Anda di halaman 1dari 16

METODE

PEMBIAYAAN
ENERGY TARIF TEAM
PENTARIFAN ENERGI LISTRIK PERTEMUAN KEENAM
METODE PEMBIAYAAN TRADISIONAL
Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan
unit / kuantitas produk yang dihasilkan sebagai
dasar pembebanan. Metode pembebanan semacam
ini sering disebut juga Unit Based System.
Pada sistem ini biaya-biaya yang timbul dicatat,
dikumpulkan, dan dikendalikan berdasar atas
elemen-elemennya ke dalam pusat-pusat
pertanggungjawaban. Dengan cara semacam ini
maka biaya-biaya produksi juga ditentukan menurut
banyaknya sumber daya yang diserap oleh masing-
masing pusat biaya.
METODE PEMBIAYAAN TRADISIONAL
Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung
harga pokok produk yaitu:
Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing)
Memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam
harga pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,
baik yang bersifat tetap maupun variabel.
Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat
variabel ke dalam harga pokok produksi. Biaya tersebut
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variabel.
Contoh soal
Suatu kegiatan produksi menghasilkan 1000
unit produk jadi dan menghabiskan biaya
sebagai berikut:
Biaya bahan baku 0,5 kg/unit @ Rp. 1.500/kg
Upah langsung 1,5 jam/unit @ Rp. 2.500 per jam
Biaya overhead tetap Rp. 500.000
Biaya overhead variabel Rp. 1000/unit
Hitunglah HPP/unit menurut VC dan FC?
Bila produk jadi dijual dengan harga Rp. 7.500/unit
berapa laba menurut VC dan FC?
METODE PEMBIAYAAN TRADISIONAL
METODE PEMBIAYAAN TRADISIONAL
Kelemahan-kelemahan sistem akuntansi
biaya konvensional yaitu:
Alokasi BOP hanya menggunakan basis alokasi
yang berkaitan dengan volume : jam kerja, jam
mesin, dan rupiah bahan yang digunakan untuk
mengalokasikan overhead dari pusat biaya ke
produk.
Distorsi terutama timbul, apabila jumlah biaya
yang tidak berkaitan dengan volume (set-up,
inspection, scheduling) relatif besar.
METODE PEMBIAYAAN TRADISIONAL
Kelemahan-kelemahan sistem akuntansi
biaya konvensional yaitu:
Jika sistem akuntansi biaya konvensional tidak
diubah maka akan terjadi kesenjangan antara
informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi
biaya konvensional dengan informasi yang
diperlukan manajemen untuk menghadapi
persaingan global dan perubahan lingkungan.
Penggunaan sistem akuntansi konvensional tidak
dapat lagi memberikan informasi yang benar-
benar dapat dipercaya dalam hal penerapannya.


METODE PEMBIAYAAN KONTEMPORER
Activity-Based Costing (ABC) telah dikembangkan pada
organisasi sebagai suatu solusi untuk masalah-masalah yang
tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh sistem biaya
tradisional.
Sistem biaya ABC ini merupakan hal yang baru sehingga
konsepnya masih dan terus berkembang, sehingga ada berbagai
defenisi yang menjelaskan tentang sistem biaya ABC itu sendiri.
Inti: sistem biaya ABC ini dirancang sedemikian rupa sehingga
setiap biaya yang tidak dapat dialokasikan secara langsung
kepada produk, dibebankan kepada produk berdasarkan
aktivitas dan biaya dari setiap aktivitas kemudian dibebankan
kepada produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas
tersebut.
METODE PEMBIAYAAN
KONTEMPORER
PRODUK AKTIVITAS BIAYA
Mengkonsumsi Mengkonsumsi
METODE PEMBIAYAAN KONTEMPORER

Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya (cost
driver) untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap
produk. Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead
secara arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non reprersentatif.

Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem
biaya tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti
laba. Apabila sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan
profitabilitas produk, angka-angkanya tidak dapat diandalkan.

Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan
ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu
pandangan fungsional silang mengenai organisasi.

Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis
varian dari pada sistem tradisional , karena kelompok biaya (cost pools) dan
pemacu biaya (cost driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat
menggunakan data biaya historis pada akhir periode untuk menghitung biaya
aktual apabila kebutuhan muncul.

METODE PEMBIAYAAN KONTEMPORER
Level Aktivitas

Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit (Unit-Lavel activities)
aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi
besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk
yang diproduksi.
contoh biaya overhead untuk aktivitas ini adalah biaya listrik dan
biaya operasi mesin.

Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch (Batch-Lavel activities)
aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk
diproduksi
besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk
yang diproduksi.
Contoh: aktivitas setup, penjadwalan produksi, pengelolaan
bahan (gerak bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi.

Level Aktivitas
Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk (Product-Lavel activities)
Disebut juga sebagai aktivitas penopang produk (product-
sustaining activities) yaitu aktivitas yang dikerjakan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan.
Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan
produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual.
Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara individual, namun
sumber-sumber yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut tidak
dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang
diproduksi.
Contoh aktivitas yang termasuk kedalam kelompok ini adalah
aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaaan
proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan,


Level Aktivitas

Aktivitas-aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility-Lavel activities)
Disebut juga sebagai aktivitas penopang fasilitas (facility-
sustaining activities)
Meliputi aktivitas untuk menopang proses manufaktur secara
umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau
kapasitas pabrik untuk memproduksi produk, namun banyak
sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau
bauran produk yang diproduksi.
Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis
produk yang berbeda, atau dengan kata lain aktivitas ini
dilakukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.
Contoh : manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan,
keamanan, pertamanan (landscaping), penerangan pabrik,
kebersihan, pajak bumi dan bangunan(PBB), serta depresiasi
pabrik.
Klasifikasi lain aktivitas
Aktivitas Repetitif dan Non Repetitif
Aktifitas repetitif dilakukan secara berulang atau kontiniu,
sedangkan aktifitas yang non repetitif adalah aktivitas yang
dilakukan hanya satu kali.

Aktivitas Primer dan Sekunder
Aktifitas primer (production activity) merupakan aktivitas yang
memiliki kontribusi langsung terhadap kegiatan-kegiatan
departemen atau unit organisasi, sedangkan aktivitas sekunder
(production support activity) mendukung aktivitas primer.

Aktivitas yang Memiliki Nilai Tambah dan Tidak Memiliki Nilai Tambah
Aktivitas yang memiliki nilai tambah merupakan aktivitas (value
added) yang secara langsung dapat memberi benefit pada
perusahaan, sedangkan aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah
(non value added) merupakan aktivitas yang tidak memberikan
benefit kepada perusahaan.


Tahap ABC System
Prosedur Tahap I
Biaya overhead dibagi kedalam kelompok biaya yang
homogen. Suatu kelompok biaya yang homogen (cost
pool) merupakan suatu kumpulan dari biaya overhead,
yaitu variasi biaya dapat dijelaskan oleh suatu pemacu
biaya (cost driver). Aktivitas overhead dikatakan homogen
apabila mereka mempunyai rasio konsumsi yang sama
untuk semua produk.
Prosedur Tahap II
Biaya setiap kelompok biaya (cost pool) ditelusuri ke
produk
Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah
konsumsi pemacu biaya

Anda mungkin juga menyukai