Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Biologi

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI









Disusun oleh :
Lita Yunitasari (18 / XII IA 1)



SMA NEGERI 1 SRAGEN
TAHUN 2012/2013
Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 1
UJI MAKANAN

A. TUJUAN

Untuk mengetahui macam zat nutrisi (protein, glukosa, amilum, vitamin) yang terkandung dalam
makanan.


B. DASAR TEORI

Bahan makanan yang kita kenal yaitu empat sehat lima sempurna, didalam bahan makanan
tersebut terkandung berbagai macam zat makanan yaitu : karbohidrat, lemak, protein, mineral,
vitamin, dan air.
Makanan akan mengalami proses pencernaan secara mekanis, kimia (enzymatis), dan
biologis sehingga dihasilkan zat yang mudah diserap oleh vili-vili usus dalam tubuh.
Kebutuhan akan zat makanan antar orang berbeda, tergantung dari usia, aktifitas, kondisi
kesehatan, berat badan, masa pertumbuhan, penyembuhan penyakit, mengandung, dan sebagainya.
Makanan harus terpenuhi dalam jumlah cukup dan bergizi, higienis, bebas hama dan penyakit,
bebas racun, dan mudah dicerna.
Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat pengatur, zat pembangun,
dan zat sumber energi. Oleh karena itu sumber makanan harus selalu tersedia pada setiap saat.
Makanan harus selalu terjaga kualitasnya agar tetap baik.

1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat makanan yang banyak menghasilkan energi yang diperlukan tubuh.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi dalam pembentukan protein dan
lemak serta menjaga keseimbangan asam dan basa.
Jenis Karbohidrat berdasarkan Jumlah Gugus Gula dapat di kategorikan seperti tabel berikut:
Jenis Karbohidrat Terdapat Pada
Berdasarkan jumlah gugus Nama
Monosakarida (C
6
H
12
O
6
) Glukosa Gula darah
Fruktosa Buah,Madu
Galaktosa Susu
Disakarida (C
12
H
22
O
11
) Sukrosa Tebu,bit
Laktosa Susu
Maltosa Hasil pencernaan
Polisakarida (C
6
H
10
O
5
)
n
Zat Pati, Zat
tepung(amilum)
Beras, umbi-umbian
Glikogen Otot, hati

a. Glukosa
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4
kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya
pati)menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa
segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat
penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf
pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.Glukosa
diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini
Laporan Praktikum Biologi

kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati
dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang
menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan
dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun
lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara
langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari
pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi
glukosa.

b. Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin
sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa
tuntas dijelaskan.

2. Protein
Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein merupakan bagian penting di dalam
plasma sel. Selain sebagai komponen pokok protein juga tersedia sebagai cadangan makanan,
misalnya pada biji-bijian. Pada hewan dan manusia protein tidak dapat disimpan sebagai
cadangan makanan.
Fungsi utama protein dalam tubuh adalah sebagai zat pembangun, pembentuk sel yang baru
(pada reproduksi dan pertumbuhan), dan pengganti sel-sel yang rusak. Selain itu, protein juga
bermanfaat untuk pembentukan senyawa lain (lemak,antibody,karbohidrat,enzim dan hormon),
menjaga keseimbangan asam basa,serta mempertahankan viskositas(kekentalan)darah.
Contoh sumber protein : Telur, ikan, daging, susu, belut, udang, cumi-cumi, hati, ginjal, otak,
kedelai, kacang tanah, petai, gandum, kepiting, rajungan.

3. Vitamin
Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi regulator(pengatur). Vitamin
bekerja sama denagn enzim dalam beberapa reaksi kimia. Vitamn juga penting bagi
pertumbuhan, permeliharaan kesehatan, dan reproduksi. Vitamin harus ada dalam tubuh
manusia walaupun hanya dalam jumlah kecil karena memiliki fungsi khusus yang tidak
tergantikan. Sebagai contoh Vitamin C(asam askorbat) berfungsi untuk membantu
mempertahankan dan memperbaiki jaringan yang berhubungan, tulang, gigi, tulang rawan, dan
mempercepat penyembuhan. Vitamin C dapat bersumber dari brokoli, taoge, jeruk besar, dan
sayuran. Kekurangan vitamin C mengakibatkan skorbutum, pendarahan pada kulit, kerusakan
sendi, dan gusi. Untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan makanan dapat menggunakan
larutan amilum iodida.









Laporan Praktikum Biologi


C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :
Pipet panjang 2 buah
Pipet pendek 1 buah
Tabung reaksi 6 buah
Pengaduk 1 buah
Sendok 1 buah
Tusuk gigi 6 buah
Korek api
Gelas
Penjepit
Gelas ukur besar 1 buah
Gelas ukur kecil 1 buah
Kompor spiritus
Batang lidi 30 cm 5 buah

2. Bahan :
Larutan nasi
Larutan putih telur
Larutan gula
Larutan daun papaya
Larutan kanji matang
Larutan buah jeruk
Ice cream


D. CARA KERJA

1. Untuk menguji kandungan nutrisi, bahan makanan sebaiknya dijadikan larutan masing masing
dengan 100 mL air.
2. Menguji tiap bahan makanan yang ada dengan pengujian sebagai berikut :

a. Pengujian Amilum
Larutan bahan makanan yang ingin diketahui kandungan
amilumnya dimasukan ke dalam tabung reaksi setinggi 1 cm dan
kemudidan ditetesi dengan larutan lugol sebanyak 5 tetes. Bila
menunjukkan warna biru sampai hitam berarti larutan bahan
makanan tersebut positif mengandung amilum.
b. Pengujian Glukosa
Larutan bahan makanan yang ingin diketahui kandungan
glukosanya dimasukkan dalam tabung reaksi setinggi 1 cm
dan kemudian ditetesi dengan benedict sebanyak 5 tetes.
Kemudian memanaskan dengan kompor spiritus secara hati
hati, bila pada larutan berubah menjadi warna jingga
(merah bata) berarti larutab bahan makanan tersebut
menggandung gula.

c. Pengujian Protein
Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan proteinnya
dimasukan ke dalam tabung reaksi setinggi 1 cm dan kemudidan
ditetesi dengan larutan biuret sebanyak 5 tetes. Bila
Laporan Praktikum Biologi

menunjukkan warna ungu berarti larutan bahan makanan tersebut positif mengandung
protein.

d. Pengujian Vitamin C
Untuk menguji kandungan vitamin C dalam bahan makanan,
dilakukan dengan cara membandingkan dengan kadar vitamin C
dalam tablet yang telah dalam tablet yang diketahui.
Kita terlebih dahulu menguji ukuran pipet tetes dengan gelas ukur.
Misalnya : tiap 1 mL = 15 tetes, lalu kita melarutkan vitamin C
dalam 1 mL Amilum Iodida, kemudian mencatat berapa tetes
vitamin C yang membeningkan larutan Amilum Iodida. Vitamin C
yang digunakan setiap 1 mL vitamin C 0,1% = 1 mg vitamin C.
Larutan vitamin C misalnya membeningkan warna biru setelah 10
tetes, berarti : larutan vitamin C yang terkadung di dalamnya dibandingkan

= 1 mg
Vitamin C.

e. Pengujian Air liur
Kanji + NaOH + air liur (dalam keadaan netral/diibaratkan didalam mulut) kanji dan air
liur di masukkan dalam tabung reaksi setinggi 1 mL, serta ditambahkan NaOH sebanyak
5 tetes. Melihat perubahan reaksi dan mencatat perubahan warnanya. Ditetesi
benedict sebanyak 5 tetes lalu tabung reaksi diaduk lebih dahulu. Tunggu hingga warna
berubah dan mencatat perubahan warnanya. Setelah itu memanaskan dengan kompor
spiritus berubah hingga warna berubah. Dan mencatat kembali perubahan warnanya.

Kanji + HCl + Air liur(dalam keadaan asam/ diibaratkan didalam lambung) kanji dan air
liur di masukkan dalam tabung reaksi setinggi 1 mL, serta ditambahkan HCl sebanyak 5
tetes. Melihat perubahan reaksi dan mencatat perubahan warnanya. Ditetesi benedict
sebanyak 5 tetes lalu tabung reaksi diaduk lebih dahulu. Tunggu hingga warna berubah
dan mencatat perubahan warnanya. Setelah itu memanaskan dengan kompor spiritus
berubah hingga warna berubah. Dan mencatat kembali perubahan warnanya.

E. DATA

1. Larutan Nasi
Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)
Biuret Putih Kuning keruh 2
Lugol Putih Ungu 2
Benedict Putih Biru kehitaman 2

2. Larutan Putih Telur
Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)
Biuret Putih Ungu 2
Lugol Putih Kuning 2
Benedict Putih Ungu kehitaman 2

3. Larutan Gula
Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)
Biuret Bening Bening kebiruan 2
Lugol Bening Coklat oranye 2
Benedict Bening Kuning pekat 2

4. Ice cream
Laporan Praktikum Biologi

Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)
Biuret Putih Ungu 2
Lugol Putih Putih keruh kekuningan 2
Benedict Putih Kuning pekat 2

5. Kanji matang + Air liur
Larutan Penguji Warna Sebelumnya Warna Sesudahnya Waktu (menit)
Biuret Bening keruh Bening keruh kekuningan 2
Lugol Bening keruh Biru pekat 2
Benedict Bening keruh Biru bening 2

6. Vitamin C (larutan AI)
Jenis Makanan Jumlah Tetesan Warna sebelumnya Warna sesudahnya
Vitamin C 1 Biru Bening
Jeruk 1 Biru Bening
Daun pepaya 2 Biru Hijau bening

7. Kanji + NaOH + Air liur (dibakar selama 1 menit)
Warna Semula Larutan Penguji Warna Sebelum dibakar Warna Sesudah dibakar
Kuning Benedict Biru tua Merah bata

8. Kanji + HCl + Air liur (dibakar selama 1 menit)
Warna Semula Larutan Penguji Warna Sebelum dibakar Warna Sesudah dibakar
Putih keruh Benedict Biru muda Bening


F. ANALISIS DATA

No Jenis Makanan
Mengandung
Amilum Glukosa Protein
1. Larutan nasi + - -
2. Larutan putih telur - - +
3. Larutan gula - + -
4. Ice cream - + +
5. Kanji matang + Air liur + - -
Keterangan :
(+) mengandung
() tidak mengandung

Uji Vitamin C
1 mL = 21 tetes
1 mL vitamin C 0,1% = 1 mg vitamin C
1 mL AI dihilangkan warnanya oleh 1 tetes vitamin C 0,1% =

ml vitamin C 0,1 % =

mg vitamin C
Jadi

ml vitamin C mengandung

mg vitamin C 1mg/ml vitamin C


Kandungan vitamin C pada sari jeruk
1 mL AI dihilangkan warnanya oleh 1 tetes sari jeruk,

sari jeruk ekuivalen dengan

vitamin C
0.1 %
Vitamin C pada sari jeruk =

.
Jadi,

ml sari jeruk mengandung 1 mg vitamin C


Kandungan vitamin C pada sari daun papaya
1 mL AI dihilangkan warnanya oleh 2 tetes sari daun pepaya,

sari daun papaya ekuivalen


dengan

vitamin C 0,1 %
Vitamin C pada sari daun pepaya =

.
Jadi

ml sari daun pepaya mengandung 2 mg vitamin C.


Laporan Praktikum Biologi


Uji Air Liur
Campuran yang semula berwarna putih berubah warna menjadi biru, tidak ada kerja enzim ptyalin
pada saliva sehingga tidak terbentuk glukosa. Warna biru yang diperoleh hanya berasal dari warna
benedict (benedict berwarna biru). Praktikum yang dilaksanakan dirancang menyerupai kinerja
enzim ptyalin dalam mulut saat proses pencernaan makanan. Dalam keadaan asam(+HCL), enzim
ptyalin tidak dapat bekerja, terbukti setelah ditambahkan benedict dan dipanaskan tidak terjadi
perubahan warna menjadi merah bata atau kuning.
Dalam keadaan basa ketika ditambahkan NaOH. Campuran tersebut ditambahkan Benedict dan
dipanaskan selama 2 menit terjadi perubahan warna menjadi kuning tua. Ketika basa enzim ptialim
dan saliva mampu mengubah amilum menjadi glukosa.



G. KESIMPULAN
1. Kadar warna merah pada hasil eksperimen menunjukkan kualitas kandungan glukosa
dalam larutan.
2. Bahan makanan yang mengandung Amilum adalah nasi dan kanji
3. Bahan makanan yang mengandung Glukosa adalah gula dan ice cream
4. Bahan makanan yang mengandung Protein adalah putih telur dan Ice cream
5. Saat campuran ditambahkan asam, enzim ptyalin pada ludah tidak bekerja.
6. Enzim ptyalin bekerja pada suasana basa
7. Enzim ptyalin berfungsi untuk mengubah amilum menjadi glukosa.


Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 2
PLASMOLISIS
Pengamatan Plasmolisis pada Daun Rhoe discolor

TUJUAN
Mengetahui pengaruh konsentrasi dalam plasmolisis pada sel tumbuhan daun
Rhoe discolor.

DASAR TEORI
Sel-sel tumbuhan bila ditempatkan pada lingkungan hipertonik, maka akan
menyebabkan keluarnya air dari vakuola. Sitoplasma mengkerut dan membran plasma
terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Metabolisme pada organisme multiselluler meliputi banyak hal diantaranya transpor
materi dan energi. Sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang
berkaitan dengan massa organisme.
Jika sel tumbuhan misalnya Spirogyra sp dilarutkan dalam air/ larutan yang hipertonik
terhadap sitosol sel tersebut maka air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari
membran sel. Akhirnya protoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini
disebut plasmolisis. Keadaan ini dapat kembali ke keadaan semula apabila keadaan sel
tersebut diganti dengan larutan yang hipertonik (lebih encer dari larutan sel) dan peristiwa
ini dikenal dengan deplasmolisis.
Plasmolisis merupakan peristiwa terlepasnya plasma dari dinding sel, disebabkan air
dari vakoula tertarik keluar oleh larutan disekitarnya yang bersifat hipertonis. Tekanan
osmotik merupakan kemampuan sel menyerap air dari lingkungannya. Potensial larutan
senantiasa negatif dan ekuivalen dengan tekanan osmotik yang sebenarnya bernilai positif.

ALAT DAN BAHAN
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Silet
4. Pipet tetes
5. Gelas ukur
6. Daun Rhoe discolor
7. Larutan 1
8. Larutan 2
9. Tisu
LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyayat permukaan daun Rhoe discolor bagian bawah dengan cara dipatahkan,
sehingga terdapat selaput tipis. Melakukan hal tersebut sekali lagi sehingga diperoleh
dua sayatan membujur.
3. Meletakkan sayatan pada preparat 1 di atas kaca objek dan memotongnya dengan
menggunakan silet.
Laporan Praktikum Biologi

4. Meletakkan mikroskop di tempat yang terang. Kemudian meletakkan kaca objek di
bawah mikroskop.
5. Mengamati objek menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu hingga
diperoleh gambar objek yang paling jelas.
6. Menetesi preparat 1 dengan larutan 1 dari pinggir kaca penutup, kemudian mengamati
di bawah mikroskop.
7. Mengulangi percobaan tersebut untuk preparat II daun Rhoe discolor.
8. Mengamati objek pengamatan yang dilakukan.
9. Menggambar hasil pengamatan.

DATA HASIL PENGAMATAN


ANALISA DATA
Ketika Rhoeo discolor dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga
segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel. Air yang diteteskan
membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel
normal. Pada saat larutan garam diteteskan di atas sayatan daun Rhoeodiscolor, lingkungan
yang terbentuk di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel.
Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui selaput semi-permeabel
dari konsentrasi pelarut tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air akan
mengalir keluar dari vakuola menuju luar sel karena adanya tekanan osmosis.
Akibatnya sel daun Rhoeo discolor kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna
ungu mengkerut dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-
kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak- bercak berwarna ungu. Hal ini terjadi karena
larutan garam yang diteteskan berperan sebagai larutan hipertonik, yakni larutan yang
konsentrasinya lebih rendah dari pada cairan di dalam sel.

KESIMPULAN
Semakin tinggi konsentrasi larutan di luar sel, maka sel tersebut semakin cepat
mengalami plasmolisis.


Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 3
RESPIRASI AEROB
Pernafasan pada Insecta

TUJUAN
Mengetahui respirasi pada hewan khususnya serangga.

DASAR TEORI
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O
2
untuk memecah senyawa-senyawa
organic menjadi CO
2
,H
2
O dan energi. Serangga mempunyai alat pernapasan khusus
berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O
2
keseluruh
tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO
2
dari tubuh.Trachea memanjang dan
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk keseluruh jaringan tubuh oleh
karena itu, pengangkutan O
2
dan CO
2
dalam system ini tidak membutuhkan bantuan
system transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil
yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh
trachea yang memanjang dan sebagian kekantung hawa. Pada serangga bertubuh besar
terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-
otot tubuh yang bergerak secara teratur.

ALAT DAN BAHAN
1. Jangkrik
2. Stopwatch/jam
3. Neraca
4. Respirometer
5. Vaselin/lilin
6. Air
7. Kapas
8. Pinset
9. Pipet kaca
10. KOH kristal

LANGKAH KERJA
1. Membersihkan Respirometer dengan hati-hati, kemudian meletakkannya dalam
keadaan terbuka
2. Menimbang berat jangkrik dengan menggunakan neraca, kemudian mencatatnya di
keras polio.
3. Membungkus KOH Kristal dengan menggunakan kapas dan memasukkan dalam
respirometer dengan pinset secara hati-hati.
4. Setelah itu, memasukkan seekor serangga(Jangkrik) dan menutup respirometer denan
member vaselin/lilin pada sambungan penutupnya. Hal ini bertujuan untuk
menghindari udara masuk ke respirometer
Air
Laporan Praktikum Biologi

5. Setelah respirometer tertutup dengan sempurna, lalu menetesi ujung respirometer
yang berskala dengan air menggunakan pipet kaca. Hati-hati jangan sampai air
terserap keluar dari pipa skala tersebut
6. Mengamati pergerakan air pada pipa berskala tersebut setiap 2 menit selama 10 menit
dan mencatat dalam tabel pengamatan.
7. Setelah air masuk dalam tabel respirometer maka segera dibersihkan dan kemudian
mengambil kapas yang telah berisi KOH tersebut. Lalu membiarkan serangga
bernafas dengan udara bebas sekitar 10 menit
8. Membersihkan respirometer, kemudian memasukkan kembali serangga kedalam
respirometer yang sama, tanpa diberi KOH.
9. Mengamati pergerakan air pada pipa berskala tersebut setiap 2 menit selama 10 menit
dan mencatat dalam tabel pengamatan.
10. Mengeluarkan serangga, kemudian memasukkan KOH dalam respirometer dengan
pinset.(tidak ada serangga didalam respirometer).
11. Mengamati pergerakan air pada pipa berskala tersebut setiap 2 menit selama 10 menit
dan mencatat dalam tabel pengamatan.
12. Membandingkan perlakuan ketiganya dan membuat kesimpulan

TABEL HASIL PENGAMATAN
Perlakuan Berat Tubuh
Serangga(gr)
Waktu (menit)
2
4 6 8 10
Serangga
+KOH
0,4 0,25 mm 0,42 mm 0,58 mm 0,7 mm 0,75 mm
Serangga 0,4 0,32 mm 0,37 mm 0,47 mm 0,5 mm 0,52 mm
KOH
-
0 0 0 0 0


GRAFIK
Serangga + KOH




0
2
4
6
8
10
12
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
w
a
k
t
u
(
m
e
n
i
t
)

Pergeseran air(mm)
Grafik Serangga + KOH
Laporan Praktikum Biologi

Serangga

KOH


ANALISA DATA
Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer,
digunakan KOH. Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO
2
, sehingga pergerakan
dari air benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen oleh jangkrik. Pergerakan
air ini semakin lambat dikarenakan jangkrik yang sudah kelelahan karena kekurangan
oksigen.Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO
2
adalah sebagai berikut:
KOH + CO
2
K
2
CO
3
+ H
2
O (Chang, 1996)
Pada saat didalam tabung hanya berisi KOH, air tidak bergerak di karenakan tidak
ada CO
2
yang di hasilkan oleh serangga. Sehingga KOH pun tidak mengikat CO
2.


KESIMPULAN
Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan.
0
2
4
6
8
10
12
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
W
a
k
t
u

(
m
e
n
i
t
)

Pergeseran air(mm)
Grafik Serangga
0
2
4
6
8
10
12
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
W
a
k
t
u
(
m
e
n
i
t
)

Pergeseran air(mm)
Grafik KOH
Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 4
JARINGAN TUMBUHAN
TUJUAN
1. Mengamati struktur sel mati dan sel hidup
2. Membedakan sel mati dan sel hidup

DASAR TEORI
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup. Sel sebagai unit
struktural terkecil bermakna bahwa sel merupakan penyusun yang mendasar bagi tubuh makhluk
hidup. Setiap sel tersusun dari berbagai bagian,yaitu membrane plasma, nukleus (inti sel),
sitoplasma, dan organel sel. Pada makhluk hidup multiseluler sel-sel yang serupa berkumpul
bersama dan menjalankan suatu fungsi yang sama membentuk jaringan. Sel dapat digolongkan
menjadi sel hidup dan sel mati. Ciri-ciri sel hidup yaitu mempunyai sitoplasma, membran sel,
dan inti sel sehingga dapat melakukan semua kegiatan sel. Sedangkan ciri-ciri sel mati yaitu tidak
memiliki inti sel, sitoplasma, dan membran sel. Sel mati mempunyai dinding sel.
Seperti yang kita ketahui sel-sel terdapat dalam setiap makhluk hidup seperti sel manusia,
sel hewan, dan sel tumbuhan. Namun dalam penggolongannya sel manusia digabungkan dengan
golongan sel hewan, sehingga dalam penggolongan hanya dicantumkan antara sel hewan dan sel
tumbuhan.
Sel sel pada hewan dan tumbuhan membentuk beberapa bentuk yang berbeda beda
antara satu dengan yang lainnya. Seperti antara sel tumbuhan dan sel hewan terjadi perbedaan
organel dalam sel, perbedaannya terletak pada dinding sel, membran sel, nukleus, ribosom,
lisosom, badan golgi, retikulum endoplasma, plastid, mitokondria, dan vakuola. Yang akan kita
amati adalah sel tumbuhan sebagai sampelnya adalah sel bawang merah.
Sedangkan sel juga ada yang termasuk sel hidup dan sel mati. Sel hidup ada sel yang
masih melakukan aktifitas didalamnya. Lain halnya dengan sel mati adalah sel yang didalamnya
tidak terdapat tanda-tanda adanya aktifitas. Yang akan kita amati adalah sel mati dan sebagai
sampelnya adalah lempulur ubi kayu (sel gabus). Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya kami
bermaksud melakukan penelitian mengenai bentuk sel mati dan sel bawang merah (sel tumbuhan)
di bawah mikroskop agar lebih mengenal bentuk-bentuk sel dalam sel makhluk hidup.

ALAT DAN BAHAN
Pengamatan pada Jaringan Gabus Singkong
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Silet
4. Gabus singkong
5. Tisu
Pengamatan pada Jaringan Bawang Merah
1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Silet
4. Bawang merah
5. Tisu


Laporan Praktikum Biologi

LANGKAH KERJA
1. Pengamatan Jaringan Gabus
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat tipis permukaan gabus secara melintang.
3. Meletakkan hasil sayatan tersebut pada kaca objek .
4. Meletakkan kaca objek yang di atasnya telah diletakkan sayatan gabus singkong tadi
di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop sehingga diperoleh hasil
gambar yang paling jelas.
5. Mengamati objek pengamatan jaringan gabus tersebut.
6. Menggambar hasil pengamatan jaringan gabus tersebut.
2. Pengamatan Jaringan Bawang Merah
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat selaput tipis permukaan bawang merah secara melintang dengan
menggunakan silet.
3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek.
4. Meletakkan kaca objek yang telah diletakkan hasil sayatan bawang merah di atasnya
di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop hingga diperoleh hasil
gambar paling jelas.
5. Mengamati objek pengamatan tersebut.
6. Menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan.

DATA HASIL PENGAMATAN
Gambar hasil percobaan
ANALISA DATA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada gabus singkong, sel gabus
berbentuk segienam yang tersusun rapi (seperti rumah lebah/tawon). Sel gabus hanya
memiliki dinding sel dan rongga kosong. Sel gabus termasuk sel mati karena sel gabus tidak
memiliki isi , tidak memiliki inti sel, dan tidak ada aktifitas yang terjadi dalam sel tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada bawang merah, sel epidermis
bawang merah berbentuk segienam tak beraturan seperti susunan batubata. Sel tersebut
memiliki dinding sel, membran sel, nukleus, dan cairan keruh di dalamnya (sitoplasma). Sel
bawang merah termasuk sel hidup karena sel bawang merah mempunyai inti sel, memiliki
cairan di dalamnya, dan ada aktifitas yang terjadi di dalamnya.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa:
Sel-sel bawang merah merupakan sel hidup yang memiliki dinding sel, membran sel,
sitoplasma, dan inti sel sehingga mampu menjalankan semua aktifitas sel.
Sel gabus merupakan sel mati yang memiliki dinding sel, namun tidak memiliki inti
sel, sitoplasma, dan membran sel, serta di dalamnya hanya terdapat rongga kosong.
Perbedaan sel hidup dan sel mati, yaitu :
No Sel Mati Sel Hidup
1
2
3
Tidak mempunyai inti sel
Tidak mempunyai sitoplasma
Tidak mempunyai membran sel
Mempunyai inti sel
Mempunyai sitopasma
Mempunyai membran sel



Laporan Praktikum Biologi

Pengamatan Organ-Organ Tumbuhan Bayam, Beringin, Tumbuhan Jagung,
Tumbuhan Pacar, dan Daun Pisang


TUJUAN

1. Mengetahui struktur tumbuhan dikotil dan monokotil
2. Membedakan tumbuhan dikotil dan monokotil


DASAR TEORI

Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur
hara dalam tanah serta mengalirkan ke batang tumbuhan. Apabila dilakukan pengamatan
dengan menggunakan mikroskop terhadap sayatan akar akan tampak bermacam-macam
jaringan yang menyusun akar. Pada sayatan memanjang dari ujung akar akan tampak adanya:
1) Tudung akar
2) Daerah pembelahan sel
3) Daerah pembentangan sel
4) Daerah diferensiasi atau pematangan sel.
Pada sayatan melintang akar akan terlihat jaringan-jaringan penyusunnya. Yaitu
sebagai berikut :
1) Epidermis
2) Korteks
3) Endodermis
4) Stele atau silinder pusat
Pada akar tumbuhan monokotil, di antara xilem dan floem tidak terdapat kambium
(tipe kolateral tertutup). Sedangkan pada akar tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floem
terdapat kambium (tipe kolateral terbuka).
Batang dikotil berasal dari meristem apikal. Meristem apikal pada ujung batang ini,
sel-selnya membelah, hal ini menyebabkan batang selalu tumbuh memanjang. Bagian ini
disebut titik tumbuh. Di belakang titik tumbuh batang tersebut terdapat bakal daun muda
yang membulat melindungi bakal cabang batang, sehingga setelah daun mekar calon cabang
batang tampak dari luar. Oleh karena itu, cabang batang dikatakan bersifat eksogen.
Meristem apikal batang belum mengalami diferensiasi. Proses diferensiasi terjadi
pada bagian batang di belakang meristem apikal. Sel-sel jaringan pada bagian ini akan
mengalami diferensiasi menjadi beberapa jaringan primer, seperti epidermis, korteks, dan
silinder pusat (stele).
Bila batang dikotil dibuat sayatan melintang dan diamati menggunakan mikroskop,
maka akan tampak jaringan penyusunnya, yaitu epidermis, koteks, endodermis, dan stele.
Struktur primer batang monokotil terdiri dari epidermis pada bagian luar, dan pada
bagian dalam terdiri atas ikatan pembuluh, empulur, dan sklerenkima. Ikatan pembuluh pada
struktur primer batang monokotil tersebar acak hingga ke empulur, sehingga korteks dan
stele tidak tampak.
Daun memiliki 3 jaringan, yaitu : epidermis, mesofil, dan berkas vaskuler. Pada
tumbuhan dikotil di bagian mesofil terbentuk jaringan parenkim palisade dan jaringan spons.
Di jaringan parenkim palisade terjadi fotosintesis. Pada jaringan spons terdapat pembuluh
angkut. Sedangkan tumbuhan monokotil tidak terdapat jaringan parenkim palisade dan
jaringan spons, tetapi berupa jaringan mesofil.

Laporan Praktikum Biologi


ALAT DAN BAHAN

1. Mikroskop
2. Kaca objek
3. Silet
4. Batang tumbuhan bayam
5. Daun tumbuhan beringin
6. Jagung (akar,batang)
7. Daun pisang
8. Tumbuhan pacar (akar,batang)
9. Pewarna (teres)
10. Kertas HVS

LANGKAH KERJA
1. Pengamatan Batang Tumbuhan Bayam
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat selaput tipis permukaan batang bayam secara melintang dengan
menggunakan silet.
3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek
4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop
sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.
5. Mengamati objek pengamatan.
6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.
2. Pengamatan Daun Tumbuhan Beringin
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat selaput tipis permukaan daun beringin secara melintang dengan
menggunakan silet.
3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek
4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop
sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.
5. Mengamati objek pengamatan.
6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.
3. Pengamatan Akar Tumbuhan Jagung
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat selaput tipis permukaan akar tumbuhan jagung secara melintang dengan
menggunakan silet.
3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek dan menutupnya dengan kaca penutup.
4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop
sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.
5. Mengamati objek pengamatan.
6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.
4. Pengamatan Batang Tumbuhan Jagung
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat selaput tipis permukaan batang tumbuhan jagung secara melintang
dengan menggunakan silet.
3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek
4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop
sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.
5. Mengamati objek pengamatan.
6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.
5. Pengamatan Daun Pisang
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat selaput tipis permukaan daun pisang secara melintang dengan
menggunakan silet.
3. Meletakkan hasil sayatan pada kaca objek
Laporan Praktikum Biologi

4. Meletakkan kaca objek di bawah mikroskop dan mengatur perbesaran mikroskop
sampai memperoleh hasil gambar yang jelas.
5. Mengamati objek pengamatan.
6. Menggambar hasil pengamatan pada kertas HVS.

DATA HASIL PENGAMATAN
Gambar hasil percobaan
ANALISA DATA
Berdasarkan pengamatan pada batang tumbuhan bayam, batang tumbuhan ini
memiliki jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
Berdasarkan pengamatan pada daun tumbuhan beringin, daun tumbuhan ini memiliki
jaringan epidermis atas, epidermis bawah, jaringan pengangkut, dan klorofil.
Berdasarkan pengamatan pada akar jagung, akar tumbuhan ini memiliki epidermis,
korteks, endodermis, xilem dan floem. Letak xilem dan floem terletak berselang-seling tidak
beraturan.
Berdasarkan pengamatan pada batang tumbuhan jagung, batang tumbuhan ini memiliki
jaringan epidermis, korteks, dan stele. Batas antara korteks dan stele tidak jelas. Letak berkas
pengangkut (xilem dan floem) tersebar tidak teratur, dan di antara xilem dan floem tidak
terdapat kambium.
Berdasarkan pengamatan pada daun tumbuhan pisang, daun tumbuhan ini memiliki
tulang daun, jaringan epidermis atas, epidermis bawah, palisade, jaringan pengangkut.

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa :
Batang tumbuhan bayam memiliki :
1. Jaringan epidermis
2. Jaringan korteks
3. Jaringan endodermis
4. Jaringan stele
Daun tumbuhan beringin memiliki :
1. Jaringan epidermis
2. Jaringan pengangkut
3. Klorofil
Akar tumbuhan jagung memilki :
1. Jaringan epidermis
2. Jaringan korteks
3. Jaringan endodermis
4. Jaringan pengangkut
Batang tumbuhan jagung memiliki :
1. Jaringan epidermis
2. Jaringan korteks
3. Jaringan stele
Daun tumbuhan pisang :
1. Jaringan epidermis
2. Jaringan palisade
3. Jaringan pengankut
Tumbuhan bayam dan tumbuhan beringin termasuk tumbuhan dikotil, sedangkan
tumbuhan jagung dan tumbuhan pisang termasuk tumbuhan monokotil.

Laporan Praktikum Biologi

Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Tumbuhan Monokotil

I. AKAR
Tumbuhan Monokotil Tumbuhan Dikotil
Mempunyai empulur yang luas pada pusat
akar

Letak ikatan pembuluh tidak teratur

Tipe ikatan pembuluh pada akar muda
kolateral tertutup

Sistem perakarannya serabut
Mempunyai empulur sempit/tidak
mempunyai empulur pada pusat akar

Letak ikatan pembuluh teratur

Tipe ikatan pembuluh pada akar muda
radial

Sistem perakarannya tunggang

II. BATANG
Tumbuhan Monokotil Tumbuhan Dikotil
Letak ikatan pembuluh tidak teratur

Tipe ikatan pembuluh kolateral tertutup

Tidak mempunyai jari-jari empulur

Tidak dapat dibedakan antara daerah korteks
dan empulur
Letak ikatan pembuluh teratur

Tipe ikatan pembuluh kolateral terbuka

Mempunyai jari-jari empulur

Dapat dibedakan antara daerah korteks dan
empulur

III. DAUN
Tumbuhan Monokotil Tumbuhan Dikotil
Tidak terdapat jaringan palisade

Jarak antar berkas pembuluh dekat

Bentuk morfologi daunnya
sejajar/melengkung
Terdapat jaringan palisade

Jarak antar berkas pembuluh jauh

Bentuk morfologi daunnya
menyirip/menjari












Laporan Praktikum Biologi

PRAKTIKUM 5
ANATOMI
1. Mata





























Laporan Praktikum Biologi

2. Rangka




















































Laporan Praktikum Biologi

3. Kulit
































Laporan Praktikum Biologi

4. Peredaran darah
































Laporan Praktikum Biologi

5. Sistem Ekskresi Ginjal
































Laporan Praktikum Biologi

6. Sistem pencernaan
































Laporan Praktikum Biologi

7. DNA

Anda mungkin juga menyukai