Anda di halaman 1dari 19

Deret Taylor dan

Analisis Galat
Ahmad Ashril Rizal
Metode-metode numerik yang diturunkan didasarkan pada penghampiran fungsi
ke dalam bentuk polinom
Fungsi yang bentuknya kompleks menjadi lebih sederhana bila dihampiri
dengan polinom, karena polinom merupakan bentuk fungsi yang paling
mudah dipahami kelakuannya
Kalau perhitungan dengan fungsi yang sesungguhnya menghasilkan solusi
sejati, maka perhitungan dengan fungsi hampiran menghasilkan solusi
hampiran
Pada pertemuan lalu sudah dikatakan bahwa solusi numerik merupakan
pendekatan (hampiran) terhadap solusi sejati, sehingga terdapat galat sebesar
selisih antara solusi sejati dengan solusi hampiran
Galat pada solusi numerik harus dihubungkan dengan seberapa teliti polinom
menghampiri fungsi sebenarnya. Kakas yang digunakan untuk membuat
polinom hampiran adalah deret Taylor.
INGAT!!!!!
Hasil penyelesaian numerik merupakan nilai perkiraan atau pendekatan dari
penyelesaian analitis atau eksak
METODE
NUMERIK
Terdapat kesalahan (error) terhadap
nilai eksak
Hasil:pendekatan dari penyelesaian
Analitis (eksak)
Dalam proses perhitungannya (algoritma)
dilakukan dengan iterasi dalam jumlah
yang sangat banyak dan berulang-ulang
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
DERET TAYLOR
Definisi :
Andaikan f dan semua turunannya, f,f,f,
menerus di dalam selang [a,b].
Misalkan : xo[a,b], maka nilai-nilai x di sekitar xo
dan x[a,b], f(x) dapat diperluas (diekspansi) ke
dalam deret Taylor :
... ) (
!
) (
.... ) (
! 2
) (
) (
! 1
) (
) ( ) (
) ( ' '
2
0
'


o
m
m
o
o
o o
o
x f
m
x x
x f
x x
x f
x x
x f x f
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode
numerik,terutama penyelesaian persamaan diferensial.
Bentuk umumderet Taylor:
Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik xi dan semua turunan f terhadap x diketahui
pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1
yang terletak pada jarak x dari titik xi .
n
n
i
n
i i i i i
R
n
x
x f
x
x f
x
x f
x
x f x f x f

!
) ( .....
! 3
) ( ' ' '
! 2
) ( ' '
! 1
) ( ' ) ( ) (
3 2
1
f(x)
Order 2
Order 1
xi xi+1
f(xi ) : fungsi di titik xi
f(xi+1 ) : fungsi di titik xi+1
f , f ,..., f n : turunan pertama, kedua,
...., ke n dari fungsi
x : jarak antara xi dan xi+1
Rn : kesalahan pemotongan
! : operator faktorial
Dalam praktek sulit memperhitungkan semua suku pada deret Taylor tersebut dan
biasanya hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja.
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
Artinya nilai f pada titik xi+1 sama dengan nilai pada xi . Perkiraan tersebut benar
jika fungsi yang diperkirakan konstan. Jika fungsi tidak konstan, maka harus
diperhitungkan suku-suku berikutnya dari deret Taylor.
2. Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)
3. Memperhitungkan tiga suku pertama (order dua)
) ( ) (
1 i i
x f x f

Perkiraan order nol


! 1
) ( ' ) ( ) (
1
x
x f x f x f
i i i

Perkiraan order satu


! 2
) ( ' '
! 1
) ( ' ) ( ) (
2
1
x
x f
x
x f x f x f
i i i i

Perkiraan order dua


DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
Contoh
Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x3 + 12x2 20x + 8,5. Dengan menggunakan deret
Taylor order nol, satu, dua dan tiga, perkirakan fungsi tersebut pada titik x = 0,5
berdasar nilai fungsi pada titik x0 = 0.
Solusi:
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
5 , 8 5 , 8 ) 0 ( 20 ) 0 ( 12 ) 0 ( 2 ) 0 ( ) 5 , 0 ( ) (
2 3
1

f f x f
i
5 , 1
10 5 , 8
) 5 , 0 )( 20 ) 0 ( 24 ) 0 ( 6 ( 5 , 8
! 1
0 5 , 0
) 0 ( ' ) 0 (
! 1
) ( ' ) ( ) 5 , 0 ( ) (
2
1


