Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana bahan bakar menghasilkan

energi dan berapa besar energi yang


dihasilkan?


Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Bahan bakar merupakan
senyawa kimia yang dapat menghasilkan energi melalui perubahan kimia. Contoh yang paling
sederhana adalah makanan yang kita santap sehari-hari. Makanan yang sebagian besar terdiri
dari karbohidrat diubah di dalam tubuh kita menjadi senyawa gula yang mampu menghasilkan
energi.

Dari manakah datangnya energi tersebut atau bagaimana energi tersebut terbentuk? Mari kita
bersama-sama meneliti lebih lanjut dari sudut pandang atom dan molekul. Suatu molekul terdiri
dari beberapa atom yang berhubungan satu dengan yang lain dalam bentuk ikatan. Ikatan-ikatan
tersebut bervariasi kekuatannya dan semakin kuat ikatan tersebut semakin besar energi yang
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. Ketika suatu molekul terputus ikatannya oleh
suatu energi ( misalkan panas atau enzim ), atom-atom tersebut akan bereaksi dengan atom-atom
lainnya membentuk suatu ikatan baru yang menghasilkan energi. Jikalau ikatan baru yang
dihasilkan jauh lebih stabil daripada ikatan semula, hasil reaksi ini akan menghasilkan energi
yang dapat dikonsumsi ( misalkan panas ).

Mungkin pernyataan di atas masih membingungkan anda. Mari kita lihat contoh-contoh dibawah
ini untuk mempermudah pengertian tentang apa itu energi .

Sebuah balon berisi gas H
2
berada dalam keadaan stabil asalkan tidak bersentuhan dengan udara.
Ikatan H-H yang dibentuk oleh senyawa H
2
sangat kuat. Kita memerlukan energi sebesar 432 kJ
untuk memutuskan satu mol gas H
2
menjadi atom-atom H . Bagaimana kalau senyawa H
2
kita
reaksikan dengan gas O
2
? Akibat reaksi ini akan timbul percikan api dan ledakan yang sangat
kuat. Ledakan itu merupakan hasil dari reaksi :

2H
2
+ O
2
-> 2H
2
O

Dari pernyataan di atas energi kimia dari H
2
didapat dari kereaktifannya dengan O
2
. Dari reaksi
ini dua molekul air terbentuk, dimana setiap molekulnya terdiri dari sepasang ikatan O-H dan
energi yang dihasilkan dari pembentukan ikatan O-H adalah lebih dari energi yang dibutuhkan
untuk pemutusan satu molekul H
2
dan satu molekul O
2
.

Tabel 1 menunjukkan pemakaian energi dari reaksi-reaksi diatas. Energi total yang dihasilkan
dari reaksi eksotermik diatas adalah 482 kJ, suatu energi yang cukup besar untuk membuat
ledakan.

Cara yang sama bisa dipergunakan untuk memperkirakan energi yang dilepaskan atau dihasilkan
dari bahan bakar fosil (lihat tabel 1.4). Contohnya gas bumi yang sebagian besar merupakan
metana, yang reaksinya dengan O
2
adalah

CH
4
+ 2O
2
-> CO
2
+ 2H
2
O

Jika kita totalkan semua energi ikatan dari produk dan mengurangkannya dengan total energi
ikatan bahan asal, energi yang dilepas adalah 810 kJ (nilai-nilai ini tidak terlalu tepat, karena
energi ikatan merupakan perkiraan rata-rata ikatan dari dua jenis atom, yang mungkin bervariasi
dari satu molekul ke yang lain, tetapi variasi itu tidak menggangu dalam perbandingan yang
dibuat dalam artikel ini)

Kita lihat bahwa energi yang dibebaskan dari reaksi pembakaran metana adalah lebih besar dari
reaksi pembakaran H
2
. Hal ini bukan berarti bahwa metana terbakar lebih hebat dari H
2

melainkan karena jumlah molekul oksigen yang terlibat dalam kedua reaksi itu adalah berbeda.
Jika kita bandingkan energi yang dibebaskan dari reaksi pembakaran metana dan H
2
per mol O
2
,
energi pembakaran metana menjadi 405 kJ , lebih kecil sedikit dari pembakaran H
2
. Jadi reaksi
satu molekul O
2
dengan H
2
adalah sedikit lebih hebat dibandingkan dengan metana.

Dalam perspektif yang lain, satu mol metana mempunyai kandungan energi yang lebih besar
dalam reaksi pembakaran dengan oksigen daripada satu mol hidrogen, karena 1 mol metana
bereaksi dengan 2 mol O
2
, sedangkan 1 mol hidrogen bereaksi dengan 0.5 mol hidrogen (lihat
"per mol bahan bakar").

Karena satu mol gas (gas apapun) akan memenuhi ruangan dengan volume yang sama (pada
suhu dan tekanan yang sama, ingat rumus gas ideal PV=nRT), 1 m
3
metana akan mempunyai
energi tiga kali lebih besar dari 1 m
3
gas hidrogen.

Tetapi jika berat yang diutamakan, maka hidrogen akan lebih berenergi dari metana. Hidrogen
mengandung 2 kali energi per gram lebih besar daripada energi per gram metana. Hal ini
dikarenakan berat molekul hidrogen yang delapan kali lebih kecil dari metana. Sehingga dalam
satu gram, hidrogen mempunyai jumlah mol yang lebih tinggi dibandingkan dengan metana
(ingat rumus G = n x Mr). Inilah salah satu alasan mengapa roket menggunakan bahan bakar
hidrogen cair. Semakin ringan bahan bakar per unit energi akan semakin lebih baik, karena berat
bahan bakar roket berpengaruh dalam kinerja roket itu sendiri.

Dari penjelasan diatas kita bisa menganalisis kandungan energi dari bahan bakar fosil yang lain.

Tabel 1 menunjukkan gambaran skematis kandungan energi dari bahan bakar minyak. Bahan
bakar minyak bukan terdiri dari senyawa murni, tetapi campuran yang sebagian besar adalah
hidrokarbon jenuh. Oleh karena itu, reaksi yang tepat untuk pembakaran dari bahan bakar
minyak adalah sebagai berikut:

2( -CH
2
-) + 3O
2
-> 2CO
2
+ 2H
2
O

Perhatikan : dalam reaksi pembakaran bahan bakar minyak ikatan C-C hanya dihitung sekali
karena dalam (-CH
2
-) dihitung 2 x C-C.

Seperti yang disebut dalam tabel 1, diperkirakan reaksi tersebut menghasilkan energi sebesar
1220 kJ. Per mol oksigen, energi yang dibebaskan hanyalah 407 kJ, energi yang setara dengan
energi yang dihasilkan metana. Per gram bahan bakar energi yang di bebaskan adalah 43.6 kJ ,
lebih sedikit dari metana. Hal ini disebabkan hidrokarbon jenuh (terutama rantai pendek) yang
mempunyai perbandingan H/C lebih kecil dari 2/1 karena kumpulan metil di ujung rantai
hidrokarbon. Selain itu, bahan bakar minyak mempunyai campuran senyawa aromatik yang
mempunyai perbandingan H/C lebih besar dari 2/1. Sebagai contoh, minyak mentah mempunyai
kandungan energi per gram sebesar 45.2 kJ (menghampiri dengan perhitungan dalam tabel 1
untuk bahan bakar minyak). Sedangkan minyak yang sudah diproses kandungan energi per gram
nya meningkat ke 48.1 kJ (menandakan meningkatnya perbandingan H/C).

Metode energi ikatan dapat digunakan juga untuk perhitungan energi biomas, contohnya etanol:

C
2
H
5
OH + 3O
2
-> 2CO
2
+ 3H
2
O

Energi yang dilepaskan adalah 419 kJ per mol O
2
, sedikit lebih besar dari energi yang dilepaskan
oleh bahan bakar fosil. Walaupun begitu, energi per gram etanol (27.3 kJ) jauh lebih kecil dari
bahan bakar fosil. Alasannya ialah etanol mempunyai satu atom oksigen yang sudah dalam
keadaan tereduksi, yang tidak mempunyai peranan dalam energi pembakaran dengan O
2
. Atom
oksigen dalam etanol hanya menyumbang kepada berat total etanol (yang jelas lebih tinggi
dibandingkan dengan etana). Walaupun berat jenis etanol (0.79 gr/cc) adalah 12 % lebih tinggi
daripada berat jenis bahan bakar minyak (0.70 gr/cc), tetapi konsentrasi kandungan energi dalam
bahan bakar minyak adalah lebih tinggi dibandingkan dengan etanol untuk volume yang sama
(artinya mobil bisa berjalan lebih jauh dengan menggunakan 1L bahan bakar minyak
dibandingkan etanol).

Akhirnya, kita akan menggunakan perhitungan energi ikatan untuk memperkirakan energi yang
dihasilkan dari pembakaran karbohidrat.

-CHOH- + O
2
->CO
2
+ H
2
O

Energi per gram dari pembakaran karbohirat hanya 1/3 dari energi pembakaran hidrokarbon. Hal
ini adalah fakta yang sangat sesuai dalam ilmu gizi, dimana lemak (yang sebagian besar
komposisinya adalah hidrokarbon) mempunyai kalori yang lebih tinggi per gram daripada
karbohidrat.
Tabel 1 Energi pembakaran ( diperkirakan dari energi ikatan )

Kandungan Energi (kJ)

Entalpi
Per mol
O2
Per mol
Bahan Bakar
Per gram
Bahan bakar
Hidrogen
2H
2
+ O
2
-> 2H
2
O

482 482 241 120
2(H-H) = 864 2(O-H) = 1840
O=O = 494
-
1358 1840
Metana
CH
4
+ 2O
2
-> CO
2
+ 2H
2
O

4C-H = 1640 2C=O = 1598
2O=O = 988 2(2O-H)= 1840
-
2628 3438
810 405 810 516
Bahan Bakar Minyak
2( -CH
2
-) + 3O
2
-> 2CO
2
+ 2H
2
O

2(2C-H) = 1640 2(2C=O) = 3196
2C-C = 6942 (2O-H) = 1840
3(O=O) = 1482
-
3816 5036
1220 407 610 43.6
Etanol
C
2
H
5
OH + 3O
2
-> 2CO
2
+ 3H
2
O

5C-H = 2050 2(2C=O) = 3196
C-C = 347 3(O-H) = 2766
C-O = 360
O-H =460
3(O=O) = 1482
-
4699 5956
1257 419 1257 27.3
Karbohidrat
-CHOH- + O
2
->CO
2
+ H
2
O
C-H = 4102 C=O = 3196
C-C = 347 2O-H = 2766
C-O = 360
O-H = 460
O=O = 494
-
2071 2518
447 447 447 14.9

Anda mungkin juga menyukai