Anda di halaman 1dari 18

OUTLI NE CAVI TY ENTRANCE PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI

PERMANEN
SKENARIO I
Penderita laki-laki umur 23 tahun datang ke RSGM ingin memeriksakan gigi
belakang bawah kiri sakit cekot-cekot yang menjalar sampai ke kepala, terutama bila
kemasukan makanan sejak 2 hari yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan pada gigi
36 didapatkan karies media klas I, tes vitalitas positif. Tindakan apa yang dilakukan
pada penderita tersebut sebelum dilakukan preparasi saluran akar.

STEP 1
1. Outline Cavity entrance
Merupakan garis bantu untuk memproyeksikan ruang pulpa ke bagian
oklusal/singulum untuk membuat jalan masuk ke saluran akar, menemukan
orifice, dan menghindari pengurangan jaringan yang berlebihan.
2. Preparasi Saluran Akar
Merupakan tindakan cleaning dan shaping yang bertujuan untuk
mempersiapkan saluran akar sebagai tempat untuk pengisian bahan saluran
akar. Cleaning merupakan tindakan pembersihan pada ruang pulpa dan
saluran akar dengan tujuan mengambil dan mengeluarkan jaringan nekrotik
pada gigi. Sedangkan shaping merupakan tindakan untuk membentuk dinding
saluran akar sebagai persiapan untuk tahap pengisian saluran akar. Preparasi
saluran akar dilakukan post pembuatan akses.
3. Perawatan Saluran Akar
Merupakan perawatan dengan mengeluarkan jaringan pulpa nekrotik maupun
jaringan yang sehat (untuk mencegah reinfeksi ataupun diskolorisasi) yang
diikuti dengan cleaning, shaping, dan filling untuk mendisinfeksi jaringan
yang telah terinfeksi oleh kuman. Tujuan dari perawatan saluran akar yakni
mengembalikan fungsi gigi tersebut.

STEP 2
1. Apa diagnosa dari skenario tersebut?
2. Apa rencana perawatan dan pertimbangannya?
3. Bagaimana struktur anatomi gigi 36 pada laki-laki usia 23 tahun? Bagaimana
bentuk outlinenya?
4. Tindakan apa yang dilakukan sebelum preparasi saluran akar?

STEP 3
1. Berdasarkan skenario, didapatkan karies media yang dilakukan perawatan
saluran akar. Hal ini dikarenakan karies telah mencapai dentin dimana
terdapat tubuli dentin yang nantinya akan menghantarkan rangsangan ke pulpa
sehingga dapat mengiritasi pulpa. Diagnosa pada skenario ini yakni pulpitis
irreversibel. Pertimbangannya dilihat dari gejala yang ada pada skenario.
2. Rencana perawatan pada scenario ini yakni pertama dengan pembersihan
kavitas, kemudian relief of pain. Pembersihan kavitas ini dilakukan untuk
menghilangkan bakteri dan merangsang pembentukan dentin tersier. Berdasar
dari diagnosa yang telah ditentukan yakni pulpitis irreversibel, maka rencana
perawatan yang dilakukan yakni pulpektomi. Dengan menonvitalkan pulpa
terlebih dahulu dengan cara anastesi maupun menggunakan bahan kimia
seperti arsen/TKF kemudian mengambil seluruh jaringan pulpanya.
3. Anatomi gigi 36 :
Kamar pulpa : Empat, berbentuk persegi panjang, dinding mesial
lurus, dinding distal bulat.
Orifice : Orifice mesiobukal, mesiolingual, distal.
Terdapat 2-3 saluran akar, 2 pada mesial, 1 pada distal.
Saluran akar distal lebih besar
Ujung akar bengkok ke distal
Ukuran kamar pulpa mengecil seiring bertambahnya usia
Pada ras mongoloid memiliki 3 saluran akar yakni pada mesial, distal,
dan distolingual.
Akar berbentuk oval/bulat pada sepertiga servikal
Bentuk outline gigi 36 yakni trapezoid untuk yang memiliki saluran
akar 3 dan ujung membulat, bentuk persegi panjang untuk yang memiliki
saluran akar empat.
4. Tindakan sebelum preparasi saluran akar:
Asepsis
Anastesi, jika alergi dilakukan devitalisasi menggunakan arsen/TKF
Cavity entrance memakai fissure longshank dari tengah outline sampai
mencapai ruang pulpa kemudian membentuk sesuai outline lalu
menghilangkan tanduk pulpa dengan round bur besar
Mecari orifice dengan jarum miller
Ekstirpasi jaringan pulpa dengan instrumentasi kemudian irigasi
NaOCl 5,2%
Mengukur panjang kerja dengan DWF
Untuk outline harus sebetul mungkin pertama dengan menggunakan
mata bur tapered lalu round bur, mencari orifice menggunakan miller,
lalu dilanjutkan dengan bur silinder, kemudian menggunakan round
bur untuk menghilangkan tanduk pulpa, cek dengan sonde lurus yang
tajam
STEP 4












STEP 5
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami penegakan
diagnosa sesuai skenario
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami rencana perawatan
sesuai skenario
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami outline form
cavity entrance
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami preparasi cavity
entrance
Pemeriksaan
Subjektif Objektif
Diagnosa
Pulpitis
Irreversibel
Rencana Perawatan
Relief of pain
Pulpektomi
Anastesi
Non anastesi
Outline Cavity
Entrance
Preparasi Cavity
Entrance
Anatomi gigi 36
STEP 7

1. Diagnosa Kasus yang Sesuai dengan Skenario
Hasil pemeriksaan subyektif pada skenario yang menjadi informasi
diagnostik adalah pasien merasakan sakit yang menjalar sampai ke kepala
terutama bila kemasukan makanan sejak dua hari lalu. Sedangan hasil
pemeriksaan obyektif pada skenario adalah pada gigi 36 didapatkan karies
media kelas I, dan tes vitalitas positif.
Berdasarkan pada diskusi yang telah kami lakukan dengan mengkaji
beberapa referensi, diagnosa kasus pada skenario adalah pulpitis irreversible.
Sedangkan diagnosis banding pada kasus pada skenario adalah Pulpitis
Reversible.
Perbedaan antara pulpitis irreversible dengan pulpitis reversible adalah
jika pulpitis irreversible rasa sakit berangsur lama serta lebih tajam
dibandingkan dengan gejala pulpitis reversible. Pada gejala pulpitis
irreversible, rasa sakit bersifat spontan (asimptom). Gejala pada kasus pulpitis
irreversible dapat kambuh walaupun tanpa ada stimulus sedangkan gejala
pada pulpitis reversible terjadi ketika terdapat stimulus.
Pada skenario, pasien merasakan sakit yang menjalar sampai ke kepala
terutama bila kemasukan makanan. Rasa sakit yang menjalar sudah
merupakan indikasi dari rasa sakit yang sangat tajam. Serta pasien merasa
sakit terutama bila kemasukan makanan, hal ini mengartikan bahwa ketika
tidak kemasukan pasien juga merasakan sakit. Kondisi pasien yang juga
merasakan sakit ketika tidak kemasukan makan mengartikan bahwa rasa sakit
tetap berjalan walaupun tidak terdapat stimulus. Data-data inilah yang
memperkuat bahwa diagnosa kasus pada skenario adalah Pulpitis Irreversible.
2. Rencana Perawatan Sesuai Skenario
Pulpitis irreversible artinya telah terjadi peradangan pada jaringan
pulpa dan tidak bisa kembali ke kondisi saat masih sehat dan normal. Dalam
keadaan pulpitis irreversible, biasanya terdapat jaringan-jaringan pulpa yang
terinflamasi, nekrotik, ataiu terinfeksi. Apabila dibiarkan terus seperti itu,
maka dapat mengakibatkan peradangan jaringan di sekitar akar, terutama
daerah apeks. Apabila gigi tetap ingin dipertahankan, maka perawatan saluran
akar adalah perawatan yang dapat menjadi solusi karena pada perawatan ini
meliputi pembuangan jaringan pulpa atau sisa-sisanya, pembersihan serta
pembentukan ruang pulpa, dan kemudian pengobturasian ruang pulpa dengan
tetap mempertahankan gigi.
Tahapan-tahapan rencana perawatan pada pulpitis irreversible sendiri adalah :
1. Relief of pain
Dilakukan dengan membersihkan kavitas terlebih dahulu, kemudian
dioleskan kapas dan eugenol
2. Pulpektomi
Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari
seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi dibagi menjadi dua yaitu
pulpektomi vital dan devital. Pulpektomi vital merupakan pulpektomi
dengan melakukan anastesi terlebih dahulu. Sedangkan pulpektomi devital
sudah jarang dipakai karena mengandung bahan yang berbahaya yaitu
arsen.
Pulpektomi dilakukan dibawah pengaruh anestesi dengan terlebih
dahulu dilakukan pembuatan foto rontgen pada gigi untuk mengetahui
panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitar gigi yang
akan dirawat. Selanjutnya dilakukan restorasi sementara pasca
pulpektomi. Namun, selain pulpektomi yang dilakukan dibawah pengaruh
anestesi juga bisa dilakukan devitalisasi gigi. Devitalisasi gigi ini
dilakukan pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi atau alergi
terhadap obat anestesi. Bahan yang dapat digunakan untuk melakukan
devitalisasi ini adalah Arsen dan TKF, namun khusus untuk bahan Arsen
telah lama ditinggalkan karena bersifat toksik.
Indikasi pulpektomi:
1. Saluran akar dapat dimasuki instrument
2. Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari
sepertiga apikal.
3. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa

3. OutlineFormCavity entrance
Cavity entrance adalah teknik untuk membuat akses ke saluran akar
dalam perawatan endodontic. Untuk dapat melakukan cavity entrance dibuat
suatu outline form untuk mempermudah pekerjaan cavity entrance tersebut.
Outline Form Cavity entrance merupakan proyeksi ruang pulpa ke permukaan
gigi di bagian cingulum untuk gigi anterior atau oklusal untuk gigi posterior.
Tujuanya untuk membuat akses yang lurus, menghemat preparasi jaringan
gigi, membuka atap ruang pulpa.
Cavity entrance pada tiap gigi berbeda baik dari segi bentuk
outlinenya serta teknik yang dilakukan untuk cavity entrancenya. Hal ini
dikarenakan perbedaan bentuk anatomis pada tiap-tiap gigi sehingga antar gigi
memiliki perbedaan dalam proses cavity entrancenya.
A. Outline Form Cavity entrance Insisiv Sentral dan Lateral
Ruang Pulpa memiliki dua bagian yaitu bagian mahkota dan bagian
akar. Pada ruang pulpa terdapat tanduk pulpa yang menjadi salah satu
pertimbangan dalam membuat proyeksi pada incisal ataupun oklusal.
Selain ruang pulpa, posisi oriface saluran akar juga menjadi salah satu
pertimbangan pembuatan proyeksi. Pada gigi insisif terdapat dua tanduk
pulpa bagian mesial dan distal. Pada gigi insisif memiliki satu oriface.
Sehingga jika diproyeksikan antara 1 oriface dan dan duatanduk
pulpa,didapatkan bentuk outline triangular pada incisal. Outline pada gigi
insisif sentral dan lateral adalah sama, hanya ukuran besar atau kecilnya
triangular yang berbeda.
Gambar 1. Outline gigi I nsisif

B. Outline Form Cavity entrance Caninus
Pada gigi caninus terdapat satu tanduk pulpa dan satu oriface sehingga
proyeksi outline pada incisal berbentuk oval atau berbentuk bulat.
Gambar 2. Outline gigi Caninus

C. Outline Form Cavity entrance Gigi Premolar pertama maksila
Gigi premolar pertama maksila memiliki panjang raata-rata 21,5
mm. Gigi ini memiliki kamar pulpa yang sempit di bagian mesiodistal.
Pada kedua cusp terdapat tanduk pulpa dimana bagian bukal lebih
menonjol daripada bagian palatal. Gigi ini mempunyai dua orifis saluran
yang terletak di sepertiga koronal dibawah servikal. Kamar pulpa gigi
premolar pertama maksila lebar dan berbentuk ovoid. Menurut penelitian,
didapatkan 54,6 % memiliki dua saluran akar. 21,9 % diantaranya kedua
akarnya terpisah dan 32,7 % lainnya kedua akarnya menyatu. 43% gigi
memiliki satu akar dan 2,4% gigi memiliki tiga akar. Saluran palatal
ukurannya lebih besar jika disbanding saluran akar bukal. Saluran ini
terletak langsung dibawah cusp palatal yang orifisnya bisa langsung
ditembus dengan mengikuti dinding palatal.
Outline cavity entrance dari gigi premolar pertama maksila
berbentuk ovoid pada arah bukolingual dimana pada saat pengeburan
untuk preparasi cavity entrance tidak boleh meluas melebihi separuh
kecondongan fasial cusp palatal.
Gambar 3. Outline Cavity entrance gigi Premolar pertama rahang atas

D. Outline Form Cavity entrance Gigi Premolar Kedua Maksila
Gigi ini memiliki panjang rata-rata 21,6 mm. Kamar pulpa gigi
premolar dua maksila sama dengan premolar satu rahang atas namun lebih
bagian bukopalatal lebih lebar. 90,3 % gigi ini bberakar tunggal dan 7,7 %
memiliki dua akar yang menyatu. Pada dasarnyaa bentuk outline form
cavity entrance gigi premolar dua rahang atas sama dengan premolar satu
rahang atas.
Gambar 4. Outline Cavity entrance gigi Premolar Kedua rahang atas

E. Outline Form Cavity entrance Gigi molar Pertama Maksila
Panjang rata-rata gigi ini yaitu 21,3 mm dan memiliki tiga akar dan
tiga saluran akar. Gigi ini memiliki empat tanduk pulpa pada mesiobukal,
distobukal, mesiopalatal, distopalatal. Dasar kamar pulpa gigi ini
berbentuk segitiga dan orifisnya saluran akar terletak pada ketiga sudut
dasar. Orifis terbesar terletak pada bagian palatal yang bentuknya bulat
atau oval. Outline cavity entrance gigi ini berbentuk segitiga dengan alas
sejajar bukal.
Gambar 5. Outline Cavity entrance gigi Molar Pertama rahang atas

F. Outline Form Cavity entrance Molar kedua rahang atas
Panjang gigi rata-rata gigi molar kedua rahang atas yakni 21,7 mm.
Kamar pulpa gigi molar kedua rahang atas sama dengan kamar pulpa gigi
molar pertama rahang atas kecuali ke arah mesiodistal lebih sempit.
Kadang-kadang ketiga orifice saluran hamper pada garis lurus. Gigi molar
kedua rahang atas biasanya memiliki tiga akar yang berkelompok
berdekatan. Bentuk outline dari cavity entrance gigi molar kedua rahang
atas berbentuk triangular dengan alas sejajar bukal.
Gambar 6. Outline Cavity entrance Molar kedua rahang atas

G. Outline Form Cavity entrance Gigi Premolar Rahang Bawah
Premolar rahang bawah terdiri dari premolar pertama dan kedua
rahang bawah. Panjang rata-rata gigi premolar pertama rahang bawah 21.9
mm, sedangkan untuk panjang gigi premolar kedua rahang bawah
memiliki panjang rata-rata 22.3 mm. Keduanya memiliki bentuk outline
yang sama yaitu berbentuk oval dala arah bukal lingual, namum terkadang
dapat juga berbentk bulat.
Gambar 7. Outline cavity entrance gigi premolar rahang bawah dari pandangan bukal,
mesiodistal, dan oklusal



Gambar 8. Cavity entrance gigi premolar rahang bawah dari pandangan bukal,
mesiodistal, dan oklusal

H. Outline Form Cavity entrance Gigi Molar Rahang Bawah
Gigi molar rahang bawah terdiri dari gigi molar pertama, molar kedua
dan molar ketiga rahang bawah. Ketiganya memiliki 2 akar (mesial-distal)
dan umumnya memiliki 2 saluran akar. Namun, terdapat beberapa variasi
jumlah saluran akar. Misalnya pada gigi molar pertama jumlahnya dapat
mencapai 4 saluran (2 mesial-2 distal) dan pada gigi molar kedua rahang
bawah terdapat bentukan khusus dari saluran akarnya yang disebut C-
shaped. Umumnya pada molar rahang bawah bentuk outlinenya berupa
triangular denga alas sejajar mesial / rhomboid.
Gambar 9. Outline form gigi molar rahang bawah dari pandangan bukal, mesio-distal
dan oklusal

Gambar 10. Molar bawah dengan 3 saluran akar (kiri), 4 saluran akar dan bentukan
c-shaped

4. Preparasi Cavity entrance
Prinsip preparasi cavity entrance :
A. Membentuk jalan masuk
Pembentukan jalan masuk diperlukan agar operator mendapatkan lapang
pandang dan cahaya yang memadai untuk melihat kavitas. Jalan masuk ini harus
dibentuk sedemikian rupa untuk semua bentuk instrumen. Pembentukan jalan
masuk sangat perlu untuk diperhatikan, karena jalan masuk ke kavitas akan
sangat memengaruhi preparasi operator nantinya. Pembentukan jalan masuk yang
baik akan menghasilkan preparasi yang baik pula.

B. Menghilangkan karies dan jaringan yang lemah akibat karies
Perlu diketahui dan dipahami bahwa posisi dan luas karies menentukan
bentuk dasar dan teknik preparasi kavitas. Dalam membentuk sebuah cavity
entrance, prinsip yang perlu diingat adalah membuang semua jaringan yang
terserang karies dengan membuang sesedikit mungkin jaringan sehat.

C. Membuat bentuk yang memuaskan secara biologis
Prinsip penting dari pembuatan bentuk yang memuaskan secara biologis
adalah melakukan perluasan untuk mencegah karies timbul kembali. Dalam hal
ini, tepi kavitas harus dilebarkan ke daerah dimana karies tidak mudah terjadi,
yang berarti daerah permukaan gigi yang mudah dibersihkan oleh pasien. Hal ini
dipengaruhi oleh letak karies dan oral hygiene pasien. Selain itu, perlu
diperhatikan pula hubungan antara kavitas dengan bentuk kamar pulpa. Sangat
penting bagi operator untuk mengetahui dan memahami bentuk dan posisi kamar
pulpa masing-masing gigi agar dapat membentuk cavity entrance yang baik.
D. Membuat bentuk yang memuaskan secara mekanis
Hal ini berkaitan dengan mencegah pergeseran atau patahnya restorasi.
Dalam hal pembuatan cavity entrance perlu mempertimbangkan stabilitas
restorasi. Apabila ingin mendapatkan kavitas yang stabil bagi restorasi kita
nantinya, kavitas harus dibuat agar memiliki dinding dan bagian dasar yang
lurus, juga memiliki sudut tegak lurus antara satu dengan yang lain. Kavitas tidak
harus memiliki sudut yang tajam, justru sudut kavitas lebih baik agak membulat
pada beberapa kasus, namun kavitas tidak boleh dibuat dengan dasar benar-benar
bulat membentuk cekungan seperti mangkuk. Bentuk kavitas yang membulat
seperti mangkuk dapat menyebabkan restorasi berotasi keluar dari kavitas.
Tahap Sebelum Preparasi Saluran Akar
Pada perawatan saluran akar, terdapat beberapa tahap yang dilakukan
sebelum memulai tahapan preparasi saluran akar. Tahap yang dilakukan sebelumnya
yaitu pemeriksaan, isolasi dan asepsis daerah kerja, serta preparasi cavity enterance.
1. Pemeriksaan
Tahap ini bertujuan untuk memastikan gigi yang akan dilakukan
perawatan saluran akar, karena sedikit informasi akan sangat berharga agar tidak
keliru melakukan perawatan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
keadaan jaringan periodonsium. Jaringan periodonsium penting untuk diperiksa
karena penyakit periodontal tingkat lanjut sudah merupakan kontraindikasi bagi
perawatan saluran akar. Contohnya pada pasien yang telah mengalami resorpsi
tulang alveolar yang parah, maka apabila dilakukan perawatan saluran akar juga
tetap tidak dapat mempertahankan gigi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan
vitalitas jaringan pulpa, karena kevitalan jaringan pulpa akan menentukan macam
perawatan saluran akar yang akan dilakukan. Apabila pada gigi terdapat karies,
maka karies harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi
bakteri terhadap saluran akar selama perawatan. Terakhir, gigi juga sebaiknya
diperiksa secara radiografi. sebelum melakukan perawatan saluran akar, foto
radiografi dari gigi dapat membantu memeriksa jumlah akar dan
kelengkungannya, jumlah dan ukuran saluran akar, letak dan ukuran kamar
pulpa, melihat resorpsi akar serta penyakit lainnya.
2. Isolasi dan asepsis daerah kerja
Dalam melakukan perawatan saluran akar, tahap ini merupakan tahap
yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan. Tahap isolasi yaitu meletakkan
cotton roll di sekitar gigi yang akan dirawat, sedangkan asepsis dilakukan dengan
mendesinfeksikan permukaan gigi memakai cotton pallate yang telah dibasahi
desinfektan, misalnya natrium hipoklorit. Tujuan dari tahapan ini adalah utuk
mencegah infeksi jaringan pulpa lebih lanjut.
3. Preparasi cavity entrance
Preparasi cavity entrance dapat dilakukan setelah pembentukan outline
cavity entrance. Dimana alat alat yang digunakan dalam preparasi cavity
entrance adalah sebagai berikut:
- Macam macam mata bur low speed
- Round bur kecil
- Round bur besar
- Fissure silindris
- Fissure tapered
- Long shank flat end dan round end

