Hubungan antara temperatur dan tahan konduktor dalam rangkuman
temperatur sekitar 0
o
C diberikan oleh
( )
dimana Rt = tahanan konduktor pada temperatur t (
o
C)
Rref = tahanan pada temperatur referensi (0
o
C)
= koefisien temperatur tahanan
t = selisih antara temperatur kerja dan temperatur referensi
Dalam sebuah elemen pengindera temperatur diinginkan nilai yang tinggi
sehingga suatu perubahan tahanan yang besar terjadi pada perubahan temperatur
yang relatif kecil. Perubahan tahanan ini (R) dapat diukur dengan sebuah jembatan
Wheatstone, yang dapat dikalibrasi agar menunjukkan temperatur yang
menyebabkan perubahan tahanan.
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN_EDISI KE-2
Iradona Rahmawati_I1A004065 Page 9
13.5.2. TERMOKOPEL
Termokopel terdiri dari sepasang kawat logam yang tidak sama
dihubungkan bersama-sama pada satu ujung (ujung pengindera atau ujung panas)
dan berakhir pada ujung lain (ujung referensi atau ujung dingin) yang dipertahankan
pada suatu temperatur konstan yang diketahui. Bila antara ujung pengindera dengan
ujung referensi terdapat perbedaan temperatur, suatu ggl yang menyebabkan arus di
dalam rangkaian akan dihasilkan.
13.5.3. TERMISTOR
Termistor atau tahanan thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan
sebagai tahanan dengan koefisien temperatur yang tinggi, yang biasanya negative.
Dalam beberapa hal, tahanan sebuah termistor pada temperatur ruang bisa berkurang
sebanyak 6% untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 1
o
C. Kepekaan yang tinggi
terhadap perubahan temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk
pengukuran, pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi. Tiga
karakteristik penting termistor :
a) Karakteristik temperatur tahanan; menunjukkan termistor mempunyai koefisien
tahanan temperatur negatif yang tinggi sehingga membuatnya menjadi sebuah
transducer temperatur yang ideal.
b) Karakteristik tegangan arus; menunjukkan bahwa penurunan tegangan sebuah
termistor bertambah terhadap kenaikan arus sampai mencapai suatu nilai puncak
setelah penurunan tegangan berkurang jika arus bertambah.
c) Karakteristik pemanasan sendiri; termistor sensitif terhadap apa saja yang
mengubah laju panas sehingga panas dihantar ke luar. Dengan begitu dapat
digunakan untuk menguykur aliran, tekanan, tinggi permukaan cairan, komposisi
gas, dll.
13.6. ALAT-ALAT SENSITIF CAHAYA
Elemen sensitif cahaya merupakan alat terandalkan untuk mendeteksi energi
pancaran atau cahaya. Mereka melebihi sensitivitas mata manusia terhadap semua warna
spektrum dan bekerja dalam daerah ultraviolet dan infra merah. Penggunaan praktis alat
sensitif cahaya ditemukan dalam berbagai pemakaian teknik, antara lain :
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN_EDISI KE-2
Iradona Rahmawati_I1A004065 Page 10
a) Tabung cahaya vakum; paling menguntungkan digunakan dalam pemakaian yang
memerlukan pengamatan pulsa cahaya yang waktunya singkat atau cahaya yang
dimodulasi pada frekuensi yang relatif tinggi.
b) Tabung cahaya gas; digunakan dalam industri gambar hidup sebagai pengindera
suara pada film.
c) Tabung cahaya pengali atau pemotodarap; dengan kemampuan penguatan yang
sangat hebat, sangat banyak digunakan pada pengukuran fotoelektrik dari alat-alat
kontrol dan juga sebagai alat cacah kelipatan.
d) Sel-sel fotokonduktif; juga disebut tahanan cahaya atau tahanan yang bergantung
pada cahaya. Dipakai dalam industri dan penerapan pengontrolan di laboratorium.
e) Sel-sel fototegangan; semikonduktor untuk mengubah energi radiasi menjadi daya
listrik. Contoh : solar sel.
13.7. PENGUKURAN MAGNETIK
13.7.1. GALVANOMETER BALISTIK
Defleksi sebuah galvanometer balistik berbanding langsung dengan muatan
listrik yang mengalir melalui kumparannya. Karena muatan dan fluksi dihubungkan
oleh sebuah konstanta kesebandingan, defleksi galvanometer merupakan ukuran
fluksi, sehingga
()
dimana = fluksi magnetik (Weber)
K = konstanta kesebandingan
= defleksi sudut galvanometer (rad)
13.7.2. ALAT UKUR FLUKSI DAN GAUSS
Alat ukur fluksi menggunakan mekanisme kumparan putar khusus yang
tidak mempunyai magnet-dalam dan potongan kutub. Defleksi alat ukur fluksi
bergantung pada besarnya arus dan kekuatan medan magnet yang tidak diketahui.
Besarnya arus dapat dikontrol dengan sebuah tahanan geser.
Alat ukur Gauss bekerja dengan cara torsi yang dikeluarkan oleh induksi
magnetik terhadap sebuah magnet kecil disetimbangkan oleh torsi pemulih dari
sebuah pegas spiral.
INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN_EDISI KE-2
Iradona Rahmawati_I1A004065 Page 11
13.7.3. TRANSDUCER MAGNETIK
Bismuth dan logam-mu memiliki sifat mengubah tahanan atau
impedansinya jika ditempatkan di dalam sebuah medan magnet melintang.
Transducer efek Hall menggunakan sebuah bilah dari bahan semikonduktor
yang disingkapkan ke medan magnet yang tidak diketahui. Bila bilah tersebut
membawa arus ke dalam kehadiran suatu medan magnet melintang antara sisi-sisi
bilah semikonduktor tersebut dihasilkan suatu ggl yang berlawanan.