f f
x
x f x f f x f
i i i
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
2. Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)
KESALAHAN (ERROR)
Penyelesaian secara numeris memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak
(yang benar), artinya dalam penyelesaian numeris terdapat kesalahan terhadap nilai
eksak.
Terdapat tiga macamkesalahan:
1. Kesalahan bawaan: merupakan kesalahan dari nilai data.
Misal kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau kesalahan
karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukumfisik dari data yang diukur.
2. Kesalahan pembulatan: terjadi karena tidak diperhitungkannya beberapa angka
terakhir dari suatu bilangan, artinya nilai perkiraan digunakan untuk
menggantikan bilangan eksak.
contoh, nilai:
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8633000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
GALAT PEMBULATAN
Perhitungan dgn metode numerik hampir
selalu menggunakan bilangan riil. Masalah
timbul bila komputasi numerik dikerjakan
dengan komputer karena semua bilangan riil
tdk dapat disajikan secara tepat di dlm
komputer. Keterbatas an komputer dlm
menyajikan bilangan riil menghasilkan galat yg
disebut galat pembulatan.
Contoh :
1/6 = 0,16666666, kalau 6 digit komputer
hanya menuliskan 0,166667.
Galat pembulatannya = 1/6 0,166667 =
-0,00000033.
Kebanyakan komputer digital mempunyai dua
cara penyajian bilangan riil, yaitu :
(a). Bilangan titik tetap (fixed point)
Contoh : 62.358; 0,013; 1.000
(b). Bilangan titik kambang (floating point)
Contoh : 0,6238 x 103 atau 0,6238E+03
0,1714 x 10-13 atau
0,1714E-13
Digit-digit berarti di dalam format bilangan
titik kambang disebut juga Angka Bena
(significant figure).
ANGKA BENA
Adalah angka bermakna, angka penting atau angka
yg dapat digunakan dgn pasti.
Contoh :
43.123 memiliki 5 angka bena (4,3,1,2,3)
0,1764 memiliki 4 angka bena (1,7,6,4)
0,0000012 memiliki 2 angka bena (1,2)
278.300 memiliki 6 angka bena (2,7,8,3,0,0)
0,0090 memiliki 2 angka bena (9,0)
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
GALAT TOTAL
Galat akhir atau galat total pada solusi numerik
merupakan jumlah galat pemotongan dan galat
pembulatan.
Contoh :
9800667 , 0
24
) 2 , 0 (
2
) 2 , 0 (
1 ) 2 , 0 (
4 2
Cos
Galat pemotongan Galat pembulatan
KESALAHAN (ERROR)
3. Kesalahan pemotongan: terjadi karena tidak dilakukan hitungan sesuai dengan
prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh suatu proses tak berhingga
diganti dengan proses berhingga.
Contoh fungsi dalam matematika yang dapat direpresentasikan dalam bentuk
deret tak terhingga yaitu:
..........
! 4 ! 3 ! 2
1
4 3 2

x x x
x e
x
Nilai eksak dari diperoleh apabila semua suku dari deret tersebut
diperhitungkan. Namun dalam prakteknya,sulit untuk menghitung semua suku
sampai tak terhingga. Apabila hanya diperhitungkan beberapa suku pertama
saja, maka hasilnya tidak sama dengan nilai eksak. Kesalahan karena hanya
memperhitungkan beberapa suku pertama disebut dengan kesalahan
pemotongan.
x
e
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Maka :
Galat pemotongan :
......
! 10 ! 8 ! 6 ! 4 ! 2
1 ) cos( ) (
10 8 6 4 2

x x x x x
x x f
Nilai hampiran Galat pemotongan
) (
)! 1 (
) (
) (
) 1 (
) 1 (
c f
n
x x
x R
n
n
o
n

) cos(
! 7
) (
)! 1 6 (
) 0 (
) (
7
) 1 6 (
) 1 6 (
6
c
x
c f
x
x R

KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF


Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan dan kesalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
p = p* + Ee
dengan:
p : nilai eksak
p* : nilai perkiraan
Ee : kesalahan terhadap nilai eksak
Sehingga dapat dicari besarnya kesalahan adalah sebagai perbedaan antara nilai
eksak dan nilai perkiraan, yaitu:
Ee = p p*
Kesalahan Absolut
Pada kesalahan
absolut,tidak
menunjukkan besarnya
tingkat kesalahan
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF
Kesalahan relatif: besarnya tingkat kesalahan ditentukan dengan cara
membandingkan kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.
p
E
e
e

Kesalahan Relatif
terhadap nilai eksak
Kesalahan relatif sering diberikan dalambentuk persen.
% 100
p
E
e
e

KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF


% 100

p
E
a
a

Dalam metode numerik, besarnya kesalahan dinyatakan berdasarkan nilai perkiraan


terbaik dari nilai eksak,sehingga kesalahan mempunyai bentuk sebagai berikut:
dengan:
Ea : kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
p* : nilai perkiraan terbaik
Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai perkiraan
(approximate value).
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF
Dalam metode numerik, sering dilakukan pendekatan secara iteraktif, dimana pada
pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan perkiraan sebelumnya.
Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan sebelumnya dan
perkiraan sekarang.
% 100
1
*
*
1
*

n
n n
a
p
p p

dengan:
: nilai perkiraan pada iterasi ke n
: nilai perkiraan pada iterasi ke n + 1
n
p
*
1
*
n
p

Anda mungkin juga menyukai