Untuk teknik preparasi cavity entrance sendiri berbeda antara gigi berakar
tunggal dan ganda. Perbedaannya terletak pada saat pengarahan mata bur untuk
mencari orifice.
Untuk preparasi cavity entrance pada akar tunggal gigi insisiv,
preparasi dimulai dengan menggunakan mata bur round bur kecil sejajar dengan
elemen, lalu sekiranya mata bur sudah menembus bagian terluar dari dentin mata
bur dapat di ganti dengan mata bur fissure silindris untuk kemudian di arahkan
kembali sejajar sumbu gigi sampai terasa menembus ruang kosong, yang berarti
sudah menembus kamar pulpa. Jika sudah demikian pencarian orifice dapat di
cari menggunakan smooth broach. Jika orifice sudah di temukan gunakan round
bur besar untuk menghilangkan tanduk pulpa. Caranya, yaitu dengan
menggerakkan mata bur round besar inside to out side sampai tanduk pulpa
benar benar rata. Cara mengecek tanduk pulpa sudah rata yaitu dengan
menggunakan explorer yang di masukkan ke dalam saluran akar, jika dalam
pergerakannya masih ada sangkutan, maka tanduk pulpa masih perlu di
bersihkan kembali. Langkah yang terakhir adalah dengan menggunakan mata
bur fissure silindris untuk meratakan dan membentuk kavitas sesuai dengan
outline yang sudah di buat. Hal ini bertujuan agar instrument yang kita gunakan
untuk perawatan dapat masuk dengan baik dan tidak ada hambatan.
Alasan pentingnya pembuangan atap dan tanduk pulpa ialah sebagai berikut:
1. Membantu menemukan orifis saluran akar
2. Memungkinkan diperolehnya akses yang lurus
Akses yang lurus diperlukan untuk memudahkan memasukkan instrument
pada saluran akar pada tahapan selanjutnya dari perawatan saluran akar
3. Menurunkan insidens diskolorisasi pada gigi anterior
Hal ini terjadi karena tanduk pulpa berisi debris yang jika tidak dibersihkan
akan menyebabkan diskolorisasi dalam beberapa bulan atau tahun.
Pembuangan tanduk pulpa harus dibuka secara hati-hati dan tidak perlu membuang
terlalu banyak email atau dentin.
Sedangkan pada gigi berakar ganda, perbedaannnya terletak pada pengarahan
mata bur saat tahap awal cavity entrance. Pada saluran akar ganda, sebaiknya setelah
round bur menembus enamel, round bur di arahkan ke akar distal. Mengapa? Karena
akar distal cenderung memiliki saluran akar yang jauh lebih besar dari pada saluran
akar yang terletak di mesial. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan arah
pada saat preparasi cavity entrance.
Berikut adalah kesalahan kesalahan yang di mungkinkan dapat terjadi pada
saat melakukan cavity entrance
- Preparasi salah arah menyebabkan terjadinya step atau perforasi lateral
- Perforasi terlalu dalam menyebabkan perforasi menembus bifurkasi
- Preparasi cavity entrance yang terlalu lebar sehingga menyebabkan permukaan
gigi yang tersisa terlalu tipis sehingga mudah pecah jika di tumpat.













DAFTAR PUSTAKA

Bonce, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro, Jakarta :
Penerbit Universitas Inndonesia.
Eccles, J. D. & R. M. Green. 1994. Konservasi Gigi, terjemahan Lilian Yuwono,
Jakarta: Widya Medika.
Ford, T.R., Pitt. 1993. The Restoration of Teeth, alih bahasa Narlan
Sumawinata, Jakarta: EGC.
Grossman, Louis I, dkk. 1995. Ilmu Endodonik dalam Praktek, alih bahasa,
Rafiah Abyono ; editor, Sutatmi Suryo. Ed. 11, Jakarta : EGC.
Tarigan, Rasinta 2004. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Edisi 2, Jakarta :
EGC.
Walton, Torabinejad. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai