Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PKN

KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI HASIL PILPRES












Disusun oleh : Kelompok 1
Mikhael Jatu Hendra Permana
Nandang Maulana
Ahmad Fiki T.
Naufal Rachmadan
Felix Ibrahim

KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI HASIL PILPRES

Pembacaan hasil putusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tentang perselisihan hasil
pemilu (pemilihan umum) yang diajukan oleh kubu pasangan capres cawapres no 1
Prabowo Subianto-Hatta Rajassa sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh MK adalah pada
hari Kamis tanggal 21 September tahun 2014 ini.
Jalannya sidang sengketa hasil pilpres 2014 dimulai tanggal 6 Agustus untuk
mendengarkan keterangan lisan dari pemohon yaitu capres no 1 Prabowo Hatta. Masalah
yang diajukan pemohon antara lain adalah tuduhan telah terjadi kecurangan pemilu
presiden 9 Juli 2014 yang terstruktur, sistematis dan massif.
Selain itu isi pokok dasar inti permasalahan permohonan pengajuan keberatan atas Hasil
Pilpres 2014 Yang Memenangkan Pasangan No 2 Jokowi-JK yang diumumkan secara
resmi tanggal 22 Juli 2014 kemarin adalah bahwa pasangan capres dan cawapres Prabowo
Subianto - Hatta Rajasa mengajukan protes atas dugaan kecurangan di lebih dari 55.000
Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Indonesia, dalam permohonan setebal 147 halaman.

Sehingga atas dasar kecurangan pilpres 2014 yang tersebut diatas, kubu dari Prabowo
Hatta meminta KPU Komisi Pemilihan Umum untuk menggelar pemungutan suara ulang
di 33 provinsi dan membatalkan rekapitulasi suara resmi KPU yang memenangkan Jokowi-
JK.




Tahapan proses sidang Mahkamah Konstitusi selanjutnya adalah terkait
perkara Perselisihan Hasil Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden 2014 adalah tentang
proses perbaikan permohonan sebelumnya. Dilanjutkan dengan mendengarkan jawaban
termohon (KPU), keterangan dari pihak terkait, dan Bawasluserta pembuktian dari
sejumlah saksi.

MK menjadwalkan sidang lanjutan dengan menghadirkan 50 saksi dalam satu waktu.
Dokumen-dokumen yang disiapkan oleh KPU dalam sidang berikutnya, tentu dokumen
hasil penghitungan dan rekapitulasi suara yang diperoleh berjenjang. Dokumen yang
disiapkan sertifikat penghitungan suara secara berjenjang dan rekapnya, mulai C1 (TPS),
D1 (Kelurahan), DA1 (Kecamatan), DB1 (Kab/kota), DC1 (provinsi), DD1 (pusat).





Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Mahkamah
Konstitusi

Saksi-saksi sidang perselisihan pilpres 2014 ini juga dihadirkan dan didengarkan oleh
Majelis Hakim Konstitusi di MK di beberapa sidang yang digelar tersebut. Saksi dari pihak
pemohon kubu Prabowo banyak saksi yang dihadirkan untuk dimintai keterangan terkait
dengan kecurangan pemilihan umum presiden 9 Juli 2014 yang lalu.

Tak kurang dari 75 saksi dari berbagai daerah diajukan kubu Prabowo-Hatta. Secara
bergantian para saksi ditanyai dan memberikan keterangan di persidangan. Namun
sejumlah saksi dinilai tak bisa memberikan keterangan yang substansial atas pokok materi
permohonan gugatan kecurangan masif pilpres dan juga permasalahan yang diajukannya.

Di antara sekian banyak saksi, Novela Nawipa yang mengaku sebagai saksi mandat asal
Paniai, Papua, menjadi sorotan karena gayanya. Novela mempersoalkan tak adanya
pemungutan suara di Kampung Awabutu, Paniai.

Belakangan saksi dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan, pemungutan
suara di Kampung Awabutu dilaksanakan di Distrik Paniai Timur, dengan sistem ikat dan
noken, sesuai kesepakatan bersama.



Tak hanya Papua, kubu Prabowo-Hatta juga menggugat terjadinya kecurangan di sejumlah
daerah. Antara lain di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan
klaim kecurangan di seluruh Indonesia mencapai 50 juta suara.

Tudingan itu dibantah KPU karena dinilai tidak didasari fakta yang jelas. Tak hanya
puluhan saksi, berpuluh-puluh kotak dokumen yang diajukan sebagai bukti gugatan
pasangan Prabowo-Hatta juga terus berdatangan ke MK.(indonesia.baru.liputan6.com).

Bukti kecurangan pemilu presiden dari kubu Prabowo Hatta yang diajukan antara lain
adalah bukti untuk memperkuat kesimpulan dan lampiran atas kacurang pilpres 2014 ini,
diantaranya seperti formulir C1, DA, DB, surat rekomendasi Bawaslu dan sejumlah
rekaman video yang berisi dugaan kecurangan pemilu.








Putusan MK Soal Gugatan Sengketa Pilpres

Tanggal 6 Agustus MK telah memulai serangkaian persidangan sengketa perselisihan hasil
pemilihan umum Presiden (Pilpres) tahun 2014. Pilpres 9 Juli yang lalu telah menghasilkan
keputusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) memenangkan calon presiden dan calon
wakil presiden pasangan No 1 Jokowi-Jusuf Kalla.
Dan nanti pada Hari Kamis 21 Agustus tahun 2014 Mahkamah Konstitusi (MK) akan
memutus perkara yang merupakan gugatan dari calon presiden dan calon wakil presiden
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa itu. Keputusan akhir final MK tentang penyelesaian
sengketa pemilu akan mempunyai kekuatan hukum dan mengikat. Tidak ada ruang
penyelesaian lain setelah itu.
Oleh karena itu, sebagai bagian dari sebuah negara yang menjadikan hukum sebagai
panglima, kita sebagai warga negara tentu wajib menghormati apa pun keputusan hukum
majelis hakim konstitusi kelak.
Namun, yang ingin kita beri garis bawah ialah keyakinan hakim dalam pengambilan
keputusan nanti semestinya sejalan dengan keyakinan rakyat. MK ialah penjaga terakhir
untuk membawa Republik ini semakin matang mengelola konflik-konflik politik.

Ketika MK taat pada bukti dan hati nurani, keputusannya akan makin dihormati. Ketika
MK patuh pada suara rakyat yang mengawasi, keputusannya akan kian memberi jalan
terang bagi perjalanan demokrasi yang lebih beradab.





Berikut adalah pernyataan dari Pangi Syarwi Chaniago selaku Pengamat Politik dari
Universitas Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta seperti berita yang dilansir dari
Sindonews yang memprediksikan akan hasil akhir dari keputusan final Mahkamah
Konstitusi atas sidang sengketa hasil pemilu 2014 ini.


Putusan akhir MK atas perselisihan hasil pemilihan umum presiden 9 Juli 2014
kemungkinan akan ada tiga hal yaitu :
MK mengabulkan permohonan gugutan Prabowo- Hatta dengan
membatalkan keputusan KPUdan menetapkan hasil penghitungan yang benar
menurut versi MK serta MK menyatakan Prabowo-Hatta menjadi presiden-
wakil presiden terpilih 2014.
MK menolak permohonan pemohon dan menyatakan Jokowi-JK tetap sebagai
presiden-wapres terpilih karena tidak dapat membuktikan kecurangan terstruktur,
sistematis, dan masif.
MK memerintahkan pemungutan suara ulang di daerah-daerah tertentu atau
sebagian provinsi, bahkan seluruh wilayah Indonesia.

Majelis hakim konstitusi tentu akan memutus berdasarkan keyakinan, sesuai dengan hati
nurani. Suara hati nurani hakim ialah suara Tuhan. Bukankah hakim dianggap sebagai
wakil Tuhan di muka bumi?Suara rakyat juga suara Tuhan.

Vox populi, vox dei. Oleh karena itu, bukan hal yang terlalu istimewa bila kelak keyakinan
hakim ketika memutus perkara perselisihan hasil Pilpres 2014 sejalan dengan keyakinan
rakyat.

Keputusan MK terhadap perselisihan hasil pilpres sesungguhnya merupakan
kemenangan rakyat, yang sudah semestinya menjadi tujuan akhir pilpres.

Apapun hasilnya semoga kedua pihak dan para pendukungnya akan menerima hasil
keputusan sidang MK ini dengan hati yang lapang. Semoga saja hal ini akan terlaksana
walau juga dirasa cukup sulit pula. (Diolah dari berbagai macam sumber pemberitaan
media online).













Putusan Akhir Final Mahkamah Konstitusi Gugatan Capres Prabowo
Sengketa Pilpres 2014

Akhirnya keputusan MK telah diputuskan pada hari kamis 21 Agustus 2014 pada jam pukul
20.45 yang disiarkan langsung dari persidangan MK terkait dengan dugaan manipulasi dan
kecurangan yang terjadi pada proses pemilihan umum Pesiden Indonesia yang
diselenggerakan oleh KPU tanggal 9 Juli lalu.

Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan kubu Prabowo
Subianto dalam putusan sengketa Pilpres 2014.

Ketua MK Hamdan Zoelva membacakan putusan Hakim MK yang menolak permohonan
kubu pasangan calon presiden dan cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa atas
sengketa Pilpres 2014 yang selesai pada pukul 20.45.

Keputusan MK ini bersifat final dan mengikat bagi pemohon dan termohon dan juga untuk
seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai